Anda di halaman 1dari 56

Mini Project

STRATEGI PENINGKATAN CAPAIAN PROGRAM


BIAS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS EMPAT ULU PALEMBANG

Oleh:
dr. Agung Budi Pamungkas
dr. Dwi Lisa Nur’aini

Pembimbing:
dr. Sisca Yulistiana

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS EMPAT ULU PALEMBANG
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Mini Project

Judul

STRATEGI PENINGKATAN CAPAIAN PROGRAM BIAS DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS EMPAT ULU PALEMBANG

Oleh:

dr. Agung Budi Pamungkas


dr. Dwi Lisa Nur’aini

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan progam
dokter internsip di Puskesmas Taman Bacaan dan Puskesmas Empat Ulu
Palembang.

Palembang, November 2020


Pembimbing

dr. Sisca Yulistiana

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan mini project
yang berjudul “Strategi Peningkatan Capaian Program Bias di Wilayah Kerja
Puskesmas Empat Ulu Palembang”. Laporan mini project ini merupakan salah satu
syarat menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia di Puskesmas Empat Ulu Palembang.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Sisca Yulistiana
selaku pendamping dalam penulisan laporan kasus ini, drg. Erminda selaku Kepala
Puskesmas Taman Bacaan, dr. Hj. Nurhayati, MN selaku Kepala Puskesmas Empat
Ulu sebagai penyedia tempat dan data penelitian, dr. Tuti Tanri, dr. Marilin, dan dr.
Septiani, selaku dokter fungsional di Puskemas Empat Ulu serta kepada semua
pihak yang telah membantu hingga tulisan ini dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan mini project
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat
memberi ilmu dan manfaat bagi yang membacanya.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II RANCANGAN LAPORAN MINI PROJECT ..................................... 5
BAB III PELAKSANAAN LAPORAN MINI PROJECT ............................. 25
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 51

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.1,2 Sejarah telah mencatat besarnya peranan imunisasi dalam menyelamatkan
masyarakat dunia dari kesakitan, kecacatan bahkan kematian akibat penyakit-
penyakit seperti cacar, polio, tuberkulosis, hepatitis-B yang dapat berakibat pada
kanker hati, difteri, campak, rubela dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubela
(Congenital Rubella Syndrom/CRS), tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir,
pneumonia (radang paru), meningitis (radang selaput otak), hingga kanker serviks
yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus.3
Dalam imunisasi terdapat konsep Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok.
Kekebalan Kelompok ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada
sasaran tinggi dan merata di seluruh wilayah.3 Kebalnya sebagian besar sasaran ini
secara tidak langsung akan turut memberikan perlindungan bagi kelompok usia
lainnya, sehingga bila ada satu atau sejumlah kasus Penyakit-penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di masyarakat maka penyakit tersebut tidak akan
menyebar dengan cepat dan Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat dicegah.3 Adanya
COVID-19 yang terjadi secara global sejak ditetapkan sebagai Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) pada tanggal 30 Januari 2020 dan
ditetapkan sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 oleh WHO, memberikan
dampak pada pelaksanaan program kesehatan khususnya pelayanan imunisasi dan
surveilans PD3I.4,5,6
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar tertuang dalam
program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang merupakan salah satu
program wajib di Puskesmas.1,2 Imunisasi yang diberikan di BIAS yaitu imunisasi
terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus.1 Pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19 dilaksanakan sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat,

1
berdasarkan analisis situasi epidemiologi penyebaran COVID-19, cakupan
imunisasi rutin, dan situasi epidemiologi PD3I.5 Pelayanan imunisasi dilaksanakan
sesuai prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan menjaga jarak aman
1-2 meter serta menaati prosedur lainnya.4
Pandemi COVID-19 juga memberikan dampak pada program eliminasi
campak-rubela/CRS dimana Indonesia menargetkan eliminasi campak-rubela/CRS
di tahun 2021 untuk regional Jawa dan Bali. Pada periode Januari sampai dengan
April 2020, 18 provinsi mencapai cakupan MR2 yang masih rendah (<40%),
diantaranya yaitu Sumatera Utara, Riau, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan
Utara dan Papua. Penurunan cakupan terbesar terjadi pada bulan Maret 2020
dibandingan Maret 2019 yaitu sebesar 42.5%.4 Beralih ke situasi penyakit difteri di
Indonesia, pada tahun 2019 jumlah kasus suspek difteri sebesar 944 kasus yang
tersebar di 25 provinsi, sedangkan sampai dengan Mei di tahun 2020 menunjukan
kasus suspek difteri yang ditemukan sebesar 129 kasus yang tersebar di 16 provinsi.
Pada kurun waktu 6 bulan terakhir yaitu Desember 2019 sampai dengan Mei 2020,
kasus difteri paling banyak dilaporkan di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta,
Kalimantan Timur dan Aceh.4
Dalam pelaksanaan kegiatan BIAS selama pandemi COVID-19 ini masih
menemui banyak kendala, terutama karena di awal penyebaran COVID-19 tidak
bisa dihindari sektor kesehatan pun mengalami penurunan kinerja akibat
terbatasnya ruang gerak seperti untuk program-program yang dilaksanakan di luar
Puskesmas. Masih ditetapkannya kegiatan sekolah melalui daring juga menjadi
salah satu hambatan dalam pelaksanaan program BIAS, karena kegiatan umumnya
dilakukan dengan mendatangi sekolah-sekolah untuk pemberian imuniasi pada
anak usia sekolah. Masih adanya hambatan dalam pelaksanaan BIAS selama
pandemi COVID-19 menarik perhatian penulis untuk menggali lebih dalam lagi
mengenai pelaksanaan program BIAS dan capaiannya serta merumuskan strategi
untuk meningkatkan capaian dari program BIAS selanjutnya dengan mengacu
pengalaman yang telah dialami di lapangan.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran kondisi pelaksanaan program BIAS di Wilayah Kerja
Puskesmas Empat Ulu sebelum dan saat pandemi COVID-19?
2. Apa penyebab rendahnya capaian program BIAS di Wilayah Kerja
Puskesmas Empat Ulu saat pandemi COVID-19?
3. Bagaimana penyelesaian masalah penyebab rendahnya capaian program
BIAS di Wilayah Kerja Puskesmas Empat Ulu saat pandemi COVID-19?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai laporan mini project untuk memenuhi tugas sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia.
2. Mendeskripsikan kondisi pelaksanaan program BIAS di Wilayah Kerja
Puskesmas Empat Ulu sebelum dan saat pandemi COVID-19.
3. Mengidentifikasi penyebab rendahnya capaian program BIAS di Wilayah
Kerja Puskesmas Empat Ulu saat pandemi COVID-19.
4. Mengetahui penyelesaian masalah penyebab rendahnya capaian program
BIAS di Wilayah Kerja Puskesmas Empat Ulu saat pandemi COVID-19.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi Penulis
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang
kegiatan BIAS, terutama masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaporan
mini project dan kegiatan ini di masa pandemi COVID-19.
2. Bagi Puskesmas
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi
puskesmas dalam rangka upaya untuk meningkatkan pencapaian COVID-19
khususnya di wilayah kerja Puskesmas.

3
3. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi di tengah
pandemi COVID-19 demi meningkatkan upaya kesehatan dalam rangka
pencegahan timbulnya penyakit.

1.5 Ruang Lingkup


Pelaksanaan mini project Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI)
berlangsung dari tanggal 13 Agustus sampai dengan 12 November 2020, dengan
tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Pembekalan Materi, dilaksanakan tanggal 11 Agustus 2020 sampai
dengan 24 Agustus 2020 bertempat di Puskesmas Taman Bacaan Palembang
2. Tahap Pelaksanaan Mini Project, dilaksanakan tanggal 24 Agustus 2020
sampai dengan tanggal 30 September 2020 bertempat di Puskesmas Empat
Ulu Palembang
3. Tahap Pembimbingan Mini Project, dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2020
sampai dengan 12 November 2020 bertempat di Puskesmas Empat Ulu
Palembang dan Puskesmas Taman Bacaan Palembang

4
BAB II
RANCANGAN MINI PROJECT

2.1 Deskripsi Organisasi


2.1.1 Profil Puskesmas
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknik Dinas sebagai penyelenggara
pembangunan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap wilayah kerja dalam
satu kecamatan. Puskesmas 4 Ulu merupakan puskesmas dengan wilayah kerja
Puskesmas 4 Ulu merupakan puskesmas dengan batas wilayah kerja 3-4 Ulu
dengan Sungai Musi di sebelah utara, Sungai Musi di sebelah selatan, 7 Ulu dan
Jalan KH. Wahid Hasyim di sebelah timur, dan 3-4 Ulu dengan 1 Ulu dan Sungai
Musi di sebelah barat. Wilayah kerja Puskesmas Sematang Borang terdiri atas tiga
kelurahan, antara lain Kelurahan 2 Ulu, Kelurahan 3-4 Ulu, dan Kelurahan 5 Ulu,
dengan total keseluruhan 29 RW dan 149 RT. Berdasarkan survei di wilayah kerja
Puskesmas 4 Ulu, didapatkan beberapa masalah kesehatan yang sering ada di
masyarakat, antara lain ISPA, hipertensi esensial, TB paru, gastritis, diare dan
gastroenteritis, diabetes melitus, dermatitis dan eksim, TB paru, dan infeksi kulit
seperti pioderma.
Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu terutama di
Wilayah Kelurahan 5 Ulu tinggal di rumah panggung. Sebagian masyarakat di RT
18 memanfaatkan PDAM sebagai sumber air untuk mandi, cuci dan kakus.
Lingkungan sekitar cukup padat dengan penduduk dan masih banyak masyarakat
yang membuang sampah sembarangan di bawah rumah panggung mereka.
Wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu memiliki luas wilayah 285 Ha terbagi
menjadi 29 RW dan 149 RT. Batas wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu yaitu:
• Sebelah utara: 3-4 Ulu dengan Sungai Musi
• Sebelah selatan: Sungai Musi
• Sebelah barat: 3-4 Ulu dengan 1 Ulu dan Sungai Musi
• Sebelah timur: 7 Ulu dan Jalan KH. Wahid Hasyim

5
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu sebanyak 57.680 jiwa
terdiri dari 28.598 jiwa laki-laki dan 29.052 jiwa perempuan. Jumlah KK di
Puskesmas 4 Ulu sebanyak 12.853 KK. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat 37
sarana pendidikan terdiri atas 15 SD, 4 SMP, dan 2 SMA serta beberapa TK dan
PAUD. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan rumah tangga di wilayah kerja
Puskesmas 4 Ulu sudah mencapai 69,10%. Jumlah rumah dengan sumber air bersih
menggunakan PDAM dan memiliki jamban keluarga telah mencapai 48.070 rumah.

2.2 Deskripsi Isu/Situasi Problematika Puskesmas Empat Ulu


Isu merupakan sebuah masalah yang belum terpecahkan dan siap diambil
keputusannya. Isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi
dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasrkan definisi tersebut, isu
merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang
apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis.
Berkaitan dengan rancangan laporan mini project ini, sumber isu yang
diangkat berasl dari hasil observasi serta data penilaian kerja puskesmas selama
masa praktik program internsip di Puskesamas Empat Ulu Palembang. Isu yang
muncul ini dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja puskesmas agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Penulis menemukan beberapa isu
sebagai berikut:
1. Rendahnya capaian penemuan kasus diare di Puskesmas Empat Ulu
Palembang
2. Rendahnya capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu
Palembang
3. Rendahnya kunjungan penderita TB di masa pandemi COVID-19
4. Rendahnya kunjungan penderita hipertensi di masa pandemi COVID-19
5. Rendahnya kunjungan penderita penderita diabetes mellitus di masa pandemi
COVID-19
Berikut deskripsi singkat mengenai isu yang timbul di Puskesmas Empat Ulu dan
kondisi ideal yang diharapkan terjadi:

6
1. Rendahnya capaian pelayanan kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Empat
Ulu Palembang.
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan
konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam).
Di dunia, terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.
Sedangkan di Indonesia, menurut prevalensi yang didapat dari berbagai
sumber, salah satunya pada penderita diare di Indonesia berasal dari semua
umur, namun prevalensi tertinggi penyakit diare diderita oleh balita, terutama
pada usia <1 tahun (7%) dan 1-4 tahun (Riskesdas, 2013)
Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah program pencegahan
dan pengendalian penyakit menular. Salah satu program pemerintah terkait
diare yaitu di antaranya adalah program pengendalian penyakit diare yang
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare
bersama lintas program dan sektor terkait (Kemenkes RI, 2011).

2. Rendahnya capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu


Palembang
Imunisasi Program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang
sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan
dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan
Imunisasi. Imunisasi Program terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan,
dan imunisasi khusus. Imunisasi diberikan pada sasaran yang sehat untuk itu
sebelum pemberian imunisasi diperlukan skrining untuk menilai kondisi
sasaran.

Tabel 2.1 Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar

7
Setelah anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada saat bayi, anak
tersebut membutuhkan imunisasi lanjutan pada saat usia sekolah dasar, yaitu
imunisasi campak dan DT pada siswa kelas 1 dan imunisasi Td pada siswa
kelas 2 dan kelas 3. Pemberian imunisasi ini diberikan dalam kegiatan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu imunisasi campak dilaksanakan pada
bulan Agustus sedangkan imunisasi DT dan Td dilaksanakan pada bulan
November.Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasar dan
Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib serta mendapatkan Imunisasi DT dan Td
dinyatakan mempunyai status Imunisasi T5.

3. Rendahnya capaian kunjungan penderita TB di masa pandemi COVID-19


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penanggulangan Tuberkulosis
yang selanjutnya disebut Penanggulangan TB adalah segala upaya kesehatan
yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan
masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian,
memutuskan penularan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan pelindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. Pelaksanakan Program Indonesia Sehat
diselenggarakan melalui pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara
berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi
dari Profil Kesehatan Keluarga. Di masa pandemik ini, penderita TB yang
melakukan kunjungan ke Puskesmas Empat Ulu mengalami penurunan
dengan beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah pasien takut tertular
COVID-19 dari tempat pelayanan kesehatan. Hal ini menjadi isu yang
penting dikaji karena dalam pengobatan penderita TB tidak boleh putus.

8
4. Rendahnya kunjungan penderita hipertensi di masa pandemi COVID-19
Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh
terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil
pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang
sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum
obat hipertensi. Itu berarti 76% kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka
menderita hipertensi.
Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu
melakukan Pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan atau
mengurangi faktor risiko hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi.
Puskesmas juga perlu melakukan pencegahan sekunder yang lebih ditujukan
pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus,
maka dapat dilakukan pengobatan secara dini. Sementara pencegahan tertier
difokuskan pada upaya mempertahankan kualitas hidup penderita.
Pencegahan tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan
hipertensi yang tepat serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat
terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik,
stroke dan jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama
agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali
dengan baik. Pencegahan tertier dilaksanakan agar penderita hipertensi
terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas
hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup.
Di masa pandemik ini, penderita hipertensi yang melakukan kunjungan
ke Puskesmas Empat Ulu mengalami penurunan dengan beberapa alasan.
Beberapa alasannya antara lain pasien takut tertular COVID-19 dari tempat
pelayanan Kesehatan dan merasa tidak memiliki keluhan. Hal ini menjadi isu

9
yang penting dikaji karena penyakit hipertensi dapat menimbulkan
komplikasi sehingga dapat menurunkan kualitas hidup.

5. Rendahnya kunjungan penderita diabetes mellitus di masa pandemi COVID-


19
Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme
dengan rentang waktu menahun atau kronik yang ditandai dengan
meningkatnya glukosa darah didalam tubuh atau biasa disebut hiperglikemi
yang disebabkan karena jumlah insulin yang kurang. Menurut data IDF 2014
penderita penyakit DM di dunia 382 juta orang, dan diperkirakan prevalensi
DM akan terus meningkat pada tahun 2035 menjadi 592 juta orang.
SedangkanKemenkes RI tahun 2011, menjelaskan bahwa di Indonesia pada
tahun 2000 penderita penyakit DM sebanyak 8,4 juta jiwa dan akan
meningkat pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta jiwa
Di era Jaminan Kesehatan Nasional, Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama memiliki peranan penting dalam hierarki pelayanan kesehatan.
Kedudukannya sebagai penapis (gate keeper), di mana rujukan yang tidak
memiliki indikasi layak untuk ditangani oleh Dokter Spesialis/Sub-
Spesialistik dapat dilakukan oleh Dokter Pelayanan Primer. Dokter umum
yang bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dapat
mengelola Kasus DM sederhana tanpa penyulit secara tuntas bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya seperti perawat dan dietisien. Pada kasus
DM yang berpotensi mengalami kejadian komplikasi baik akut maupun
kronik akibat glukosa darah yang sukar dikendalikan. Oleh karena itu peranan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama sangat penting, mengingat
upaya edukasi yang baik dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman para penyandang diabetes tentang penyakitnya serta peran aktif
mereka dalam bentuk kepatuhan pengobatan DM.
Di masa pandemik ini, penderita DM yang melakukan kunjungan ke
Puskesmas Empat Ulu mengalami penurunan dengan beberapa alasan.
Beberapa alasannya antara lain pasien takut tertular COVID-19 dari tempat

10
pelayanan Kesehatan dan merasa tidak memiliki keluhan. Hal ini menjadi isu
yang penting dikaji karena penyakit DM dapat menimbulkan komplikasi
sehingga dapat menurunkan kualitas hidup.

2.3 Analisis Isu


Tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu aktual, oleh karena itu perlu
dilakukan analisis kriteria isu dan hal ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu
tertinggi. Untuk mengelola informasi yang penulis peroleh dari hasil observasi serta
data penilaian kerja puskesmas, penulis menggunakan alat bantu analisis kriteria
isu dengan menggunakan USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan diagram
Ishikawa/Fishbone guna mendapatkan akar permasalahan dari isu terpilih.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang
1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat
urgen dan sangat serius untuk segera ditangani. Berikut hasil analisis isu utama
menggunakan alat analisis USG:
1. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness : Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
3. Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangan sebagaimana mestinya
Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG:

11
Tabel 2.2. Analisis kualitas isu menggunakan USG
No Masalah Isu Kriteria Total Peringkat
U S G
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Rendahnya capaian penemuan kasus diare 4 4 4 12 III
di Puskesmas Empat Ulu Palembang
2. Rendahnya capaian program BIAS di
wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu 4 5 5 14 I
Palembang
3. Rendahnya kunjungan penderita TB di 5 4 4 13 II
masa pandemi COVID-19
4. Rendahnya kunjungan penderita hipertensi 4 3 4 11 IV
di masa pandemi COVID-19
5. Rendahnya kunjungan penderita diabetes 4 3 4 11 V
mellitus di masa pandemi COVID-19

Keterangan:
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
5: Sangat mendesak 5: Sangat serius 5: Sangat berdampak
4: Mendesak 4: Serius 4: Berdampak
3: Cukup mendesak 3: Cukup Serius 3: Cukup berdampak
2: Tidak mendesak 2: Tidak serius 2: Tidak berdampak
1: Sangat tidak mendesak 1: Sangat tidak serius 1: Sangat tidak berdampak

Dari hasil analisis menggunakan alat USG diperoleh prioritas isu berupa
“Rendahnya capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu
Palembang”.
Perlu dilakukan analisis sebab-sebab rendahnya capaian program BIAS
tersebut. Penulis akan mencari kemungkinan-kemungkinan akar permasalahan dari
prioritas isu terpilih menggunakan diagram Ishikawa/fishbone berikut ini

12
Man Method
Kurangnya kepatuhan
masyarakat untuk datang ke
sekolah jika bukan untuk
masalah pendidikan
Kondisi pandemi sehingga
sekolah tidak dapat
Kurangnya dilaksanakan secara luring
kesadaran
masyarakat
tentang
pentingnya
Maysarakat takut imunisasi Hanya menunggu
anaknya mengalami keluarga membawa
efek samping dari anaknya ke sekolah
imunisasi
Rendahnya
Capaian Program
BIAS di Wilayah
Kerja Puskesmas
Nomor telepon keluarga Empat Ulu
berubah atau sulit Palembang
dihubungi, serta Stigma negatif di
beberapa tidak memiliki masyarakat mengenai
Pelarangan untuk
social media imunisasi
berkumpul menurut
Perwali No. 14 Tahun
2020 Kota Palembang
tentang PSBB
Mayoritas kondisi
ekonomi masyarakat
menengah kebawah
Kebiasaan masyarakat
Tidak semua masyarakat memeriksakan kesehatan
memiliki alat transportasi kalau sudah dalam keadaan
atau dana untuk naik berat
transportasi umum

Material Money Environment 13


2.4 Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih
Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi. Program imunisasi adalah imunisasi yang diwajibkan
kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Program ini terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan
imunisasi khusus. Salah satu imunisasi lanjutan adalah imunisasi anak usia sekolah
yang dikenal dengan program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Seklah). Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kesehatan sehingga anak-anak tersebut menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas. Program BIAS untuk memberikan perlindungan
kepada anak sekolah terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus. Program
Imunisasi BIAS dilaksanakan pada anak kelas I SD yaitu campak pada bulan
agustus dan difteri tetanus pada bulan november, anak kelas II SD yaitu difteri
tetanus pada bulan november, dan kelas V SD yaitu difteri tetanus pada bulan
november.
Pada akhir 2019 hingga 2020 terjadi penyebaran virus SARS-CoV2 yang
menyebabkan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) melumpuhkan berbagai
sektor termasuk sektor kesehatan. Puskesmas yang merupakan penyedia layanan
kesehatan tingkat pertama atau primer pun tak luput dari imbas adanya COVID-19.
Program di Puskesmas yang tidak hanya terbatas pada pelayanan perorangan,
melainkan juga berfokus pada pelayanan masyarakat yang mengutamakan prinsip
promotif dan preventif. Kegiatan preventif salah satunya dilakukan dengan program
imunisasi, baik imunisasi di Puskesmas Empat Ulu maupun imunisasi yang
dilakukan dengan mengunjungi sekolah-sekolah melalui program Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS).
Sejak COVID-19 yang terjadi secara global ditetapkan sebagai Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada tanggal 30 Januari 2020
dan ditetapkan sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 oleh WHO,
memberikan dampak pada pelaksanaan program kesehatan khususnya pelayanan
imunisasi dan surveilans PD3I.4,5,6 Puskesmas Empat Ulu selama pandemi COVID-
19 melakukan pelayanan imunisasi di luar Puskesmas dengan tetap mematuhi

14
protokol seperti menjaga jarak 1-2 meter, pasien dan keluarga menggunakan
masker dan diskrining saat kedatangan dengan pengecekan suhu dan mencuci
tangan serta penggunaan APD bagi tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak langsung di sektor penyedia
layanan kesehatan primer seperti Puskesmas dengan program kerja yang tidak
terbatas pada pelayanan kesehatan perorangan, melainkan pelayanan kesehatan
masyarakat. Kegiatan imunisasi pada anak sekolah yaitu BIAS yang biasanya
diadakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Agustus untuk imunisasi MR dan bulan
November untuk imunisasi DT juga mengalami kendala dalam hal capaian kegiatan.
Saat ini, sektor kesehatan masih dalam transisi untuk berjalan aktif seperti sebelum
adanya pandemi COVID-19.
Menurut Surat Edaran Dirjen P2P Nomor SR.02.06/4/9760/2020 tanggal 9
Juli 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah Pada Masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) program BIAS tetap harus tetap
dilaksanakan sebagai upaya pencegahan terjadinya KLB penyakit-penyakit yang
dengan tujuan untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Memperhatikan tujuan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
yaitu untuk menurunkan kesakitan, kecatatan, dan kematian akibat penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan PD3I.

15
Tabel 2.4 Sasaran dan Capaian BIAS Agustus 2019 Puskesmas Empat Ulu Palembang

JUMLAH SASARAN HASIL KEGIATAN


NO NAMA SEKOLAH
L P JUMLAH L P JUMLAH %
1 SD MUHAMMADIAH 50 48 98 50 48 98 100%
2 SD 75 40 70 110 40 65 105 95%
3 SD 77 28 28 56 28 28 56 100%
4 SD WATHONIAH 42 31 73 42 31 73 100%
5 SD 74 72 70 142 72 70 142 100%
6 SD NAUFAUZAN 10 15 25 10 15 25 100%
7 SD MUSHAB 8 4 12 8 4 12 100%
8 SD 76 43 41 84 43 41 84 100%
9 SD 73 31 19 50 31 19 50 100%
10 SD CHY ANANDA 13 21 34 12 19 31 91%
11 SD AMINAH 5 5 10 5 5 10 100%
12 SD NAJAHIYAH 61 51 112 58 50 108 96%
13 SD 71 32 21 53 30 20 50 94%
14 SD 72 80 66 146 70 71 141 97%
TOTAL 515 490 1005 499 486 985 98%

16
Tabel 2.5 Sasaran dan Capaian BIAS September 2020 Puskesmas Empat Ulu Palembang

JUMLAH SASARAN HASIL KEGIATAN


NO NAMA SEKOLAH
L P JUMLAH L P JUMLAH %
1 SD MUHAMMADIAH 40 42 82 13 25 38 46%
2 SD 75 58 65 123 23 30 53 43%
3 SD 77 28 26 54 8 13 21 39%
4 SD WATHONIAH 35 28 63 24 14 38 60%
5 SD 74 70 65 135 40 27 67 50%
6 SD NAUFAUZAN 8 13 21 5 4 9 43%
7 SD MUSHAB 8 4 12 4 3 7 58%
8 SD 76 32 29 61 15 15 30 49%
9 SD 73 19 11 30 8 4 12 40%
10 SD CHY ANANDA 13 10 23 5 5 10 43%
11 SD AMINAH 5 4 9 5 4 9 100%
12 SD NAJAHIYAH 58 60 118 21 20 41 35%
13 SD 71 30 18 48 20 13 33 69%
14 SD 72 38 60 98 30 45 75 77%
TOTAL 442 435 877 221 222 443 51%

Dalam wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu, selama bulan September 2020
dilaksanakan program BIAS dengan jumlah peserta sebanyak 443 orang dari total
sasaran sejumlah 877 orang dengan persentase capaian sebesar 50% mengalami
penurunan yang signifikan dibanding pada pelaksanaan BIAS sebelum terjadi
pandemi COVID-19 yang dilaksanakan pada Agustus 2019 dengan jumlah peserta
985 orang dari total sasaran sejumlah 1005 orang dengan persentasi capaian 98%.
Mengingat pentingnya pembahasan tentang masalah ini, penulis tertarik
untuk membahasnya menjadi laporan mini project sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia.

17
2.5 Matriks Rancangan Laporan mini project
Unit Kerja: Puskesmas Empat Ulu Palembang
Identifikasi Isu:
1. Rendahnya capaian penemuan kasus diare di Puskesmas Empat Ulu
Palembang
2. Rendahnya capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat
Ulu Palembang
3. Tingkat kepatuhan dan capaian kunjungan penderita TB yang rendah di
masa pandemi COVID-19
4. Pengetahuan, kepatuhan, dan kunjungan penderita hipertensi yang
rendah di masa pandemi COVID-19
5. Pengetahuan, kepatuhan, dan kunjungan penderita diabetes mellitus
yang rendah di masa pandemi COVID-19
Isu yang terpilih:
Rendahnya capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu
Palembang
Gagasan Pemecahan Isu:
Dari hasil analisis isu terpilih penulis menemukan beberapa akar
permasalahan yang terjadi sehingga membuat isu tersebut menjadi suatu
masalah yang layak dibahas dalam laporan mini project dengan judul
“Strategi Peningkatan Capaian Program BIAS di Wilayah Kerja
Puskesmas Empat Ulu Palembang”.
Untuk itu penulis menawarkan solusi melalui beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1. Melapor kepada pendamping mengenai rencana kegiatan laporan mini
project
2. Melakukan rapat koordinasi dan advokasi lintas program mengenai
rencana kegiatan laporan mini project tentang strategi peningkatan
capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu
Palembang

18
3. Melaksanakan tahap persiapan media informasi elektronik dan
pembuatan media cetak (leaflet)
4. Menyebarkan video edukasi dan leaflet mengenai pentingnya BIAS
kepada perwakilan sekolah untuk disebarkan melalui media sosial
5. Melakukan sosialisasi mengenai BIAS di sekolah-sekolah wilayah kerja
Puskesmas Empat Ulu Palembang
6. Melakukan live instagram mengenai pelayanan Puskesmas Empat Ulu
Palembang selama masa pandemi

19
Tabel 2.6 Tabel Matriks Rancangan Laporan Mini Project

No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil


1 2 3 4
1. Melapor kepada pendamping mengenai rencana 1. Menemui pendamping, 1. Lembar persetujuan dari
kegiatan laporan mini project mendiskusikan rancangan kegiatan pendamping
yang akan dilaksanakan 2. Lembar bimbingan laporan
2. Meminta persetujuan dari mentor mini project dengan
untuk melaksanakan kegiatan pendamping
laporan mini project 3. Dokumentasi pelaksanaan
3. Pendampingan dan arahan (foto)
2. Melakukan koordinasi dan advokasi lintas program 1. Mengumpulkan petugas program 1. Kesimpulan hasil rapat
mengenai rencana kegiatan laporan mini project puskesmas
tentang strategi peningkatan capaian program 2. Menyampaikan rancangan kegiatan
BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu laporan mini project dan tahapan
Palembang kegiatan
3. Mendiskusikan waktu pelaksanaan
kegiatan
4. Mendengarkan kritik dan saran

20
3. Melaksanakan tahap persiapan media informasi 1. Mengumpulkan bahan materi 1. Dokumentasi kegiatan
elektronik dan pembuatan media cetak (leaflet) sosialisasi (video dan leaflet) 2. Soft copy video yang
2. Membuat desain leaflet diputar
3. Mencetak leaflet 3. Leaflet yang dicetak
4. Menyebarkan video edukasi dan leaflet mengenai 1. Mengirimkan video dan softcopy 1. Softcopy video yang
pentingnya BIAS kepada perwakilan sekolah untuk leaflet yang telah disiapkan ke ditampilkan
disebarkan melalui media sosial perwakilan sekolah
2. Perwakilan sekolah menyebarkan
video dan softcopy leaflet melalui
media sosial kepada wali murid
dan siswa
5. Melakukan sosialisasi mengenai BIAS di sekolah- 1. Mempersiapkan kegiatan 1. Dokumentasi kegiatan
sekolah wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu sosialisasi 2. Satuan acara penyuluhan
Palembang 2. Melaksanakan sosialisasi 3. Daftar pertanyaan
3. Membagikan hardcopy leaflet
kepada wali murid yang hadir
4. Menjelaskan isi leaflet
5. Mengadakan tanya jawab dengan
wali murid

21
6. Melakukan live instagram mengenai pelayanan 1. Mengumpulkan dan 1. Poster pengumuman live
Puskesmas Empat Ulu Palembang selama masa mempersiapkan bahan sosialisasi 2. Dokumentasi kegiatan
pandemi 2. Berkoordinasi dengan petugas 3. Daftar pertanyaan pada sesi
program promosi kesehatan untuk tanya jawab
menentukan jadwal live
3. Membuat poster pengumuman
jadwal live di instagram
@puskesmasempatulu
4. Melakukan sesi live
5. Mengadakan tanya jawab dengan
penonton live instagram

22
2.6 Jadwal Kegiatan

Tabel 2.7 Tabel Jadwal Kegiatan


Bulan Minggu Ke- Output
No Kegiatan Agustus September
II III IV I II III IV
1. Melapor kepada pendamping 1. Lembar persetujuan
mengenai rencana kegiatan laporan dari mentor
mini project 2. Lembar bimbingan
laporan mini project
dengan pendamping
3. Dokumentasi
pelaksanaan (foto)
2. Melakukan koordinasi dan advokasi 1. Kesimpulan hasil
lintas program mengenai rencana
kegiatan laporan mini project
tentang strategi peningkatan capaian
program BIAS di wilayah kerja
Puskesmas Empat Ulu Palembang

3. Melaksanakan tahap persiapan 1. Dokumentasi


media informasi elektronik dan kegiatan
pembuatan media cetak (leaflet) 2. Soft copy video yang
diputar
3. Leaflet yang dicetak
4. Menyebarkan video edukasi dan 1. Softcopy video yang
leaflet mengenai pentingnya BIAS ditampilkan
kepada perwakilan sekolah untuk
disebarkan melalui media sosial

5. Melakukan sosialisasi mengenai 1.Dokumentasi kegiatan


BIAS di sekolah-sekolah wilayah 2.Satuan acara
kerja Puskesmas Empat Ulu penyuluhan
Palembang 3. Daftar pertanyaan

23
6. Melakukan live instagram 1.Poster pengumuman
mengenai pelayanan Puskesmas live
Empat Ulu Palembang selama masa 2. Dokumentasi kegiatan
pandemi COVID-19 3.Daftar pertanyaan
pada sesi tanya
jawab

24
BAB III

PELAKSANAAN MINI PROJECT

3.1 Pendalaman Core Issue Terpilih


Serangkaian kegiatan yang telah dirancang dan disusun sedemikian rupa
sebagai upaya mencari solusi dari core issue dalam kegiatan “Strategi Peningkatan
Capaian Program BIAS di Wilayah Kerja Puskesmas Empat Ulu Palembang”.
Adapaun rangkaian kegiatan yang telah dilakukan untuk menemukan solusi dari
core issue terpilih adalah:
1. Melapor kepada pendamping mengenai rencana kegiatan laporan mini project
2. Melakukan rapat koordinasi dan advokasi lintas program mengenai rencana
kegiatan laporan mini project tentang strategi peningkatan capaian program
BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu Palembang
3. Melaksanakan tahap persiapan media informasi elektronik dan pembuatan
media cetak (leaflet)
4. Menyebarkan video edukasi dan leaflet mengenai pentingnya BIAS kepada
perwakilan sekolah untuk disebarkan melalui media sosial
5. Melakukan sosialisasi mengenai BIAS di sekolah-sekolah wilayah kerja
Puskesmas Empat Ulu Palembang
6. Melakukan live instagram mengenai pelayanan Puskesmas Empat Ulu
Palembang selama masa pandemi
Penerapan aktivitas ini terdiri dari enam kegiatan yang menjelaskan tentang
kegiatan secara umum serta teknik laporan mini project yang telah dilaksanakan
dan dijabarkan sebagai berikut.

25
3.2 Pendalaman Core Issue Terpilih

Tabel 3.1 Hasil Pendalaman Core Issue Terpilih


KEGIATAN 1
Melapor kepada pendamping mengenai rencana kegiatan
laporan mini project
TANGGAL :
TAHAPAN : Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan
KEGIATAN perencanaan selama laporan mini project adalah:
1. Menemui pendamping, mendiskusikan
rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Meminta persetujuan dari mentor untuk
melaksanakan kegiatan laporan mini project
3. Pendampingan dan arahan
OUTPUT : 1. Lembar persetujuan dari mentor
2. Lembar bimbingan laporan mini project dengan
pendamping
3. Dokumentasi pelaksanaan (foto)

26
HALAMAN PERSETUJUAN

Mini Project

Judul

Strategi Peningkatan Capaian Program BIAS di


Wilayah Kerja Puskesmas Empat Ulu Palembang

Oleh:

dr. Agung Budi Pamungkas


dr. Dwi Lisa Nur’aini

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
program dokter internsip di Puskesmas Taman Bacaan dan Puskesmas Empat Ulu
Palembang.

Palembang, November 2020


Pendamping,

dr. Sisca Yulistiana

27
KARTU BIMBINGAN MINI PROJECT

Nama : dr. Agung Budi Pamungkas, dr. Dwi Lisa Nur’aini

Pendamping : dr. Sisca Yulistiana

Judul Penelitian : Strategi Peningkatan Capaian Program Bias di Wilayah Kerja


Puskesmas Empat Ulu Palembang

No. Tanggal Topik Komentar Pendamping Paraf

8.

10

11

Palembang, November 2020


Pendamping

dr. Sisca Yulistiana

28
DOKUMENTASI PELAKSANAAN BIMBINGAN

29
30
KEGIATAN 2
Melakukan koordinasi dan advokasi dengan program promosi
kesehatan dan program imunisasi mengenai rencana kegiatan laporan
mini project tentang strategi peningkatan capaian program BIAS di
wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu Palembang

TANGGAL : 24 Agustus - 31 Agustus 2020


TAHAPAN : Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan
KEGIATAN perencanaan selama laporan mini project adalah:
1. Mengumpulkan petugas program promosi
Kesehatan dan program imunisasi puskesmas
2. Menyampaikan rancangan kegiatan laporan
mini project dan tahapan kegiatan
3. Mendiskusikan waktu pelaksanaan kegiatan
4. Mendengarkan kritik dan saran
OUTPUT : 1. Kesimpulan hasil rapat
2. Dokumentasi pelaksanaan (foto)

31
DOKUMENTASI FOTO BERSAMA PETUGAS PROGRAM PROMOSI
KESEHATAN DAN PROGRAM IMUNISASI PUSKESMAS

32
KEGIATAN 3
Melaksanakan tahap persiapan media informasi elektronik dan
pembuatan media cetak (leaflet)

TANGGAL : 24 Agustus - 31 Agustus 2020


TAHAPAN : Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan
KEGIATAN perencanaan selama laporan mini project adalah:
1. Mengumpulkan bahan materi sosialisasi (video
dan leaflet)
2. Membuat desain leaflet
3. Mencetak leaflet
OUTPUT : 1. Dokumentasi kegiatan
2. Soft copy video yang diputar
3. Leaflet yang dicetak

33
DOKUMENTASI PEMBUATAN LEAFLET DAN VIDEO

34
VIDEO PENYULUHAN DAN LEAFLET MR

35
36
37
KEGIATAN 4
Menyebarkan video edukasi dan leaflet mengenai pentingnya BIAS
kepada perwakilan sekolah untuk disebarkan melalui media sosial

TANGGAL : 31 Agustus 2020 – 17 September 2020


TAHAPAN : Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan
KEGIATAN perencanaan selama laporan mini project adalah:
1. Mengirimkan video dan softcopy leaflet yang
telah disiapkan ke perwakilan sekolah
2. Perwakilan sekolah menyebarkan video dan
softcopy leaflet melalui media sosial kepada
wali murid dan siswa
OUTPUT : 1. Softcopy video yang ditampilkan
2. Dokumentasi kegiatan (foto)

38
DOKUMENTASI KEGIATAN

39
KEGIATAN 5
Melakukan sosialisasi mengenai BIAS di sekolah-sekolah wilayah kerja
Puskesmas Empat Ulu Palembang

TANGGAL : 1 September – 18 September 2020


TAHAPAN : Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan
KEGIATAN perencanaan selama laporan mini project adalah:
1. Mempersiapkan kegiatan sosialisasi
2. Melaksanakan sosialisasi
3.Membagikan hardcopy leaflet kepada wali murid
yang hadir
4. Menjelaskan isi leaflet
5. Mengadakan tanya jawab dengan wali murid
OUTPUT : 1. Dokumentasi kegiatan
2. Satuan acara penyuluhan
3. Daftar pertanyaan

40
DOKUMENTASI KEGIATAN

41
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
IMUNISASI BIAS (BULAN IMUNASI ANAK SEKOLAH)

1. POKOK BAHASAN
a. Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Imunisasi BIAS pada Anak
Sekolah Dasar
b. Tempat : Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas
Empat Ulu Palembang
c. Tanggal : 1 September 2020 – 18 September 2020
d. Waktu : 15-20 menit
e. Sasaran : Wali murid dan siswa SD kelas 1 Sekolah
Dasar di wilayah kerja Puskesmas Empat

2. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengerti
dan memahami tentang pentingnya imunisasi dan mau melakukan
imunisasi
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu memahami
1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Kontraindikasi imunisasi
4. Prosedur imunisasi
5. Efek samping imunisasi

3. Materi
Dalam penyuluhan, materi yang akan disampaikan
1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Kontraindikasi imunisasi
4. Prosedur imunisasi

42
5. Efek samping imunisasi

4. Metode
Ceramah
5. Media
Media: Leaflet
6. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Sasaran Waktu
1 1. Pendahuluan 1. Memperhatikan 5 Menit
2. Mengucapkan salam 2. Menjawab salam dengan
3. Memperkenalkan diri semangat
3. Memperhatikan
2 1. Penyampaian materi 1. Memperhatikan dengan antusias 10-15 menit
a. Pengertian imunisasi 2. Bertanya dengan antusias
b. Tujuan imunisasi
c. Kontraindikasi imunisasi
d. Prosedur imunisasi
e. Efek samping imunisasi
2. Membuka sesi tanya jawab
3 Penutup a. Memperhatikan 5 menit
a. Mengucapkan terima kasih b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam

7. Evaluasi
Acara berjalan sesuai rencana

43
DAFTAR PERTANYAAN PESERTA

1. Jika anak saya hari ini menderita demam dan diare, apakah boleh tetap
dilakukan imunisasi?
2. Apakah setelah imunisasi, anak saya boleh langsung pulang?
3. Anak saya waktu balita, sempat tertinggal imunisasi MR nya. Apakah
imunisasi hari ini tetap bisa dilaksanakan?
4. Jika setelah pulang dari imunisasi anak saya mengalami demam, apa yang
harus saya lakukan?
5. Jika hari ini anak saya belum dapat diimunisasi, apakah kami masih dapat
mengejar imunisasinya?
6. Tetangga saya tidak mau hadir hari ini karena takut berkumpul dan tertular
COVID-19. Apakah boleh langsung datang ke Puskesmas saja?
7. Apa saja yang harus kami perhatikan setelah pulang imunisasi ini? Dan
bagaimana cara menanganinya?
8. Keadaan efek samping yang bagaimana yang mengharuskan saya untuk
membawa anak saya ke fasilitas kesehatan?

44
KEGIATAN 6
Melakukan live instagram mengenai pelayanan Puskesmas Empat Ulu
Palembang selama masa pandemi

TANGGAL : 30 September 2020


TAHAPAN : Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan
KEGIATAN perencanaan selama laporan mini project adalah:
1. Mengumpulkan dan mempersiapkan bahan
sosialisasi
2. Berkoordinasi dengan petugas program promosi
kesehatan untuk menentukan jadwal live
3. Membuat poster pengumuman jadwal live di
instagram @puskesmasempatulu
4. Melakukan sesi live
5. Mengadakan tanya jawab dengan penonton live
instagram
OUTPUT : 1. Poster pengumuman live
2. Dokumentasi kegiatan
3. Daftar pertanyaan pada sesi tanya jawab

45
PENGUMUMAN LIVE INSTAGRAM

46
DOKUMENTASI SAAT LIVE

47
DAFTAR PERTANYAAN

48
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Strategi peningkatan capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas
Empat Ulu Palembang dilaksanakan untuk mencapai tujuan akhir yaitu peningkatan
capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu Palembang. Semua
kegiatan mini project ini dilaksanakan selama masa praktik internship di Puskesmas
Empat Ulu Palembang dan Puskesmas Taman Bacaan Palembang. Dari kegiatan
laporan mini project ini, dapat ditarik kesimpulan:
1. Dalam wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu, selama bulan September 2020
dilaksanakan program BIAS dengan jumlah peserta sebanyak 443 orang dari
total sasaran sejumlah 877 orang dengan persentase capaian sebesar 50%
mengalami penurunan yang signifikan dibanding pada pelaksanaan BIAS
sebelum terjadi pandemi COVID-19 yang dilaksanakan pada Agustus 2019
dengan jumlah peserta 985 orang dari total sasaran sejumlah 1005 orang
dengan persentasi capaian 98%.
2. Rendahnya capaian program BIAS selama pandemi COVID-19 yang terjadi
di Puskesmas Empat Ulu antara lain karena pelaksanaan program sempat
ditunda dan baru mulai dijalankan di awal bulan September 2020. Penundaan
pelaksanaan kegiatan BIAS dengan pertimbangan adanya peraturan yang
mengharuskan anak usia sekolah untuk sekolah melalui daring (tidak tatap
muka di sekolah), banyaknya kekhawatiran orangtua untuk membawa anak
ke sekolah saat akan dilaksanakan BIAS maupun dari aspek tenaga medis
yang masih ragu untuk menyelenggarakan imunisasi ke sekolah.
3. Strategi peningkatan capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas
Empat Ulu dilaksanakan dalam enam rangkaian kegiatan yaitu
a. Melapor kepada pendamping mengenai rencana kegiatan laporan mini
project

49
b. Melakukan rapat koordinasi dan advokasi lintas program mengenai
rencana kegiatan laporan mini project tentang strategi peningkatan
capaian program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu
Palembang
c. Melaksanakan tahap persiapan media informasi elektronik dan
pembuatan media cetak (leaflet)
d. Menyebarkan video edukasi dan leaflet mengenai pentingnya BIAS
kepada perwakilan sekolah untuk disebarkan melalui media sosial
e. Melakukan sosialisasi mengenai BIAS di sekolah-sekolah wilayah
kerja Puskesmas Empat Ulu Palembang
f. Melakukan live instagram mengenai pelayanan Puskesmas Empat Ulu
Palembang selama masa pandemi

4.2 SARAN
Dari pelaksanaan kegiatan laporan mini project di Puskesmas Empat Ulu
Palembang, saran yang diberikan antara lain:
a. Mini project ini diharapkan dapat menjadi gambaran untuk dilakukan mini
project selanjutnya mengenai evaluasi dari strategi peningkatan capaian
program BIAS di wilayah kerja Puskesmas Empat Ulu
b. Strategi peningkatan capaian program BIAS selama pandemi COVID-19
perlu diterapkan dalam menyambut program BIAS selanjutnya dan
pelaksanaan imunisasi di Puskesmas dengan tetap mengutamakan
pelaksanaan protokol kesehatan sesuai petunjuk teknis pelaksanaan imunisasi
pada masa pandemi COVID-19.

50
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017


tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Imunisasi
3. Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2020. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi COVID-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2020. Buletin Surveilans dan Imunisasi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19) Edisi Kelima. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
6. World Health Organization (WHO). 2020. Diakses secara online
https://www.who.int/health-topics/coronavirus pada 6 September 2020.
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Diakses secara online
https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infoda
tin/infodatin-imunisasi.pdf pada 16 September 2020.
8. Kemenkes Republik Indonesia Nomor HK.01.07 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
9. World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation
Report – 70 [Internet]. WHO; 2020 [updated 2020 March 30; cited 2020
March 31]. Available from: https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/situation-reports/20200330- sitrep-70-covid-
19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_2
10. Rothan HA, Byrareddy SN. The epidemiology and pathogenesis of
coronavirus disease (COVID-19) outbreak. J Autoimmun. 2020; published
online March 3. DOI: 10.1016/j.jaut.2020.102433.

51
11. Ong SWX, Tan YK, Chia PY, Lee TH, Ng OT, Wong MSY, et al. Air,
Surface Environmental, and Personal Protective Equipment Contamination
by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) From
a Symptomatic Patient. JAMA. 2020; published online March 4. DOI:
10.1001/jama.2020.3227
12. Kampf G, Todt D, Pfaender S, Steinmann E. Persistence of coronaviruses on
inanimate surfaces and their inactivation with biocidal agents. J Hosp Infect.
2020;104(3):246-51.
13. Li X, Geng M, Peng Y, Meng L, Lu S. Molecular immune pathogenesis and
diagnosis of COVID-19. J Pharm Anal. 2020; published online March 5. DOI:
10.1016/j.jpha.2020.03.001
14. Fang L, Karakiulakis G, Roth M. Are patients with hypertension and diabetes
mellitus at increased risk for COVID-19 infection? Lancet Respir Med. 2020;
published online March 11. DOI: 10.1016/S2213-2600(20)30116-8.
15. Diaz JH. Hypothesis: angiotensin-converting enzyme inhibitors and
angiotensin receptor blockers may increase the risk of severe COVID-19. J
Travel Med. 2020; published online March 18. DOI: 10.1093/jtm/taaa041

52

Anda mungkin juga menyukai