Anda di halaman 1dari 30

MINI PROJECT

GAMBARAN PERILAKU POLA MAKAN PENDERITA HIPERTENSI


PADA KELOMPOK PROLANIS
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRITONTRO

disusun oleh:
dr. Silka Reslia Riswanto
 
Dokter Pendamping:
dr. Zaenal Arifin Hari Purnomo

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS GIRITONTRO
PERIODE FEBRUARI-JUNI 2021
LATAR BELAKANG
Penyakit hipertensi di Jawa Tengah
masih menempati proporsi terbesar
• Hipertensi merupakan penyakit
dari seluruh Penyakit Tidak Menular
tidak menular yang menjadi Hasil Riskesdas 2018 (PTM) yaitu 57,10 persen. Individu
salah satu penyebab utama menunjukan prevalensi dengan usia lebih dari 15 tahun tercatat
kematian dini di dunia. hipertensi di Indonesia pada sebanyak 9.099.765 atau 34,60 persen
HIPERTENSI penduduk usia >18 tahun beresiko menderita hipertensi.
• Prevalensi hipertensi sebesar 22 Sebanyak 1.377.356 atau 15,14 persen
yaitu 34,11% dan Jawa
% di dunia dan hanya > 1/5 yang Tengah menduduki peringkat dinyatakan mengalami hipertensi
melakukan upaya pengendalian (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
ke-4 (Kementerian Kesehatan Tengah, 2018).
terhadap hipertensi yang dimiliki RI, 2019).
(WHO, 2019).

pola makan tinggi garam, Faktor yang dapat


merokok, kurang mempengaruhi hipertensi
aktifitas fisik, obesitas, terdiri dari faktor risiko Puskesmas Giritontro
Gambaran Pola Makan
berlebih, minuman yang dapat dimodifikasi dan memiliki jumlah presentase
alkohol, dislipidemia, tidak dapat dimodifikasi. kasus hipertensi yang
psikososial dan stress.
cukup tinggi.
Genetik, usia, jenis
kelamin
RUMUSAN MASALAH

“GAMBARAN PERILAKU POLA MAKAN


PENDERITA HIPERTENSI
PADA KELOMPOK PROLANIS WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GIRITONTRO”
TUJUAN PEELITIAN
Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Perilaku Pola Makan Penderita Hipertensi Pada


Kelompok Prolanis Wilayah Kerja Puskesmas Giritontro.

Tujuan Khusus

Mengetahui karakteristik Gambaran


Perilaku Pola Makan Penderita Hipertensi
Pada Kelompok Prolanis Wilayah Kerja
Puskesmas Giritontro.
MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Bagi Manfaat Bagi Manfaat Bagi Manfaat Bagi


Peneliti Masyarakat Institusi Peserta Prolanis

Dapat dijadikan Dapat memberikan Dapat dijadikan Dapat menambah


bahan referensi pengetahuan kepada sebagai bahan referensi wawasan bagi peserta
untuk penelitian masyarakat dalam melakukan prolanis tentang
edukasi terkait dengan kondisi tubuhnya
selanjutnya terkait mengenai penyakit
Gambaran Perilaku setelah dilakukan
dengan Gambaran hipertensi. Pola Makan Penderita
Perilaku Pola Makan pengisian pada
Hipertensi Pada kuesioner
Penderita Hipertensi Kelompok Prolanis
Pada Kelompok yang dapat mendukung
Prolanis. pelayanan optimal bagi
pasien.
DEFINISI

Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis kronis paling


umum yang ditandai dengan peningkatan tekanan arteri yang
terus-menerus. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan yang
lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.
Hipertensi sebagai faktor risiko paling umum untuk penyakit
kardiovaskular
Etiologi Hipertensi
Hipertensi Hipertensi essensial / primer / idiopatik terjadi pada
01 essensial
90% kasus hipertensi pada orang dewasa

Hipertensi sekunder sebesar 10% dari kejadian hipertensi


Hipertensi
02 Sekunder pada orang dewasa yang disebabkan oleh:
 Penyakit ginjal
 Kelainan endokrin
 Sebab lain
Faktor Resiko

Jenis Umur
j
Genetik
kelamin

Stress Kurang Merokok


Diet
Olahraga

Obesitas
Klasifikasi Hipertensi

JNC 8
Patofisiologi

Sistem renin – Sistem saraf


angiotensin otonom

Cardiac Output dan Disfungsi


Resistensi Perifer Endotel
Diagnosis
01 Anamnesis
 Lama menderita Hipertensi dan
derajatnya
 Faktor risiko
 Indikasi adanya Hipertensi Sekunedr
 Gejala Kerusakan Organ.

02 Pemeriksaan Fisis
 Pemeriksaan Tekanan Darah
 Pemeriksaan IMT
 Pemeriksaan Pembuluh Darah
 Pemeriksaan Jantung
 Evaluasi tanda gagal jantung kongestif
03 Pemeriksaan Penunjang  Tanda Hipertensi Sekunder

 Fungsi Ginjal
 Endokrin
 Metabolik
 Darah rutinm EKG, X-ray thorax, ABI,
Ekokardiogram
HBPM dan ABPM

HBPM adalah sebuah metoda


Home blood pengukuran tekanan darah yang
pressure dilakukan sendiri oleh pasien di
rumah atau di tempat lain di luar
monitoring
klinik (out of office).
(HBPM)

ABPM adalah suatu metoda


pengukuran tekanan darah selama 24
Ambulatory blood jam termasuk saat tidur, dan
pressure merupakan metoda akurat dalam
monitoring konfirmasi diagnosis hipertensi
(ABPM)
TD Optimal TD Normal TD Normal Tinggi Hipertensi
< 120/80 120-129/80-84 130-139/85-89 ≥140/90

Pikirkan
Masked ABPM atau
Gunakan
Hypertension HBPM
salah satu
untuk
konfirmasi
diagnosis

Ukur TD Ukur TD Ukur TD


setiap 5 tahun setiap 3 tahun setiap tahun Kontrol ABPM atau
ulang HBPM

Skrining dan diagnosa hipertensi


Algoritma diagnosa hipertensi
PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI
Obat Antihipertensi
Tatalaksana Non Farmakologi
01 Turunkan BB Penurunan berat badan dapat mengurangi
.
TDS 5 -20 mmHg/penurunan 10 kg

02 Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)


dapat turunkan TDS 8-14 mmgHg

Resttriksi garam dapat menurunkan TDS


03 Restriksi garam
2-8 mmHg. Konsumsi sodium chloride
≤6g/hari

04 Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik dapat menurunkan TDS 4-9


mmHg. Intensitas sedang setidaknya 30
menit /hari

05 Batasi alkohol Dapat menurunkan TDS 2-4 mmHg

Berhenti
06 merokok
Komplikasi
a. Serebrovaskuler: stroke, transient
ischemic attacks, demensia vaskuler,
ensefalopati.
b. Mata : retinopati hipertensif.
c. Kardiovaskuler : penyakit jantung
hipertensif, disfungsi atau hipertrofi
ventrikel kiri, penyakit jantung koroner,
disfungsi baik sistolik maupun diastolik
dan berakhir pada gagal jantung
(heart failure).
d. Ginjal : nefropati hipertensif,
albuminuria, penyakit ginjal kronis.
e. Arteri perifer : klaudikasio intermiten.
METODE PENELITIAN

JENIS WAKTU TEMPAT POPULASI


PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN

1 2 3 4

Penelitian
Seluruh pasien
deskriptif Pengambilan
yang mengikuti
dengan data
Aula Puskesmas prolanis yang
pendekatan dilaksanakan
Giritontro sudah
cross- sectional pada 10 April
terdiagnosis
(studi potong 2021
hipertensi
lintang)
KRITERIA KRITERIA
INKLUSI Pasien yang mengikuti EKSLUSI
Prolanis dan terdiagnosis Pasien dengan
hipertensi dan bertempat tekanan darah
tinggal di wilayah kerja normal.
Puskesmas Giritontro.

Pasien yang tidak dapat


Pasien pernah berkomunikasi dengan
ataupun belum efektif karena
mendapatkan obat masalah fisik seperti tuli,
antihipertensi. bisu serta gangguan
mental.

Subyek bersedia
mengikuti penelitian
untuk dilakukan
pengambilan data
dengan cara
memberikan kuesioner.
SAMPEL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN

TEKNIK SAMPLING JUMLAH SAMPLING VARIABEL


UNIVARIAT

Jumlah peserta
prolanis yang Hipertensi
Metode Total menderita
Sampling hipertensi
sebanyak 30
peserta PENGAMBILAN DATA

KUESIONER
ALUR PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase
Tamat SD 10 33
(%)
Tamat SMP/sederajat 3 10
Usia    
Tamat SMA/sederajat 12 40
17-25 tahun 0 0
Sarjana/Diploma 1 3
26-45 tahun 0 0
   
46-55 tahun 3 10 Lama Menderita

56-65 tahun 9 30 Hipertensi

>65 tahun 18 60 ≤5 Tahun 13 43

Jenis Kelamin     >5 Tahun 17 57

Laki-laki 8 27
Perempuan 22 73
Pekerjaan    

IRT/Tidak Bekerja 12 40
Wiraswasta 0 0
PNS 0 0
Karyawan Swasta 0 0
Petani/Buruh 8 27
Pensiunan 10 33
Tingkat Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 1 3
diketahui bahwa dari 30 responden, rata rata umur responden
kebanyakan >65 tahun sebanyak 18 responden (60%),
sedangkan umur pasien yang paling sedikit adalah 17-25 tahun
dan 26-45 tahun sebanyak 0 responden (0%). Untuk jenis
kelamin diantaranya yang paling banyak adalah perempuan
sebanyak 22 responden (73%) dan laki-laki sebanyak 8
responden (27%).
Pada jenis pekerjaan responden yang paling banyak adalah
responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga atau Tidak Bekerja
yaitu sebanyak 12 responden (40%). Pada Tingkat Pendidikan yang
paling banyak yaitu SMA atau Sederajat sebanyak 12 responden
( 40%). Untuk lamanya menderita hipertensi diketahui terbanyak
pada kategori >5 tahun sebanyak 17 responden (57%).
Karakteristik Frekuens Persentase
i (n) (%) 16%

     

Perilaku Baik 5 16
Perilaku sedang 25 84 Perilaku sedang
Perilaku baik
Perilaku Buruk 0 0

84%

 
Berdasarkan hasil penelitian, dari 30 responden
kebanyakan responden adalah penderita
hipertensi dengan perilaku pola makan sedang.
Pada Responden dengan perilaku baik sebanyak
5 responden (16%). Kemudian responden
perilaku sedang sebanyak 25 responden (84%).
Simpulan
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa
secara garis besar perilaku pola makan penderita hipertensi pada
kelompok prolanis wilayah kerja puskesmas giritontro memiliki
perilaku sedang terhadap pola makan. Pola makan tersebut sangat
berpengaruh terhadap terjadinya kejadian hipertensi. Perilaku pola
makan ini masih dapat ditingkatkan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai