Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN DI KOMUNITAS”

KELOMPOK 4
NO NAMA NIM
1 Anggun Setiawati PO.71.24.1.19.005
2 Annisa Atiqoh PO.71.24.1.19.006
3 Fadilah Ermiza PO.71.24.1.19.017
4 Laily Alfajriatu Rowi PO.71.24.1.19.024
5 Pratiwi PO.71.24.1.19.035
6 Rini Antika PO.71.24.1.19.039
7 Selly Apriliani PO.71.24.1.19.041

TINGKAT II REGULER A

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN PALEMBANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “Pendekatan Edukatif dalam pelayanan kebidanan di komunitas”
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama pembuatan makalah ini serta kepada teman teman
kelompok 4 yang sudah bekerja sama dan memberikan banyak kontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam pembuatan makalah ini karena keterbatasan sumber referensi yang ada dan
faktor-faktor lainnya. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 25 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pendekatan Edukatif dalam peran serta masyarakat................................... 3

2.2 Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.......................... 5

2.3 Menggunakan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat...................... 5

2.4 Bidan komunitas dalam masyarakat........................................................... 7

2.5 Peran serta masyarakat................................................................................ 9

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan............................................................................................... 12

3.2 Saran......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari
kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan
pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah
tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada di
dalam keluarga dan masyarakat .Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk
sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi ,politik, sosial, budaya dan lingkungan sekitarnya Setiap petugas
kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di
layaninya ,baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan
pendekatan yang di tempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan harus
memperhatikan strategi pelayanan kebidanan dan tugas dan tanggung jawab bidan
agar masyarakat mau membuka hatinya untuk bekerja sama dengan bidan
sehingga tercipta pelayanan kesehatan yang bermutu di masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup
masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat
sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan
dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat
terhadap kemampuan yang mereka miliki.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat?
2. Apa saja Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat?
3. Bagaimana menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan pontesial yang ada
di masyarakat?

1
4. Bagaimana peran bidan komunitas dalam masyarakat?
5. Apa yang dimaksud dengan Peran Serta Masyarakat?

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan umum untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. Mengetahui pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat.
2. Mengetahui Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
3. Mengetahui menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan pontesial yang
ada di masyarakat.
4. Mengetahui peran bidan komunitas dalam masyarakat.
5. Memahami definisi peran serta masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat


Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup
masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya, dll. Sebagian masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara
aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk
meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka
miliki. (Diah, 2012)
1. Definisi
a. Secara Umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan
terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara
keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat
dengan mempertimbangkan factor sosial, ekonomi dan budaya
setempat.
b. Secara Khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu
pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut.
Definisi dari pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat yaitu
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah
dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan
faktor sosial, ekonomi, dan budata setempat. (Meilani, 2009).

2. Tujuan Pendekatan Edukatif


Menurut Meilani (2009) pada saat petugas kesehatan melaksanakan
pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat pastilah mempunyai tujuan.
Tujuan pendekatan edukatif antaralain:

3
a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan
masalah kebidanan komunitas
b. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan

3. Strategi dasar pendekatan edukatif


a. Mengembangkan Provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap
pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.
Langkah-langkah pengembangan provider :
1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan
kebijakan nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan,
dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang
berpengaruh.
2) Pendekatan terhadap pelaksana dari sector di berbagai tingkat
administrasi sampai dengan tingkat desa
Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi
dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola secara makro.
Berbentuk lokakarya, seminar, raker, musyawarah.
3) Pengumpulan data oleh sector kecamatan/desa
Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan
petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan meliputi data
umum, data khusus, dan data perilaku.
b. Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat
untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya
sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat
untuk menentukan masalah, merencanakan alternatif, melaksanakan
dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah-
langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survey mawas diri,

4
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan
pembinaan.

2.2 Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat


Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan
prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat
untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas
sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara
gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan
memfungsikan masyarakat.
Terdiri Dari 3 Jenis Pendekatan :
1. Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah
melalaui proposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh: pengasapan pada kasus DBD
2. General Content Objective Approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya
dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu.
Contoh: posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
3. Proses Objective Approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang
dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian
dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh: Kader

2.3 Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di


masyarakat
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial-
ekonomi yang diakibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri
sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status
kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktifitasnya.

5
1. Definisi
a. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemmapuan orang, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya.
b. Pengembangan manusia yang tujuannya adalah mengembangkan
potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya

2. Langkah-Langkah
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

3. Prinsip-Prinsip Dalam Pengembangan Masyarakat


a. Program ditentukan dalam mengembangkan masyarakat
b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat
c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan
dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat proses.

4. Bentuk-Bentuk Program Masyarakat


a. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi
dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral
b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan
pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara
khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-
usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan
kebutuhan wilayah tersebut.

6
2.4 Bidan Komunitas Dalam Masyarakat
1. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan kepada
anggota masyarakat tentang kesehatan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang harus meningkat terhadap kesehatan untuk
kepentingan diri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan mencangkup
pendidikan formal, pelatihan dan penyuluhan (Meilani, 2009).

2. Pelatihan
Pelatihan adalah pendidikan singkat yang dilakukan kepada
seseorang atau lebih guna meningkatkan ketrampilan tertentu. Tujuan
pelatihan adalah dihasilkannya seseorang atau sejumlah orang yang
mempunyai keterampilan tertentu (Meilani, 2009).
Untuk mendukung penerapan kurikulum tersebut, didalam
rencana pelatihan ditentukan tenaga pelatih, sarana dan fasilitas serta
pembiayaan pelatihan.
a. Perlatihan Dukun
Tujuan pelatihan dukun adalah untuk meningkatkan keterampilan
dukun dalam melayani ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang
dilahirkan sesuai dengan persyaratan kesehatan. Kurikulum dukun
mencangkup sebagai berikut :
1) Struktur dan fisiologis sistem reproduksi secara umum
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil
3) Pertolongan persalinan
4) Asuhan ibu nifas
5) Asuhan pada bayi baru lahir
6) Bekerja secaraaseptic
7) Penyuluhan
8) Penyakit yang pada umumnya menggangu kesehatan ibu dan
bayi
9) Cara merujuk pasien
10) Peralatan dukun

7
b. Pelatihan kader kesehatan desa
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang melakukan kegiatan
progam kesehatan desa.
1) Tujuan pelatihan : Tujuan pelatihan kader adalah agar kader
mampu memahami dan mampu berperan dalam pelaksanaan
program-program kesehatan terutama progam KB kesehatan.
2) Kriteria : Kriteria kader adalah diterima dan dipilih oleh
masyarakat serta bersedia dan sanggup menjadi kader
kesehatan.
3) Penyelenggara pelatihan : Penyelenggara pelatihan adalah
puskesmas dengan tim pelatih yang terdiri dari :
 Pimpinan puskesmas
 Staf puskesmas (antara lain bidan)
 Petugas sektor-sektor lain tingkat kecamatan yang
berkaitan (BKKBN, Bangdes, pertanian, agama).
c. Kursus ibu
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan
terutama berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, dilakukan
melalui kursus ibu. Tujuan untuk memberikan kursus ibu adalah
untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang masalah
kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Secara
khusus tujuan kursus ibu adalah memberi pengetahuan ibu tentang:
1) Hygiene program menuju hidup sehat
2) Kesehatan ibu untuk kepentingan janin
3) Jalannya persalinan
4) Persiapan menyusui bayi kelak
5) Keluarga berencana

3. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang berlandaskan
prinsip belajar, pemberian informasi atau nasehat yang ditujukan
kepada individu, kelompok atau masyarakat tentang bagaimana hidup

8
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina, memelihara
perilaku dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Metode dalam penyuluhan :
1) Ceramah
2) Dialog
Alat bantu penyuluhan:
1) Kartu (Flash cart)
2) FLIPCHART

2.5 Peran Serta Masyarakat


1. Definisi
Peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat
dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta
bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.
Peran serta masyarakat adalah proses untuk :
a. Menumbuhkan dan meningkatkan tanggung jawab individu,
keluarga terhadap kesehatan / kesejahteraan dirinya, keluarganya
danmasyarakat
b. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam
pembangunan kesehatan, sehingga individu/keluarga tumbuh
menjadi perintis pembangunan (agent of development) yang
dilandasi semangat gotong royong.

2. Tujuan
Tujuan Umum
 Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat dalam bidang
kesehatan

Tujuan Khusus

9
 Meningkatnya kemampuan pemimpin, pemuda, dan tokoh
masyarakat dalam merintis dan menggerakkan upaya kesehatan di
masyarakat
 Meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan
 Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat
dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana / sarana
masyarakat untuk upaya kesehatan

3. Sasaran
a. Tokoh masyarakat (tokoh formal, tokoh adat, tokoh agama dan
sebagainya)
b. Keluarga dan dasa wisma (persepuluhan keluarga)
c. Kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan (generasi
muda, wanita, angkatan kerja dan lain-lain)
d. Organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, antara lain : organisasi
profesi, pengobatan tradisional, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
dan sebagainya
e. Masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus
(tarnsmigran dan sebagainya)

4. Empat komponen terkait kinerja petugas


a. Membangun hubungan.
Pendekatan kinerja petugas dimulai dengan identifikasi dan analisa
praktik baik dalam penguatan sistem kesehatan sebagai dasar bukti
perencanaan dan pelaksanaan program bersama. Pada saat yang
bersamaan, Kinerja petugas akan bekerja untuk membangun
hubungan kerja fungsional dengan seluruh tingkatan pemerintah,
masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam masyarakat sipil,
misal pemuka agama dan tokoh adat. Kinerja petugas akan
bekerjasama dengan institusi lokal utama, dinas kesehatan kabupaten,

10
Badan perencanaan daerah (Bappeda), dan Dewan perwakilan rakyat
daerah provinsi (DPRP) dan Dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD).
b. Peningkatan kepemimpinan dan kapasitas manajemen pemberian
pelayanan kesehatan.
Ini merupakan bagian dari program Kinerja petugas untuk
memberikan pelatihan manajemen eksekutif dan mentoring bagi
pegawai negeri sipil di dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas.
Komponen ini juga akan mensasar anggota DPRP dan DPRD untuk
memastikan bahwa mereka memahami isu kesehatan dan mampu
melakukan advokasi perubahan kebijakan dan alokasi sumber daya
yang lebih efektif untuk pemberian pelayanan kesehatan yang lebih
baik.
c. Meningkatkan pemahaman warga negara tentang hak kesehatan
mereka.
Kinerja petugas akan bekerja untuk mendorong warga negara
mengetahui hak kesehatan mereka dan mampu meminta pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang lebih baik di bidang KIA, HIV/AIDS, dan
TB. Pemahaman warga negara tentang hak kesehatan mereka yang
lebih baik dan kontekstualisasi praktik baik dalam konteks budaya
lokal akan membantu meningkatkan hubungan dengan penyedia
pelayanan kesehatan. Pesan-pesan kesehatan akan dibuat melalui
penelitian antropologi dan diskusi dengan pemuka agama dan tokoh
adat.
d. Keterlibatan forum lintas pemangku kepentingan (MSF).
Kinerja petugas akan membentuk MSF untuk meningkatkan
kemitraan antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil,
pemuka agama dan tokoh adat, serta warga negara untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang lebih baik.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bidan Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat yang merupakan bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu
dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang
berada dalam masyarakat di wilayah tertentu. Pelayanan kebidanan komunitas
dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor
lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya, dan lainnya. Pendekatan
Edukatif dalam peran serta masyarakat yaitu rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif
individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah
yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi,
dan budata setempat yang memiliki tujuan berserta strateginya.
Adapun cara menerapkan pendekatan edukatif yang bisa dilakukan
oleh bidan adalah :
 Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat
 Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di
masyarakat
 Bidan komunitas dalam masyarakat (pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan
kursus)
Dalam melaksanakan pendekatan edukatif, bidan juga membutuhkan
peranan masyatakat, yakni peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan
masyarakat dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta
bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.

3.2 Saran
Dalam melakukan pendekatan edukatit oleh bidan komunitas sebaiknya
dilakukan dengan seksama kepada masyarakat dengan menggunakan pelayanan
promkes dan lain sebagainya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Oktanasari. Wiji. ______. Strategi Pelayanan Kebidanan Komunitas.


Diakses melalui
https://www.stikesbinaciptahusada.ac.id/wp-
content/uploads/2020/03/KOMUNITAS-7-Strategi-Pelayanan-Kebidanan-
Komunitas.pptx

Widyatun, Diah. 2012. Strategi Pelayanan Kebidanan di Komunitas.


Diakses melalui
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/strategi-pelayanan-
kebidanan-di.html

13

Anda mungkin juga menyukai