Anda di halaman 1dari 12

1.

Tanggal : 14 September 2020


2. Peserta Hadir : Masyarakat
3. Judul laporan: Kunjungan ke Kediaman Ibu dalam Masa Nifas
4. Latar belakang
Masa nifas merupakan rentang waktu yang sangat penting untuk mendapatkan
perhatian sebab pada masa tersebut ibu akan mengalami berbagai perubahan baik
fisiologis maupun psikologis. Masa ini berlangsung sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 42 hari (6 minggu). Selama periode tersebut ibu nifas
harus mendapatkan pemantauan penuh sampai dengan 42 hari supaya tidak terjadi
komplikasi-komplikasi yang dapat menyebabkan kesakitan bahkan kematian pada
ibu. Untuk menangani hal-hal diatas, maka diperlukan perawatan secara
komprehensif kepada ibu nifas dengan melakukan kunjungan sebanyak 4 kali
yaitu pada 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah
persalinan, dan 6 minggu setelah persalinan selama masa nifas. Dalam setiap
kunjungan, petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan keadaan ibu dan bayi
serta memberikan pengetahuan sesuai kebutuhan selama masa nifas untuk
menangani masalah yang terjadi. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 menyebutkan bahwa, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih
tinggi, yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan SDKI pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu yang sebesar
228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut belum memenuhi target SDG’s
tahun 2015 dimana AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Salah satu penyebabnya adalah kurang optimalnya kunjungan postpartum yang
menimbulkan ketidaknyamanan dan komplikasi pada masa nifas. Hal ini
menyebabkan masa nifas menjadi salah satu penyumbang masih tingginya Angka
Kematian Ibu di dunia.

Permasalahan
Pemahaman masyarakat di Desa Pabedilan Wetan mengenai perawatan
serta kunjungan ke Puskesmas selama masa nifas masih rendah. Oleh karena itu,
penyampaian informasi serta pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi setiap kali
kunjungan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi selama masa
nifas.

Perencanaan

Kegiatan kunjungan ke kediaman ibu dalam masa nifas dilakukan sebanyak 1x,
terutama pada ibu dalam masa nifas yang mengalami komplikasi selama
persalinan. Jika sudah stabil, kunjungan selanjutnya dilakukan oleh ibu nifas yang
datang ke Puskesmas Pabedilan.

Pelaksanaan

A. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dengan penyampaian informasi serta
pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, dilakukan edukasi seputar
kondisi ibu dan bayi serta diberikan terapi yang diperlukan.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan:


Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Senin, 14 September 2020
Pukul : 10.00 - selesai
Tempat : Kediaman Ibu dalam Masa Nifas

C. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah semua ibu dalam masa nifas di Desa Pabedilan
Wetan.

Monitoring dan evaluasi


Hanya dilakukan kunjungan ke satu kediaman ibu dalam masa nifas pada hari
Senin, 14 September. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik, fundus uterus, kontraksi, dan pemeriksaan bayi. Setelah itu
diberikan edukasi mengenai kondisi ibu dan bayi dan diberikan terapi sesuai
dengan masalah Kesehatan yang dikeluhkan.
A. Tanggal Kegiatan : 28/8/20

B. Judul Laporan : Senam Ibu Hamil

C. Latar Belakang

Menurut Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020, tingginya angka

kematin ibu dan bayi masih menjadi salah satu fokus masalah kesehatan yang harus

diberikan perhatian lebih. Demi menghadapi masalah ini, salah satu pendekatan yang

harus ditekankan adalah upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan di

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Senam hamil merupakan terapi latihan

gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya baik fisik maupun

mental dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil sangat membutuhkan tubuh yang

sehat dan bugar. Oleh karena itu, selain makan secara teratur, ibu hamil harus cukup

istirahat dan berolahraga sesuai dengan kebutuhannya, salah satu olahraga yang baik

untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap ibu

hamil, karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat

membuat ibu hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari–hari, sehingga stres

akibat rasa cemas menjelang persalinan akan dapat diminimalkan.

Latihan senam hamil yang dilakukan secara teratur baik ditempat latihan maupun di

rumah dalam waktu senggang dapat menuntun ibu hamil ke arah persalinan yang

fisiologis selama tidak ada keadaan patologis yang menyertai kehamilan. Ibu hamil

yang melakukan senam hamil secara teratur selama masa kehamilannya dilaporkan

dapat memberikan keuntungan pada saat persalinan yaitu pada masa kala aktif

menjadi lebih pendek, mencegah terjadinya letak sungsang dan mengurangi terjadinya

kejadian sectio caesaria. Jika tidak melakukan senam hamil dapat mengakibatkan

perasaan tegang saat kehamilan atau persalinan dapat timbul, system tubuh akan

terhalang dan mempengaruhi persediaan oksigen untuk otot-otot maupun organ tubuh
dan bayi. Perasaan tegang saat persalinan juga dapat membuat proses persalinan

terhambat.

Permasalahan di Masyarakat

Pengetahuan ibu mengenai pentingnya senam di 5 desa wilayah kerja

Puskesmas Pabedilan masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil karena ragu-ragu dan takut akan

kehamilannya jika melakukan senam hamil. Padahal senam hamil sangat penting

dalam masa kehamilan, karena memperlancar proses persalinan. Ibu-ibu hamil di 5

desa wilayah kerja Puskesmas Pabedilan cenderung masih melakukan kebiasaan dan

pola hidup yang sesuai dengan adat masyarakat setempat, yang sarat dengan mitos-

mitos mengenai kehamilan, dan persalinan. Sehingga, senam hamil masih dianggap

suatu hal yang tabu untuk dilakukan. Padahal, Pergerakan dan latihan senam

kehamilan tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh

terhadap kesehatan bayi yang dikandungan. Oleh karena itu, diselenggarakannya

senam ibu hamil menjadi hal yang sangat diperlukan agar dapat membantu

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya senam hamil.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

Berdasarkan permasalahan di atas, diselenggarakan senam ibu hamil di Aula

Puskesmas Pabedilan. Senam dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2020 pukul

10.00 sampai selesai. Senam hamil ditayangkan melalui video sembari diperagakan

oleh narasumber, lalu diikuti oleh peserta. Demi keselamatan bersama dalam masa

pandemi ini, sasaran kegiatan hanya terbatas pada 2 orang perwakilan ibu hamil

trimester 3 dari masing-masing desa di wilayah kerja Puskesmas Pabedilan.

Pelaksanaan Intervensi

3.1 Bentuk Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan senam hamil dilaksanakan di Aula Puskesmas Pabedilan.

3.2 Waktu dan Tempat pelaksanaan


Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Agustus 2020
Tempat : Aula Puskesmas Pabedilan
Waktu : 10.00 – selesai

3.3 Sasaran Penyuluhan

Sasaran senam hamil adalah perwakilan ibu hamil trimester 3 dari 5 desa di

wilayah kerja Puskesmas Pabedilan, yaitu Pabedilan Kidul, Pabedilan Kaler,

Pabedilan Wetan, Tersana, dan Silih Asih.

3.4 Metode yang digunakan

Metode yang digunakan adalah penyuluhan menggunakan video sembari

diperagakan oleh narasumber, lalu diikuti oleh peserta.

Monitoring dan Evaluasi

Ibu hamil yang datang ke kelas Ibu Hamil mengikuti kegiatan dengan baik. Semua

ibu hamil mengikuti gerakan yang yang dicontohkan narasumber dengan lancar. Pada

pelaksanaan kegiatan ini dibatasi hanya dihadiri oleh 10 orang.


1. Tanggal Kegiatan : 28/8/20

2. Judul Laporan : Kelas Ibu Hamil

3. Latar Belakang

Menurut Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020, tingginya angka

kematin ibu dan bayi masih menjadi salah satu fokus masalah kesehatan yang harus

diberikan perhatian lebih. Demi menghadapi masalah ini, salah satu pendekatan yang

harus ditekankan adalah upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan di

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pada masalah tingginya angka

kematian ibu, ibu hamil trimester ketiga merupakan gologan yang sangat rentan

mengalami komplikasi menjelang masa persalinan. Minimnya pengetahuan ibu hamil

mengenai persiapan menghadapi persalinan, tanda-tanda persalinan, tanda bahaya

dalam kehamilan, pentingnya ASI eksklusif dan lainnya diyakini menjadi faktor risiko

utama yang menyumbang tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi

ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir (Depkes, 2009).

Pada setiap kelas ibu hamil, materi yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi ibu hamil sesuai dengan trimesternya.

Penyuluhan kesehatan Ibu hamil dan bayi pada umumnya masih banyak

dilakukan melalui konsultasi perorangan yang diberikan pada waktu ibu

memeriksakan kandungan atau kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini

bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki kelemahan yaitu

pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas, serta tidak dapat berbagi pengalaman

mengenai masalah kehamilannya kepada kelompok ibu hamil lainnya. Kegiatan


bertukar pengalaman antar ibu hamil yang didampingi oleh tenaga kesehatan penting

untuk membuka pikiran serta memotivasi ibu hamil mengenai kesehatan

kehamilannya demi mempersiapkan persalinan yang baik.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, diselenggarakan kegiatan kelas ibu hamil

yang merupakan metode pembelajaran dalam bentuk tatap muka mengenai materi di

buku KIA yang penting bagi ibu hamil, demi menekan angka kematian ibu dan bayi.

4. Permasalahan di Masyarakat

Pengetahuan ibu mengenai kesehatan selama kehamilan, persiapan persalinan,

tanda bahaya dan pentingnya menyusui di 5 desa wilayah kerja Puskesmas Pabedilan

masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya angka pre-

eklampsia berat dan anemia di Puskesmas Pabedilan, serta masih banyak ibu yang

enggan memberikan ASI ekslusif pada anaknya. Ibu-ibu hamil dan menyusui di 5

desa wilayah kerja Puskesmas Pabedilan cenderung masih melakukan kebiasaan dan

pola hidup yang sesuai dengan adat masyarakat setempat, yang sarat dengan mitos-

mitos mengenai kehamilan, persalinan dan menyusui. Hal ini menyebaban banyak ibu

hamil dan bayi yang menerapkan pola hidup tidak sehat sehingga dapat meningkatkan

resiko kematian pada ibu dan bayi. Hal ini menjadi perhatian penting untuk dilakukan

upaya penyuluhan agar ibu hamil dan menyusui dapat mengetahui tentang kesehatan

selama hamil dan menyusui.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

Berdasarkan permasalahan di atas, diselenggarakan kelas ibu hamil di Aula

Puskesmas Pabedilan. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2020 pukul

09.00 sampai selesai. Kelas ibu hamil diberikan kepada ibu-ibu hamil yang hadir

sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan, tanda

bahaya dan persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos dan penyakit
menular. Demi keselamatan bersama dalam masa pandemi ini, sasaran kegiatan hanya

terbatas pada 2 orang perwakilan ibu hamil trimester 3 dari masing-masing desa di

wilayah kerja Puskesmas Pabedilan.

Pelaksanaan Intervensi

3.5 Bentuk Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil dilaksanakan di Aula Puskesmas Pabedilan.
3.6 Waktu dan Tempat pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Agustus 2020
Tempat : Aula Puskesmas Pabedilan
Waktu : 09.00 – selesai
3.7 Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan adalah perwakilan ibu hamil trimester 3 dari 5 desa di

wilayah kerja Puskesmas Pabedilan, yaitu Pabedilan Kidul, Pabedilan Kaler,

Pabedilan Wetan, Tersana, dan Silih Asih.

3.8 Metode yang digunakan

Metode yang digunakan adalah penyuluhan menggunakan media power point dan

alat peraga. Materi yang disampaikan berupa tanda-tanda bahaya, persalinan,

perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, Asi ekslusif dan penyakit

menular. Peyuluhan disampaikan secara interaktif kepada peserta dengan cara

diskusi dan tanya jawab. Selain itu, peserta juga dipersilahkan untuk saling

berbagi pengalamannya selama kehamilan, sehingga dapat memberi pencerahan

dan saling memotivasi antar peserta.

Monitoring dan Evaluasi

Ibu hamil yang datang ke kelas Ibu Hamil mengikuti kegiatan dengan antusias,

terlihat dari beberapa orang yang mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman

mengenai kehamilan sebelumnya, sehingga peserta lain mendapatkan pencerahan.

Pada pelaksanaan kegiatan ini dibatasi hanya dihadiri oleh 10 orang. Untuk bahan
evaluasi, dalam kegiatan ini dilakukan pre-test dan post-test sebelum dan sesudah

penyuluhan dilakukan. Setelah dilakukan penyuluhan, peserta kelas ibu hamil

dapat menjawab post test dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang ditanyakan

langsung secara lisan oleh pemateri.


1. Tanggal : 12 September 2020
2. Peserta Hadir : Ibu Hamil di Desa Pabedilan Wetan yang belum melakukan VCT
3. Judul laporan: Voluntary Conselling and Testing (VCT)
4. Latar belakang
Kejadian HIV/AIDS pada ibu hamil semakin meningkat dan umumnya
ditemukan pada usia 20-29 tahun. Selain itu, HIV/AIDS pada ibu hamil
menyebabkan masalah yang lebih berat karena dapat membahayakan keselamatan
jiwa ibu dan menular kepada bayi melalui masa kehamilan, saat melahirkan dan
menyusui. VCT atau voluntary conselling and testing, adalah tes yang dilakukan
untuk mengetahui status HIV dan dilakukan secara sukarela serta melalui proses
konseling terlebih dahulu. Pada prinsipnya VCT bersifat rahasia dan dilakukan
secara sukarela. Artinya keinginan untuk melakukan tes HIV harus datang dari
kesadaran sendiri bukan karena paksaan dari orang lain yang datang pada
penyedia layanan VCT untuk diperiksa. Ini juga berarti bahwa siapapun tidak
boleh melakukan tes HIV terhadap orang lain tanpa sepengetahuan yang
bersangkutan.
Konseling HIV adalah dialog atau konsultasi rahasia antara peserta dengan
petugas atau perawat atau konselor HIV. Konseling HIV ini dilakukan sebelum
dan sesudah tes HIV. Konseling sebelum tes (pre Test) dilakukan untuk
memberikan informasi yang lengkap tentang HIV dan AIDS, keuntungan dan
kerugian VCT, menggali faktor–faktor resiko dan cara menguranginya sehingga
pasien mempunyai kesiapan untuk melakukan tes HIV. Sedangkan konseling
Pasca Tes bertujuan untuk mempersiapkan peserta menghadapi hasil tes. Di sini
diberikan penjelasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil tes,
kemana dan apa yang harus dilakukan seandainya hasil positif HIV atau negatif
dengan segala konsekuensinya.
Sehubungan dengan paparan di atas, maka akan diadakan kegiatan VCT
yang bertujuan untuk mempromosikan perubahan perilaku yang dapat mengurangi
resiko penyebaran infeksi HIV, menurunkan jumlah ODHA, mempercepat
diagnosa HIV, meningkatkan penggunaan layanan kesehatan dan mencegah
infeksi lain, meningkatkan perilaku hidup sehat.

Permasalahan
Pemahaman masyarakat di Desa Pabedilan Wetan mengenai pentingnya
VCT masih kurang. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya ibu hamil yang
belum terjaring untuk dilakukan VCT. Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan
dilakukannya kegiatan VCT untuk menurunkan jumlah ODHA, mempercepat
diagnosa HIV serta mempromosikan perubahan perilaku yang dapat mengurangi
resiko penyebaran infeksi HIV

Perencanaan

Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penyuluhan pada peserta ibu hamil
mengenai HIV dan Hepatitis B. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan VCT yang
meliputi proses wawancara dan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan
HIV dan Hepatitis B. Nantinya hasil pemeriksaan ini akan muncul 1 minggu
kemudian, bila dari peserta yang mengikuti kegiatan VCT ini terdapat HIV positif
maka petugas akan memberikan status tersebut melalui kunjungan rumah, dan
diberikan konseling serta perencanaan tatalaksana dan perawatan kedepannya.

Pelaksanaan

A. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penyuluhan pada peserta ibu
hamil mengenai HIV dan Hepatitis B. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan VCT
yang meliputi proses wawancara dan pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan HIV dan Hepatitis B.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan:


Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Sabtu, 5 September 2020
Pukul : 09.00 - selesai
Tempat : Balai Desa Pabedilan Wetan

C. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah semua ibu hamil yang ada di Desa Pabedilan
Wetan.

Monitoring dan evaluasi


Ibu hamil yang hadir adalah sebanyak 10 orang. Peserta mendengarkan
penyuluhan dengan antusias, dan kegiatan berlangsung dengan baik. Nantinya
hasil pemeriksaan ini akan muncul 1 minggu kemudian, bila dari peserta yang
mengikuti kegiatan VCT ini terdapat HIV positif maka petugas akan memberikan
status tersebut melalui kunjungan rumah, dan diberikan konseling serta
perencanaan tatalaksana dan perawatan kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai