30/03/2022
Ny. NK, 31 tahun, 48 kg, 156 cm
Jumlah anak 2
LATAR BELAKANG
Intra Uterine Device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi
berbentuk huruf T, kecil, berupa kerangka dari plastik yang fleksibel yang diselubungi kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu), sangat efektif, reversible dan berjangka Panjang. IUD bisa
dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi kecuali yang sedang terpapar Infeksi Menular
Seksual (IMS).
Tersedia dua jenis IUD, yaitu hormonal (hormone progesterone) dan non-hormonal. IUD
bekerja dengan cara menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. IUD bekerja terutama
mencegah sperma dan ovum bertemu, dan mencegah terjadinya implantasi telur dalam uterus.
Keuntungan menggunakan IUD yaitu hanya memerlukan sekali pemasangan untuk jangka
waktu yang lama dengan biaya yang relative murah. Selain itu tidak menimbulkan efek sistemik,
efektivitas cukup tinggi, reversible, dan cocok untuk penggunaan secara massal. IUD dapat
digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir) dan dapat dipasang
segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terdapat infeksi) dan tidak ada
interaksi dengan obat-obat.
Kerugian pemakaian IUD antara lain: terdapat spotting (bercak perdarahan)
menometroragia, tali IUD dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu
hubungan seksual. Pemakaian IUD juga dapat mengalami komplikasi seperti : merasakan sakit
3-5 hari setelah pemakaian, perdarahan berat pada saat haid.
Pada pasien ini sebelumnya menggunakan KB Implan, namun karena pasien merasakan sakit
kepala yang tidak berhenti, akhirnya pasien memutuskan untuk mengganti jenis kontrasepsi
menjadi IUD
Pelaksanaan
KB PIL
30-03-2022
LATAR BELAKANG
Pil KB merupakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang digunakan dengan cara per-
oral. Pil KB ini banyak digunakan oleh masyarakat karena relatif mudah didapat dan digunakan
serta harganya murah. Pil KB yang banyak digunakan berisikan hormon estrogen dan
progesterone namun ada juga yang hanya berisi salah satu hormon saja. Kedua hormone ini
bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena itu ovulasi tidak terjadi dan kehamilan
tidak terjadi. Angka keberhasilan memakai pil bisa dibilang hampir selalu efektif dalam
mencegah kehamilan. Namun, tidak semua wanita boleh memilih pil jika mengidap tumor yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap
penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, atau yang pernah
terkena serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Yang perlu dipertimbangkan
tidak boleh memilih pil apabila mengidap darah tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim
(mioma uteri) dan haidnya jarang
Jenis Pil KB oral yang sering digunakan yaitu:
a. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus.Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari
pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir.Terdiri
dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi
kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi.
Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak
diinginkan
b. Pil Kombinasi
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen
dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol.Dosis etinil estradiol
30 - 35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam
mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron,
etindiol diasetat, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan
gestoden.Terdiri dari 21 – 22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivate
estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus.Pil KB atau kontrasepsi
oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap hari
1 pil selama 21 - 22 hari. Umumnya setelah 2 - 3 hari sesudah pil KBatau kontrasepsi oral
terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan
perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus
sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid
Pelaksanaan :