Tanggal : 25/09/20
2. Judul laporan: Penyuluhan ASI Ekslusif
3. Latar belakang
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama
enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Pasal 1). WHO
merekomendasikan memberikan ASI sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama
kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun.
Menurut WHO pemberian ASI eksklusif sebagai imunisasi pertama untuk
memberikan perlindungan terhadap infeksi pernapasan, penyakit diare dan
penyakit lainnya yang berpotensi mengancam jiwa serta memiliki efek
perlindungan terhadap obesitas dan penyakit tidak menular. ASI juga diketahui
dapat mengurangi tingkat depresi ibu, memperkuat ikatan emosional antara anak
dan ibu, membuat anak lebih cerdas, membuat anak berperilaku lebih baik, dan
nutrisi dalam ASI membantu perkembangan otak secara sempurna dan lebih baik
daripada nutrisi susu formula, membantu ibu menurunkan berat badan,
menurunkan risiko kanker pada ibu, dan membantu menghemat pengeluaran
anggaran rumah tangga.ASI juga disebutkan mencegah stunting, serta
menurunkan risiko diabetes dan penyakit kronis.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 proporsi pola pemberian ASI ekslusif pada bayi
umur 0-6 bulan di Indonesia sebanyak 37,3%. Angka ini masih jauh dari target
cakupan ASI eksklusif pada 2019 yang ditetapkan oleh WHO maupun
Kementerian Kesehatan yaitu 50%. Salah satu penyebab rendahnya pemberian
ASI eksklusif, menurut Menteri Kesehatan dalam Pekan ASI Sedunia, yaitu
kurangnya edukasi tentang pentingnya memberi ASI eksklusif yang berdampak
pada perilaku ibu dalam menyusui.
Di desa wilayah kerja Puskesmas Pabedilan, kurangnya ibu yang memberikan ASI
ekslusif paling banyak disebabkan oleh masih kentalnya berbagai mitos yang
dianut oleh masyarakat desa. Selain itu, pengetahuan mengenai ASI ekslusif juga
masih kurang, sehingga banyak ibu yang menganggap kandungan ASI tidak
cukup untuk bayi usia 0-6 bulan, sehingga diberikan susu formula.
Pelaksanaan
A. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan berupa penyuluhan serta tanya jawab dan diskusi dengan
peserta. Penyuluhan dilakukan dengan alat peraga berupa payudara buatan, manekin,
dan alat peraga lainnya. Dilakukan juga demo tentang posisi menyusui yang benar
untuk mencegah masalah payudara serta beberapa pemijatan yang dapat merangsang
produksi ASI.
C. Sasaran Penyuluhan