Anda di halaman 1dari 52

Laporan

Minggu, 22 September 2013


PKK 1

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH


PURWAKARTA
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL
PADA NY. I G1P0A0 HAMIL 33 MINGGU
DI PUSKESMAS PURWAKARTA
TANGGAL 22 JULI 2011

Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Praktek Klinik Kebidanan 1 (Antenatal Care)

Dosen pembimbing :
Mutiara Nana Putri, S.ST

Disusun Oleh :
Nur Soraya
NPM : 044.175.10.095

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH


PURWAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapatkan
perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa kehamilan ini merupakan
masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal, tetapi masa kehamilan juga merupakan
masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya karena terdapat risiko inspeksi yang
lebih tinggi selama proses kehamilan, dan sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
dimulai sejak ibu merasa atau mengetahui dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi dan berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk melakukan
kunjungan pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap yang baik serta yang
mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
Dalam kehamilan banyak ditemukan ketidaknyamanan yang timbul khususnya yang terjadi
pada trimester III yaitu diantaranya oedema atau bengkak, sakit pinggang, haemoroid, obstipasi
atau kesulitan BAB, sering BAK dan gangguan pernafasan. Maka dari itu untuk mengurangi
ketidaknyamanan tersebut dan untuk mencegah keadaan yang patologis, maka dilakukan deteksi
dini pada ibu hamil dengan cara pemeriksaan kehamilan yang sesuai dengan manajemen
kebidanan ibu hamil yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan (Prawihardjo, 2010).
Indikator keberhasilan kesehatan ibu dan anak (KIA) berdasarkan kebijakan WHO yang di
anut oleh Depkes RI yaitu dengan melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali dalam masa
kehamilan di mana trimester 1 (0-12 minggu) minimal 1 kali, trimester 2 (13-28 minggu)

minimal satu kali, trimester 3 (28-40 minggu) minimal dua kali. Dan cakupan kunjungan ibu
hamil (ANC) yang pertama K1 95,26% cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC)
minimal 4 kali K4 85,56%. (WHO, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi, di bandingkan di negaranegara Asia. Data SKDI tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup. Walaupun angka ini dipandang mengalami perbaikan di banding tahun-tahun
sebelumnya, target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan AKI menjadi
102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan perhatian khusus dan kerja keras. Berbagai
upaya telah di lakukan untuk menurunkan AKI, salah satunya dengan pelaksanaan paket
pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar dan

Komprehensif PONED-

PONEK. (Kepmenkes RI, 2012).


Di Indonesia pemeriksaan kehamilan (ANC) menjadi prioritas utama dalam rangka
menjaga kesehatan ibu dan anak yang tercermin dalam perilaku ibu hamil untuk meningkatkan
kesehatan diantaranya dengan melakukan kunjungan kehamilan pada cakupan K1 dan K4. Pada
tahun 2007 cakupan K1 sebesar 83% di bawah target 100% dan cakupan K4 sebesar 65,90% di
bawah target 95%. (DEPKES RI, 2008).
Sedangkan di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 cakupan K1 sebesar 88,95% di bawah target
100% dan cakupan K4 sebesar 77,34% di bawah target 95%. (Dinkes Jabar, 2008).
Kabupaten Purwakarta melaporkan bahwa Purwakarta sendiri dapat memenuhi target
sasaran, terlihat bahwa cakupan KI di Purwakarta tahun 2010 sebanyak 100% sedangkan
cakupan K4 sebanyak 96,64%. Hal ini menunjukan bahwa Purwakarta sudah mencapai target KI
dan K4. (Dinkes Purwakarta, 2010).

Berdasarkan pengamatan untuk data cakupan di Puskesmas Purwakarta tahun 2010-2011.


K1 sebesar 98% di atas target 95% dan K4 sebesar 93,09% di atas target 85% (PKM Purwakarta
2011).
Dari data diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pemenuhan target pelayanan
Asuhan Kebidanan sudah tercapai, tetapi kita selaku tenaga kesehatan tetap harus selalu
meningkatkan untuk dapat memenuhi suatu target yang sudah diputuskan oleh Mentri Kesehatan.
Dalam pencegahan komplikasi pada Asuhan Kebidanan harus dimulai dari awal sebelum
kehamilan sampai lahirnya bayi. Tujuannya agar dapat memenuhi suatu target pelayanan Asuhan
Kebidanan pada tahun 2011.
Oleh karena itu, penulis melakukan praktek asuhan kebidanan I ini untuk dapat memantau
dan menjaga kesehatan ibu selama masa hamil dengan menggunakan acuan pada manajemen
kebidanan 7 langkah Varney yang berdasarkan data subjektif dan objektif di Puskesmas
Purwakarta, sehingga penulis mampu nengkaji dan mengevaluasi data kasus tersebut.
Diharapkan dengan praktek asuhan kebidanan I ini penulis menjadi lebih terampil dan
mempunyai wawasan lebih mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil. Maka penulis membuat
laporan tentang manajemen kebidanan pada Ny.I G1P0A0 umur kehamilannya 33 minggu di
Puskesmas Purwakarta pada tanggal 22 juli 2011.
B.
1.

Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Dilakukanya manajemen kebidanan ibu hamil pada Ny.I G1P0A0 33 minggu diPuskesmas

2.
a.

Purwakarta pada tanggal Juli 2011.


Tujuan khusus
Dilakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu

b.

diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.


Dilakukan analisa data yang didapatkan dari pengkajian data Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu
diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.

c.

Dilakukan analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu

diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.


d.
Dilakukan tindakan segera yang melakukan penanganan dan kolaborasi pada Ny.I G1P0A0
e.

hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.


Dilakukan perencana asuhan yang akan diberikan kepada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu

f.

diPuskesmas Purwakarta pada tanggal juli 2011.


Dilakukanya pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu

diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.


g.
Dilakukanya evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan kepada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu
diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
C.
1.

Manfaat Penulisan
Instansi kesehatan
Diharapkan dengan adanya mahasiswa yang praktek di Institusi Kesehatan para tenaga kesehatan
merasa terbantu dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan dapat memberikan masukan

tentang implementasi pelayanan antenatal care yang baik dan benar kepada ibu.
2. Instansi pendidikan
Untuk mengevaluasi hasil kegiatan praktek klinik kebidanan 1 oleh mahasiswa dilapangan serta
3.

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang telah diberikan.
Masyarakat
Diharapkan akan menambah pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan khususnya untuk
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan ibu hamil serta merasa terbantunya
dalam pelaksanaan kegiatan puskesmas sehingga pelayanan menjadi lebih cepat.

4.

Mahasiswa
Dengan adanya praktek klinik kebidanan 1 ini mahasiswa dapat mengaplikasikan secara
langsung teori yang telah didapatkan diperkuliahan. Menjadi lebih mengetahui mengenai
gambaran umum kesehatan ibu baik fisik dan psikologis saat kehamilan, dapat mengetahui dan
mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi saat hamil.

D.

Ruang Lingkup

Praktek klinik kebidanan 1 pada Ny.I dengan diagnosa G1P0A0 hamil 33 minggu,
dilaksanakan ditempat pelayanan kesehatan yaitu diPuskesmas Purwakarta. Purwakarta pada
tanggal 22 juli 2011, yang ditujukan untuk ibu hamil dengan cara pemberian Asuhan Antenatal
Care (ANC) untuk mengidentifikasi resiko dan komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu
hamil, data yang diambil dengan cara data primer yaitu dengan cara wawancara langsung pada
klien / pasien ibu hamil pemeriksaan fisik dengan cara infeksi, palpasi, auskultasi, dan
pemeriksaan laboratorium, yang mengacu pada format manajemen ibu hamil, dengan
menggunakan 7 langkah varneys.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.

Definisi
Kehamilan normal adalah keadaan ibu sehat, tidak ada riwayat obstertic buruk. Dengan
ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
(Saefudin, 2010).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran
(38 minggu dari pembuahan). istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan
manusia didalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai
kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida
1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0 (cermin dunia kedokteran
No.139, 2010 /Wikipedia Bahasa Indonesia).
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga dimulai dari bulan
ke 7 sampai bulan ke 9 (Saifudin, 2007).

bulan ke-1

bulan ke-2

Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43
minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 27 sampai 36 minggu disebut kehamilan
prematur (Prawirohardjo, 2007).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi
sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal (Prawirohardjo, 2007).
B.
1.

Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi


Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Pertumbuhan embrio bermula dari lempeng embrional (embrional plate) kemudian
berdiferensiasi menjadi 3 lapisan, yaitu eksodermal, mesodermal, dan endodermal. Ruang
amnion akan tumbuh pesat mendesak exocoeloma, sehingga dinding ruang amnion mendekati
korion. Mesoblas di ruang amnion dan mudigah menjadi padat disebut body stalk yang
merupakan jembatan antara embrio dan dinding trofoblas, yang kelak akan menjadi tali pusat
(Prawihardjo, 2007).
Dalam referensi Prawirohardjo (2007). Perkembangan embrio antara lain :
: sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi menjadi morulla masuk untuk menempel
11 hari setelah konsepsi.
: dari embrio, bagian tubuh pertama muncul adalah tulang belakang, otak dan syaraf, jantung,
sirkulasi darah dan pencernaan terbentuk.
: perkembangan embrio lebih cepat, jantung mulai memompa darah.

/ bulan ke-3

: embrio berubah menjadi janin. Denyut jantung janin dapat dilihat dengan pemeriksaan USG,
berbentuk manusia, gerakan pertama dimulai, jenis kelamin sudah bisa ditentukan, ginjal sudah
memproduksi urine.

/ bulan ke-4

: sistem muskuloskeletal matang, sistem syaraf terkontrol, pembuluh darah berkembang cepat,
denyut jantung janin terdengar lewat dopler, pankreas memproduksi insulin.

/bulan ke-5

: verniks melindungi tubuh, lanugo menutupi tubuh, janin membuat jadwal untuk tidur, menelan
dan menendang.

/bulan ke-6

: kerangka berkembang cepat, perkembangan pernafasan dimulai.

/bulan ke-7

: janin bernafas, menelan dan mengatur suhu, surfactant mulai terbentuk diparu-paru, mata mulai
buka dan tutup, bentuk janin 2/3 bentuk saat lahir.

/bulan ke-8

: lemak coklat berkembang di bawah kulit, mulai simpan zat besi, kalsium dan fosfor.

/bulan ke-9

: seluruh uterus digunakan bayi sehingga tidak bisa bergerak banyak, antibody ibu ditransfer ke
bayi untuk mencapai kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai kekebalan bekerja bayi bekerja
sendiri.

C.

Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil


Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia
externa dan

interna dan juga pada payudara (mamae). Dalam hal ini hormon

somatommamotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting. Dalam referensi


Prawirohardjo (2007). Perubahan yang terdapatpada wanita hamil ialah sebagai berikut :
1.

Perubahan Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur
bebek, pada kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa. Pada 16 minggu sebesar kepala bayi/tinju
orang dewasa, dan semakin membesar sesuai dengan usia kehamilan dan ketika usia
kehamilansudah aterm dan pertumbuhan janin sudah normal, pada kehamilan 28 minggu tinggi
fundus uteri 25 cm, pada 32 minnggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu
TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah prosesus xyfoideus.
Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan, ukurannya untuk pertumbuhan janin rahim
menjadi besar, endometrium menjadi desidua, ukuran kehamilan 30 x 25 x 20 kapasitas lebih
dari 4000 cc. Triwulan 1 yang aktif tumbuh oleh pengaruh hormone estrogen, bentuk yang
awaknya seperti buah alpukat pada bulan pertama, bentuknya bulat pada kehamilan 4 bulan,
akhir hamil bentuknya seperti bujur telur.
Minggu pertama istmus rahim bertambah panjang dan hipertropi sehingga terasa lebih lunak
(tanda hegar), kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dinding rahim tipis
karena itu bagian-bagian anak dapat diraba melalui dinding perut dan rahim, terbentuk segmen
2.

atas rahim (S.A.R) dan segmen bawah rahim (S.B.R).


Serviks Uteri
Serviks yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot
tidak mempunyai fungsi sebagai sfingter pada multipara dengan porsio yang bundar, porsio
tersebut mengalami cedera lecet dan robekan, sehingga post partum tampak adanya porsio yang
terbelah-belah dan menganga. Perubahan ditentukan sebulan setelah konsepsi, perubahan
kekenyalan, tanda goodel serviks menjadi lunak warna menjadi biru, membesar (oedema)
pembuluh darah meningkat, lender menutupi oestrum uteri (kanalis servikalis) serviks menjadi
lebih mengkilap.
Dalam persiapan persalinan, estrogen dan hormone plasenta relaksin membuat serviks lebih
lunak. Sumbat mucus yang disebut operculum terbentuk dari sekresi kelenjar serviks pada

kehamilan minggu ke-8. Sumbat mucus tetap berada dalam serviks sampai persalinan dimulai,
dan pada saat itu dilatasi serviks menyebabkan sumbat tersebut terlepas. Terlihat mucus serviks
merupakan salah satu tanda dini persalinan.
3. Segmen Bawah Rahim
Segmen bawah rahim berkembang dari bagian atas kanalis servikalis setinggi ostium interna
bersama-sama istmus uteri. Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak
serta berdilatasi selama minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen
tersebut menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan menegang
setelah persalinan terjadi.

4.

Kontraksi Braxton-Hicks
Merupakan kontraksi tak teratur rahimdan terjadi tanpa rasa nyeri di sepanjang kehamilan.

Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah dalam plasenta.


5. Vagina dan Vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vulva dan vagina tampak lebih merah agak kebiruan (livide)
disebut tanda chadwick. Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah, PH 3,5-6
merupakan akibat meningkatnya produksi asam laktat karena kerja laktobaci acidophilus,
keputihan, selaput lendir vagina mengalami edematous, hypertrophy, lebih sensitive meningkat
seksual terutama triwulan III.
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna merah yang hampir biru
(normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah muda). Warna biru ini
6.

disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesteron.
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3
cm. Lalu ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxing,

suatu immunoreaktiveinhibin dalam sirkulasi maternal. Relaxin mempunyai pengaruh


menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
7.

Mammae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen dan
progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak
sehingga mamae menjadi lebih besar, apabila mamae akan membesar, lebih tegang dan tampak
lebih hitam seperti seluruh areola mamae karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu
keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.
Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan dan ukuran serta beratnya meningkat hinggga
mencapai 500 gram untuk masing-masing payudara. Areola menjadi lebih gelap dan dikelilingi
oleh kelenjar-kelenjar sebasae yang menonjol (tuberkel montgomery), kelenjar ini terlihat pada

8.

kehamilan sekitar 12 minggu.


Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus
yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume darah ibu
dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut
hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %, dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan cardiak output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Dalam referensi
Wiknjosastro (2007).
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport zat asam
yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh dikatakan anemia fisiologik
dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin pada wanita hamil dan keseluruhannya lebih

besar dari pada sewaktu belum hamil. Jumlah leukosit meningkat mencapai sampai 10.000 per
ml, dan produksi trombosit pun meningkat pula.
9. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa
sesak dan pendek nafas. Hal ini dapat ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas, oleh karena
usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi.
10. Truktus Digestivus
Tonus otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama
berada di dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan pula
obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
11. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan, ureter kanan dan kiri membesar
karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dari ureter kiri, karena
mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh
karena uterus lebih sering memutar kearah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering
mamakai tangan kanannya, atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di
belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering di jumpai
hidroureter dekstra dan pielitis dekstra. Terdapat pula poliuria yang disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga

meningkat sampai 69%. Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat
dikeluarkan urea, asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
12. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh peningkatan melanophore stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung,
dikenal sebagai kloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama,
juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisera.
Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru-biruan, disebut striae livide. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide
bersama dengan striae albikan.
13. Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, system endokrin juga meninggi,
dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tiroidea). BMR meningkat hingga 15-20%
yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan
tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari.
Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan,
mamae, dan untuk janin, protein harus disimpan untuk kelak dapat dikeluarkan untuk laktasi.
Maka dari itu, perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil.
Diperkirakan satu gram protein dapat memenuhi setiap kilogram berat kebutuhan sehari-hari.
Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan dalam fraksi albumin dan pula
sedikit penurunan gamma globulin. Hidrat arang : seorang wanita hamil haus, nafsu makannya
besar, sering kencing, dan kadang-kadang memperlihatkan pula glukosuria, sehinngga
menyerupai diabetes melitus. Segala sesuatu ini dipengaruhi oleh somatomammotropin,

peningkatan plasma urine dan hormon-hormon adrenal. Hormmon somatomammotropin


mempunyai peranan dalam pembentukan lemak dan mamae, lemak terhimpun pula pada badan,
paha, dan lengan. Kadar kolesterol dapat meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 ml.
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tuiang-tulangnya dan ini
terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung
1,5-2,5 gram kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan
selama hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin, tanpa mengganggu kalsium ibu.
Kadar kalsium dalam serum memang rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan tetapi
kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya
kejang tetani. Fosfor, magnesium, dan tembaga lebih banyak tertahan dalam masa tidak hamil.
Kadar tembaga dalam plasma meningkat dari 109 sampai 222 mcg per 100 ml, akan tetapi dalam
eritrosit kadarnya tetap. Wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan besi sekitar 800 mg.
Sebaiknya diet wanita hamil ditambah dengan 30-50 mg besi sehari.
Segera setelah haid, kadar amino-oksidase meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil
ke 200 satuan dalam masa hamil 6 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya sampai 400-500
satuan pada kehamilan 16 mingggu, dan seterusnya sampai akhir kehamilan. Kadar diamino
oksidase ini tudak meningkat wanita dengan koriokarsinoma oleh karena tingginya kadar
korionik gonadotropin. Kadar alkalin fosfatase meningkat empat kali dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil. Peningkatan ini dimulai pada kehamilan 4 bulan. Kadar yang
ditemukan pada janin adalah setengahnya dari apa yang ditemukan pada ibunya. Pemeriksaan
kadar alkalin fosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta. Pitosinatase adalah enzim
yang dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinositase ditemukan banyak sekali dalam darah ibu
pada kehamilan 14 sampai 38 minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6.5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg.
Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat

badan yang terlalu banyak sering ditemukan pada preeklamsia dengan akibat peningkatan
morbiditas dan mortilitas ibu dan janin. Sebaiknya wanita tersebut diawasi dan diberi pengertian,
sehingga berat badan hanya naik 2 kg tiap bulan sesudah kehamilan 20 minggu. Dan adanya
penurunan berat badan dalam bulan terakhir dianggap sebagai suatu tanda yang baik. Kenaikan
berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi seperti fetus, plasenta dan likuor
amnion, dari ibu sendiri seperti uterus dan mamae yang membesar, volume darah yang
meningkat, lemak dan protein lebih banyak, dan akhirnya adanya retensi air.
WHO menyatakan batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) /Body Massa Indeks (BMI). IMT didefinisikan sebagai berat badan yang
dibagi tinggi badan kemudian dikalikan 100. IMT merupakan alat sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa yang berusia > 18 tahun, kecuali bayi, anak-anak, ibu hamil, olah raga
dan orang penyakit khusus seperti sites, diabetes mellitus, dan lain-lain.
IMT =

berat badan (kg)______

Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

BMI dapat diinterpretasikan dalam kategori sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.

Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah.


19,8 sampai dengan 26,0 normal.
26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi.
Lebih dari 29 obesitas.
Wanita dengan kategori rendah, peningkatan berat badan idealnya saat hamil adalah 12,5
sampai dengan 18 kg. Sedangkan untuk wanita dengan BMI normal, peningkatan berat badan
idealnya pada saat hamil adalah 11,5 sampai 16 kg dan untuk wanita denagn BMI obesitas,

D.

peningkatan berat badannya antara 7 sampai dengan 11,5 kg.


Menentukan Usia Kehamilan
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat
ditentukan dengan :

1.

Metode Kalender
Metode kalender adalah metode yang sering kali dipergunakan oleh tenaga kesehatan
dilapangan, perhitungannya sesuai denagn rumus yang direkomendasikan Naegle yaitu dihitung
dari tanggal haid terakhir, ditambah 7, bulan ditambah 9 atau dikurang 3, tahun ditambah 1

(Rukiyah dkk, 2009).


2. Quickening (goyang anak)
Kadang-kadang riwayat haid tidak pasti, terutama jika wanita hamil itu tidak ingat
tanggalnya. Pada kasus-kasus semacam ini, kita harus menanyakan saat ia merasakan quickening
(gerakan anak yang terasa pertama kali) dan kemudian mencatat tanggalnya. Tanggal atau saat
quickening kemudian ditambah 5 bulan kalender agar kita dapat memperoleh tanggal perkiraan
persalinan (Farrer, 2001) atau ditambah 4,5 bulan dari waktu ibu merasakan gerakan janin hidup
3.

(Prawirohardjo, 2007).
Tinggi Fundus Uteri
Tinggi fundus uteri diukur pada setiap kali kunjungan. Pertumbuhan uterus akan terus terjadi
dan dapat diperkirakan sehingga tinggi fundus uteri merupakan pedoman yang baik untuk
menentukan usia kehamilan. Mengukur tinggi fundus uteri dapat dilakukan dengan beberapa
metode antara lain : menurut Sepielberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari sympisis,
menurut Mac Donald merupakan modifikasi Spielberg yaitu tinggi fundus dibagi 3,5 merupakan
tuanya kehamilan dalam bulan, menurut ahfled yaitu ukuran kepala bokong = 0,5 panjang
sebenarnya. Rumus Johnson tausak untuk menentukan taksiran berat janin adalah (Mac Donald-

12) x 155 (Rukiyah dkk, 2009).


Menurut umur kehamilan menurut Spielberg: Referensi (Prawirohardjo 2007).
22-28 minggu
: 24-25 cm di atas sympisis
28 minggu
:26,7 cm di atas simpisis
30 minggu
:29,5-30 cm di atas simpisis
32 minggu
:29,5-30 cm di atas simpisis
34 minggu
:31 cm di atas simpisis
36 minggu
:32 cm di atas simpisis
38 minggu
:33 cm di atas simpisis
40 minggu
:37,7 cm di atas simpisis.
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika : Referensi (Prawirohardjo, 2007).

pold I

:menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan
kedua telapak tangan.

pold II

:kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi

pold III

bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
:satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simpisis) sementara tangan

pold IV

lainnya menekan fundus untuk fiksasi dan memastikan apakah sudah masuk pintu atas panggul
:kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien untuk
konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk atau
4.

melewati pintu panggul.


Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan sinar X akan memperlihatkan osifikasi berbagai bagian skeleton janin dari sejak
usia kehamilan 16 minggu. Namun demikian, pemeriksaan ini hampir tidak pernah dilakukan

untuk menilai usia kehamilan mengingat bahaya yang dapat ditimbulkannya (Farrer, 2007).
5. Pemeriksaan USG
Kantong janin dapat dilihat pada usia kehamilan 6-7 minggu dan kepala janin dapat diukur
pada usia 13 minggu dan menggunakan USG (pemantulan gelombang suara frekuensi tinggi
dengan panjang gelombang yang pendek). USG merupakan cara pemeriksaan non invasive. Pada
hakekatnya pemeriksaan USG kini sudah menggantikan peranan sinar X dalam menilai maturitas
janin (Farrer, 2007).
E.

Pertumbuhan janin
Dalam pertumbuhan janin ada beberapa fase, yaitu : Dalam Referensi (Armina, 2007).
1. Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2mm.
Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang
2.

3.

yang masih sederhana, tanda-tanda wajah yang akan terbentuk.


Fase 4-8 minggu
Ketika kehamilan mulai mencapai 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ
tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.
Fase 7-12 minggu

Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk.
Kepalanya berukuran lebih besar dari pada badannya, sehingga dapat menampung otak yang
terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang
jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti
4.

menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.
Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat di dengar melalui
ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat terbentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis
dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh

5.

kasar dan berwarna.


Fase 16-20 minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar tetap gigi telah muncul dibelakang
gigi susu, tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur
dan terkoordinasi. Ia bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung
indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit, sidik jarinya
mulai tampak.

6.

Fase 20-24 minggu


Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat
kelaminnya mulai terbentuk, kuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan
pernafasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-

waktu tertentu untuk tidur.


7. Fase 24-28 minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai
bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar
sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya
dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada

saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari
kelahirannya.
8. Fase 28-32 minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun
matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepala
sudah mengarah ke bawah.

F.
1.

Kebutuhan Ibu Hamil


Kebutuhan Fisik Ibu Hamil akan Oksigen
Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan sistem pernafasan pada masa kehamilan.
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon tubuh terhadap akselerasi
metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan massa

uterus, akibat :
a.
Terjadi perubahan anatomi paru, diameter thorak meningkat 2 cm, lingkaran dada meningkat
b.
1)

5-7 cm, dudut kosta 68 sebelum kehamilan menjadi 103 pada kehamilan trimester ketiga.
Fungsi pulmonary
Wanita hamil bernafas lebuih dalam karena meningkatnya tidal volume, jumlah pertukaran gas

pada setiap kali nafas.


2)
Meningkatnya valume tidal respiratory dihubungkan dengan respiratory rate normal akibat dari
meningkatnya volume respiratory kira-kira 26% per menit. Hal ini yang menyebabkan
3)

menurunnya konsentrasi CO2 ke alveoli.


Perubahan pusat de respiratory ini akibat dari menurunnya ambang CO2. Progesteron dan
estrogen di duga bertanggung jawab terhadap meningkatnya sensitivitas pada pusat persyarafan

c.

(Rukiyah dkk, 2009).


BMR
Meningkat 15%-20%, vasodilatasi perifer dan akselerasi aktifitas kelenjar keringat membantu
menghilangkan panas yang berlebihan dan dihasilkan dari peningkatan metabolisme selama
kehamilan (Rukiyah dkk, 2009).

2.

Kebutuhan Fisik Ibu hamil akan nutrisi

Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan kalori


a.
Proses phisik 66% (pernafasan + sirkulasi + digestivus + secrete + temperatur + tubuh) +
b.
c.
d.

(pertumbuhan + perbaikan)=1.440 Kcal/Dag.


Aktivitas seperti jalan, posisi tubuh, berbicara, berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat
lain maka menghabiskan 17% total tidak hamil.
Bekerja rata-rata 7-10% membutuhkan 150-200 Kcal.
Metabolisme 7% membutuhkan 144 Kcal.
1)
Kondisi tidak hamil
=2100 Kcal/hari.
2)
Hamil
=2500 Kcal/hari (fetus, plasenta, uterus, mamae)
3)
Laktasi
=3000 Kcal/hari (Rukiyah dkk, 2009).
Sedangkan asupan makanan untuk ibu hamil usia 7 bulan sampai 9 bulan menurut gizi Litbang
antara lain :
Tabel 2.1
Asupan makanan untuk ibu hamil usia 7 9 bulan
Bahan makanan

Wanita dewasa tidak hamil

Wanita dewasa hamil 7-9


bulan

Nasi

3,5 piring

3 potong

Ikan

1,5 potong

3potong

Tempe

3 potong

3 potong

Sayuran

1,5 mangkok

3 mangkok

Buah

2 potong

2 potong

Gula

5 sdm

5 sdm

Susu

1 gelas

Air putih

4 gelas

6-10 gelas

Sumber : Varneys 2002.

3.

Kebutuhan fisik ibu hamil akan personal hygiene

Personal hygiene ini berkaitan dengan perubahan system pada tubuh ibu hamil. Dalam
Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
a.
Selama kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5 akibat vagina
b.
c.
d.
e.

mudah terkena infeksi.


Stimulus estrogen menyebabkan adanya flour albus (keputihan).
Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering berkeringat.
Uterus yang membesar menekan kandung kencing, mengakibatkan keinginan wanita hamil
untuk sering berkemih.
Mandi teratur mencegah iritasi vagina, tekhnik pencucian dari depan ke belakang.
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah. Keadaan ini menyebabkan
perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan
sebagainya. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal ini dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia, sepsis puerperalis, oleh karena infeksi di
rongga mulut misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat terjadi sarang infeksi yang menyebar
kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap wanita hamil harus
memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil.

4.

Kebutuhan fisik ibu hamil akan pakaian


Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan menggunakan baju biasa yang
longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat, bagian pinggang harus
longgar, kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus membesar, pakaian yang
dikenakan ibu hamil harus nyaman tanpa sabuk/pita yang menekan dibagian pergelangan tangan,
pakaian juga tidak perlu ketat di leher, stocking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian
wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Sepatu harus terasa pas, enak
dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat

kehamilan karena stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi, hindari pula
sepatu yang bertali karena akan merepotkan.
Brach disiapkan paling sedikit dua buah dengan bukaan di depan untuk memudahkan
menyusui. Desainnya juga harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara yang tambah
menjadi beasr pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus tali besar
sehingga tidak terasa sakit di bahu.
5.
a.

Kebutuhan fisik ibu hamil akan eliminasi


Berikan dengan adaptasi gastrointestinal sehingga menurunkan tonus dan motility lambung
dan usus terjadi reabsorpsi zat makanan peristaltik usus lebih lambat sehingga menyebabkan

b.

obtipasi.
Penekanan kandung kencing karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron sehingga

menyebabkan sering buang air kecil.


c.
Terjadi pengeluaran keringat (Rukiyah dkk, 2009).
6. Kebutuhan ibu hamil akan seksual
Meningkatnya vaskularisasi pada vagina dan visera pelvis dapat mengakibatkan
meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan hubungan intercourse sebaiknya
ketakutan akan injuri pada ibu ataupun janin akan mengakibatkan menurunnya pola seksualitas,
anjuran yang diberikan yaitu jangan melakukan intercourse sesudah buang air kecil (Rukiyah
dkk, 2009).
Bila dalam anamnesa ada abortus selama kehamilan yang sekarang, sebaiknya coitus ditunda
sampai kehamilan 16 minggu. pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan
abortus menjadi lebih besar. Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika
dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga
panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan
(Prawirohardjo, 2007).
7. Kebutuhan fisik ibu hamil akan istirahat/tidur

Berhubungan dengan kebutuhan kalori ada masa kehamilan, mandi air hangat sebelum tidur,
tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga, pada ibu hamil
sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur atau hanya
baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah, jangan bekerja terlalu capek dan berlebihan,
8.

ibu hamil sebaiknya tidur selama 8 jam dalam sehari (Rukiyah dkk, 2009).
Kebutuhan fisik ibu hamil akan mobilisasi, body mekanik
Berhubungan dengan sistem muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka, sakro koksigis dan
pubik yang menyebabkan adanya keretakan, pusat gravitasi berubah sehingga postur tubuh
berubah. Terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosis fisiologis, penekanan pada ligament
dan pelvik, cara baring, duduk, berjalan, dan berdiri dihindari, jangan sampai mengakibatkan

injuri karena jatuh (Rukiyah dkk, 2009).


9. Kebutuhan fisik ibu hamil akan exercise
Berhubungan dengan adanya peregangan otot-otot, pelunakan ligament-ligament dan
perlonggaran persendian sehingga area yang paling bawah terpengaruh adalah tulang belakang
(culva lumbal yang berlebihan), otot-otot yang abdominal (meregang di atas uterus), otot dasar
panggul (menahan berat badann dan tekanan uterus). Tujuannya yaitu untuk menyangga dan
menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan, memperkuat otot untuk
menopang adanya pertambahan berat badan dan merupakan keseimbangan, meredakan
ketegangan dan membangun relaksasi, membentuk kebiasaa bernafas yang baik, memperoleh
kepercayaan sikap mental yang baik (Rukiyah dkk, 2009).
10. Imunisasi
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang
dapat dicegah, hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin. Imunisasi
harus diberikan pada wanita hamil hanya vaksin tetanus untuk neonatorum (Rukiyah dkk, 2009).
Dianjurkan agar imunisasi pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20
minggu (Prawirohardjo, 2007).
11. Persiapan laktasi

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena persiapan dini
ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Tujuan pemeriksaan payudara adalah
untuk mengetahui lebih dini adanya kelainann, sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum
kehamilan (Rukiyah dkk, 2009).
12. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat
persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta
tepat waktu (Rukiyah dkk, 2009).
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan :
a.
Membuat rencana persalinan
b. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan
c.
Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawat daruratan
d. Membuat rencana/ pola menabung
e.
Mempersiapkan langkah yang dilakukan untuk persalinan.
13. Memantau kesejahtraan janin dan kelahiran bayi
Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara menghitung gerakan
janin dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap trimesternya apakah mengalami
peningkatan atau tidak (Rukiyah dkk, 2009).
14. Kebutuhan psikologis ibu hamil
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga
karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung
jawab yang lebih besar.oleh karena itu, ibu hamil sangat memerlukan dukungan dan perhatian
dari keluarga, dan tenaga kesehatan. Adanya dukungan ini menyebabkan ibu merasa aman dan
nyaman dalam melewati kehamilannya. Psikologi ibu hamil sangatlah unik dan sensitive, oleh
karena itu dukungan yang diberikan harus serius dan maksimal. Apabila ibu melwati
kehamilannya dengan perasaan tidak nyaman dan aman yang disebabkan oleh faktor lingkungan
akan menybabkan gangguan yang berarti bagi ibu dan janin (Rukiyah dkk, 2009).
Selain itu persiapan menjadi orang tua merupakan hal yang sangat penting dilakukan
sebelum anggota keluarga baru dilahirkan. Bagi yang sudah memiliki anak, hal yang perlu

diperhatikan adalah persiapan anak tertua dalam menghadapi kelahiran adik barunya. Dua
keadaan ini perlu disiapkan oleh setiap keluarga sebelum kelahiran bayi mereka, agar dapat
melewati kehidupan yang nyaman setelah kelahiran. Persiapan yang tidak matang akan
menyebabkan kekacauan-kekacauan yang dapat menyita pikiran sehingga kemungkinan jatuh
dalam stress sangat besar (Rukiyah dkk, 2009).
G.

Ketidak nyamanan dalam kehamilan


Hampir semua kehamilan timbul masalah-masalah yang fisiologis baik itu masalah fisik
ataupun mental pada ibu dan janinnya, perubahan yang sangat jelas sekali khususnya alat
genitalia eksterna dan interna serta payudara. Timbulnya masalah-masalah ini dapat disebabkan
oleh perubahan hormone yang terjadi dalam masa kehamilan (Rukiyah dkk, 2009). Berikut
macam-macam ketidak nyamanan pada trimester III :

a.

Sakit punggung
Hal ini dikarenakan ada peningkatan berat atau beban yang dibawa ileh ibu hamil yaitu bayi
dalam kandungan. Penanganannya yaitu dengan memakai sepatu tumit rendah, hindari
mengangkat benda yang berat, berdiri dan berjalan dengan punggung dan dahu yang tegak,
anjurkan ibu untuk tidak terlalu sering membungkuk, mengambil barang dengan cara
berjongkok, pakailah kasur yang tipis dan mengguunakan bantal untuk meluruskan punggung,

serta kompres bagian yang sakit dengan menggunakan air hangat.


b. Konstipasi
Pada trimester ketiga ini konstipasi menjadi ketidak nyamanan yang disebabkan akibat
pengaruh hormon progesterone, selain itu dikarenakan adanya penekanan rahim yang semakin
membesar ke arah colon. Penangananya yaitu dengan makan makanan yang berserat, buahbuahan, sayuran dan minum air putih yang banyak serta olah raga yang teratur. Apabila semua
c.

hal ini ddilakukan dengan baik dan benar, maka dapat membantu memperlancar buang air besar.
Sesak nafas

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas pendek. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat
sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam yang lebih menonjol
d.

adalah pernafasan dada.


Sering BAK
Karena pembesaran rahim dan kepala bayi turun ke rongga panggul akan semakin menekan
kandung kemih. Akibatnya, kapasitas kandung kemih menjadi terbatas sehingga ibu sering
merasa ingin buang air kecil. Penangananya yaitu dengan menyarankan agar 2-3 jam sebelum
tidur tidak minum dan mengkosongkan kandung kemih sebelum tidur. Agar kebutuhan minum

e.

ibu tetap terpenuhi, maka anjurkan kepada ibu untuk memperbanyak minum di siang hari.
Masalah tidur
Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan merupakan perubahan hormonal, melainkan
perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu bertambah sekiar 10 kg bahkan lebih. Pada trimester
ini juga bahkan ibu sering mengalami ketidak nyamanan lain, seperti sakit pinggang, sering
BAK, dan lain-lain. Penangananya dengan mengatur posisi tidur yaitu dengan tidur miring
dengan menggunakan sebuah bantal yang dijepit di kedua lutut untuk mengurangi tekanan pada

f.

panggul dan lutut.


Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul
dan vena kaki yang menyebabkan vena menonjol. Pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan. Penangananya dengan
mengangkat kaki ke atas
ketika istirahat atau tiduran, pakaailah celana atau kaos kaki yang menopang kaki. Pakai di
pagi hari dan lepaskan ketika tidur,, jangan berdiri atau duduk terlalu lama, cobalah untuk

g.

berjalan-jalan.
Kontraksi perut
Braxton hicks atau kontraksi palsu, kontraksinya berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur,
dan hilang bila duduk atau istirahat.

h.

Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki,
kadang-kadang terjadi juga pada tangan. Disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menybabkan retensi cairan. Penangananya dengan menghindari posisi berbaring terlentang,
hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring miring ke kiri dengan
kaki agak ditinggikan, jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau berdiri,
angkat kaki ketika duduk atau istirahat, hindari kaos kaki atau tali/pita yang ketat pada kaki,

i.

lakukan senam secara teratur.


Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III dan biasanya berhubungan dengan

perubahan sirkulasi, tekanan pada syaraf di kaki atau karena rendahnya kadar kalsium.
j.
Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada
awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair. Yang terpenting adalah
tetap menjaga kebersihan badan. Hubungi petugas kesehatan bila cairan tersebut berbau, terasa
gatal dan sakit.
H. Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus mengenalkan tanda-tanda bahaya pada
kehamilan dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ibu mengalami tandatanda bahaya sebagai berikut : Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
1.

Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak, atau
perdarahan dengan nyari (berarti abortus, KET, mola hidatidosa). Pada kehamilan lanjut,
perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak/sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan

2.

solusio plasenta).
Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat,
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala dari preeclampsia.
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kkabur, rabun senja)
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
4.

visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau bayangan.


Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti
appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gadtritis,

5.

penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang
setelah beriistirahat, dan disaerai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan
pertanda anemia, gagal jantung, atau preeclampsia.

6.

Bayi kurang bergerak seperti biasa


Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu bisa
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3jam. Gerakan bayi akan lebih terasa jika ibu
berbaring atau istirahat dan jika ibu makan atau minum dengan baik.

I.

Pengawasan Antenatal
Antenatal care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan
penanganan medic pada ubu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman, nyaman, dan sehat (Admin, 2007).
Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini disebut
antenatal care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orang tua untuk mendapatkan diagnosa
kecendrungan keadaan bayi, sehingga jika ada kemungkinan ketidak normalan pada janinn,
calon orang tua serta dokter yang menangani dapat segera mengambil tindakan (Admin, 2006).

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang


menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah
dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim ibunya adalah satu
kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin (Prawirohardjo, 2007).
J.

Tujuan Pengawasan Antenatal


Pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting uuntuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil mormal dda mendeteksi secara dini kehamilan ibu dengan komplikasi.

Adapun tujuan dari pengawasan antenatal,antara lain :


1.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan bayi
3.
Menangani secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi secara hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4.
Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya
5.
6.

dengan trauma seminimal mungkin


Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh

kembang secara normal (Saifuddin, 2006).


K. Standar Pengawasan Antenatal
Setiap wanita hamil akan menghadapi komplikasi yang dapat mengancamm jiwa ibu maupun
bayinya. Oleh karena itu, ibu memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama kehamilan :
Dalam Referensi (Saifudin, 2002).
1.
Satu kali pada trimester I (umur kehamilan < 14 minggu)
2.
Satu kali pada trimester II (umur kehamilan antara 14-28 minggu)
3.
Dua kali pada trimester III (umur kehamilan 28-36 minggu).
Ibu hamil juga dapat dianjurkan untuk memmeriksakan kehamilannya dengan jadwal
kunjungan sebagai berikut : Dalam Referensi (Prawirohardjo, 2007).
Sampai kehamilan 28 minggu periksa 1 bulan sekali
Kehamilan 28-36 minggu perlu memeriksakan 2 minggu sekali
Kehamilan 36-40 minggu 1 minggu sekali.
Jadwal kunjungan ulang :
1. Kunjungan I 16 minggu dilakukan untuk :
a.
Penapisan dan pengobatan anemia
1.
2.
3.

b.
c.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
d.

Perencanaan persalinan
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk :
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Penapisan preeclampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.
Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir dilakukan untuk : Dalam Referensi (Saifuddin, 2006)
Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
Memantapkan rencana persalinan
Mengenali tanda-tanda persalinan.

Pelayanan/asuhan standar minimal 7T : Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).


1. Timbang berat badan dan pengukur tinggi badan
Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16 kg. Adapun tinggi
badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara
2.

lain < 145 cm.


Ukur tekanan darah
Tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengidentifikasi

potensi hipertensi.
3. Ukur tinggi fundus uteri
Apa bila kurang dari 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di
atas 24 minggu memakai pengukuran Mc.Donald yaitu dengan cara mengukur fundus uteri
memakai cm dari simpisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
4. Pemeriksaan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi
pertama diberikan pada kunjungan awal untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian.
5.

Pemberian tablet Fe selama kehamilan


Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara
signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan. Jika

ditemukan diduga anemia diberikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu untuk memastikannya
dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin yang dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu pada
saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda
6.

7.

anemia.
Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjukan untuk pemeriksaa infeksi menular seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya
resiko IMS.
Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien.

L.
1.
a.

Manajemen Kebidanan Antenatal Care


Pengkajian data
Identitas
Untuk mengidentifikasi klien dan menentukan status sosial ekonomi, serta pendidikannya
agar dapat menentukan bagaimana cara menyampaikan informasi, anjuran, dan pengobatan

b.
1)

secara tepat.
Anamnesa
Keluhan utama
Apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan karena ada keluhan yang ibu rasakan saat
kunjungan dan apakah ada informasi yang penting yang berhubungan dengan kesehatan ibu.

2)

Riwayat penyakit sekarang


Kehamilan yang disertai dengan suatu penyakit tertentu maka akan mengakibatkan gangguan
pada kehamilan itu sendiri dan mungkin apabila penyakitnya berkelanjutan dapat
mmenyebabkan komplikasi yang dapat membahayakan kelangsungan hidup ibu dan janinnya,

dan sebaiknya hal ini ditanyakan dan diperhatikan secara khusus.


3) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang akurat diketahui untuk menetapkan tanggal perkiraan kelahiran.
Dengan demikian memungkinkan bidan untuk memprediksi tanggal lahir dan selanjutnya
menghitung usia kehamilan.

4) Riwayat perkawinan
Riwayat perkawinan penting untuk diketahui, hal ini untuk mengetahui apakah sudah lama
menikah dan belum mempunyai anak, maka besar sekali harapan terhadap anak tersebut, oleh
karena hal itu maka dapat diperhitungkan dengan matang dalam proses persalinan dan impian
persalinanya.
5) Riwayat kehamilan lalu
Pengalaman melahirkan

sebelumnya

merupakan

bagian

yang

terpenting

dalam

memperkirakan kemungkinan adanya masalah atau perkiraan proses persalinan yang berikutnya
dan untuk mengetahui ibu hamil tersebut sudah pernah hamil berapa kali, melahirkan keberapa,
pernah abortus atau tidak, persalinan sidiologis atau patologis, dan jumlah anak yang hidup.
6)
a)

Riwayat hamil ini


Trimester I
Riwayat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya keluhan ibu yang fisiologis seperti
konstipasi, sering BAK, mual, muntah, pusing, hipersaliva, nyeri ulu hati, dan varises.
Menentukan apakah masalah fisiologis ini akan menjadi masalah yang serius untuk ibu.
Mengetahui apakah ada perubahan pola makan pada ibu yang diakibatkan oleh kehamilan.
Menurut kebijakan pemerintah, sebaiknya kunjungan antenatal care pada trimester ini dilakukan
sebanyak 1 kali. Pemeriksaan dialakukan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan 7 T
(timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,

b)

pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes PMS dan temu wicara).
Trimester II
Riwayat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya keluhan ibu yang fisiologis seperti kram otot

betis, hiperpegmentasi, anemia, mudah lelah, dan rasa nyeri pada payudara.
(1). Pemberian imunisasi tetanus toxoid
Pada setiapm kehamilan umumnya diberikan 2 kali imunisasi selama kehamilan, imunisasi
pertama diberikan pada umur kehamilan 16 minggu di lengan dan yang kedua diberikan 4
minggu dari pemberian imunisasi yang pertama.
(2). Pemberian vitamin zat besi dan asam folat

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil adalah untuk mencegah defisiensi zat besi pada
ibu hamil, untuk persiapan persalinan dan nifas. Pemberian zat besi ini dimulai dari trimester
kedua sampai akhir bulan kehamilan. Pemberian dosis cukup satu tablet perhari, diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Dosis dapat ditambah untuk ibu hamil yang mengalami
anemia sesuai dengan tingkatannya.
Asam folat sangat penting diberikan pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan untuk mencegah
terjadinya kecacatan, karena setelah terjadinya pembuahan pada hari ke 17-30 tabung syaraf
mulai dibentuk dan kemudian akan menutup. Tabung syaraf ini akan berkembang menjadi sumsum tulang belakang, otak tulang belakang, dan tulang tengkorak. Apabila pada masa ini asupan
folat kurang, maka tabung syaraf tersebut tidak bisa menutup dengan sempurna, sehingga bayi
akan dengan kondisi cacat pada otak dan syaraf tulang belakang atau neural tube defect yang
mengakibatkan bentuknya mmenjadi spins bifida (tulang belakang tidak menutup, anencephaly
(tidak memiliki tengkorak), atau encephaly (radang otak)). Selain menyebabkan kecacatan,
kekurangan folat juga dapat menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, BBLR, keguguran
dan Sindroma Down, serta bayi bisa mengalami kelainan pembuluh darah. Wanita usia subur
terutama yang sedang merencanankan kehamilan membutuhkan 400 mcg asam folat setiap hari.
Kebutuhan ini akan meningkat hingga 50% pada saat kehamilan menjadi 600 mcg setiap hari.
Asupan folat yang cukup pada 2-3 sebelum hamil pada awal kehamilan dapat mengurangi resiko
cacat tabung syaraf pada bayi. Kebutuhan folat ini dapat dipenuhi dengan memperbanyak
konsumsi sayuran hijau dan buah-buahan segar seperti brokoli, jeruk, bayam, gandum, kacangkacangan, dan strowberi. Akan tetapi bagi wanita hamil apabila hanya mengkonsumsi sayuran
c)

dan buah-buahan saja, maka kebutuhan asam folatnya tidak akan terpenuhi.
Trimester III
Pada masa kehamilan ini, ibu hamil mungkin akan mengalami keluhan-keluahan fisiologis
seperti sesak nafas, insomnia, rasa khawatir dan cemas, rasa tidak nyaman karena adanya

penekanan pada perineum dan anus, adanya Kontraksi Braxton hicks, kram pada betis, dan
oedema pada kaki dan tungkai.
7)
Riwayat keluarga berencana
Riwayat keluarga berencana sangat penting untuk diketahui dengan tujuan mengetahui pola
8)

fertilisasi ibu dan kesuburan ibu tersebut.


Riwayat penyakit sistemik
Untuk menentukan apakah ada penyakit sistemik atau tidak yang dapat mempengaruhi

9)

kehamilan dan dikhawatirkan penyakit ini akan timbul kembali selama kehamilan.
Riwayat penyakit yang lalu/riwayat operasi
Riwayat ini untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut pernah operasi sebelumnya

terutama di daerah abdomen dan genitalia yang dapat mempengaruhi proses persalinan.
10) Riwayat penyakit keluarga
Penyaki yang bersifat genetic seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung, TBC, asma, dan
lain-lain yang dapat mempengaruhi kehamilan maka dari itu riwayat penyakit ini perlu diketahui.
11) Riwayat kebiasaan dan psikososial
Riwayat ini untuk mengetahui pola kebiasaan, psikososial dan gaya hidup ibu apakah sesuai
dengan pola hidup sehat atau tidak. Bidan perlu mengkaji respon keluarga terhadap kehamilan
serta dukungan seluruh komponen masyarakat pada kehamilan ibu. Pola kebiasaan ibu antara
lain apakah ibu suka meminum minuman keras, jamu, ataupun merokok. Untuk pola istirahat,
ibu dianjurkan untuk istirahat secukupnya dan tidur sekitar 8 jam perhari.
12) Riwayat sosial
Riwayat ini untuk mengetahui kehamilan ini diinginkan atau tidak, berjenis kelamin, susunan
keluarga yang tinggal serumah serta kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas.
c.
Pemeriksaan fisik
1)
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi keadaan umum, tekanan darah, suhu, berat badan,
kesadaran, nadi, respirasi, dan tinggin badan. Keadaan umum seperti kecemasan, kemarahan atau
peka. Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilain dasar selama masa
kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu uuntuk mempertahankan fungsi plasenta, tekanan

darah sistolik 140 mmHg atau diastiloc 90 mmHg pada saat awal kehamilan dapat
mengidentifikasi adanya hipertensi.
Pemeriksaan suhu normal pada ibu hamil yaitu antara 36,5-37,7 C. Pertambahan berat badan
yang normal pada ibu hamil sekitar 2 kg dalam satu bulan atau antara 6,5-16,5 kg
pertambahannya selama hamil. Kesadaran compos mentis, somnolen, apatis, spoor. Nadi pada
ibu hamil normalnya agak lebih tinggi dari orang dewasa biasa. Respirasi ibu hamil agak
meningkat pada trimester terakhir ini dikarenakan adanya penekanan diafragma oleh uterus yang
membesar sehingga nafas ibu menjadi lebih pendek dan lebih sering. Tinggin badan menentukan
ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil yaitu >145 cm
2)
a)
b)

(Prawirohardjo, 2007).
Pemeriksaan sistematis
Kepala :rambut, mata bagian palpebra, konjungtiva dan sclera, muka, mulut, gigi serta telinga.
Leher : memeriksa ada atau tidaknya pembengkakan pada kelenjar tyroid dan kelenjar getah

bening.
c)
Dada dan axilla : menginspeksi bentuk mammae, adakah hiperpigmentasi pada areola, puting
susu menonjol, apakah sudah ada pengeluaran kolostrum atau belum, dan apakah ada
pembengkakan pada ketiak.
d) Perut : status lokasi/status obstetric.
e)
Anogenital : status lokasi, kebersihannya, adakah tumor atau tidak, ada atau varises, oedema,
tumor dan kelainan lainnya.
f)
Extremitas : keadaan tungkai simetris atau tidak, ada atau tidaknya varises dan oedema,
3)
a)

bagaimana reflex patella dan refleks babinsky.


Pemeriksaan khusus obstetric
Abdomen : perut membesar dengan arah yang memanjang atau melebar, ada linea albikan atau
nigra, ada bekas operasi. Pada pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan kehamilan dengan leopold
yaitu leopld I ialah untuk menentukan tinggi fundus uteri. Dengan demikian, tua kehamilan dapat
diketahui. Tua kehamilan ini disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Bila tidak sesuai,
dipekirkan ke arah patiologik. Selain itu, dapat pula ditentukan bagian janin mana yang terletak

pada fundus uteri. Bila kepala, akan teraba benda bulat dan keras. Sedangkan bokong tidak bulat
dan lunak. Pada leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak
punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala.
Pada letak lintang dapat ditentukan kepala janin. Pada leopold III dapat ditentukan bagian apa
yang terletak disebelah bawah. Sedangkan Leopold IV, selain menentukan bagian janin mana
yang terletak disebelah bawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke
dalam pintu atas panggul. Bila belum masuk teraba ballottement kepala. Dari letak janin ini
dapat di dengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada
sikap depleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada
(Prawirohardjo, 2007).
b)
Anogenital : genetalia lauar (eksterna) : varises, perdarahan, luka, cairan yang keluar. Kelenjar
bartolin : bengkak (massa), cairan yang keluar. Genetalia dalam (interna) : serviks meliputi
cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilisasi, tertutup atau membuka. Vagina
meliputi cairan yang keluar, luka, darah. Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan,
massa (pada trimester pertama).

d.
1)

Pemeriksaan penunjang
haemoglobin
pemeriksaan haemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer, untuuk
mengetahui kadar haemoglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan haemoglobin ialah
untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan hb sahli dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Dalam
Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
Hb 11 gr % dikatakan tidak anemia.
9-10 gr % anemia ringan.
7-8 gr % anemia sedang.
<7 gr % anemia berat.

2)

Protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya
preeklamsia pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun
persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak sefera
diantisipasi(Rukiyah dkk, 2009).
Standar kadar kekeruhan protein urine adalah :
Negative
: urine jernih
Positif 1 (+) : ada kekeruhan
Positife 2 (+) : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
Positife 3 (+++)
: urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
Positife 4 (++++)
: urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal.

3)

Urine reduksi
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa dalam urine. Urine
normal biasanya tidak mengandung glukosa. Dalam kasus tertentu urine mengandung glukosa

2.

seperti pada ibu yang mempunyai riwayat penyakit DM (diabetes mellitus) (Rukiyah dkk, 2009).
Analisa masalah/interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan adalah
diagnosa yang ditegakan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnosa kebidanan (Salmah dkk, 2006).


3. Antisipasi masalah
Pada langkah ini kita menidentifikasi masalah potensial dan diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan (Salmah dkk, 2006).
4. Kebutuhan dan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan
dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini mencerminkan
5.

kesinambungan dari proses manajemen kebidanan (Salmah dkk, 2006).


Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
6.

melaksanakannya (Salmah dkk, 2006).


Pelaksanaan asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagai bagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Akan tetapi
walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab mengarahkan

7.

pelaksanaannya (Salmah dkk, 2006).


Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Di dalam

pendokumentasian/catatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP (Salmah dkk, 2006).
S :Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa, merupakan
suatu ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
O :Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil lab dan tes diagnostic lain
yang dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assesment.
A :Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan, hasil analisa dan hasil interpretasi
subyektif dan obyektif dalam suatu indikasi.
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnosa potensial/masalah potensial
P :Planing of Action

Perencanaan, membuat rencana saat itu dan yang akan datang. Proses ini termasuk kriteria tujuan
dari kebutuhan pasien dan tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam menejemen kolaborasi atau
rujukan (Salmah dkk, 2006).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


I. Pengkajian Data
A. Anamnesa ( Data Subjektif)
a.
Identitas
Ny.I berusia 20 tahun, berkebangsaan Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA
(tamat), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, yang bersuamikan Tn.A berusia 25 tahun,
berkebangsaan Indonesia,beragama Islam, pendidikan terakhir SMA (tamat), pekerjaan sebagai
pegawai swasta dengan penghasilan Rp. 1300.000,-/bulan, beralamat di Kp. Malang nengah Ds.
Malang nengah, Kec. Malang nengah Purwakarta Rt.24/04.
b.

c.

Alasan Kunjungan
Anamnesa dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2011, jam 09.30 WIB tes periksa kehamilan positif,
tanggal 20 desember 2010 oleh Bidan. Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kunjungan ulang.
Keluhan Utama
pada saat kunjungan ibu mengeluh suka merasa sakit pinggang sejak usia kehamilan 7 bulan,
terasa saat bangun tidur serta duduk lama ketika beraktivitas. Ibu tidak merasakan pandangan
kabur, sakit kepala yang hebat, nyeri ulu hati, pendarahan pervaginan dalam kehamilan.

d.

Riwayat Penyakit Sekarang


Tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan saat ini.

e.

Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi, ibu mengatakan haid pertama kali 12 tahun, siklusnya teratur 28 hari,
lamanya 7 hari, sifat darahnya cair, warnanya darah merah segar, ibu tidak pernah merasakan

f.

disminore pada setiap kali menstruasi, dan ibu mengaku HPHT 13-11-2010 dan TP 20-08-2011.
Riwayat Perkawinan
Ibu menikah satu kali dengan status sah ketika usia 19 tahun dan suami umur 24 tahun, ibu

menikah sudah 1 tahun belum mempunyai anak.


g. Riwayat Hamil Ini
Saat hamil muda ibu sering mengeluh mual, muntah di pagi hari, kepala pusing, sensitife dan
susah makan/makan berkurang. Ibu memeriksakan kandungannya kebidan pada trimester I ,
trimester II, trimester III, dan selalu minum tablet zat besi (Fe) 1x/hari, ibu mengaku sudah
melakukan imunisasi TT (Tetanus Tokoid) sebanyak 2 kali, TT1 pada tanggal 17 Mei 2011, dan
TT2 pada tanggal 18 Juni 2011. Merasakan gerakakan janin saat usia kehamilan 4 bulan.
h.

Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah pernah KB dengan suntik mikroginon 3 bulan.
i.
Riwayat Penyait Sistemik
Ibu mengatakan tidak mempunyai Riwayat penyakit sistemik seperti asma, DM, jantung, TBC,
j.
k.
l.
m.

hipertensi.
Riwayat Penyakit yang Lalu/Oprasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang lalu dan belum pernah dioperasi
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga seperti DM(-), TBC, hipertensi, dan jantung disangkal.
Riwayat Kebiasaan
Ibu mengaku tidak ada kebiasaan merokok, minum alkohol ataupun jamu-jamuan.
Riwayat Kebiasaan/ Psikologis
Riwayat kebiasaan dan psikologi : Makan 1 kali sehari dengan porsi sedang. sore biskuit atau
buah-buahan, minum 7-8 gelas sehari, gelas sedang minum air putih dan teh, Perubahan pola
makan selama hamil termasuk ngidam tidak ada, tidur malam 7-8 jam tidur siang 1-2 jam.
Sexsualitas 1 kali dalam 2minggu. Buang air besar 1 kali perhari, konsistensi lembek warna
kuning, Buang air kecil 7-8 kali perhari, warna kuning jernih.

Aktivitas sehari-hari :

mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga seperti ngepel, memasak, mencuci, membereskan
rumah dan mengurus anak.
Riwayat sosial, kehamian ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan, jenis kelamin yang
diharapkan perempuan. Ibu tinggal bersama dengan suaminya Tn. A. dengan umur 25 tahun latar
belakang pendidikan terakhir SMP Pekerjaan swasta. Ibu mengatakan tidak memiliki
kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
B. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemerikaan Umum
Pemeriksaan fisik Keadaan Umum : baik, Kesadaran : compos mentis, Tekanan Darah: 110/80
mmHg, Nadi: 80x/mnt, Respirasi : 20x/mnt, Suhu: 36,6 0C, Berat badan sebelum hamil: 60 kg,
2.

Berat badan sesudah hamil 70 kg, kenaikan Berat badan 10 kg, Tinggi badan: 157 cm.
Pemeriksaan Sistematis
Pada pemeriksaan sistematis, bagian kepala (rambut tidak ada ketombe, tidak rontok, dengan
warna hitam), untuk muka (simetris dan tidak nampak oedema), pada sistem penglihatan
(simetris, kelopak mata tidak oedema, conjungtiva tidak pucat, sclera tidak ichterik, tidak
memakai lensa kontak atau kacamata ), pada telinga (simetris dan tidak nampak ada serumen
atau kotoran), pada mulut (lidah dan geraham bersih, gigi tidak ada gigi palsu dan berlubang,
tidak caries). Pada leher (Tidak ada pembesaran kelenjar gondok dan kelenjar getah bening).
Pada payudara tampak simetris, bersih, membesar, puting susu menonjol, areola mengalami
hiperpigmentasi (coklat kehitaman), tidak ada striae, tidak ada benjolan, tidak ada tumor, belum
adanya pengeluaran kolostrum, tidak ada rasa nyeri. Pada pemeriksaan auskultasi bunyi jantung
ibu normal tidak terdengar mur-mur, paru-paru terdengar normal tidak ada ronchi, rales, dan
wheezing. Untuk bagian axilla tidak ada tumor, tidak ada nyeri, dan tidak ada kelainan.

3.

Pemeriksaan Khusus Obstetri


Pada pemeriksaan khusus obsetri abdomen tampak pembesaran sesuai dengan usia kehamilan
dengan arah memanjang, tidak ada pelebaran vena, striae gravidarum livide ada, ada linea nigra,
bekas luka operasi ataupun kelainan lain tidak ada. Pada palpasi abdomen, ibu mengatakan tidak

merasa nyeri saat dilakukan pemeriksaan (tidak ada nyeri lepas dan nyeri tekan), ibu juga
mengatakan tidak merasa nyeri saat janin bergerak, TFU 30 cm, untuk pemeriksaan palpasi
leopold, yaitu :
Leopold I : Teraba 1 bagian lunak, kurang melenting, kurang bulat
( Bokong ).
Leopold II : Bagian kanan, teraba 1 bagian memanjang, keras seperti papan yaitu

punggung.

Bagian kiri, teraba 1 bagian kecil merupakan bagian bagian kecil (ekstremitas ).
Leopold III : Bagian bawah terisi teraba satu bagian bulat, keras melenting
(kepala) dan masih bisa digoyangkan, belum masuk PAP
Leopold IV : convergen, penjarian 5/5 diatas sympisis
Tapsiran berat janin (30-13) x 155 : 2635 gr. DJJ normal, Pungtum Maximum: kuadran kanan
bawah tepat 3 jari bawah pusat, frekuensi 140 x/menit teratur. His belum ada.
Pemeriksaan ekstremitas normal tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan ektremitas, tampak
simetris, tidak ditemukan oedema pada tangan dan kaki, kekakuan sendi tidak ada, tidak ada
varises pada tungkai, refleks patella kiri dan kanan positif (+/+).
C.

Pemeriksaan Laboratorium
Hasil laboratorium :

1.

Hb: 11 gr %, golongan darah : tidak dilakukan

2.

Urine : Protein (-) negatif, Reduksi (-) negatif

3.

Pemeriksaan penunjang lainya tidak ada.


II. Analisa Masalah/ Interprestasi Data
1. Diagnosa
Ibu : G1 P0 Ao hamil 33 minggu
Janin : hidup, tunggal, intrauterin, presentasi kepala.

Dasar Ibu :
a.
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama belum pernah melahirkan dan ibu mengaku tidak
b.
c.

pernah mengalami keguguran.


HPHT : 13-11-2010, dan TP : 20-08-2011.
Adanya pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan, TFU 30 cm, teraba bagian-bagian janin,

adanya pergerakkan janin, serta terdengar denyut jantung janin.


Dasar Janin :
a.
Leopold I Teraba satu bagian lunak tidak melenting, kurang bulat (bokong)
b.
Leopold II Bagian kanan : teraba satu bagian memanjang, keras seperti papan yaitu
c.

punggung. Kiri : teraba bagian bagi kecil (ekstremitas )


Leopold III Bagian bawah teraba satu bagian bulat, keras melenting (kepala) dan masih bisa

digoyangkan (belum masuk PAP). Leopold IV posisi tangan convergen.


d.
DJJ normal 140 x/menit, teratur, Pungtum Maximum terdengar jelas pada kuadaran kanan
bawah tepat 3 jari di bawah pusat.
e.
Pada saat dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen ibu tidak merasa kesakitan (nyeri tekan dan
nyeri lepas tidak ada). Begitu punketika ibu bergerak ibu tidak merasakan nyeri.
2.

Masalah : Sakit pinggang, dan Kurangnya asupan nutrisi


Dasar : dilihat dari data subjektif, ibu mengeluh selalu merasa sakit pada bagian pinggang.

3.

Kebutuhan : Anjurkan ibu

jangan mengerjakan pekerjaan rumah yang berat seperti

mengangkat barang yang berat, anjurkan ibu untuk tidak sering berdiri dan tidur dengan posisi
miring dan beritahu ibu tentang fisiologis pada kehamilan.
Dasar : Ibu mengeluh suka merasa sakit dibagian pinggang

III. Antisipasi Masalah / Potensial Masalah


Tidak Ada
IV. Tindakan Segera/ Kolaborasi
Tidak Ada
V. Perencanaan Tindakan
1. Informasikan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.

2.

Jelaskan terjadinya sakit pinggang adalah hal fisiologis dan anjurkan untuk tidur dan

beristirahat dalam posisi yang benar.


3. Menganjurkan ibu agar beristirahat secukupnya.
4. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan.
5. Berikan ibu tablet penambah darah Fe 1x1/ hari 60 mg dan multivitamin.
6. Berikan penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan.
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
VI. Pelaksanaan
1.
Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan baik, ibu
hanya mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan TD : 110/80 mmHg dan janinnya baik,
masalah yang dialami adalah hal normal.
2.
Menjelaskan terjadinya sakit pinggang pada kehamilan tua disebabkan karena perut semakin
besar yang menyebabkan perubahan pada tubuh ibu dan anjurkan ibu untuk tidur dalam posisi
yang benar dan nyaman dengan miring kekanan atau kiri dan mengganjal dengan bantal.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang berat.
4.
Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari atau senam hamil,
untuk melenturkan otot-otot yang kaku dan juga pertumbuhan dan perkembangan janin.
5.
Memberikan ibu tablet penambah darah fe 1x1 perhari 60 mg dan multivitamin 1x1 perhari
6.

cara minumnya sebelum tidur dengan air putih.


Memberikan penkes tanda bahaya pada kehamilan trimester 3 yaitu pendarahan pervaginam,
sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, bengkak pada muka dan tangan dan segera lekas

7.
VII.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

kebidan bila ada tanda-tanda bahaya tersebut.


Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
Evaluasi
Ibu sudah diberi penjelasan dan mengerti dengan keadaan saat ini.
Ibu sudah mengerti fisiologis terjadinya sakit pinggang dan mengatakan akan tidur miring
kekiri atau kanan dan mengganjal kaki menggunakan bantal.
Penjelasan pola istirahat sudah diberikan dan ibu mengatakan akan banyak beristirahat.
Bidan sudah mengajarkan senam hamil dan ibu mengatakan akan melakukannya.
Ibu sudah diberi tablet penambah darah 1x1/hari 60 mg dan cara meminumnya.
Penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan sudah diberikan dan ibu sudah mengerti.
Semua hasil pemeriksaan telah selesai didokumentasikan.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini didasarkan pada ada atau tidaknya kesenjangan antara teori dan
realita di lapangan mengenai asuhan kebidanan pada Ny. I yang berumur 27 tahun dengan
diagnosa G1P0A0 Hamil 33 minggu di Puskesmas Purwakarta. Dalam pembahasan ini penulis
mengkaji dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang terdiri dari
pengkajian data, interpretasi data, potensial masalah, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
A.

Pengkajian Data
Pada pengkajian data ini, data subjektif yang dibutuhkan diperoleh dari anamnesa dengan
cara wawancara kepada pasien, sedangkan untuk mendapatkan data objektif dilakukan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Rukiyah dkk, 2009).
Tanggal 22 juli 2011 pukul 10.00 WIB bertempat di Puskesmas Purwakarta dengan identitas Ny.I
berumur 20 tahun, beragama Islam, kebangsaan sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMP
(tamat), pekerja ibu rumah tangga, dengan suami bernama Tn.A, berumur 25 tahun, beragama
Islam, kebangsaan sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMP (tamat), pekerjaan wiraswasta,
pengahasilan Rp. 1.000.000,-/bulan, pasangan suami istri ini tinggal di ds Nagri tengah Rt :
17/03 kab.Purwakarta.
Riwayat menstruasi menarche usia 13 tahun, siklus 28 hari, banyaknya ganti pembalut 2x/
hari,tidak ada dismenorhoe pada saat mentruasi, menstruasi teratur tiap bulan, lamanya
menstruasi 7 hari, sifat darah encer dan ada gumpalan, HPHT 03 Januari 2011, TP 10 Oktober
2011 dengan menggunakan Rumus Neagle (Rukiyah dkk, 2009).

Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa Ny. P mempunyai keluhan utama sakit pinggang dan
bengkak pada kaki sejak usia kehamilan 8 bulan, bengkak pada kaki ini menghilang jika
diistirahatkan dan buang air kecil 4-5 kali dalam sehari, dengan warna kuning jernih, tidak ada
gumpalan dan tidak sakit ketika ibu buang air kecil. Keluhan yang dirasakan ini merupakan
masalah yang fisiologis dalam kehamilan trimester III. Menurut Rukiyah dkk,(2009), yang
termasuk masalah fisiologis dalam trimester III seperti sakit punggung, konstipasi, sesak nafas,
sering BAK, masalah tidur, varises, kontraksi perut, bengkak pada kaki, kram kaki, dan adanya
cairan pervaginam. Menurut Rukiyah dkk,( 2009).
Pemeriksaan ANC menurut Saefudin, 2009 dilakukan paling sedikit 4 kali selama hamil yaitu
1 kali pada kehamilan trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Dalam
kasus ini Ny. I sudah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 4 kali, yaitu pada trimester 1
melakukan kunjungan ANC sebanyak 1 kali, trimester II sebanyak 1 kali dan pada trimester III
sebanyak 2 kali.
Menurut Rukiyah dkk, 2009, Imunisasi TT1 dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu dan 4
minggu kemudian dilakukan Imunisasi TT2. Dalam kasus Ny. I Imunisasi TT1 dilakukan usia
kehamilan 16 minggu pada tanggal 17 Mei 2011 dan TT2 dilakukan 4 minggu kemudian pada
tanggal 18 Juni 2011.
Pemberian Tablet Fe dimulai pada trimester kedua sampai akhir bulan kehamilan diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Rukiyah dkk, 2009). Pada kasus Ny. I sesuai dengan teori
diberikan pada trimester kedua sebanyak 90 tablet.
kebutuhan istirahat yang baik untuk ibu hamil yaitu tidur 8 jam dalam sehari (Rukiyah dkk,
2009). sedangkan pada Ny. I dalam sehari ibu hanya tidur 7 jam sehari, maka dari itu penulis
menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan tidur 8 jam dalam sehari.
Timbang Berat Badan, pada pemeriksaan dilakukan penimbangan berat badan dengan
kenaikan berat badan normal 8 kg, keadaan tersebut normal asalkan tidak kurang dari6,5 -16,5

kg (Prawiroharjo, 2005). Ukur tekanan darah, dilakukan pemeriksaan tekanan darah ibu 110/70
mmHg, keadaan tersebut normal untuk ibu hamil asal tidak melewati sistol 140 mmHg dan
diastol 90 mmHg. (Rukiyah dkk, 2009).
Pemeriksaan abdomen ukur TFU ibu 30 cm sesuai dengan usia kehamilan 33 minggu, pada
kehamilan di atas 24 minggu memakai ukuran Mc Donnal yaitu dengan mengukur tinggi fundus
uteri dengan cm di atas simpisis ke atas fundus uteri sesuai rumus yaitu jarak fundus sampai
simpisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan umur kehamilan dalam bulan, 30 cm : 3,5 = 8 (DepKes
RI, 2001).
Palpasi Leopold I : TFU : 30 cm, FU teraba satu bagian janin kurang bulat, tidak melenting,
lunak yaitu bokong.
Leopold II: Kanan teraba satu bagian janin panjang seperti papan, keras dan ada tahanan
besar yaitu punggung. Kiri teraba satu bagian-bagian kecil janin yaitu ektremitas.
Leopold III : Bagian bawah teraba satu bagian janin keras, melenting, bulat dan mudah
digerakan yaitu kepala dan belum masuk PAP.
Leopold IV : konvergen dan bagian terbawah janin belum masuk PAP, teraba 5/5 bagian.
Normal DJJ 120-160 kali permenit (Rukiyah dkk, 2009), pada Ny. I DJJ 140x/menit normal
sesuai dengan teori.
Tes PMS tidak dilakukan Dikarenakan keterbatasan sarana pelayanan kesehatan,
menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan Infeksi Menular Seksual untuk mengetahui ada
tidaknya risiko untuk terjadi resiko PMS (PPIBI, 2008). Temu wicara ibu diberikan konseling
untuk mengatasi masalah yang dihadapi ibu (Saefudin, 2002).
Janin baik dengan DJJ 140x/menit. Pada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
laboratorium dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan cara Hb sahli didapat hasil Hb 11 gr %,
pemeriksaan urine dilakukan yaitu ptotein urine dan glukosa dengan hasil negative (-).
Pemeriksaan Hb normal 11-11,2 gr% (Rukiyah dkk, 2009) dan Pemeriksaan Hb ibu normal 11
gr%.
Pada tahap ini penulis telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara sistematis dan
bertahap sesuai dengan 7 langkah varney. Hal ini ditandai dengan adanya wawancara langsung

antara pemeriksa dengan klien serta pada pemeriksaan fisik dan penunjang. Pemeriksaan
dilakukan dengan mengacu pada standar pelayanan yang dianjurkan oleh DEPKES 2010 yaitu
menggunakan standar 7T (timbang berat badan, ukur tekanan darah,ukur TFU,pemberian
imunisasi TT lengkap, pemberian tablet Fe,temuwicara,dan tes PMS). Semuanya telah dilakukan,
B.

kecuali pemeriksaan PMS dikarenakan pasilitas sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Interprestasi Data
Pada langkah ini penulis membuat diagnosa ibu hamil normal G1P0A0H 33 minggu, janin
hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa
diagnose didasari dengan data subjektif yang diperoleh, dimana ibu mengaku ini kehamilan yang
pertama, belum pernah melahirkan, belum pernah keguguran, ibu mengatakan hari pertama haid
terakhir tanggal 13 Nopember 2010, TP : 20-08-2011 data objektif didapatkan dari perut
membesar sesuai dengan usia kehamilan. Pada Leopold 1 TFU 30 cm sesuai dengan usia
kehamilan 33 minggu, TFU terisi : teraba satu bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong),
pada pemeriksaan Leopold II bagian kanan teraba satu bagian keras, memanjang seperti papan
dan ada tahanan (punggung). Kiri teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas. Leopold III
bagian bawah terisi teraba satu bagian bulat, keras, melenting (kepala) Leopold IV konvergent
dan 5/5 bagian belum masuk PAP. Taksiran berat janin : (30-13) x 155 : 2635 gram. His dan
frekuensi belum ada, DJJ (+), Puntum maximum terdengar jelas pada kuadran kanan bawah

C.

pusat, dengan frekuensi 140x/menit teratur.


Masalah Potensial
Pada langkah ini, penulis tidak menemukan masalah yang serius yang menjadi potensial
masalah. Penulis hanya menemukan masalah fisiologis sesuai dengan keluhan yang dirasakan
oleh Ny. I

D. Tindakan Segera atau Kolabrasi

Pada langkah ini penulis tidak menulis kebutuhan tindakan segera atau kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain karena tidak terdapat masalah potensial pada kehamilan.
E. Perencanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas masalah, rencana tindakan
harus sesuai dengan kebutuhan klien. Pada perencanaan ANC sudah sesuai dengan Depkes.
Perencanaan tindakan pada ANC sudah sesuai dengan kebutuhan ibu seperti : informasikan
kepada ibu hasil pemeriksaan, jelaskan pada ibu bahwa yang dialami adalah hal yang
biasa/fisiologis, anjurkan untuk tidur posisi yang benar, seperti miring kekanan atau ke kiri
diganjal dengan menggunakan bantal, Beritahu ibu agar banyak beristirahat, Anjurkan ibu untuk
olahraga ringan, Berikan ibu tablet penambah darah fe 1x1 /hari 60 mg dan multivitamin,
Berikan penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada kehamilan tua, dan beritahu ibu
untuk kunjungan ulang.
F. Pelaksanaan atau Implementasi
Langkah ke enam ini merupakan rencana asuhan yang dilaksanakan secara evisien aman, dan
sesuai dengan teori Varney, dimana perencanaan asuhan sama dengan perencanaan tindakan yang
telah dibuat dan sesuai dengan teori yang ada. Yang pertama adalah memberitahu kepada ibu
hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu dan janinnya normal, TD 110/80 mmHg, suhu 36,4 C,
nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit,TB 159 cm, usia kehamilan 33 minggu, uterus membesar
sesuai dengan usia kehamilan TFU 30 cm. BB 70 kg, kenaikan berat badan selama kehamilan 10
kg,trimester II 5 kg, dan trimester III 5 kg, dengan peningkatan berat badan ibu yang cukup baik
maka diharapkan berat janin yang dikandung jugasesuai dengan usia kehamilan. Keadaan janin
sehat (DJJ 140x/ menit, teratur sesuai dengan teori Prawirohardjo (2009), DJJ normal 120-140
kali /menit, presentasi kepala. Memberikan penkes mengenai keluhan yang dirasakan oleh ibu
untuk tidur dalam posisi yang benar dan nyaman dengan miring kekanan atau kiri dan
mengganjal dengan bantal. Memberitahu ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas

yang berat. Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari atau
senam hamil, untuk melenturkan otot-otot yang kaku dan juga pertumbuhan dan perkembangan
janin. Memberikan ibu tablet penambah darah fe 1x1 perhari 60 mg dan multivitamin 1x1
perhari cara minumnya sebelum tidur dengan air putih.dikhawatirkan akan mual jika diminum
pada siang hari, untuk mencegah pendarahan pada persalinan karena kekurangan hemoglobin.
Memberi ibu tablet calcium untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, menganjurkan ibu
untuk mempersiapkan kebutuhan seperti pakaian bayi, kain ibu, pakaian ibu (Prawirohardjo,
2010).
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan tanda-tanda kala satu seperti mules yang
kuat dan teratur jika dibawa jalan makin terasa, pengeluaran darah,/blood show jika hal ini
terjadi segera untuk datang ke nakes/bidan. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya menurut
Dinkes (2009) pada kehamilan tua tanda-tanda bahaya seperti oedema pada kaki, tangan dan
muka, kejang-kejang, pengeluaran darah pervaginam jika hal ini terjadi untuk segera
menghubungi nakes/bidan terdekat. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2
minggu dari sekarang yaitu tanggal 3 agustus 2011, yang merupakan kebijakan depkes juga
untuk mengevaluasi keadaan ibu selama 2 minggu.
G.

Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilakukan
pada Ny.I pada kasus ini setelah dilakukan implementasi terhadap apa yang sudah dijelaskan.
Sehingga dari data diatas dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan berjalan
dengan efektif dan lancer, dalam hal ini sesuai dengan yang ada. Dan dalam evaluasi ini ibu
sudah mengerti tentang penjelasan hasil pemeriksaan yang telah diberikan bidan. Ibu juga dapat
menjelaskan kembali tentang informasi yang telah disampaikan mengenai kondisi ibu dan janin,

penjelasan mengenai persiapan persalinan, tanda-tanda bahaya pada kehamilan, aturan minum
obat, serta kunjungan ulang berikutnya. Ibu mau melaksanakan semua yang dianjurkan oleh
bidan. Semua hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, Saifudin (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta.
Asuhan Persalinan Normal (APN) JNPK-KR (2008). Jaringan Nasional pelatihan Klinik-Kesehatan
Reproduksi, Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (JNPK-KR/POGI), dan JHIEGO
Corporation, Cipta, Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat (2006). Cakupan Kunjungan Ibu Hamil. Diakses 25 Oktober 2011.
http://www.diskes.jabarprov.go.id/
Dinkes Kab. Purwakarta (2007). Kebijakan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Program Unggulan
Tahun 2007.
Departemen Kesehatan RI (2008). Pelayanan Antenatal K1 dan K4. Jurnal Elektronik, Diakses 25
september 2011: http://www.bankdata.depkes.go.id/.
Manuaba, Ida Bagus Gde (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan : Cipta, ECG. Jakarta.
Mochtar Rutam (1998). Synopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi. ECG. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono (2005). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.
Rukiyah, Ai Yeyeh, et. al (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM.
Salmah, et. al (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. ECG. Jakarta.

Saifudin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta.
Sulaiman Sastrawinata (2007). Obstetric Fisiologi FK. UNPAD. ECG. Bandung.
WHO (2005). Antenatal Care. Diakses 30 oktober 2011:http://bankdata.depkes.go.id/
Winkjosastro Hanifa, dkk (2005). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai