Anda di halaman 1dari 2

Judul Laporan : Pemberian Vitamin A + Diteksi Dini Gizi Buruk/Kurang Desa Margadadi

(Bulan Vitamin A)

Latar Belakang
Salah satu sasaran pokok dari Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 adalah Meningkatkan Derajat Kesehatan Ibu dan Anak yang ditandai dengan
membaiknya status gizi ibu dan anak, menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak
serta meningkatnya peran serta masyarakat dalam mewujudkan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) di bidang Ibu dan Anak.
Kekurangan Vitamin A di dalam tubuh yang berlangsung lama menimbulkan berbagai
masalah kesehatan yang berdampak pada meningkatnya risiko kesakitan dan kematian pada
balita, demikian juga kecacingan pada anak akan menimbulkan malnutrisi yang bersifat kronis
yang pada akhirnya juga akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian pada Balita. Pada
bagian lain, penyakit campak sebagai salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan
menggunakan imunisasi (PD3I) masih menjadi ancaman bagi Balita yang juga akan
mengakibatkan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian bagi Balita.
Secara Nasional, bulan Februari dan Agustus telah ditetapkan sebagai bulan Pemberian
Vitamin A bagi Balita. Kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 1991 Sampai sekarang.
Menurut Program Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025
menjelaskan bahwa gizi merupakan salah satu indikator penilaian keberhasilan sebuah negara
membangun kesehatan dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Sampai saat ini, permasalahan gizi yang menjadi masalah utama di dunia adalah malnutrisi.
Secara langsung maupun tidak langsung gizi buruk/kurang dapat menurunkan kemampuan anak,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas. Sebelum
lima tahun, otak anak mengalami perkembangan pesat, masa-masa itu biasa disebut golden
period. Apabila pada masa tersebut, anak sudah mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk
berkepanjangan maka dampak yang akan ditimbulkan sangat besar, anak tersebut tidak dapat
tumbuh secara normal.oleh karena itu pentingnya dilakukan diteksi dini gizi buruk/kurang,
sehingga dapat dilakukan intevensi sedini mungkin.

Permasalahan
Bulan Februari merupakan bulan pemberian vitamin A, dan bahanya kekurangan vitamin A
menjadi salah satu dasar wajibnya pemberian vitamin A.
Masih tingginya angka kejadian gizi kurang/buruk di wilayah kerja Puskesmas Margadadi.
Perencanaan (metode penyuluhan)
 Sebelum melakukan kegiatan ini, dilakukan Kerjasama dengan kader setempat terlebih
dahulu.
 Serta melakukan pendataan sasaran sesuai dengan posyandu yang akan dijadikan tempat
pemberian vitamin A dan tempat diteksi dini untuk gizi buruk/kurang.
 Persiapan vitamin A, data-data yang diperlukan, alat pengukur berat badan, alat pengukur
tinggi badan, dan alat pengukur lingkar lengan atas.

Pelaksanaan (Intervensi)
Pada kali ini kegiatan dilakukan diposyandu dengan protokol covid yang dijalankan. Di
posyandu dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Setelah
dilakukan pengukuran dilakukan identifikasi apakah masuk gizi buruk, kurang, atau cukup. Bila
gizi kurang atau buruk, dapat dilakukan intervensi gizi buruk atau kurang.
Setelah dilakukan diteksi dini gizi buruk atau kurang, maka dilakukan pemberian vitamin A.
pemberian vitamin A ini dilakukan setiap 6 bulan sekali, dengan dosis sesuai usia.

Monitoring dan evaluasi


Monitoring akan dilakukan oleh pemegang program di Puskesmas Margadadi dengan kepala
puskesmas setiap hari, sedangkan untuk evaluasi dilakukan srtiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai