Disusun oleh :
dr. Arief Mawarni
dr. Agam Anugrah
dr. Ilham Akbar
dr. M. Anshar
Pendamping:
dr. Wahyu Indah Puspasari
2022
PENYULUHAN PENTINGNYA ASUPAN GIZI MAKANAN PADA IBU
HAMIL DI PUSKESMAS BATANGHARI
Penulis
dr. Astri Yuliyaningsih
Pendamping
dr. Iput Retnosari
Mini Project ini dibuat dalam rangka tugas akhir praktek dokter internship
sekaligus sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internship
di Puskesmas Batanghari
oleh:
Dokter Pendamping Internsip Puskesmas Batanghari
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan
hikmat dan akal budi kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan
laporan mini project “Penyuluhan Pentingnya Asupan Gizi Makanan pada Ibu
Hamil di Puskesmas Batanghari ” dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................8
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................8
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................31
5.2 Saran.................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................33
LAMPIRAN..........................................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) lebih tinggi di
negara-negara yang sedang berkembang daripada di negara-negara yang sudah maju.
Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi diet
ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin berjalan pesat dan
tidak omengalami hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang setelah dibuahi
tumbuh dengan pesat, sehingga diperkirakan pertumbuhan janin sejak konsepsi
sampai lahir (Soetjiningsih, 1995).Sayangnya, masalah gizi pada ibu hamil di Indonesia
masih cukup tinggi. Ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr Elvina
Karyadi, MSc, PhD, SpGK, memaparkan, berdasarkan riset kesehatan dasar
2007,terdapat 13,6 persen wanita usia subur dengan kurang energi kronis. Selain
itu,ada 11,3 persen wanita dewasa yang mengalami anemia. Bahkan, berdasarkan survei
kesehatan rumah tangga 2001, prevalensi (angka kejadian) anemia pada ibu hamil
mencapai 40,1 persen.
1.3 Tujuan
b. Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami malnutrisi, pasien
yang mengalami kritis nutrisi enteral.
c. Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana
tubuh manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber
kekuatan.
Jadi, nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat hamil.
Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia yang
diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy,
membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu
hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat diartikan
sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu
hamil.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan,
apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan terhambatnya
otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil sangatlah
diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013)
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian,
dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 μg. kekurangan iodine pada
masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan
dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang
mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur
yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut,
serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang
rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan
untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari
daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah
makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa
kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil (Sitanggang,
2013).
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama
kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir,
menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan
minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang
perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang, 2013):
A. Faktor Langsung
(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu
yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg
ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di malam hari selama 90 hari
berturut-turut, karena pada sebagian ibu yang hamil merasakan mual, muntah,
nyeri pada lambung, diare, dan susah buang air besar. Usaha lain untuk
menambah asupan zat besi adalah daging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan
sayuran segar yang berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan gigi
bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari tulang ibu.
Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya. Asupan
Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput laut, keju, yoghurt,
sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan, biji-bijian, dan sayur yang
berwarna hijau gelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa
vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi
untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg).
Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot,
dan tomat.
(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.
Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan, namun
sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta dibentuk.
Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan meningkatkan
bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan ukuran plasenta
kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai
resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada
ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum
daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi pada
ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih
buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular pertumbuhan
organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA dari organ
berbagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk indeks dari
besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan pembelahan
sel, kemudian diikuti dengan pembesaran sel. Kalau terdapat gangguan gizi pada
saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan mempengaruhi besarnya organ,
dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap pertama
pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikaitkan
bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III kehamilan
sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini dari
perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya
adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang
berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada
masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian
perinatal dan menaikkan berat badan bayi.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam
folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian
janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta,
cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan
anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara
bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
2) Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian
utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang
tipis (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-5, terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm,
mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang akan membentuk system
saraf yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.
Lapisan Mesoderm akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan
organ reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung bayi mulai
berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil
yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Minggu ke-7,
panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung dan paru-paru
telah terbagi menjadi ruang-ruang. Minggu ke-8, panjang kira-kira 14-20 mm,
bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut.
serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang
4) Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas
simpisis – pubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai
melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin dapat
menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin
luar sudah dapat ditentukan jenisnya (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-13 (akhir trimester pertama), plasenta berkembang untuk
menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi
merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai
panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Minggu ke-14, kelenjar prostat bayi laki-
laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul. Minggu
ke-15, bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari.
Kelopak matanya masih tertutup. Minggu ke-16, bayi telah mempunyai tulang
yang kuat dan mulai bisa mendengar suara (Nugroho, 2015).
5) Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada
kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur,
menelan dan menendang (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-17, lapisan lemak
cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir, sidik jari
mulai terbentuk. Minggu ke-18, bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk
melalui dinding rahim ibu. Minggu ke-19, tubuh bayi diselimuti vernix caseosa,
semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Minggu ke-20, terjadi
penyempurnaan jantung dan sistem pernapasan (Nugroho, 2015).
7) Bulan ke-7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan
pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu.
Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk
janin dua pertiga bentuk saat lahir (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-25, bayi cegukan, ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia
menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu
banyak, ia akan cegukan, bagian hidung bayi mulai berfungsi. Minggu ke-26,
aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya
sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan
mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan
merasakan anggukan kepala si kecil. Minggu ke-27, paru-paru, hati dan sistem
kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki
peluang 85% untuk bertahan. Minggu ke-28, kepalanya sudah mengarah ke bawah
(Nugroho, 2015).
8) Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas
pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat
besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-29, kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon,
sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan
suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas
dan mengatur suhu badan dari bayi. Minggu ke-30, beratnya sekitar 1400 gram
dan panjangnya 27 cm, cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin
berkurang, bayi sudah mulai memproduksi air mata. Minggu ke-31, aliran darah di
plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni, apabila diperdengarkan
musik, bayi akan bergerak. Minggu ke-32, panjang fetus 28 cm, berat 1800 gram,
bayi sudah mulai bisa bermimpi, pada usia kehamilan ini biasanya kepala bayi
sudah berada di bawah dan tidak berputar putar lagi (Nugroho, 2015).
Gambar 8. Bayi 32 minggu
9) Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi prosessus
xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-33, bayi telah memiliki wajah, bayi sudah bisa mengambil nafas
dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Minggu ke-34, tubuh bunda
sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang
berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus
berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui, bayi berada di
pintu rahim. Minggu ke-35, pendengaran sempurna, lemak dari tubuh bayi sudah
mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Minggu ke-36, kulit bayi sudah
semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi (Nugroho, 2015).
ANALISIS DATA
Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan bidan desa dan sesi
tanya jawab langsung kepada seluruh ibu hamil yang datang ke Posyandu
desa Sumber Rejo Kecamatan Batanghari.
3.1.1 Hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bidan desa di
Puskesmas Batanghari. Dari salah satu desa di Kecamatan Batanghari,
yaitu desa Sumber Rejo angka BBLR sebelumnya pada tahun 2020
yaitu 5,17 % dengan jumlah 3 bayi yaitu 2 bayi perempuan dan 1 bayi
laki-laki. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan ibu hamil yang kurang
menjaga asupan gizi makanan selama masa kehamilan.
Berdasarkan dari hasil sesi tanya jawab terhadap Ibu hamil yang datang
ke Posyandu desa Sumber Rejo Kecamatan Batanghari masih banyak
Pengetahuan yang kurang tentang asupan gizi makanan selama
kehamilan dan masih banyak yang tidak rajin mengikuti kegiatan kelas
bumil yang diadakan setiap bulan.
- Melakukan koordinasi dengan bidan desa dan kader setempat tentang perlunya
memberikan edukasi tentang gizi pada kehamilan.
28
29
BAB 4
INTERVENSI DAN EVALUASI
4.1 Intervensi
Berdasarkan masalah yang didapatkan dari proses analisis data, maka dibutuhkan
suatu intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya
asupan gizi makanan selama kehamilan, yaitu melalui:
1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya asupan gizi makanan pada masa
kehamilan
2. Sesi tanya jawab antara dokter dengan ibu hamil tentang hal yang belum dipahami
mengenai asupan gizi makanan pada masa kehamilan.
4.1.2 Peserta
Penyuluhan dihadiri oleh bidan desa, kader, beserta ibu hamil yang terjadwal
mengikuti kelas ibu hamil yang rutin diadakan setiap bulan.
29
Materi :
1. Pengertian gizi seimbang ibu hamil
2. Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil
3. Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil
4. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
30
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1) Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaat hamil.
Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang berdampak pada
pertumbuhan janin yang dikandungnya.
2) Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang adekuat seperti
karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat, kolin, vitamin E, vitamin A,
vitamin B1, iodine, dan zinc (seng).
3) Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktor langsung
seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan, pembagian makanan dan
pangan masyarakat, pengetahuan gizi yang kurang, pemenuhan makanan berdasarkan pada
makanan kesukaan saja, pantangan pada makanan tertentu, selera makan, dan suplemen
makanan. Faktor tidak langsung seperti pendidikan keluarga, faktor budaya dan faktor
fasilitas kesehatan.
4) Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat defisiensi gizi pada janin diantaranya Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
janin diresorpsi, lahir mati, bayi lahir lemah, hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan
serotinus, partus lama, prematuritas janin, beri-beri congenital, serta kelainan struktur tulang
secara menyeluruh pada bayi.
5.2 Saran
Setelah dilakukan penyuluhan pentingnya asupan gizi makanan pada kehamilan,
disarankan:
1. Melakukan evaluasi berupa pengukuran berat badan dan memberikan daftar makanan
wajib dikonsumsi selama kehamilan, selain pemeriksaan ANC terpadu dan cek lab
darah berkala.
2. Mengadakan diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan desa untuk dilakukan
secara rutin refreshment materi tentang asupan gizi makanan pada masa kehamilan.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
7. Mayo Clinic Staff. 2014. Diseases and Conditions Premature Birth (Definition).(Online),
(http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-birth/basics/definition/con-
20020050) diakses 20 September 2018
8. Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas Bandarharjo Semarang
Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, (Online), 1(3),
(http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e- journal/index.php/ilmukeperawatan/article/), diakses
20 September 2018.
9. Nugroho Sp.OG, dr. 2015. Perkembangan Janin Bayi dalam Kandungan Usia 1-40
Minggu. (Online), (http://dr-kandungan.com/gambar-proses-bayi-janin-di-dalam-
kandungan- perkembangan-pertumbuhan/) diakses 20 September 2018
10. Rini Hastuti, Saktya. 2014. Bayi Lahir Prematur dan Dampaknya terhadap
Kedisabilitasan. (Online), (http://solider.or.id/2014/10/24/bayi-lahir-prematur-dan-
dampaknya-terhadap- kedisabilitasan) diakses 20 September 2018
11. Rochmawati, Lusa. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin dalam Kandungan.
(Online), (http://www.kebidanan.org/pertumbuhan-dan-perkembangan-janin-dalam-
32
kandungan) diakses 20 September 2018
12. Rusilanti, 2006. Menu Bergizi Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan Pustaka
13. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: ECG
14. Virgianti, Kartika. 2013. Dampak Jangka Panjang Bayu Lahir Prematur. (Online),
(http://www.satuharapan.com/read-detail/read/dampak-jangka-panjang-bayi-lahir-
prematur) diakses 20 September 2018
15. Yulaikhah, Lily. 2006. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG
33
LAMPIRAN
Dokumentasi kegiatan