Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di

Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini

cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan

pemeliharaan kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk

deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting untuk segera

ditangani. Pemeriksaaan kehamilan atau Ante Natal Care (ANC) adalah

mencakup hasil yang positif atau negatif bagi ibu maupun bayinya dengan

cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-

komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan

memberikan pendidikan ANC. Hal ini penting untuk menjamin proses

alamiah tetap berjalan normal selama pemeriksaan kehamilan.

Berdasarkan Survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2017

menyatakan bahwa ada 26 % (1.384.387) ibu hamil mengalami komplikasi

yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, selama masa kehamilan ibu hamil

harus melakukan asuhan ante natal care guna untuk mencegah hal-hal yang

tidak diinginkan. Asuhan ante natal care sendiri mencakup berbagai

pelayanan diantaranya anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang. Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya

itu baik ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka
2

perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas

kesehatan kepada ibu hamil.

AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan

aksesibilitas fasilitas kesehatan. Target Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan

dengan Negara-negara tetangga di Kawasan ASEAN. AKI di Indonesia

mencapai 228 per 100.000, di Singapura 6 per 100.000, Brunei 33 per

100.000, Filipina 112 per 100.000,serta Malaysia dan Vietnam 160 per

100.000 kelahiran hidup.1

Angka kematian ibu di DKI Jakarta sendiri masih cukup tinggi yaitu

90/1000 kelahiran pada tahun 2016. Angka-angka ini disumbang dari

beberapa kota yaitu Jakarta Barat 20/1000 kelahiran, Jakarta Timur 30/1000

kelahiran, Jakarta Selatan 10/1000 kelahiran, Jakarta Pusat 15/1000 kelahiran,

Jakarta Utara 15/1000 kelahiran hidup.2

Kematian ibu sendiri di sebabkan oleh berbagai faktor diantaranya

penyulit saat nifas, persalinan dan kehamilan. Perawatan kesehatan ibu hamil

1
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia.
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Pusdatin/Profil-Kesehatan-Indonesia-
2014.Pdf. Diakses Tanggal 20-05-2018, Pukul 10.00wib
2
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Provinsi.
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Profil/Profil_Kes_Provinsi_2016/11_D
ki_Jakarta_2016.Pdf. Diakses Tanggal 20-05-2018, Pukul 10.00wib
3

telah diatur dalam Undang-Undang No. 39 tahun 2009, tentang Kesehatan,

pada Bab VII pasal 126. Upaya kesehatan ibu hamil yang dimaksud adalah

upaya kesehatan ibu yang ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu hamil

sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta

mengurangi angka kematian ibu.3

Penanganan kesehatan ibu meliputi upaya promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif. Pemerintah berkomitmen untuk menjamin kesehatan ibu

melalui ketersediaan tenaga kesehatan, fasilitas, alat dan obat dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan

terjangkau. Perawatan kesehatan ibu hamil sangat penting dilakukan, agar

dapat mencegah gangguan kesehatan selama proses kehamilan. Gangguan

kesehatan kehamilan di Indonesia saat ini masih banyak dan membahayakan

keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Informasi kesehatan ibu dapat

diperoleh dari hasil kegiatan Riskesdas 2013 yang menyebutkan masih

terdapat kasus gangguan kehamilan seperti kasus kehamilan sungsang 5,5%

(759 ibu hamil), kelainan letak janin 3,6% (497 ibu hamil), terlilit tali pusat

1,8% (248 ibu hamil).Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan

alamiah. Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain

perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah,

metabolisme, taktus urinarus serta perubahan psikologis. Pada umumnya

kehamilan berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai yang

3
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Profil Kesehatan Indonesia.
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Pusdatin/Profil-Kesehatan-Indonesia-
2008.Pdf Diakses Tanggal 20-05-2018, Pukul 10.00wib,
2
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014,Op. Cit
4

diharapkan. Sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama

kehamilannya. Oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu

dengan kehamilan normal.

Dengan pengawasan antenatal secara dini dapat diketahui kelainan

yang menyertai kehamilan sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah

dalam pertolongan persalinannya. Sebaiknya setiap pemeriksaan antenatal ibu

diberitahu akan pentingnya tanda bahaya saat kehamilan dan setiap tenaga

kesehatana kunjungan rumah kepada ibu hamil keluargapun sebaiknya diberi

tahu akan masalah apa saja yang terdapat dalam kehamilan.

Di RW 004 RT 002 Jl. Seri Kelurahan Jagakarsa, dari hasil

pendataan yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018 terdapat salah

satu ibu hamil KEK yang kurang peduli dengan nutrisi kehamilannya,

sehingga Ibu hamil tidak mendapat asupan gizi yang cukup. Berdasarkan

uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat kasus tentang

kejadian kurangnya pengetahuan KEK sebagai tanda bahaya kehamilan pada

Ibu hamil di RW 004/ RT 002 Jl. Seri Kelurahan Jagakarsa.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Untuk membantu memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan khususnya masalah nutrisi bagi ibu hamil melalui pendekatan

di bidang KIA.
5

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dan mengidentifikasi suatu masalah

b. Mampu melakukan interpretasi data

c. Mampu melakukan identifikasi akan tindakan kebutuhan segera

d. Mampu melakukan identifikasi diagnosa/masalah potensial

e. Mampu melakukan perencanaan

f. Mampu melakukan pelaksanaan

g. Mampu melakukan evaluasi

1.3 Manfaat

1.3.1 Teori

a. Tenaga kesehatan

Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

yang lebih baik lagi.

b. Bagi institusi

Sebagai suatu masukan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam

memberikan pelayanan kebidanan di lahan praktik serta dapat

mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi berbagai masalah

yang mungkin terjadi di masyarakat.

1.3.2 Praktis

a. Klien

Menambah pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan.
6

b. Keluarga

Keluarga menjadi mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya

c. penulis

1) Dapat menambah pengetahuan dan mendapat pengalaman

serta gambaran secara nyata dalam melakukan asuhan

kebidanan pada klien.

2) Dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan serta dapat

bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.


7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Kebidanan Komunitas

2.1.1 Definisi Kebidanan Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang

berarti kesamaan, publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat

diterjemahkan sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga

sebuah desa, kota, suku, atau bangsa.

Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan

kebidanan pada masyarakat baik individu, keluaraga, kelompok dan

masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak

(KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia

wanita adi yuswa secara paripurna.

2.1.2 Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas

Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah individu,

keluarga, dan masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang

mempunyai masalah kesehatan secara umum.

2.1.3 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan “untuk mewujudkan

keluarga yang sehat sejahtera sehingga tercipta derajat kesehatan yang

optimal”. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya

kesehatan dimasyarakat yang ditujukan kepada keluarga.


8

Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan

keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera.

2.1.4 Langkah – Langkah Kebidanan Komunitas


a. Identitas Masalah

Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan

data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara

langsung di masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung

(data obyektif).

Data subyektif didapat dari informasi yang langsung

diterima dari masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah

data yang diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan dan

penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan

data ini adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa

dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.

b. Data Desa

Data desa meliputi :

1) Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas

kesehatan pemeriksaan).

2) Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga,

mata pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika

penduduk).
9

3) Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan

ibu, anak dan balita).

4) Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban

keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja

dan kondisi tinja).

5) Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi

dari lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi

yang dimiliki masyarakat).

6) Data Keluarga

Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.

Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan,

pembuangan sampah dan kotoran).

c. Analisa dan Perumusan Masalah

Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan

ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti :

1) Analisis

Tujuan analisis adalah menggunakan data yang

terkumpul dan mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga

ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis

ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau

kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya

(perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang

berpengaruh terhadap kesehatan.


10

2) Perumusan Masalah

Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan

hasil analisi. Dalam rumusan masalah mencakup masalah

utama dan penyebabnya serta masalah potensial.

d. Rencana dan Tindakan

Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta

penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.

Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun :

1) Rencana

Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan

lingkungan di komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana

pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut

perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.

Di dalam pelaksanaan mencakup, pemeliharaan kesehatan

lingkungan dan penyuluhan tentang kesehatan yang diberikan

pada keluarga. Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka

perlu ditentukan kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di

dalam rencana evaluasi yaitu tingkat kesehatan lingkungan dan

frekuensi penyuluhan.

2) Tindakan

Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor

perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap


11

lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat,

bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga

menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan

evaluasi.

e. Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan

kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang

ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi

menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya.

Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan

dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang

timbul akibat keberhasilan tersebut.

2.2 Konsep Keluarga Binaan

2.2.1 Definisi Keluarga Binaan

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu

tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2.2.2 Tugas Keluarga Binaan dalam Bidang Kesehatan

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.
12

c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak

mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya

yang terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada.

2.2.3 Tugas Keluarga

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan


kedudukannya masing-masing

d. Sosialisasi antar anggota keluarga

e. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga

2.2.4 Pentingnya Keluarga Binaan

Untuk membantu memandirikan keluarga dalam mengatasi

masalah khususnya masalah kesehatan.4

4
Ambarwati, Eny, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas, Yogyakarta :Nuha Medika
13

2.3 Ante Natal Care (ANC)

2.3.1 Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Filosofi asuhan kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu stsu 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Antenatal Care

adalah asuhan yang diberikan kepada ibu sebelum persalinan dan nifas.5

Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan yang

dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu hamil dan janin secara

berkala, yang diikuti dengan upaya terhadap kelainan yang ditemukan

dengan tujuan pemeriksaan antenatal adalah untuk mengoptimalisasikan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, menjaga agar ibu hamil mampu

menghadapi pesalinan dan nifas dengan baik dan selamat.6

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil

kebidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasakan dirinya

hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan Antenatal. Pada setiap

kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan

menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine,

serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.7

5
JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan
Reproduksi, Perkumpulan Obstetric Ginekologi Indonesia (Jnpk-Kr/Pogi), Dan Jhoiego
Corporation, Jakarta. 2007
6
Bab II Tinjauan Pustaka. 2007. Loc.Cit
7
Saifuddin, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Nasional Sarwono Prawiroharjo
14

Kunjungan ibu hamil atau Antenatal Care adalah pertemuan

antara tenaga kesehatan (bidan atau dokter) dengan ibu hamil dengan

kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan serta observasi selain

pemeriksaan fisik dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan

kesejahteraan umumnya.8

Pelayanan Antenatal Care merupakan pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar

pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman

Pelayanan Antenatal Terpadu (2010) bagi petugas kesehatan Pelayanan

antenatal yang lengkap mencakup banyak hal seperti anamnesis,

pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium

sesuai dengan indikasi serta intervensi dasar dan kasus (sesuai resiko

yang ada). Penerapan operasionalnya dikenal standar minimal “10 T”

untuk pelayanan antenatal yaitu :9

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

b. Ukur Tekanan darah.

c. Ukur Tinggi fundus uteri.

d. Tentukan presentasi dan dengarkan DJJ

e. Nilai status imunisasi TT (Tetanus Toksoid) dan berikan bila perlu.

f. Tentukan status gizi dengan LiLA

g. Pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8
Salmah, Et Al. Asuhan Antenatal. Jakarta : EGC. 2006
9
Kementrian Kesehatan Ri. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
15

h. Tes laboratorium rutin dan khusus

i. Tatalaksana kasus yang berhubungan dengan tes terhadap Penyakit

Menular Seksual, HIV/AIDS dan malaria, termasuk Tes sesuai

indikasi.

j. Temu wicara/konseling dalam rangka persiapan rujukan.

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal Kementrian

Kesehatan RI telah menetapkan tenaga kesehatan harus memberikan

pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari :

a. Timbang Berat Badan Penimbangan berat badan pada setiap kali

kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9

kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap

bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

b. Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLa). Pengukuran LiLa hanya

dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko

kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini

maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLa kurang dari

23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan BBLR.

c. Ukur Tekanan Darah. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali

kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah

dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria).


16

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri Pengukuran tinggi fundus pada setiap

kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan

janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus

tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan

pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita

pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

e. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ) Penilaian DJJ dilakukan pada

akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.

DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari

160/menit menunjukkan adanya gawat janin.

f. Tentukan Presentasi Janin Menentukan presentasi janin dilakukan

pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan

antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak

janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau

kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,

panggul sempit atau ada masalah lain.

g. Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk mencegah terjadinya

tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada

saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya.

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status

imunisasi ibu saat ini.


17

h. Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi) Untuk mencegah anemia

gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90

tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.

i. Periksa Laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium

dilakukan pada saat antenatal meliputi:

1) Pemeriksaan golongan darah

2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah Pemeriksaan kadar

hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada

trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan

ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita

anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia

dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

kandungan

3) Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin

pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas

indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya

proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu

indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

4) Pemeriksaan kadar gula darah. Ibu hamil yang dicurigai

menderita Diabetes Melitus (DM) harus dilakukan pemeriksaan

gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester

pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester

ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).


18

5) Pemeriksaan darah Malaria Semua ibu hamil di daerah endemis

Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka

skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis

Malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada

indikasi.

6) Pemeriksaan tes Sifilis Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di

daerah dengan resiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis.

Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada

kehamilan.

7) Pemeriksaan HIV Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah

dengan resiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai

menderita HIV.

8) Pemeriksaan BTA Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil

yang dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan

agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.

Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

j. Tatalaksana/penanganan Kasus, berdasarkan hasil pemeriksaan

antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap

kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai

dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.


19

k. KIE efektif, dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang

meliputi:

1) Kesehatan ibu

2) Perilaku hidup bersih dan sehat

3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi

5) Asupan gizi seimbang

6) Gejala penyakit menular dan tidak menular

7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di

daerah tertentu (risiko tinggi)

8) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

9) KB paska persalinan

10) Imunisasi

11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain

booster).10

2.3.2 Tujuan Antenatal Care (ANC)

Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan

Antenatal Care (ANC) tersebut adalah :

a. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu

dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.

10
Salmah, Et Al. Asuhan Antenatal. Jakarta : EGC. 2006. Loc. Cit
20

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental

ibu, karena dalam melakukan pemeriksaaan kehamilan, pelayanan

kesehatan (bidan dan dokter) akan selalu memberikan saran dan

informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan

pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.

d. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.

Dengan mengenali secara dini, memberikan informasi yang tepat

tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan

diharapkan dapat berjalan dengan lancer seperti yang diharapkan

semua pihak.

e. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan

dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, mka diharapkan

masa nifas dapat berjalan dengan lancar.

f. Mempersiapkan peran ibu dan kesiapan dalam menerima bayi.

Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah

jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa ada

kekurangan suatu apapun.

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komlikasi yang

mengancam jiwa, oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan

sedikitnya 4x kunjungan selama periode kehamilan yaitu 1x


21

kunjungan selama trimester pertama (0-12mg), trimester kedua 1x

(13-28mg) dan trimester ketiga (29-40mg) sebanyak 2x.

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan sedini mungkin pada

ibu hamil penting sekali sehingga kelainan-kelainan yang mungkin

terdapat pada ibu hamil dapat diobati dan ditangani sedini mungkin

dengan segera. Pemeriksaan antenatal yang baik minimal 4x selama

kehamilan dapat mencegah terjadinya kematian janin dalam

kandungan berguna untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan dalam Rahim, hal ini dapat dilihat melalui tinggi

fundus uteri dan terdengar atau tidaknya denyut jantung janin atau

pemeriksaan dengan USG.11

2.3.3 Data Fokus Antenatal Care

Untuk lebih bisa efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu

dan bayi baru lahir, maka asuhan antenatal harus difokuskan pada

intervensi yang telah terbukti bermanfaat menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu serta janin.Penolong yang terampil atau

telatih harus selalu tersedia untuk hal-hal berikut :

a. Membatu setiap ibu hamul dan keluarganya untuk membuat

perencanaan persalinan : petugas kesehatan yang terampil, tempat

bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil serta

perlengkapan untuk ibu dan bayi. Penolong yang termpil

11
Saifuddin, A.B., G. H. Wiknjosastro, B. Affandi, Dan D. Waspodo. 2010. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Edisi Pertama. Cetakan
Keduabelas. Pt. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
22

menjamin asuhan yang aman sehinga mencegah komplikasi yang

mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan

merespon dengan tepat.

b. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya dalam

mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini,

menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana

kegawatdaruratan, komplikasi, transportasi dan donor darah) pada

setiap kunjungan. Jika ibu hamil sudah mempersiapkan diri

sebelum terjadi komplikasi, maka waktu penyelamatan jiwa tidak

akan banyak terbuang untuk membuat keputusan, mencari

transportasi, biaya, dan lain sebagainya sehingga ibu lebih cepat

mendapatkan penanganan segera.

c. Melakukan skrining/ penampisan kondisi-kondisi yang

memerlukan persalinan di RS sehingga ibu sudah tau dan lebih

siapakan kondisinya, dan kematian akibat komplikasi dapat

dicegah dengan lebih baik.

d. Mendeteksi dan menangani komplikasi (preeklampsia, perdarahan

pervaginam,anemia berat, dan lain sebagainya).

e. Medeteksi kehamilan ganda, kelainan presentasi.

f. Memberikan imunisasi tetanus toxoid untuk mencegah kematian

janin akibat tetanus neonatorum.

g. Memberikan suplemen zat besi dan asam folat.

h. Untuk populasi tertentu :


23

1) Profilaksis cacing tambang untuk menurunkan insiden anemia

berat

2) Pencegahan/terapi preventif malaria untuk menurunkan risiko

terkena malaria di daerah endemic

3) Suplementasi yodium

4) Suplementasi vitamin A.12

2.3.4 Kunjungan Antenatal Care

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar, terdapat beberapa definisi

operasional indikator ANC yaitu sebagai berikut:

a. K1 atau ANC minimal 1 kali adalah proporsi kelahiran yang

mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil minimal 1 kali tanpa

memperhitungkan periode waktu pemeriksaan.

b. K1 ideal adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan

kesehatan ibu hamil dari pertama kali pada trimester 1.

c. K4 adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan

ibu hamil selama 4 kali dan memenuhi kriteria 1-1-2 yaitu minimal 1

kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada trimester 2 dan minimal 2

kali pada trimester 3.

d. ANC minimal 4 kali adalah proporsi kelahiran yang mendapat

pelayanan kesehatan ibu hamil minimal 4 kali tanpa

memperhitungkan periode waktu pemeriksaan. Frekuensi pelayanan

antenatal minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu

12
Dewi, V, N, L, Dan T, Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika
24

minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan

kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

e. Cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau

melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) dan pelayanan ibu

hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi

sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua, dan dua

kali pada triwulan ketiga (K4).

f. Cakupan Fe1 dan fe3. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dapat

dibedakan menjadi Fe1 yaitu yang mendapat 30 tablet dan Fe3 yaitu

yang mendapat 90 tablet selama masa kehamilan.13

Asuhan antenatal yang ideal jika dilakukan secara teratur, yaitu:

a. Segera setelah mengetahui/menduga adanya kehamilan Selang waktu

kurang lebih satu bulan dari keterlambatan haid, diharapkan ibu telah

memeriksakan kehamilannnya

b. Usia kehamilan 28 minggu Pemeriksaan kehamilan saat usia

kehamilan belum mencapai 28 minggu, asuhan antenatal dapat

dilakukan 4 minggu sekali.

c. Usia kehamilan 28-36 minggu Antara usia kehamilan 28-36 minggu,

diharapkan ibu hamil melakukan ANC setiap 2 minggu sekali.

d. > 36 minggu 28 Minggu-minggu menjelang persalinan, frekuensi

ANC dilakukan lebih sering, yaitu 1 minggu sekali. Apabila

kehamilan termasuk risiko tinggi, perhatian dan jadwal kunjungan

13
Fidratul K. 2017. Gambaran Kunjungan Antenatal Di Puskesmas Pondok Jagung Kota
Tangerang Selatan. Skripsi.
25

harus lebih ketat. Namun apabila kehamilan normal, minimal

dilakukan 4 kali kunjungan, yaitu 1 kali pada trimester I (usia

kehamilan kurang dari 12 minggu)/ K1, 1 kali pada trimester II (usia

kehamilan 13-27 minggu)/ K2, dan 2 kali pada trimester III (usia

kehamilan 28-40 minggu)/ K3 dan K4.14

2.3.5 Perubahan Fisiologis Kehamilan

Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genitalia

wanita mengalami perubahan yang mendasar, sehingga dapat

menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam

rahim, estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan perubahan

pada:

a. Rahim atau Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di

bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya

meningkat, pembesaran ini pada dasarnya disebabkan

oleh hipertrofi otot polos uterus. Di samping ini serabut-

serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat

meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti

pertumbuhan janin

14
Saifuddin, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Nasional Sarwono Prawiroharjo
26

Uterus bertambah besar dari 30 gram menjadi 1000

gram, ukuran pada kehamilan cukup bulan yaitu: 30 X 25 X 20 cm

dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Bentuk dan konsisten pada

bulan pertama kehamilan yaitu bentuk rahim seperti buah alpukat,

pada kehamilan empat bulan uterus berbentuk bulat, selanjutnya

pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong

seperti telur.

b. Serviks Uteri

Serviks Uteri pada kehamilan juga mengalami

perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung

lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung

jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat

pada serviks otot ini banyak mengandung kolagen, akibat

kadar estrogen meningkat, dan dengan

adanya hipervaskularisasi maka konsisten serviks menjadi lunak

(Tanda Goodell).

Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan

akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita

hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak.

Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan

fisiologik.
27

c. Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami

perubahan pula.

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampa

k lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut

tanda Chadwick. Warna porsio pun akan tampak livide.

Pembuluh-pembuluh darah alat genitalia interna akan

membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi

pada alat-alat genitalia tersebut meningkat.

d. Ovarium

Setelah proses ovulasi terhenti, dengan terjadinya

kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16

minggu.

Korpus luteum tersebut berdiameter kira-kira 3 cm,

kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini

mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang lambat laun

fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta.


28

e. Payudara (Mammae)

Mammae akan membesar dan tegang akibat

hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan

tetapi belum mengeluarkan air susu.

Estrogen menimbulkan hipertrofi system saluran,

sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pula dan

menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi

pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan

demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Areola

mammae akan mengalami hiperpigmentasi dan glandula

montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan areola

mammae.

Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari papilla

mammae dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih,

disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari dari kelenjar-

kelenjar asinus yang mulai bersekresi (Wiknjosastro, 2005:89-95).

f. Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskular)

Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk

dapat mendukung peningkatan metabolisme sehingga tumbuh

kembang janin sesuai dengan kebutuhannya.


29

Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh

jantung setiap menitnya (cardiac output/curah jantung) meningkat

sampai 30-50% dengan rata-rata 33%. Peningkatan ini mulai

terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada

kehamilan 16-28 minggu yaitu dari 4,5 liter/mnit menjadi 6

liter/menit. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung

pun meningkat, sehingga beban jantung meningkat. Oleh karena

itu, kehamilan dengan penyakit jantung sangat membebankan kerja

jantung.

Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung

agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang

membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan curah

jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu

secara perlahan kembali ke batas kehamilan.

Peningkatan curah jantung selama kehamilan

kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah

ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak

dialirkan ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima

seperlima dari seluruh darah ibu.

Tekanan darah saat hamil relatif menurun karena

pengaruh hormon progesteron yang menurunkan tonus otot-otot

pembuluh darah sehingga terjadi relaksasi dan akibat perubahan


30

posisi uterus yang menekan pembuluh darah vena cava inferior.

Umumnya terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5-10

mmHg, dan diastolik sebesar 10-15 mmHg. Umumnya terjadi

sampai 24 minggu, selanjutnya tekanan darah akan kembali

normal.

Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran darah

meningkat sampai 50%, tetapi jumlah eritrosit (sel darah

merah) yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-

30%. Jumlah leukosit (sel darah putih) pun meningkat sampai

10.000 per ml, begitu pula dengan produksi trombosit (Manuaba,

2007:141).

g. Sistem Pernafasan (Respirasi)

Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak

jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini

ditemukan pada usia kehamilan diatas 32 minggu oleh karena usus-

usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma,

sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan

meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan

paru-paru berfungsi lebih dari biasanya. Wanita hamil bernafas

lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak

oksigen untuk diri dan janinnya.


31

Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan

saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak

tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan

tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini.

Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.

h. Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering

kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan

bila uterus gravidarus keluar dari rongga panggul. Pada akhir

kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas

panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung

kencing mulai tertekan kembali.

Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar

karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih

membesar dari pada ureter kiri, karena mengalami tekanan lebih

banyak dari pada ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus

lebih sering memutar ke arah kanan. Akibat tekanan

pada ureter kanan tersebut, lebih sering dijumpai hidroureter

dekstra dan pielitis dekstra.


32

i. Sistem Pencernaan (Traktus Digetivus)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan

enek (nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang

meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun,

sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang.

Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah

dicernakan lama berada di dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik

untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan obstipasi. Tidak jarang

dijumpai gejala muntah (emesis gravidarum) yang biasanya terjadi

pada pagi hari, yang disebut sakit pagi (morning sickness).

Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas

di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan

lebih lama berada di dalam lambung dan karena

relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang

memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

j. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen

dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan

oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang

meningkat. Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik

pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi serta


33

hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Peningkatan

pigmentasi juga terjadi di sekitar puting susu (areola mammae).

Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang

sama. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal

sebagai linea grisea, sedangkan di perut bawah bagian tengah

biasanya tampak garis gelap dan kulit perut seolah retak-retak,

warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae

livide.

k. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh

mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi

makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian

ASI. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus,

alat kandungan, payudara, dan tubuh ibu.

Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR)

meningkat sekitar 15-20% yang umumnya ditemukan pada

triwulan akhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh

terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya pada usia > 20

minggu. Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi sekitar 800

mg. Sebaiknya diet wanita hamil ditambah dengan 30-50 mg zat

besi dalam sehari. Hal ini dapat diberikan sebagai sulfas

ferrosus atau glukonas ferrosus sesudah makan. Berat badan


34

wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5 – 16,5 kg rata-rata

12,5 kg atau dengan kata lain ibu mengalami kenaikan berat badan

0,5 kg/minggu. Memperhatikan hal tersebut, dapat dikemukakan

bahwa ibu hamil memerlukan makanan yang mempunyai nilai gizi

yang tinggi.

2.3.6 Tanda bahaya kehamilan

a. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah

sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat.

Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau

bebayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan dan disertai

tekanan darah yang tinggi adalah gejala dari pre-eklampsi.

b. Gangguan penglihatan.

Karena pengaruh hormonal ketajaman penglihatan ibu dapat

berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal,

masalah visual yang mendadak misalnya penglihatan kabur atau

berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan

sakit kepala yang hebat dan merupakan suatu tanda pre-eklampsi.

c. Nyeri abdomen/ulu hati.

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal.

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap


35

dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appenditis,

kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, persalinan

preterm, gastritis, penyakit kandung empedu, infeksi saluran

kemih.

d. Gerakan janin berkurang

Ibu hamil mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke 4-5.

Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, jika

janin tidur gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling

sedikit 12/ hari.

e. Perdarahan pervaginam.

Perdarahan pada trimester III yang tidak normal adalah memerah,

banyak, kadang-kadang tidak selalu disertai rasa nyeri, perdarahan

macam ini bias berarti plasenta previa atau sulotio plasenta.

f. Bengkak pada tangan, kaki dan muka.

Hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak yang normal pada

kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang

setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak bias

menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan

tangan dan tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan

keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia,

gagal jantung atau pre-eklampsi.

g. Perubahan Psikologis
36

Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara

kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam

kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir.

Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu

krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan

psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan

mengalami puncaknya pada saat bayi baru lahir. Dapat Secara

umum, semua emosi yang dirasakan wanita hamil cukup labil. Ia

dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap

berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai

kehidupan juga mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif

dan cenderung bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan

lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka berbagi

pengalaman kepada orang lain.

2.4. Gizi Seimbang

2.4.1 Pengertian

GIZI SEIMBANG adalah susunan pangan sehari-hari yang

mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman

pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat

badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan

normal untuk mencegah masalah gizi.


37

2.4.2 Manfaat

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin

2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga

dapat menjalani kehamilan dengan baik dan aman

3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan

ibu

4. Mengatasi permasalahan selama kehamilan

5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk

menyusui setelah kelahiran bayi

6. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk

memenuhi kebutuhan energi, protein dan vitamin serta mineral

sebagai pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin serta

cadangan selama masa menyusui

7. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk

mencegah hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin,

terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan

8. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi

cairan amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur

keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Asupan

air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari)

9. Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi

meningkatkan buang air kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan


38

darah meningkat dan detak jantung meningkat. Paling banyak 2

cangkir kopi/hari

2.4.3 PENAMBAHAN KEBUTUHAN ZAT GIZI SELAMA HAMIL

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah

sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya

perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut merupakan jumlah

penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:

Tabel 2.1 Jumlah Pertambahan Gizi Ibu hamil yang Harus dipenuhi

 JUMLAH ATAU PORSI DALAM 1 KALI MAKAN

Merupakan suatu ukuran atau takaran makan yang dimakan tiap

kali makan
39

Tabel 2.2 Jumlah Porsi Makan Ibu hamil

 FREKUENSI MAKAN DALAM SEHARI

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan

kegiatan makan dalam sehari baik makanan utama atau pun

selingan, sebanyak 3 kali makan utama dan 2 kali makan

selingan atau porsi kecil namun sering dan harus sesuai

porsi dibawah ini:

Tabel 2.3 Jumlah Frekuensi makan dalam sehari

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi

oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam


40

jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi

kebutuhan gizi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat yang

bermanfaat bagi kesehatan.

Selain menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman

juga perlu memperhatikan keamanan pangan yang berarti makanan

atau minuman itu harus bebas dari cemaran yang membahayakan

kehatan.

Cara menerapkan yaitu dengan mengonsumsi lima kelompok

pangan setiap hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk,

sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari 1

jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih

baik.

Gambar 2.1 Porsi sekali makan ibu hamil

1) Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yaitu padi-

padian atau serealia seperti beras, jagung, dan gandum; sagu;


41

umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; serta hasil

olahannya seperti tepung-tepungan, mi, roti, makaroni,

havermout, dan bihun.

Gambar 2.2 Contoh Sumber Karbohidrat

2) Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging,

ayam, telur, susu, dan keju; serta sumber protein nabati

sepeerti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta

hasil olahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan oncom.

Gambar 2.3 Contoh Sumber Protein

3) Sumber zat pengatur, berupa sayuran dan buah. Sayuran

diutamakan berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam,

daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat;

serta sayur kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis,

dan kecipir. Buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning


42

jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya,

mangga, nanas, nangka, nangka masak, jambu biji, apel,

sirsak dan jeruk.

Gambar 2.4 Contoh Sumber Zat Pengatur

 ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN SELAMA HAMIL

Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang

mengadung zat gizi tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu dan

janin maupun untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan

janin. Berikut ini merupakan zat gizi yang diperlukan ibu hamil:

Tabel 2.4 Zat Gizi yang Diperlukan Selama Trimester I


43

Tabel 2.5 Zat Gizi yang Diperlukan Selama Trimester II

Tabel 2.5 Zat Gizi yang Diperlukan Selama Trimester III

 BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI DAN DIBATASI

OLEH IBU HAMIL

1) Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya

mengandung bahan tambahan makanan yang kurang aman

2) Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang

matang karena mengandung kuman yang berbahaya untuk janin

3) Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan

kafein yang dapat meningkatkan tekanan darah

4) Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti

yang banyak mengandung gula, lemak misalnya: keripik, cake


44

5) Membatasi makanan yang mengandung gas, contoh: nangka

(matang dan mentah), kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan

keluhan nyeri ulu hati pada ibu hamil

6) Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena

mengandung energi tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu

hamil meningkat berlebihan dan bayi lahir besar

CONTOH MENU SEHARI

Dalam sehari ibu hamil konsumsi minyak sebanyak 3 sendok

makan (hanya penyerapan saja) atau setara dengan 30 gram minyak.

Di bawah ini merupakan contoh menu dengan ±3 sendok makan

minyak per hari).

Sarapan

 1 piring nasi atau penggantinya (1 gelas)

 1 butir telur ceplok

 1 mangkuk sayuran (daun singkong, katuk atau lainnya)

 1 gelas susu

 1 potong buah pepaya

Selingan

 1 potong kue tradisional

 1 gelas jus buah


45

Makan Siang

 1-2 piring nasi atau penggantinya (1-2 gelas)

 2 potong sedang tempe atau tahu

 1 potong ikan goreng

 1 mangkuk sayuran

 1 buah jeruk

Selingan

 1 mangkuk bubur kacang hijau

 1 gelas jus buah

 1 gelas teh manis

Makan malam

 1-2 piring nasi atau penggantinya (1-2 gelas)

 2 potong sedang tempe atau tuhu

 1 potong semur daging

 1 mangkuk sayuran

 1 buah apel15

15
Gizi seimbang ibu hamil. http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-ibu-hamil/. Diakses pada tanggal
10 Oktober 2018 jam 16.00 Wib
46

2.5. Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan

yang di gunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga

langkah - langkah dalam manejemen kebidanan merupakan alur pikir bidan

dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis. Dokumentasi

ini perlu karena dapat digunakan sebagai bahan untuk mempertanggung

jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian gugatan, maka

dokumentasi dapat membantu.

Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan

SOAP. Catatan SOAP terdiri atas 4 langkah yang disarikan dari proses

pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang dipakai untuk

mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan

kemajuan.

SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap, dan

bermanfaat buat bidan atau pemberi asuhan yang lain. Penggunaan SOAP

dalam asuhan ibu hamil cacatan SOAP ditulis satu kali setiap kunjungan.

Sementara bagi ibu dengan intrapartum, SOAP dibuat lebih dari satu catatan

untuk satu orang perhari.

Langkah-langkah pendokumentasian SOAP :

a. Subyektif (S)

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan langkah

pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui

anamnesis. Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut


47

pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya

yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan

berhubungan langsung dengan diagnosis. Data Subjektif untuk

menguatkan diagnosis yang akan ditegakkan

b. Obyektif (O)

Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan langkah pertama (Pengkajian data), terutama data yang

diperoleh melalui hasil observasi dari pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, termasuk

catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain. Data ini akan

memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosis.

c. Analisa (A)

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan langkah

kedua, ketiga, dan keempat sehingga mencakup diagnosis/masalah

kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi

kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial

yang dibuat berdasarkan data subyektif dan obyektif.

d. Penatalaksanaan (P)

Merupakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan

kesimpulan yang telah dibuat. Untuk perencanaan asuhan saat ini dan

yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analis dan

interpretasi data. Rencana asuhan diberikan bertujuan untuk


48

mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan harus mencapai

kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan

yang akan dilaksanakan membantu pasien mencapai kemajuan dan sesuai

dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain.

Pendokumentasian dianggap penting karena metode SOAP

merupakan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisasi

penemuan dan kesimpulan untuk menjadi suatu rencana asuhan. Metode

ini merupakan penyaringan inti sari dari proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.

SOAP merupakan urut-urutan yang dapat membantu dalam

mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.16

16
Varney, Helen. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
49

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR

3.1 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini adalah teori dari Lawrence Green

yang diadaptasi oleh Notoadmojo yaitu ada tiga hal yang memberi kontribusi

atas perilaku seseorang yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), faktor

pemungkin/pendukung (enabling factor) dan faktor penguat (reinforcing

factor) dan dapat digambarkan sebagai berikut :17

Bagan 3.1 Kerangka Teori

Faktor Predisposisi:

1. Pengetahuan
2. Motivasi diri atau Keyakinan
3. Sikap
4. Persepsi
5. Pendidikan

Faktor Pendorong: Pemeriksaan

1. Dukungan keluarga ANC


2. Peran tenaga kesehatan

Faktor Pendukung:

1. Status ekonomi
2. Ketersedian waktu Pemenuhan
3. Ketersediannya Fasilitas
Gizi Ibu Hamil

Sumber : Adaptasi dari Laurence Green (1980) oleh Notoadmojo S.Promosi


Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta. 2010

17
Notoadmojo, 2010 Adaptasi Dari Laurence Green (1980) Oleh Notoadmojo S. Promosi
Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta. 2010
50

3.2 Kerangka Pikir

Bagan 3.2 Kerangka Pikir

Ibu Hamil ANC

GIZI SEIMBANG

Pola Aktifitas
Zat Gizi Makan Fisik Istirahat

KEK
51

BAB IV

METODOLOGI PENELTIAN

4.1 Jenis Laporan Keluarga Binaan

Jenis laporan keluarga binaan yang digunakan dengan metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif.

4.2 Tempat dan Waktu Keluarga Binaan


Lokasi adalah tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan. Waktu

merupakan batas dimana studi kasus diambil.

4.2.1 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2018.

4.2.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jl. Seri RT 002 RW 004 Kelurahan

Jagakarsa, Kec. Jagakarsa, Kab. Kota Jakarta Selatan, Prov. Daerah

Khusus Ibukota Jakarta.

4.3 Subyek Keluarga Binaan


Subyek adalah hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus.

Subyek yang akan diambil dalam keluarga binaan ini adalah Ny. N G3P2A0

H 27mg dengan KEK.

4.4 Instrumen Keluarga Binaan

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk pengambilan data.

Dalam kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah

dengan menggunakan format asuhan kebiadanan Keluarga Binaan.


52

4.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan

sekunder melalui kuisioner dan studi dokumentasi catatan rekam medik

buku KIA untuk mendapatkan data tentang karakteristik sampel, data

pemeriksaan ANC. Data primer dapat diperoleh dari pemeriksaan fisik,

wawancara, dan observasi.

4.6 Alat-alat yang Dibutuhkan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :
a. Alat dan perlengkapan
1. Timbangan berat badan

2. Pengukur tinggi badan

3. Pita lila

4. Tensimeter

5. Stetoskop

6. Termometer

7. Pen light

8. Leaneg

9. Metline

10. Handscoen

11. Refleks hammer

12. Arloji

13. Nier bekken

14. Handscoen
53

15. Bak instrument

16. Kain kasa/kapas sublimat

17. Tissue

18. Waskom berisi air bersih, air sabun dan air clorin

b. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi


4.7 Etika Penelitian

Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.18

a. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga identitas subjek penelitian (SP), peneliti tidak

mencantumkan nama SP pada lembar data yang diperoleh peneliti,

tetapi hanya diberi kode rekam medik.

2. Confidentiality (kerahasian)

Kerahasian yang diberikan SP di jamin oleh peneliti. Informasi

yang telah dikumpulkan oleh peneliti dijamin kerahasiannya. Hanya

pada kelompok tertentu saja yang peneliti ajukan atau laporkan

sebagai hasil peneliti.

18
Hidayat A. 2014. Loc. Cit
54

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 KEGIATAN KELUARGA BINAAN

5.1.1 BINA KELUARGA

a. Pengkajian (kunjungan I)

Tanggal : 20 Agustus 2018

Waktu : 13.00 – 14.00 Wib

Tempat : Jl. Seri RT02/RW04 Kelurahan Jagakarsa

1. Identitas

Identitas SUAMI/ AYAH


No NIK : 3174091108830007
No KIS : 00012122625798
Nama : Tn. Karmawan
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Seri RT 02/ RW 04 Kelurahan jagakarsa
Tabel 2.6 Identitas SUAMI/ AYAH
55

Identitas ISTRI/ IBU


No NIK : 3174095110830007
No KIS : 0000366518564
Nama : Ny. Nancy Rumata
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam

Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Seri RT 02/ RW 04 Kelurahan jagakarsa
Tabel 2.7 Identitas ISTRI/ IBU

Identitas Anak I
No NIK : 3174094306100001
No KIS : 0001212625844
Nama : Zefanya Karmelia
Umur : 8 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Tamat SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Seri RT 02/ RW 04 Kelurahan jagakarsa
Tabel 2.8 Identitas Anak I
56

Identitas Anak II
No NIK : 3174091611150005
Nama : Kalandra Abiwara
Umur : 3 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat : Jl. Seri RT 02/ RW 04 Kelurahan jagakarsa
Tabel 2.9 Identitas Anak II

2. Data subjektif

Keluhan :

Ayah : tidak ada keluhan

Ibu : susah makan, nyeri perut bagian bawah

Anak I : tidak ada keluhan

Anak II : tidak ada keluhan

Riwayat kesehatan Ibu :

Riwayat kesehatan sekarang : nyeri perut bagian bawah da sulit

makan

Riwayat kesehatan terdahulu : Ibu belum pernah menderita

penyakit jantung, DM, hipertensi, dan penyakit lainnya.


57

Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada riwayat penyakit jantung,

DM, hipertensi, atau penyakit menurun lainnya.

Riwayat obstetri pada ibu :

a) Riwayat haid

1) Menarche : 12 tahun

2) Siklus : 28 hari

3) Lama : 7 hari

4) Pengeluaran: 2-3 kali ganti pembalut

5) Warna merah gelap disertai gumpalan-gumpalan darah.

6) Tidak nyeri haid

b) Riwayat perkawinan

Ibu menikah pada usia 20 tahun, lamanya 16 tahun, status

perkawinan KUA.

c) Riwayat kehamilan sekarang

1) HPHT : 09 Februari 2018

2) HPL : 16 November 2018

3) Gerakan Janin : aktif >10x/hari

4) Pertama Periksa UK : 14 minggu

d) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :

Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga, tidak pernah

keguguran, kehamilan lalu lahir normal , tidak ada penyulit,


58

bayi lahir spontan pervagina, lahir dipuskesmas, ASI selama

2 tahun lebih

e) Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan

sebelum kehamilan ini

Pola kebiasaan sehari-hari

Pola nutisi : makan 1X sehari, dengan menu : nasi, lauk, sayur,

ibu minum air putih ± 8 gelas per hari.

Pola eliminasi : BAB 1-2 X sehari, BAK 3-4 X sehari

Pola aktivitas : melakukan pekerjaan rumah sehari-hari.

Pola istirahat : tidur malam ± 9 jam dan tidur siang ± 1 jam.

Personal hygiene : selalu mandi 2X sehari, mengosok gigi 2X

sehari, selalu membersihkan alat genital setelah BAK dan selalu

membersihkan anus setelah BAB.

Pola seksual : hubungan seksual dilakukan 1X dalam

seminggu.

Kebersihan rumah

a) Keluarga membersihkan rumah setiap pagi dan sore hari

b) Membersihkan sarang laba-laba 1 minggu sekali


59

c) Membersihkan tempat penampungan air 1 minggu sekali

Lingkungan

a) Perumahan

Ventilasi : Buruk

Lantai : Semen

b) Sumber Air Bersih

Sumur terlindung

Kondisi Air : Tidak memenuhi syarat kesehatan

c) SPAL : Selokan /Got

d) Pembuangan tinja: septitank

b. Pengkajian (kunjungan II)

Tanggal : 23 Agustus 2018

Waktu : 13.00 – 14.00 Wib

Tempat : Jl. Seri RT02/RW04 Kelurahan Jagakarsa

Data objektif

1) Pemeriksaan umum dan fisik

KU : baik KE : stabil
60

Kesadaran : composmentis

TTV : TD 110/80 mmHg, N 85X/menit, RR 20x/ menit, S 36,4

⁰C

TB : 155 cm BB : 64 kg Lila : 25

cm

Kepala : kepala bersih dan rambut tidak rontok

Mata : simetris, conjungtiva tidak pucat, skelera tidak

kuning

Hidung : normal,ada lubang,tidaak ada polip,bersih

Mulut : lidah bersih, bibir tidak sianosis, dan tidak ada

stomatitis,gigi tidak caries,gusi tidak epulis.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar

getah bening

Dada : paru tidak ada bunyi weezhing dan stridor,jantung

tidak ada bunyi mur-mur dan galop.

Mamae : simetris, putting susu bersih dan menonjol, areola

hiperpigmentasi,pengeluaran belum ada,tidak ada benjolan


61

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada Benjolan

dan nyeri tekan, ada striae gravidarum dan linea nigra, TFU :

21cm, pembesaran tidak sesuai UK,

Leopold I bokong, LII : PUKA, LIII : Kepala, LIV : Konvergen

DJJ : 135 X/menit

Ekstermitas : simetris, tidak oedema, tidak ada varises ,reflek

+/+

Assessment : Ny.N G3P2A0 Hamil 25+2 minggu

Janin Tunggal, hidup, intra uterin

Penatalaksanaan

1) Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin

dalam keadaan baik namun asupan gizi ibu perlu

ditambahkan, ibu mengerti

2) Memberikan KIE mengenai gizi ibu hamil, memperbanyak

porsi, sedikit tapi sering, ibu mengerti dan mau mencoba

3) Mengingaatkan tanda-tanda bahaya kehamilan, seperti:

Sakit kepala yang hebat, Gangguan penglihatan, Nyeri

Perut/ulu hati, Gerakan janin berkurang, Perdarahan

pervaginam, Bengkak pada tangan, kaki dan muka, ibu

mengerti
62

4) Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan,

ada atau tidaknya keluhan, ibu mengerti

c. Pengkajian (kunjungan III)

Tanggal : 25 Agustus 2018

Waktu : 13.00 – 14.00 Wib

Tempat : Jl. Seri RT02/RW04 Kelurahan Jagakarsa

S: ibu mengatakan tidak ada keluhan,dan ibu mengatakan belum

periksa hamil karena sedang menunggu posyandu.

O: K/U:baik K/S:compos mentis K/E:Stabil

TD:120/70 N:80X/m R:24X/m s : 36,70C BB:64kg

Konjungtiva tidak pucat, TFU 21cm, Preskep, puka konvergen,

djj 142X/menit.

A: Ny.N G3P2A0 Hamil 26+4 minggu

Janin tunggal, hidup, intra uterin

P:

1) Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin

dalam keadaan baik namun asupan gizi ibu perlu

ditambahkan, ibu mengerti


63

2) Memberikan KIE mengenai gizi ibu hamil, memperbanyak

porsi, sedikit tapi sering, mengingatkan kembali ibu

mengenai penting asupan gizi, ibu mengerti dan mau

mencoba

3) Mengingaatkan tanda-tanda bahaya kehamilan, seperti:

Sakit kepala yang hebat, Gangguan penglihatan, Nyeri

Perut/ulu hati, Gerakan janin berkurang, Perdarahan

pervaginam, Bengkak pada tangan, kaki dan muka, ibu

mengerti

4) Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan,

ada atau tidaknya keluhan, ibu mengerti

d. Pengkajian (kunjungan IV)

Tanggal : 01 September 2018

Waktu : 08.00 – 08.30 Wib

Tempat : Jl. Seri RT02/RW04 Kelurahan Jagakarsa

S: ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, dan ibu

mengatakan belum periksa hamil karena sedang menunggu

posyandu.

O: K/U:baik K/S:compos mentis K/E:Stabil

TD:120/70 N:80X/m R:24X/m s : 36,70C BB:64kg


64

Konjungtiva tidak pucat, TFU 21cm, Preskep, puka konvergen,

djj 147X/menit.

A: Ny.N G3P2A0 Hamil 27+4 minggu

Janin tunggal, hidup, intra uterin

P:

1) Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin

dalam keadaan baik namun asupan gizi ibu perlu

ditambahkan, ibu mengerti

2) Memberikan KIE mengenai gizi ibu hamil, memperbanyak

porsi, sedikit tapi sering, mengingatkan kembali ibu

mengenai penting asupan gizi, ibu mengerti dan mau

mencoba

3) Memberitahukan kepada ibu bahwa nyeri perut yang

dialami normal akibat proses penurunan janin ke dasar

panggul, ibu mengerti

4) Mengingaatkan tanda-tanda bahaya kehamilan, seperti:

Sakit kepala yang hebat, Gangguan penglihatan, Nyeri

Perut hebat, Gerakan janin berkurang, Perdarahan

pervaginam, Bengkak pada tangan, kaki dan muka, ibu

mengerti

5) Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan,

ada atau tidaknya keluhan, ibu mengerti


65

5.2 PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini, saya membandingkan antara teori yang

saya dapat dari pendidikan dengan keadaan nyata di komunitas, saya

melakukan asuhan kebidanan komunitas dengan Manajemen Varney dan

pendokumentasian dengan SOAP.

Survey dilakukan pada hari senin tanggal 20 Agustus 2018 di jl. Seri

RT 02/RW 04, Kelurahan Jagakarsa, dan yang kami ambil sebagai keluarga

binaan adalah Ibu hamil dengan KEK

2. Pengkajian

Pada Tanggal 20 Agustus 2018 dilakukan pengumpulan data dasar

baik subyektif maupun obyektif dan saya tidak menemukan hambatan

karena Ny. N dapat berkomunikasi dengan baik. Setelah kami

melakukan pengumpulan data maka masalah yang saya ambil yaitu Ibu

hamil dengan KEK

3. Interpretasi Data

Dari data yang saya peroleh saat melakukan kunjungan

rumah tanggal 20 Agustus 2018, 23 Agustus 2018, 25 Agustus 2018,

01 September 2018 dengan hasil dari pengumpulan data secara

subyektif dan obyektif kami menentukan prioritas masalah saya yaitu

Ny. N G3P2A0 hamil 27+4 minggu


66

4. Perencananan

Tindakan perencaan terdiri dari perumusan masalah dan

penyusunan secara tindakan yang dilaksanakan selama 3 hari saat

berada di RT 02 dengan melakukan intervensi dari masalah yang kita

temukan dan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif

dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam rangka merubah hidup

sehat.

5. Implementasi

Seluruh perencanaan telah di laksanakan dan penyuluhan yang

disampaikan menggunakan media dan ceramah, Tanya jawab serta

diskusi antara Ibu hamil dengan tenaga kesehatan.

6. Evaluasi

Dari seluruh intervensi yang dilakukan sudah mulai terlihat

perubahan yang terjadi dalam keluarga Tn.K yaitu ibu hamil telah

mencoba rutin mengkonsumsi nutrisi apapu sedikit tapi sering baik

snack, biskuit, atau cemilan lain serta posi kecil nasi, sayur, dan lauk.
67

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

a. Pengkajian

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.K didapatkan bahwa

pengetahuan keluarga tentang Ibu hamil yaitu mau ANC.

b. PriorItas masalah

Pengkajian pada keluarga Tn. K dilakukan karena Ny. N salah satu dari

keluarga Tn.K yang merupakan ibu hamil yang mengalami KEK.

c. Penyebab Masalah

Penyebab masalah yang muncul pada keluarga Tn.K yaitu Ny. N yang

tidak menjaga nutrisi selama hamil karena pengetahuan masih kurang.

d. intervensi

Intervensi yang dilakuan telah dilaksanakan berdasarkan masalah yang

muncul yaitu memberikan pemeriksaan fisik serta penyuluhan tentang

kehamilan dan nutrisi dan memberikan motivasi agar ibu mau menjaga

nutrisi serta rutin dalam melakukan Kunjungan ANC


68

e. Implementasi

Mahasiswa dan keluarga sudah melakukan implementasi sesuai dengan

intervensi yang telah direncanakan berdasarkan masalah yang muncul.

f. Evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keluarga. Tn. K dan Ny. N Mengerti dan

memahami pentingnya pengetahuan tentang ANC, serta menjaga nutrisi

selama kehamilan.

6.2 SARAN

a. Keluarga.

1) Agar suami dan ibu lebih mendukung istri dalam memeriksa

kehamilannya dan menjaga asupan nutrisi selama hamil

2) Agar suami dan ibu lebih peduli dengan kehamilan beresiko

3) Agar suami dan ibu dapat melaksanakan penyuluhan yang telah

dilakukan oleh

4) Agar suami dan ibu mengerti tentang pentingnya ANC

b. Tenaga Kesehatan

1) Tenaga kesehatan hendaknya lebih memperhatikan masalah-masalah

ibu

2) yang tidak ANC di daeah yang sulit di jangkau.

3) Tenaga kesehatan sebaiknya memberi informasi kehamilan beresiko.

4) Lebih aktif dalam membina kader dan mengadakan posyandu.


69

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas, Yogyakarta :Nuha Medika

Bab II Tinjauan Pustaka. 2007.

Http://Digilib.Unimus.Ac.Id/Files/Disk1/3/Jtptunimus-Gdl-S1-2007-

Adynyototr-135-3-Bab2.Pdf. Diakses Tanggal 09-06-2018, Pukul

17.00wib

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia.

Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Pusdatin/Profil-

Kesehatan-Indonesia-2014.Pdf. Diakses Tanggal 20-05-2018, Pukul

10.00wib

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Provinsi.

Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Profil/Profil_Kes_Provin

si_2016/11_Dki_Jakarta_2016.Pdf. Diakses Tanggal 20-05-2018, Pukul

10.00wib

Fidratul K. 2017. Gambaran Kunjungan Antenatal Di Puskesmas Pondok Jagung

Kota Tangerang Selatan. Skripsi.

Http://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Bitstream/123456789/36694/1/Fi

dratul%20khasanah-Fkik.Pdf. Diakses Tanggal 09-06-2018, Pukul

19.00wib

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Teknik Analisis Data. Salemba

Medika. Jakarta
70

Hidayat A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Ed 2.

Jakarta: Salemba Medika

Jnpk-Kr. Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-

Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetric Ginekologi Indonesia

(Jnpk-Kr/Pogi), Dan Jhoiego Corporation, Jakarta. 2007

Notoadmojo, 2010 Adaptasi Dari Laurence Green (1980) Oleh Notoadmojo S.

Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta. 2010

Notoadmojo, 2012. Edisi Revisi. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta. Rineka Cipta

Saifuddin, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Nasional Sarwono Prawiroharjo

Salmah, Et Al. Asuhan Antenatal. Jakarta : Egc. 2006

Saifuddin, A.B., G. H. Wiknjosastro, B. Affandi, Dan D. Waspodo. 2010. Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Edisi

Pertama. Cetakan Keduabelas. Pt. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Nasional Sarwono Prawiroharjo

Varney, Helen. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai