Anda di halaman 1dari 2

Judul Laporan : Hari AIDS Sedunia

Latar Belakang
Tanggal 1 Desember merupakan hari AIDS sedunia, dimana peringatan hari AIDS sedunia ini
diadakan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang
disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Konsep ini dibentuk pada pertemuan Menteri Kesehatan
Sedunia mengenai program-program untuk pencegahan AIDS pada tahun 1988.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
merupakan salah satu sorotan dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs).
Ibu hamil dengan HIV akan sangat berisiko untuk menularkan kepada bayinya. Menurut laporan
Epidemi HIV Global UNAIDS tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV di dunia
mencapai 34 juta orang. Sekitar 50% diantaranya adalah perempuan. Sedangkan di Indonesia,
jumlah kasus baru setiap tahunnya mencapai sekitar 20.000 kasus.
Lebih dari 90% bayi yang terinfeksi HIV tertular dari ibu yang terkena HIV. Penularan
tersebut dapat terjadi pada masa kehamilan, saat persalinan, dan selama masa menyusui.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi marupakan intervensi yang sangat efektif untuk
mecegah penularan tersebut. Salah satu pencegahan yang sangat efektif yaitu dengan melakukan
tes HIV sedini mungkin. Tes HIV tersebut merupakan gerbang pembuka status HIV yang sangat
penting dilakukan pada ibu hamil, sehingga pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dan
semaksimal mungkin.
Oleh karena hal tersebut, Puskesmas Margadadi melakukan penyuluhan, konseling, serta
pemeriksaan HIV pada ibu hamil, yang dilakukan di Puskesmas Margadadi.

Permasalahan
Memperingati hari AIDS sedunia.
Terjadinya peningkatan angka kejadian HIV dan angka penularan HIV dari ibu ke bayi setiap
tahunnya.

Perencanaan (metode penyuluhan)


Perencanaan yang dilakukan adalah dengan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai
apa itu HIV dan bagaimana cara pencegahannya. Lalu dilanjutkan dengan konseling dan
pemeriksaan HIV.

Pelaksanaan (Intervensi)
Kami melakukan 2 kali penyuluhan, yang pertama penyuluhan dilakukan di depan semua
peserta. Setelah itu penyuluhan ke 2 dilakukan pada saat peserta sedang menunggu giliran untuk
pemeriksaan HIV. Lalu kami juga melakukan konseling kepada masing-masing peserta, dan
melakukan pemeriksaan HIV.

Monitoring dan evaluasi


Waktu yang terbatas menyebabkan penyuluhan dan konseling dilakukan dengan cepat, hal
tersebut dapat mengakibatkan tidak maksimalnya penyampaian informasi mengenai HIV ini.

Anda mungkin juga menyukai