Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENULISAN MINI PROJECT

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU


MASYARAKAT MENGENAI RABIES DI BANJAR PABEAN
DESA SANGSIT SINGARAJA

Oleh :

dr. I Gede Maha Putra, S.Ked

dr. Nyoman Saka Ranuartha, S.Ked

dr. Ni Wayan Mega Rajuni, S.Ked

dr. Gede Ngurah Bagus Wira Wibawa Sembah, S.Ked

Pendamping :

dr. Luh Putu Rosiawati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS SAWAN 1
KEL. KLONCING, KEC. SAWAN, KAB. BULELENG
NOVEMBER 2019 - MARET 2020
LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU


MASYARAKAT MENGENAI RABIES DI BANJAR PABEAN DESA
SANGSIT SINGARAJA

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Program Internsip Dokter Indonesia

Periode November 2019 - November 2020

Penyusun :

dr. I Gede Maha Putra, S.Ked

dr. Nyoman Saka Ranuartha, S.Ked

dr. Ni Wayan Mega Rajuni, S.Ked

dr. Gede Ngurah Bagus Wira Wibawa Sembah, S.Ked

Telah Disetujui Oleh,

Pendamping,

Sangsit, Februari 2020

dr. Luh Putu Rosiawati

NIP: 19840507 201101 2 010


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi
Wasa sehingga laporan mini project tentang ” Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Masyarakat Mengenai Rabies Di Banjar Pabean Desa Sangsit Singaraja
” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Selain itu, dengan terselesaikannya laporan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. drg. Putu Karnasih selaku Kepala Puskesmas Sawan I atas segala bimbingan
dan waktu yang telah diberikan selama ini.
2. dr. Luh Putu Rosiawati selaku dokter pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyusun laporan dengan
lancar
3. Semua rekan sejawat, paramedis, serta staf administrasi Puskesmas Sawan I
atas bantuan dan kerjasamanya.

Semoga tulisan ini dapat memberi sumbangsih dalam pelaksanaan program


kesehatan di Puskesmas Sawan I dan memberikan banyak manfaat bagi
masyarakat.

Sangsit, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Kegiatan ........................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................ 4
2.1 Definisi dan Penyebab .................................................................... 4
2.2 Faktor Resiko ................................................................................. 4
2.3 Gejala pada Pasien Rabies dan Tanda Hewan Rabies ................... 4
2.4 Penularan ........................................................................................ 4
2.5 Penanganan Luka Gigitan dan Komplikasi .................................... 5
2.6 Pencegahan rabies .......................................................................... 5
BAB III Metode Penelitian ...................................................................... 6
3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 6
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 6
3.3 Populasi .......................................................................................... 6
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .......................................................... 6
3.5 Sampel ............................................................................................ 7
3.6 Identifikasi Variabel ....................................................................... 7
3.7 Sumber Data ................................................................................... 7
3.8 Definisi Operasional ....................................................................... 7
BAB IV Hasil Penelitian .......................................................................... 9
4.1 Karakteristik Responden ................................................................ 9
4.2 Pengetahuan Masyarakat mengenai Rabies ................................... 9
4.3 Sikap Masyarakat mengenai Rabies................................................ 10
4.4 Perilaku Masyarakat mengenai Rabies .......................................... 10

iii
BAB V Pembahasan ................................................................................. 11
5.1 Pengetahuan Responden ................................................................ 11
5.2 Sikap Responden ........................................................................... 11
5.3 Perilaku Responden ....................................................................... 12
5.4 Keterbatasan Penelitan .................................................................. 12
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 13
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 13
6.2 Saran .............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rabies merupakan suatu penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf
pusat yang disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus. Rabies tergolong
kedalam penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan melalui hewan
kepada manusia. Virus rabies pada penyakit ini ditularkan ke manusia melalui
Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) seperti anjing, kera, musang, dan
kucing. Manusia dan binatang yang terinfeksi oleh rabies akan menunjukan
gejala dan tanda yang sama. Penatalaksanaan pada pada penderita rabies harus
dilakukan dengan cepat dan tepat dikarenakan prognosis yang buruk dari
penyakit ini (Infodatin, 2014).
Di Dunia, sekitar 150 negara telah terjangkit rabies dan sekitar 55.000
orang meninggal karena rabies dengan 95% dari jumlah itu berasal dari Asia
dan Afrika. Di Indonesia rata-rata 131 kasus/tahun sejak tahun 2010 sampai
tahun 2017 yang tersebar di 25 provinsi endemis rabies. Di Bali kasus
kematian akibat rabies selama 3 tahun berturut-turut (2014,2015,2016) adalah
1 kasus, 2 kasus, 15 kasus (Infodatin, 2017). Di Kabupaten Singaraja, Bali,
jumlah kasus GHPR mengalami penurunan sebanyak 245 kasus menjadi 5005
kasus padatahun 2017. (Dinkes Singaraja, 2016). Di UPT Kesmas Sawan 1,
pernah terdapat kasus rabies yaitu pada tahun 2010, 2011, serta 2015. Kasus
akibat GHPR cukup banyak mencapai 114 kasus sejak bulan Januari 2017
sampai bulan Juni 2017. Sebagian besar kasus GHPR di UPT Kesmas Sawan 1
adalah anak-anak sampai dewasa yaitu umur 15 tahun ke atas.
Desa Sangsit merupakan desa yang berada di wilayah kerja UPT Kesmas
Sawan I yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan program promosi kesehatan
dalam rangka peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
terhadap suatu penyakit. Berdasarkan observasi data dalam 9 bulan terakhir
mengenai kasus GHPR, didapatkan bahwa desa Sangsit merupakan desa
dengan jumlah kasus GHPR terbanyak di wilayah kerja UPT Kesmas Sawan I.
Atas dasar itu, maka dilakukan quick survey di lingkungan desa Sangsit untuk

1
menilai secara kasar bagaimana gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat desa Sangsit mengenai rabies. Dari hasil quick survey
tersebut didapatkan bahwa sebagian besar masyarkat masih memiliki
pengetahuan, sikap dan prilaku yang kurang, terutama dalam penatalaksanaan
awal gigitan oleh hewan penular rabies.
Berdasarkan data yang telah disebutkan di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan quick survey dalalm menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat mengenai rabies di desa Sangsit, kecamatan Sawan, Singaraja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan masalah
sebagai berikut:
 Mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai penanganan awal gigitan
oleh hewan penular rabies.
 Menilai sikap masyarakat mengenai penanganan awal gigitan oleh hewan
penular rabies.
 Menilai perilaku masyarakat mengenai penanganan awal gigitan oleh
hewan penular rabies.

1.3 Tujuan
 Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat di desa
Sangsit mengenai penanganan awal gigitan oleh hewan penular rabies.
 Tujuan Khusus
 Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam hal definisi
rabies, penyebab rabies, cara penularan rabies, cara mencegah
rabies, faktor risiko rabies dan penanganan awal bila tergigit hewan
penular rabies.
 Untuk menilai sikap masyarakat mengenai cara penularan rabies,
penyebab rabies, tanda-tanda hewan yang terkena rabies,
penatalaksanaan terhadap anjing yang terduga rabies, dan
penggunaan vaksin sebagai pencegahan rabies.

2
 Untuk menilai perilaku masyarakat mengenai perlunya vaksinasi
pada hewan peliharaan yang tergolong hewan penular rabies,
penanganan pada anjing yang terduga rabies, pertolongan pertama
gigitan oleh hewan penular rabies.

1.4 Manfaat Kegiatan


 Bagi UPT Sawan I :
Hasil quick survey ini diharapkan dapat menekan angka GHPR di wilayah
UPT Kesmas Sawan I serta meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat di desa Sangsit, Singaraja mengenai penanganan awal gigitan
oleh hewan penular rabies.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Penyebab


Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi virus akut yang
menyerang sistem saraf pusat manusia yang ditularkan melalui gigitan hewan
yang terinfeksi virus rabies. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit
zoonosis. Rabies disebabkan oleh virus RNA dari genus Lyssavirus, family
Rhabdoviridae, virus berbentuk seperti peluru yang bersifat neurotropis,
menular dan sangat ganas. Reservoir utama rabies di negara Indonesia adalah
anjing domestik (Tanzil, 2014).

2.2 Faktor Risiko


Faktor-faktor yang dapat menularkan rabies yaitu seperti tidak merawat hewan
dengan baik, hewan seperti anjing diperjualbelikan, konsumsi daging anjing,
hewan tidak mendapat vaksin anti rabies (Saputra, 2015).

2.3 Gejala pada Pasien Rabies dan tanda hewan Rabies


Gejala yang dirasakan pasien rabies seperti demam, rasa nyeri di tenggorokan
sehingga takut minum air, mual, gelisah, takut air (hidrofobia), takut cahaya
(fotofobia), liur yang berlebihan (hipersalivasi). Tanda hewan rabies yaitu
hewan tampak senang bersembunyi di tempat yang gelap dan dingin,
ditemukan kelumpuhan otot tenggorokan yang tampak dari banyaknya air liur
yang keluar karena sulit menelan. Hewan yang awalnya jinak menjadi ganas,
tidak menuruti perintah pemiliknya lagi, dapat menyerang manusia terutama
jika adanya rangsang cahaya dan suara, suka menggigit apa saja yang dijumpai,
ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha. Hewan kejang-
kejang, kemudian menjadi lumpuh, dan akhirnya mati (Ariani, 2012).

2.4 Penularan
Manusia terinfeksi melalui jilatan atau gigitan hewan yang terjangkit rabies
seperti anjing, kera, musang, kucing. Virus masuk melalui kulit yang terluka

4
atau melalui mukosa utuh seperti konjungtiva mata, mulut, anus, genitalia
eksterna. Sebagian besar kasus ditularkan oleh gigitan anjing (98%) (Ariani,
2012).

2.5 Penanganan Luka Gigitan dan Komplikasi


Penanganan yang dilakukan pada penderita GHPR yaitu; pertama, pencucian
luka gigitan dicuci dengan air mengalir dan sabun selama 10-15 menit. Kedua,
pemberian antiseptik (alkohol 70%, betadine) dapat diberikan setelah
pencucian luka. Ketiga, segera setelah pencucian luka dan pemberian antiseptik
bawa pasien ke Puskesmas/Rumah sakit/Pusat Pelayanan Rabies untuk
mendapatkan pertolongan selanjutnya. Penjahitan luka tidak dianjurkan namun
jika mengalami luka lebar dan dalam dapat dilakukan penjahitan, sebelum
melakukan penjahitan lakukan suntikan infiltrasi serum anti rabies (SAR)
sebanyak mungkin.
Hewan penggigit dianjurkan untuk ditangkap dan dilakukan observasi
selama 10-14 hari. Pengobservasian bertujuan untuk melakukan penanganan
selanjutnya sampai hasil observasi selesai. Hewan penggigit yang tidak
ditemukan atau mati, penanganan pada pasiennya langsung diberikan vaksin
anti rabies (VAR) sampai hasil pemeriksaan laboratorium dikatakan negatif.
Komplikasi penyakit rabies ini sangat ditakuti. Penanganan yang tidak
segera akan sangat membahayakan penderita. Prognosisnya sangat buruk pada
pasien yang tidak divaksinasi yaitu kematian yang mencapai 100% (Tanzil,
2014).

2.6 Pencegahan rabies


Pemeliharaan hewan peliharaan dengan baik dan memperhatikan kesejahteraan
hewan, berikan vaksinasi anti rabies pada hewan secara berkala, segera
melapor ke puskesmas/rumah sakit bila terkena gigitan hewan tersangka rabies,
apabila melihat hewan dengan ciri-ciri rabies segera laporkan ke Pusat
Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan atau Dinas Kesehatan Hewan (Kemenkes,
2014).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan


surveilance mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Banjar
Pabean, Desa Sangsit, Kabupaten Singaraja mengenai rabies pada tanggal 27
Januari 2020 hingga 1 Februari 2020.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sawan I pada tanggal 27 Januari 2020


hingga 1 Februari 2020.

3.3 Populasi

3.3.1 Pupulasi Target

Seluruh Pasien yang mengunjungi Puskesmas Sawan I untuk berobat pada


tanggal 27 Januari 2020 hingga 1 Februari 2020.

3.3.2 Populasi Terjangkau.

Pasien yang berasal dari sangsit yang mengunjungi Puskesmas Sawan I pada
tanggal 27 Januari 2020 hingga 1 Februari 2020.

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Semua Pasien yang berasal dari sangsit yang mengunjungi Puskesmas


Sawan I pada tanggal 27 Januari 2020 hingga 1 Februari 2020.
2. Pasien yang bersedia menjadi responden.
3. Pasien yang mampu membaca dan menulis.
3.4.1 Kriteria Ekslusi

1. Pasien yang datang berobat ke Puskesmas Sawan I namun tidak berasal


dari desa sangsit.

6
2. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
3. Pasien yang tidak mampu membaca dan menulis.
3.5 Sampel

3.5.1 Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Penelitian dilakukan
terhadap pasien yang berasal dari desa sangsit yang mengunjungi puskesmas
sawan 1 pada tanggal sangsit yang mengunjungi Puskesmas Sawan I pada tanggal
27 Januari 2020 hingga 1 Februari 2020. Penentuan jumlah sampel dalam
penelitian ini ditentukan berdasarkan teori Roscoe yaitu besar sampel ideal dalam
penelitian 30-500. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.

3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan metode non-probability


sampling dengan cara total purposive sampling yaitu mengambil sampel dengan
subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi peneliti sendiri
berdasarkan tujuan penelitian.

3.6 Identifikasi Variabel

3.6.1 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasien mengenai


rabies yang berasal dari sangsit yang mengunjungi Puskesmas Sawan I pada
tanggal 27 Januari 2020 hingga 1 Februari 2020.

3.6.2 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap dan perilaku pasien yang
berasal dari sangsit yang mengunjungi Puskesmas Sawan I pada tanggal 27
Januari 2020 hingga 1 Februari 2020.

3.7 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh peneliti
dengan metode pemberian kuisioner yang akan diisi langsung oleh responden.

7
3.8 Definisi Operasional

3.8.1 Pengetahuan

Tingkat pengetahuan tentang rabies diukur menggunakan kuisioner yang


berisi dari 10 soal pilihan ganda dengan empat kemungkinan jawaban. Jika
jawaban benar akan diberikan nilai 1 dan salah akan diberikan nilai 0 untuk tiap
pertanyaan.

3.8.2 Sikap

Sikap responden mengenai rabies diukur dengan menggunakan kuisioner


setuju, ragu, dan tidak setuju. Jumlah pernyataan yang diberikan sebanyak 10
pernyataan. Jika jawaban benar akan diberikan nilai 1 dan salah akan diberikan
nilai 0 untuk tiap pertanyaan.

3.8.3 Perilaku

Perilaku responden mengenai rabies akan diukur menggunakan kuisioner


dengan 8 pertanyaan terbuka mengenai tindakan responden terhadap situasi
tertentu. Jika jawaban benar akan diberikan nilai 1 dan salah akan diberikan nilai
0 untuk tiap pertanyaan.

8
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Tingkat partisipasi responden sebesar 100% dari total jumlah 30


responden. Sebanyak 20 orang (66,7%) responden di Puskesmas Sawan I
adalah perempuan. Usia responden yang terbanyak berada pada rentangan usia
40-45 tahun yaitu sebanyak 15 orang (50%) dan yang terendah pada rentangan
usia >50 tahun yaitu sebanyak 1 orang (3.3%). Responden terbanyak berprofesi
sebagai petani sebanyak 22 orang (73%) dan berpofesi paling sedikit sebagai
swasta sebanyak 2 orang (6%) seperti yang disajikan pada tabel.

Tabel 1. Karakteristik responden. (n=30)


Karakteristik f (%)

Jenis kelamin
Laki-laki 10 (23.3%)
Perempuan 20 (66.7%)

Usia Responden
21-30 tahun 6 (20%)
31- 40 tahun 8 (26,6%)
41-50 tahun 15 (50%)
>50 tahun 1 (3% )

Profesi Responden
Petani 22 (73%)
Pedagang 6 (20%)
Swasta 2 ( 6% )

4.2 Pengetahuan Masyarakat mengenai Rabies


Hasil analisis tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
responden sebesar 33,3% mempunyai pengetahuan baik tentang rabies, jumlah
responden dengan pengetahuan kurang 50%. Soal yang terbanyak dapat dijawab
dengan benar oleh responden adalah mengenai penularan rabies, sedangkan soal
yang paling banyak salah dijawab adalah alur pelaporan rabies.

9
Tabel 2. Tingkat pengetahuan responden.
No. Pengetahuan Jawaban responden benar
f (%)
1. Definisi Rabies 15 (50)
2. Etiologi Rabies 18 (60)
3. Penularan Rabies 28 (93)
4. Vektor Rabies 10 (30)
5. Tindakan penanganan awal jika tergigit 12 (40)
6. Tindakan pencegahan rabies pada hewan 17 (56)
7. Tanda rabies pada hewan 11 (36)
8. Tanda rabies pada manusia 10 (30)
9. Alur pelaporan 12 (40)
10. Pencegahan rabies pada manusia 11 (36)

4.3 Sikap Masyarakat mengenai Rabies

Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel sikap menunjukkan bahwa


responden memiliki sikap yang kategori baik sebesar 50%, kategori cukup
sebesar 33,3%, responden dengan sikap kurang sebesar 16,7%.
Tabel 3. Tingkat sikap responden.
No. Sikap Sikap responden positif
f (%)
1. Definisi Rabies 20 (66)
2. Etiologi Rabies 15 (50)
3. Penularan Rabies 20 (66)
4. Vektor Rabies 22 (73)
5. Tindakan penanganan awal jika tergigit 24 (80)
6. Tindakan pencegahan rabies pada hewan 15 (50)
7. Tanda rabies pada hewan 12 (40)
8. Tanda rabies pada manusia 15 (50)
9. Alur pelaporan 18 (60)
10. Pencegahan rabies pada manusia 10 (30)

4.4 Perilaku Masyarakat mengenai Rabies


Hasil analisis tentang perilaku pencegahan rabies yaitu responden memiliki
perilaku dengan kategori baik sebesar 70%, responden yang berperilaku kurang
sebesar 30%.
Tabel 4. Tingkat perilaku responden.
No. Perilaku Perilaku responden positif
f (%)
1. Cara menghindari rabies 24 (80)
2. Cara memelihara anjing 20 (66)
3. Perilaku jika bertemu anjing liar 18 (60)
4. Saat melihat hewan rabies 15 (50)
5. Vaksin pada vector rabies 15 (50)
6. Jadwal vaksin rabies 10 (30)
7. Pertolongan pertama rabies 18 (60)
8. Alur penanganan rabies 20 (66)

10
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan Responden

Pengetahuan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen


kuesioner. Instrumen kuesioner untuk variabel pengetahuan pada penelitian ini
terdiri dari 10 pertanyaan. Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 sampel
menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 10
orang (30%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan di Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor yaitu sebanyak
50 orang (50%) masuk dalam kategori baik. Tingkat pengetahuan yang baik
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: pendidikan dan pengalaman, dalam
pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan implikasinya.
Perbedaan tingkat pengetahuan juga dipengarui oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi usia, kemampuan dan kehendak, sedangkan
faktor ekstrinsik meliputi pendidikan dan pekerjaan. Pengukuran terhadap tingkat
pengetahuan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana responden mengerti
mengenai Rabies. Semakin baik tingkat pengetahuan responden, maka
diharapkan sikap dan perilakunya baik.

5.2 Sikap Responden


Tingkat sikap pada penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen
kuesioner. Instrumen kuesioner untuk variabel pengetahuan pada penelitian ini
terdiri dari 10 pernyataan. Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 sampel
menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap baik sebanyak 15 orang
(50%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
di Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor yaitu sebanyak 55 orang
(55%) memiliki sikap dalam kategori baik. Perbedaan sikap tentang Rabies akan
mempengaruhi perilaku seseorang untuk bertindak dalam menjaga kesehatan.
Tingkat pengetahuan responden terhadap Rabies juga berpengaruh terhadap
sikap responden, selain itu sikap merupakan faktor yang paling dominan dalam
menentukan perilaku seseorang.

11
5.3 Perilaku Responden

Perilaku responden pada penelitian ini diukur dengan menggunakan


instrumen kuesioner. Instrumen kuesioner untuk variabel perilaku pada penelitian
ini terdiri dari 8 pertanyaan. Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 sampel
menunjukkan bahwa responden yang memiliki perilaku baik sebanyak 21 orang
(70%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
di Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor yaitu sebanyak 80 orang
(80%) memiliki perilaku yang baik. Menurut Teori Green, perilaku seseorang
mengenai kesehatan dapat ditentukan melalui pengetahuan, sikap, tradisi,
kepercayaan dari orang yang bersangkutan.
5.4 KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian yaitu tidak bisa
menghubungkan antar variabel dan penelitian ini hanya sebatas distribusi. Selain
itu hasil ini hanya sebatas desa saja sehingga tidak bisa mewakili populasi dari
kecamatan sawan.

12
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki m a s i h
tingkat pengetahuan dalam kategori kurang dimana hasil penelitian yang dilakukan
pada 30 sampel menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 10 orang (30%). Sedangkan pada varibel sikap dan perilaku sudah baik.

6.2 Saran
6.2.1 Puskesmas
1. Melakukan promosi kesehatan tentang Rabies di dalam Puskesmas,
dengan cara menampilkan animasi tentang informasi Rabies pada media
TV yang tersedia di Puskesmas.
2. Meningkatkan kerjasama lintas program Gigitan Hewan Penular Rabies
(GHPR) dan Promosi Kesehatan (Promkes) yang ada di Puskesmas
3. Meningkatkan frekuensi penyuluhan pada kegiatan puskesmas, seperti
puskesmas keliling, posyandu, promosi kesehatan, dan kesehatan
lingkungan.

6.2.2 Masyarakat
1. Semua Petugas Kesehatan lebih berperan aktif dalam memberikan
informasi mengenai Rabies ke masyarakat.
2. Masyarakat diharapkan lebih sadar untuk memelihara hewan yang dapat
menularkan penyakit Rabies agar tidak terjadi peningkatan jumlah kasus
GHPR kedepannya
3. Masyarakat diharapkan lebih pro-aktif menanyakan kepada petugas
mengenai hal-hal yang tidak diketahui tentang Rabies, pencegahan, dan
alur penanganannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N. 2012
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masa Inkubasi Rabies Di Provinsi
Bali. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia;
Kemenkes RI. 2014
Infodatin. Situasi dan Analisis Rabies. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI;
Kemenkes RI. 2016
Infodatin. Jangan ada lagi Kematian Akibat Rabies. Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI;
Saputra, AW. 2015
Analisis Spasial Dan Faktor Risiko Kasus Rabies Di Provinsi Bali.
Kedokteran Hewan. Universitas Udayana;
Tanzil, K. 2014
Penyakit Rabies dan Penatalaksanaanya. E-Journal WIDYA Kesehatan
dan Lingkungan. Universitas Katolik Indonesia Atmajaya.

14
Lampiran 1 Inform Consent
SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN SEBAGAI RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jenis Kelamin(L/P) :
Umur/Tgl. Lahir :
Alamat :
Telp :
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk menjadi responden dalam


penelitian :
“Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Mengenai Rabies di Desa
Sangsit, Singaraja”.

Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan
dengan penelitian ini dan tugas saya sebagai responden.

Singaraja, 14 Februari 2020


Yang membuat pernyataan,

(…………………………)

15
Lampiran 2 Kuesioner
A. Pengetahuan Responden
Untuk mengisi form pengetahuan terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon
membaca pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti. Setelah membaca
setiap pertanyaan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap
pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada
jawaban yang disediakan.
Pertanyaan :
1. Menurut Saudara/i apakah penyakit rabies itu?
o Penyakit pada anjing yang dapat menular kepada manusia melalui
cakaran anjing penderita
o Penyakit pada anjing dan manusia yang dapat saling menular
melalui air liur anjing penderita
o Semua jawaban di atas benar
o Tidak tahu
2. Menurut Saudara/i penyakit rabies dapat menyerang makhluk hidup apa?
o Anjing, kucing, kera, ular, dan manusia
o Anjing, kucing, monyet, dan manusia
o Semua jawaban di atas benar
o Tidak tahu
3. Menurut Saudara/i disebabkan oleh apakah penyakit rabies?
o Bakteri
o Virus
o Cacing
o Tidak tahu
4. Menurut Saudara/i bagaimana cara penularan penyakit rabies?
o Masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan
o Masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi daging anjing
o Masuk ke dalam tubuh melalui sistem syaraf pusat
o Tidak tahu
5. Menurut Saudara/i apakah tanda-tanda penyakit rabies pada anjing?

16
o Menyendiri, menyerang segala hal di sekitarnya, mata terbuka dan
kering
o Lebih agresif, takut dengan orang, dan menyerang segala hal di
sekitarnya
o Semua jawaban di atas benar
o Tidak tahu
6. Menurut Saudara/i apakah tanda-tanda penyakit rabies pada manusia?
o Muntah, takut pada air, dan diare
o Demam, takut pada air, dan sakit kepala
o Sakit kepala, takut pada air, dan diare
o Tidak tahu
7. Saran apakah yang Saudara/i berikan apabila mengetahui ada seseorang
baru digigit oleh seekor anjing?
o Mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun selama
5- 10 menit, luka di sekitar gigitan ditutup dengan plester dan
dibawa ke Puskesmas
o Mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun selama
5- 10 menit, diberi larutan antiseptik di sekitar luka gigitan dan
dibawa ke Puskesmas
o Semua jawaban di atas benar
o Tidak tahu
8. Jika Saudara/i mengetahui ada anjing yang menggigit orang di dalam atau
di sekitar kampus maka hal yang pertama kali dilakukan?
o Anjing yang menggigit ditangkap dan dibawa ke Dokter Hewan dan
orang yang digigit anjing segera dibawa ke
dokter/Puskesmas/rumah sakit
o Orang yang digigit anjing segera diberikan pertolongan pertama dan
anjing yang menggigit ditangkap dan dibawa ke Dokter Hewan
o Kedua jawaban di atas benar
o Tidak tahu
9. Upaya pencegahan yang dilakukan agar hewan pelihara tidak tertular
penyakit rabies?

17
o Memberikan vaksinasi rabies setiap satu tahun
o Memberikan vaksinasi rabies setiap enam bulan
o Kedua jawaban di atas salah
o Tidak tahu
10. Menurut Saudara/i bagaimana cara yang tepat untuk mencegah penyakit
rabies?
o Menghindari untuk tidak berkontak dengan anjing dan tidak
memelihara hewan pembawa rabies lainnya
o Memberikan vaksinasi rabies secara teratur pada hewan dan orang
yang selalu berhubungan dengan hewan tersebut
o Semua jawaban di atas benar
o Tidak tahu

B. Sikap Responden
Untuk mengisi form sikap terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon
membaca penyataan-pernyataan berikut dengan teliti. Setelah membaca setiap
pernyataan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap
pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada
kolom, yakni “Setuju”, “Kurang Setuju”, atau “Tidak Setuju”.

No Pernyataan Setuju Kurang Tidak


Setuju Setuju
1 Menurut saya penyakit rabies pada anjing
dapat menular kepada manusia tidak
hanya melalui gigitan anjing.
2 Saya yakin penyakit rabies tidak hanya
menyerang makhluk hidup seperti anjing,
kucing, monyet, dan manusia
3 Menurut pendapat saya penyakit rabies
disebabkan oleh bakteri rabies.
4 Menurut saya cara penularan penyakit
rabies masuk ke dalam tubuh melalui

18
luka gigitan dan masuk ke dalam sistem
pernapasan
5 Saya yakin tanda-tanda anjing yang
terkena penyakit rabies menyendiri dan
takut pada orang.
6 Menurut pendapat saya gejala penyakit
rabies pada manusia antara lain demam,
sakit kepala, dan takut air
7 Pertolongan pertama pada orang yang
digigit anjing antara lain dengan mencuci
luka dengan air yang mengalir kemudian
diberi antiseptik dan dibawa ke
dokter/Puskesmas/rumah sakit
8 Saya rasa jika mengetahui ada anjing
yang menggigit orang maka sebaiknya
anjing ditangkap dan dibunuh agar tidak
menggigit dan membahayakan orang
lebih banyak
9 Menurut saya salah satu tindakan
pencegahan penyakit rabies yaitu dengan
melakukan vaksinasi
10 Saya yakin pencegahan penyakit rabies
dapat dilakukan dengan cara vaksinasi
hanya pada anjing dan manusia.

19
C. Perilaku Responden
Untuk mengisi form perilaku terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon
membaca pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti. Setelah membaca
setiap pertanyaan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap
pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada
hawaban yang disediakan.
Pertanyaan :
1. Apa yang Saudara/i lakukan agar terhindar dari penyakit rabies?
o Tidak memelihara hewan pembawa rabies
o Melakukan vaksinasi secara teratur
o Semua jawaban diatas benar
o Tidak tahu
2. Apa yang akan dilakukan bila Saudara/i memelihara hewan peliharaan
seperti anjing?
o Merawat dengan baik dan memberi kandang yang layak
o Tidak perlu melakukan hal-hal yang khusus dalam memelihara
anjing
o Merawat dengan baik dan membebaskan anjing hidup di luar
kandang
o Tidak tahu
3. Apa yang Saudara/i lakukan ketika bertemu dengan anjing liar?
o Tenang, menghampiri, dan tidak mengganggu anjing tersebut
o Tenang, menjauhi, dan mengusir anjing tersebut
o Tenang, tidak mengganggu, dan pelan-pelan menjauhi
o Tidak tahu
4. Ketika melihat ada gejala aneh pada anjing seperti agresif dan
kejangkejang, apa yang akan anda lakukan?
o Memeriksa terlebih dahulu penyebab anjing melakukan hal
demikian
o Melapor kepada dokter hewan atau ke dinas yang membidangi
Kesehatan Hewan setempat
o Tidak peduli terhadap apa yang dilakukan anjing tersebut

20
o Tidak tahu
5. Kapan sebaiknya dilakukan vaksinasi rabies pada anjing?
o Setelah terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada manusia
o Sebelum terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada manusia
o Setelah terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada anjing lainnya
o Tidak tahu
6. Bagaimana tindakan pertolongan pertama jika ada seseorang baru digigit
oleh seekor anjing?
o Membersihkan luka gigitan dengan air, lalu diberi larutan
antiseptik, dan diberi plester
o Segera membawa orang yang baru digigit tersebut ke
puskemas/dokter untuk mendapat pengobatan
o Segera mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun,
lalu diberi larutan antiseptik
o Tidak tahu
7. Seandainya Saudara/i digigit oleh anjing, apa yang akan dilakukan terhadap
anjing?
o Anjing ditangkap dan dibunuh agar tidak menggigit korban lain
o Anjing dibunuh dan diserahkan ke Dokter Hewan
o Anjing diserahkan ke Dokter Hewan
o Tidak tahu
8. Seandainya Saudara/i merasakan gelisah, demam, sakit kepala, gatal, dan
kondisi tubuh lemah setelah tergigit anjing, apa yang akan saudara/i
lakukan?
o Harus curiga bahwa itu gejala dari penyakit rabies sehingga harus
segera mungkin mendapat pengobatan
o Tidak perlu curiga karena hanya gejala biasa yang sering terjadi
pada gejala awal mirip penyakit influenza
o Kedua jawaban di atas salah
o Tidak tahu

21
22

Anda mungkin juga menyukai