Anda di halaman 1dari 60

174

D. Kerangka Pikir

Dan tinjauan teori tentang masa hamil bersalin diva dan kunjungan

ulang masa nifas maupun bayi baru lahir maka peneliti dapat

menyusun kerangka pikir seperti yang tercantum pada gambar yang

disajikan.
1. Pengkajian
2. Perumusan diagnose, dan atau

Ibu Hamil Trimester masalah kebidanan


3. Perencanaan sesuai dengan teori
Kesehatan Ibu
III
33 Minggu 4. Implementasi Kesehatan Janin
5. Evaluasi
6. Pencatatan asuhan Kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnose, dan atau
3. masalah kebidanan
Ibu Bersalin 4. Perencanaan sesuai dengan teori Kesehatan Ibu
5. Implementasi Kesehatan Bayi
6. Evaluasi
7. Pencatatan asuhan Kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnose, dan atau
3. masalah kebidanan

Bayi Baru Lahir 4. Perencanaan sesuai dengan teori


Kesehatan Bayi
5. Implementasi
Baru Lahir
6. Evaluasi
7. Pencatatan asuhan Kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnose, dan atau
3. masalah kebidanan
Ibu Nifas 4. Perencanaan sesuai dengan teori Kesehatan Ibu
5. Implementasi
6. Evaluasi
7. Pencatatan asuhan Kebidanan

Gambar 2.1 Kerangka pikir asuhan kebidanan kebidanan berkesinambungan


pada Ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir
BAB III

METODE PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR

A. Jenis Laporan Tugas Akhir

Laporan tugas akhir ditulis berdasarkan laporan kasus asuhan

kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin dan nifas. Jenis

metode penelitian studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu

permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor

yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul

sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap

suatu perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

Pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas Binuang Kecamatan

Binuang.

2. Waktu

Pemberian asuhan dilakukan pada bulan November – Pebruari 2019

C. Subyek Studi Kasus

Subyek yang digunakan dalam studi kasus dengan Manajemen

Asuhan Kebidanan ini adalah ibu hamil normal dengan usia kehamilan 32

175
176

minggu pada bulan November-Pebruari tahun 2019 di Puskesmas Binuang

Kecamatan Binuang kemudian diikuti sampai ibu bersalin dan masa nifas.

D. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara/anamnesa,

observasi dan dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan

pada ibu hamil, bersalin, masa nifas dan bayi baru lahir sesuai

dengan KEPMENKES Nomor 938/Menkes/SK/VII/2007.

E. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan :

1. Data Primer

a. Wawancara /Anamnesa

Anamnesa adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan

lewat suatu percakapan dengan pasien/klien, untuk mendapatkan

data pasien/klien beserta permasalahan medisnya.

Data yang di perlukan dalam studi penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Data ibu hamil

2) Data ibu bersalin

3) Data ibu nifas

4) Data yang baru lahir yang didapatkan melalui anamnesa pada

ibu keluarga.
177

b. Pemeriksaan /Observasi

Pemeriksaan kesehatan umum adalah untuk mendeteksi

sendini mungkin adanya penyakit-penyakit, baik yang sudah

dirasakan maupun yang belum. Pemeriksaan fisik dilakukan pada

ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang menjadi subyek

dalam studi penelitian kasus ini.

c. Data sekunder

Data sekunder diambil untuk melengkapi data yang

berhubungan dengan masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu

dengan melakukan studi dokumentasi untuk mendapatkan data

dari dokumen atau catatan medik seperti buku KIA.

F. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah sebagai

berikut :

1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara adalah

sebagai berikut :

a. Pada ibu hamil menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu

hamil

b. Pada ibu bersalin menggunakan format asuhan kebidanan pada

ibu bersalin dan lembar partograf

c. Pada ibu nifas menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu

nifa
178

d. Pada bayi baru lahir menggunakan format asuhan kebidanan pada

bayi baru lahir.

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan

pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut :

a. Pada ibu hamil alat dan bahan yang akan digunakan adalah

sebagai berikut : tensimeter, stetoskop, thermometer, jam,

timbangan, pengukur tinggi badan, pengukur lila (lingkar

lengan atas), Pengukur tinggi fundus (Metlin), Linex,

handscoon, kapas alcohol, alat pemeriksaan Hb, alat

pemeriksaan reduksi urine dan protein urine.

b. Pada ibu bersalin alat dan bahan yang digunakan adalah

sebagai berikut : APD lengkap, partus set, heacting set, linex,

1 ampul oksitosin 10 unit, spuit 3 cc, infus RL atau Glukosa,

1 handuk penutup perut bawah ibu, 1 alas bokong, bengkok,

tempat plasenta, handscoon steril, tensimeter dan kasa.

c. Pada ibu nifas alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai

berikut : tensimeter, stetoskop, thermometer, dan jam.

d. Pada bayi baru lahir alat dan bahan yang digunakan adalah

sebagai berikut : timbangan bayi, stetoskop, penghisap lendir,

thermometer, meteran, kasa steril, handscoon steril/bersih,

vit K 1 mg.

3. Sumber data yang dgunakan untuk melakukan studi dokumentasi :

Catatan medic atau status pasien


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umun Laporan Tugas Akhir

Puskesmas Binuang yang berada di Kecamatan Binuang merupakan

puskesmas perawatan dan salah satu dari 13 Puskesmas yang ada di

Kabupaten Tapin yang berjarak kurang lebih 28 km dari Kota Rantau,

ibukota Kabupaten Tapin. Kecamatan Binuang terbagi menjadi 3

kelurahan dan 8 desa, dengan batas-batas wilayah Kecamatan Binuang

adalah Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tapin Selatan,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar, Sebelah Barat

berbatasan dengan Kecamatan Candi Laras Selatan dan Kabupaten

Banjar, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Hatungun.

Berdasarkan data dari profil Puskesmas Binuang 2018, luas

kecamatan Binuang 132,39 km² terdiri dari 3 kelurahan dan 8 desa.

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Binuang pada tahun

2018 berjumlah 31.607 jiwa yang terdiri dari laki-laki 15.830

jiwa perempuan 15.777 jiwadan jumlah KK 7.882 jiwa

Saat ini Puskesmas dituntut untuk lebih mampu melakukan fungsi

perencanaan, pelaksanaan, penggerakan, koordinasi dan evaluasi terhadap

seluruh kegiatan program kesehatan yang dilaksanakan ditingkat

Kecamatan sebagai wilayah kerja Puskesmas. Fungsi tersebut terdistribusi

secara merata dan secara struktur sebagai berikut :

179
180

1. Unit Tata Usaha yang melakukan koordinasi terhadap urusan umum

dan kepegawaian, keuangan, data, informasi, perencanaan, dan

evaluasi.

2. Unit pelaksanaan tugas fungsional (UPTF) yang melakukan

koordinasi tugas tentang :

a. Program kesehatan keluarga yang membidangi tugas : KIA, KB,

dan Gizi.

b. Program pemberantasan penyakit (P2TP) yang meliputi

:Surveilance, Imunisasi, Malaria, TB Paru, Kusta, Fiariasis,

ISPA, Diare dan PTM.

c. Program pengobatan yang membidangi tugas pelayanan

rawatjalan pada Poliklinik umum, Poliklinik Gigi, poliklinik

KIA/KB, Loket.

d. Program Promosi kesehatan (PROMKES) yang membidangi

tugas Promosi kesehatn dan penyehatan ligkungan.

e. Program kesehatan Pengembangan yang membidangi tugas :

UKGS, PHN, KESPRO, LANSIA, UKK, JIWA dan MATA.

f. Program kesehatan Penunjang yang membidangi tugas :

Kefarmasian dan laboratorium.

Adapun kendaraan dinas puskesmas untuk penunjang kegiatan,

puskesmas memunyai 3 buah roda 4 dan 19 buah sepeda motor. Dan

Sarana kesehatan penunjang yang ada di puskesmas binuang adalah ;


181

PKM Perawatan, PONED, PUSTU, Posyandu Balita dan Posyandu

Lansia dan TOGA.(Puskesmas Binuang, 2018)

B. Tinjauan kasus pada ibu hamil

1. Standar I : Pengkajian

a. Data Subyektif

Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. H.P

Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun

Suku/Bangsa: Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : Raya Belanti Alamat : Raya Belanti

RT 06 RT 06

Pada hari selasa tanggal 16 November 2018 pukul 10.00 wita,

Penulis melakukan kunjungan untuk pertama kalinya ke rumah

Ny. I. Saat dilakukan anamnesa ibu mengatakan sudah pernah

periksa kehamilan ke puskesmas saat usia 3 bulan, ini merupakan

kehamilan yang ke tiga dan tidak pernah keguguran, kehamilan

ini direncanakan dan diterima oleh ibu dan suami. Ibu

mengatakan ingin jenis kelamin janin perempuan maupun

laki –laki tidak masalah sama saja. Ibu mengatakan ini

pernikahan yang pertama dan suami ibu juga ini adalah pernikahan
182

yang pertama. Ibu tidak merokok, tidak minum alcohol, dan

tidak menggunakan narkoba. Suami ibu juga tidak merokok,

tidak minum alcohol dan tidak memakai narkoba. Ibu

mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Tanggal

01-04-2018. Pergerakan janin dirasakan ibu pertama kali saat

usia kehamilan 16 minggu, dalam 24 jam pergerakan mencapai

10-20 kali dengan frekuensi 15 detik. Jarak kehamian yaitu

4 tahun. Ibu pernah menggunakan KB sebelum kehamilan ini yaitu

KB Suntikan yang 3 bulan selama 2 tahun kemudian ganti

KB Pil selama 1 tahun 5 bulan. Ibu dan keluarga tidak

mempunyai riwayat penyakit menular maupun menurun.

Dari keluarga suami maupun ibu tidak mempunyai keturunan

kembar, Riwayat kebiasaan ibu dari pola makan dan minum,

pola eliminasi, kebersihan diri, pola istirahat, aktifitas

sehari-hari dan seksualitas tidak ada masalah, semua dalam

keadaan baik dan normal. Ny. I merupakan ibu rumah tangga

sedangkan suami bertani, dari kehamilan ini sebelumnya

mendapatkan imunisasi sebanyak 3 kali.

b. Data Obyektif

Hasil pemeriksaan fisik di temukan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, TTV : 110/70 mmhg, N : 83x/menit,

R : 22x/menit , S : 36.5°c. Saat dilakukan penimbangan BB ibu


183

65 kg sedangkan BB sebelum hamil 57 kg, Tinggi Badan

ibu adalah 153 cm, sedangkan lila ibu 30 cm.

Ibu dipersilahkan berbaring untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Inspeksi pemeriksaan konjungtiva normal, sklera putih. Pada

bagian payudara ibu tidak ada masalah dan kolostrum belum

ada. Kemudian pada palpasi didapatkan hasil dari Leopold I

menentukan tinggi fundus dan bagian teratas janin TFU 3 jari atas

pusat (26 cm), kemudian teraba bulat tidak melenting dan tidak

keras berarti bokong, Leopold II teraba bagian perut kiri keras

memanjang seperti papan berarti itu punggung janin, pada

bagian kanan teraba kecil-kecil seperti siku berarti di sebelah

kanan bagian ekstremitas atas maupun bawah, Leopold III

bagian terendah teraba bulat keras melenting berarti itu kepala

(presentasi kepala), Leopold IV kepala masih belum masuk PAP.

Kemudian di periksa DJJ selama I menit penuh dengan menggunakan

linex pada abdomen didapatkan hasil 136x/menit. Dari hasil MD,

dilakukan penghitungan dan didapatkan TBBJ sebesar 2170 gram.

Bagian esktremitas atas ibu tidak ada oedema pada tangan,

sama seperti esktremitas bawah juga tidak dapat kelainan seperti

varices dan oedema. Pemeriksaan genitalia tidak dilakukan

karena ibu tidak bersedia. Kemudian reflex patella ibu hasilnya

kiri dan kanan positif. Pemeriksaan HB dilakukan di puskesmas


184

Binuang pada tanggal 16 November 2018, dengan hasil 12gr/dl,

protein urine (-), dan reduksi urine (-)

2. Standar II : Perumusan Diagnosa Dan Atau Masalah Kebidanan

dan atau kebutuhan

1. Diagnosa : G2 P1 A0 usia kehamilan 33 minggu Janin tunggal

hidup

3. Standar III : Perencanaan Asuhan

a. Jalin komunikasi interpersonal dengan ibu

b. Beritahu hasil pememeriksaan TTV ibu

c. Jelaskan kepada ibu tentang tanda tanda bahaya kehamilan

Trimester III

d. Berikan obat vitamin pada ibu

e. Jelaskan tentang P4K (Program PerencanaanPersalinan dan

Pencegahan Komplikasi) kepada ibu

f. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang dalam 2 minggu lagi atau

pada saat ada keluhan

g. Lakukan Pendokumentasian

4. Standar IV :Implementasi

a. Menjalin komunikasi interpersonal dengan ibu

b. Memberitahukan hasil pememeriksaan TTV ibu normal dan

Janin dalam keadaan sehat

c. menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

Trimester III seperti pusing hebat, bengkak di wajah dan


185

ekstrimitas, keluar air-air ketuban sebelum waktunya, gerakan

janin berkurang, jika ibu mengalami salah satu tanda diatas segera

bawa ke puskesmas terdekat.

d. Memberikan obat hemafor, dan kalk pada ibu dengan dosis

1 kali sehari

e. Menjelaskan tentang P4K Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi ) kepada ibu yaitu mengetahui

tafsiran bersalin, rencana tempat bersalin, pendonor darah,

pendamping ibu saat persalinan, transportasi, dan dan surat

menyurat dan menganjurkan ibu untuk menyiapkannya.

f. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang dalam 2 minggu lagi

atau pada saat ada keluhan

g. Melakukan pendokumentasian

5. Standar V : Evaluasi

a. Hubungan terjalin dengan baik.

b. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yaitu TTV ibu dalam batas

normal dan janin dalam keadaan sehat ,ibu tampak senang.

c. Ibu sudah mengetahui tanda- tanda bahaya kehamilan TM III dan

akan segera ke puskesmas terdekat jika mengalami salah satu

tanda tersebut.

d. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yaitu minum obat

secara teratur.

e. Ibu mengerti tentang P4K dan bersedia menyiapkannya.


186

f. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

g. Pendokumentasian telah dilakukan

6. Standar VI :Pencatatan asuhan kebidanan

Tabel 4.I Catatan perkembangan asuhan kebidanan pada ibu hamil


kunjungan ke dua
Kunjungan Ke : 2 (Dua)
Tanggal : 29 November 2018 Pukul 09.30 Wita
Tempat : Puskesmas Binuang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan saat ini tidak ada
S : keluhan. HPHT 01-04-2018. Ibu mengatakan ada USG tanggal 20
Desember 2018
1. Keadaan Umum ibu baik, kesadaran Compos Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Nadi : 84 kali permenit
c. Respirasi : 22 kali permenit
d. Suhu : 36,5oC
3. Antropometri BB : 65,5 Kg
4. Pemeriksaan Fisik :
a. Inspeksi : Head to toe tidak ditemukan kelainan
b. Palpasi
O : 1) Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenti (bokong), TFU
27 cm
2) Leopold II : Punggung Kiri
3) Leopold III : Letak kepala
4) Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(Konvergent) perlimaan : 5/5
c. TBBJ : (26 – 12) x 155 = 2.325 gram
d. Auskultrasi : DJJ (+) 136x/menit
e. Reflek patella kiri dan kanan (+/+)
f. Ekstremitas kanan dan kiri oedema (-/-)
5. USG : ada
Diagnosa : G2 P1 A0 usia kehamilan 35 minggu janin tunggal hidup
intra uterin
A :
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Ingin mendapatkan informasi tentang kehamilansekarang.
1. Menjalin komunikasi interpersonal dengan ibu.
P :
Evaluasi : Terjalin hubungan yang baik
187

2. Menyampaikan hasil pemeriksaan janin dan ibu dalam keadaan normal


Evaluasi : Ibu mengetahui hasilpemeriksaan dan ibu tampak tenang
3. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makan – makanan yang
mengandung kaya serat seperti sayuran dan buah – buahan dan
perbanyak minum air putih untuk melancarkan buang air besar.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia untuk mengkonsumsi makan –
makanan yang dianjurkan.
4. Mengajari ibu untuk menghitung pergerakan janin dengan cara
menggunakan gelang karet, dengan cara memindahkan gelang karet
tersebut ke tangan satunya setiap terasa ada gerakan janin sehari
minimal 10 x pergerakan.
Evaluasi : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.
5. Mengingatkan kembali ibu tanda – tanda bahaya ibu hamil TM III
yaitu pusing hebat, bengkak diwajah dan ekstrimetas, keluar air – air
ketuban sebelum waktunya, gerakan janin berkurang jika ibu
mengalami salah satu dia atas segera bawa ke puskesmas terdekat jika
mengalami salah satu tanda tersebut.
Evaluasi : Ibu dan keluarga bersedia membawa ibu kepuskesmas
terdekat jika mengalami salah satu tanda bahaya semester III.
6. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu :
a. Kencang-kencang menjalar dari pinggang sampai ke bawah perut
b. Apabila berjalan, kencang-kencang semakin bertambah
c. Keluar lendir darah dari area kewanitaan
7. Jika muncul salah satu tanda di atas suami atau keluarga segera
membawa ibu ke fasilitas kesehatan
Evaluasi : ibu mengetahui tanda-tanda persalinan yang telah
dijelaskan.
8. Memberitahu dan menganjurkan ibu tentang persiapan persalinan
Persiapan perlengkapan ibu, seperti : pembalut, baju ganti dan
kain sarung.
Perlengkapan bayi, seperti : popok, selimut, baju, minyak telon,
handuk, perlengkapan mandi bayi dan lain-lain. Serta mengingatkan
ibu untuk mencuci terlebih dahulu perlengkapan
bayi dari bahan kain agar menghindari iritasi.
Evaluasi : Ibu mengatakan mengerti tentang persiapan persalinan yang
diberikan
9. Memberikan, obat Fe, Kalk, vit C dan menganjurkan ibu untuk minum
obat secara teratur sekali sehari.
Evaluasi : Ibu bersedia minum obat sesuai anjuran.
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu yang
188

akan datang atau segera jika ada keluhan


Evaluasi : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal
atausegera jika ada keluhan
11. Melakukan pendokumentasi hasilpemeriksaan
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan
Kunjungan Ke : 3 (Tiga)
Tanggal : 13 Desember Pukul 10.00 Wita
Tempat : Puskesmas Binuang
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
S :
2. Ibu mengeluh sakit pinggang.
1. Keadaan Umum ibu baik, kesadaran Compos Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Nadi : 82 kali permenit
c. Respirasi : 20 kali permenit
d. Suhu : 36,5oC
3. Antropometri BB : 66 Kg
4. Pemeriksaan Fisik :
a. Palpasi
1) Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong),
O :
TFU 28 cm
2) Leopold II : Punggung Kiri
3) Leopold III : Letak kepala
4) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
(Divergent) perlimaan : 4/5
b. TBBJ : (28 – 11) x 155 = 2.635 gram
c. Auskultrasi : DJJ (+) 145x/menit
d. Reflek patella kiri dan kanan (+/+)
e. Ekstremitas kanan dan kiri oedema (-/-)

Diagnosa : G2 P1 A0 usia kehamilan 37 minggu janin tunggal hidup


intra uterin
A : Masalah : Sakit Pinggang
Kebutuhan : KIE tentang ketidaknyamanan Trimester III yang ibu alami
yaitu sakit pinggang
1. Menjalin komunikasi interpersonal dengan ibu
Evaluasi : komunikasi terjalin dengan baik
P : 2. Memberitahukan hasil pemeriksaan
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan yang ibu alami
189

saat ini seperti sakit pinggang adalah hal yang wajar, sehubungan
dengan peningkatan berat badan akibat pembesaran rahim dan
terjadinya peregangan dari jaringan yang menahan rahim. Dan
menganjurkan ibu untuk memposisikan berjongkok ketika
mengambil barang yang jatuh dan menghindari mengangkat
benda yang berat.
Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuranbidan.
4. Menganjurkan ibuuntuk tetap menjaga pola istirahat dan tidur,siang 1
jam dan pada malam hari 7-8 jam.
Evaluasi : ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.
5. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda – tanda bahaya kehamilan
TM III yaitu pusing hebat,bengkak di wajah dan ekstrimitas,
keluar air-air sebelum waktunya, gerakan janin berkurang, jika
ibu mengalami salah satu diatas segera bawa ke puskesmas terdekat.
Evaluasi : Ibu mengerti dan segera ke puskesmaas bila mengalami
salah satu tanda bahaya Kehamilan TM III.
6. Memberikan roboransia :Hemafort,Kalk dengan dosis sekali sehari
Evaluasi:roboransia sudah diberikan
7. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu yang akan
datang atau segera jika ada keluhan.
Evaluasi :Ibu bersedia untuk kontrol kembali sesuai dengan
jadwal atau segera jika ada keluhan.
Kunjungan Ke : 4 (Empat)
Tanggal : 18 Desember 2018 Pukul 10.30 Wita
Tempat : Puskesmas Binuang
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Minggu yang lalu ibu sudah memeriksakan kehamilannya ke
S :
puskesmas Binuang dengan Bidan Puskesmas
3. Ibu mengatakan sering kencing.
1. Keadaan Umum ibu baik, kesadaran Compos Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Nadi : 82 kali permenit
c. Respirasi : 20 kali permenit
O : d. Suhu : 36,5oC
3. Antropometri BB : 67 Kg
4. Pemeriksaan Fisik :
a. Palpasi
1) Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong),
TFU 30 cm
190

2) Leopold II : Punggung Kiri


3) Leopold III : Letak kepala
4) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
(Divergent) perlimaan : 3/5
b. TBBJ : (30 – 11) x 155 = 2.945 gram
c. Auskultrasi : DJJ (+) 145x/menit
d. Reflek patella kiri dan kanan (+/+)
e. Ekstremitas kanan dan kiri oedema (-/-)
5. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan
Diagnosa : G2 P1 A0 usia kehamilan 38 minggu janin tunggal hidup
intra uterin
A : Masalah : Sering Kencing
Kebutuhan : KIE tentang ketidaknyamanan Trimester III yang ibu alami
yaitu sering kencing
1. Menjalin komunikasi interpersonal dengan ibu
Evaluasi : komunikasi terjalin dengan baik
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Memberitahu ibu tentang penyebab sering kencing yang menjadi
keluhan ibu sekarang adalahakibat tekanan uterus kebagian bawah
kandung kencing ibu karena semakin bertambah usia kehamilan
semakin besar janin menekan kandung kencing sehingga
mengakibatkan frekuensi BAK lebih sering.
evaluasi : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang
diberikan
4. Mengingatkan ibu kembali tentang persiapan persalinan, termasuk:
a. Siapa yang akan menolong persalinan,
P :
b. Dimana akan melahirkan,
c. Siapa yang akan menemani dalam persalinan,
d. Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan,
e. Transportasi dan
f. Dukungan Biaya (P4K)
Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu :
g. Kencang-kencang menjalar dari pinggang sampai ke bawah perut
h. Apabila berjalan, kencang-kencang semakin bertambah dan
datangnya teratur
i. Keluar lendir darah atau air-air dari area kewanitaan
Jika muncul salah satu tanda di atas suami atau keluarga segera
membawa ibu ke fasilitas kesehatan
Evaluasi: ibu sudah menyiapkannya dan mengerti tentang penjelasan
191

yang diberikan. Ibu merencanakan akan bersalin di Polindes Lapetan.


Dana persalinan akan didapatkan dari program kesehatan ibu dan
anak BPJS Kesehatan
5. Menganjurkan ibu untuk sering jalan pagi dan olahraga ringan
untuk melatih otot dasar panggul serta pernapasan sehingga
proses persalinan dapat berjalan normal.
Evaluasi : ibu bersedia melaksanakan anjuran yang diberikan
6. Mengingatkan kembali pada ibu tentang program P4K,yaitu
(Program Perencanaan Persalinan dan Penegahan Komplikasi)untuk
menuju persalinan yang aman dan persiapan pendonor apabila
sewaktu waktu diperlukan.
Evaluasi:ibu mengerti tentang program P4K dan sudah ada persiapan
pendonor yaitu ayah kandung
7. Mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu
lagiapabila ibu belum melahirkan.
Evaluasi ; ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
8. Melakukan pendokumentasian hasil kegiatan
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan

B. Tinjauan kasus pada ibu bersalin

1. Standar I : Pengkajian

a. data Subyektif

Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. H.P

Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun

Suku/Bangsa: Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : Raya Belanti Alamat : Raya Belanti

RT 06 RT 06
192

Pada hari selasa, tanggal 09-01-2019 pukul 20.20 wita ibu

datang ke puskesmas (poned) Binuang, ibu datang bersama suami

dan keluarga. Ibu mengatakan ini kehamilan yang

kedua dan tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan HPHT

tanggal 01-04-2018 dan tafsiran persalinan tanggal 08-01-2019.

Ibu mengatakan mules mules sejak pukul 18,45 wita dan

sudah keluar lendir bercampur darah dan ar-air dari jalan lahir

b. Data Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. TTV :

TD : 120/70 mmhg. N : 80x/menit, R : 21x/meni, S : 36,5OC.

Palpasi Leovold I ; Pada fundus teraba bulat lunak dan tidak

melenting (bokong) TFU 30 cm. Leopold II : Teraba bagian keras

memanjang seperti papan sebelah kiri perut ibu (pu-ki)

dan teraba bagian keci disebelah kanan perut ibu.

Leopold III ; Bagian terendah janin teraba bulat keras (kepala)

tidak dapat digoyangkan lagi. Leopold IV : Kepala sudah masuk

PAP (Divergen) . Perlimaan ; 1/5. Posisi janin memanjang, kontraksi

uterus 5x dalam 10 menit lamanya > 40 detik, kandung kemih

kosong. Auskultasi DJJ : 140x/menit.

Dilakukan pemeriksaan dalam vulva dan vagina tidak ada

kelainan, portio tipis, pembukaan servik lengkap (10 cm),

ketuban negatif saat diperiksa, warna jernih jam 20.25 wita,

pesentasi belakang kepala. teraba ubun-ubun kecil kanan depan,


193

molase tidak ada, penurunan bagian terendah H. III+,

Pemeriksaan lab tidak dilakukan .

2. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah kebidanan

a. Diagnosa : Ibu G2P1 A0 Usia Kehamilan 40 minggu, Janin

Tunggal Hidup Intra Uterine, inpartu kala I Fase aktif,.

b. Masalah : perut terasa mules dan ada keluar lendir darah

c. Kebutuhan : persiapan pertolongan persalinan dan dukungan

moril dari bidan maupun keluarga.

3. Standar III : Perencanaan

a. Jalin komunikasi interpersonal yang baik

b. Lakukan infomet consent

c. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu

d. Anjurkan ibu untuk miring kiri .

e. Siapkan Tempat, APD, Partus set dan obat-obatan untuk

pertolongan persalinan secara APN

f. Siapkan perlengkapan bayi dan pakaian ibu

g. Berikan Asuhan Sayang ibu.

h. Observasi Suhu, Nadi, DJJ, His, TD, Penurunan bagian terendah

janin dan pembukaan

i. Pendokumentasian
194

4. Standar IV : Implementasi

a. Menjalin komunikasi interpersonal yang baik dengan ibu.

b. Melakukan informed consent, untuk persetujuan tindakan yang

akan dilakukan Seperti pertolongan persalinan dan tindakan

lain yang kemungkinan di butuhkan Saat persalinan

c. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

bahwa pembukaan sudah lengkap ,saat ini ibu dan janin dalam

keadaan baik dan saatnya pengeluaran

d. Menganjurkan ibu untuk miring kiri untuk memperlancar

peredaran darah yang mengangkut O2 kejanin dan untuk

mempercepat penurunan kepala janin.

e. Menyiapkan Tempat, APD, Partus set dan obat-obatan untuk

pertolongan persalinan

f. Menyiapkan perlengkapan bayi dan pakaian ibu

g. Memberikan Asuhan Sayang Ibu dengan ;

h. Memberikan dukungan moril /mental kepada ibu untuk

menjalani proses

i. Menghadirkan suami dsisi ibu untuk menemani ibu selama

proses persalinan.

j. Menjelaskan tentang teknik relaksasi yang benar yaitu menarik

nafas panjang dihidung dan mengeluarkan dari mulut saat ibu

merasakan mules untuk mengurangi rasa sakit

k. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK/BAB


195

l. Mengajarkan pada suami /keluarga untuk memberi makan /

minum saat tidak ada His

m. Mengobservasi Suhu, Nadi, DJJ. dan TD, Penurunan bagian

terendah Janin dan pembukaan serviks .

n. Melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan .

5. Standar V : Evaluasi

a. Komunikasi terjalin dengan baik.

b. Informed consent ditulis sendiri dan ditanda tangani oleh suami

ibu.

c. Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

d. Ibu sudah miring kekiri

e. Tempat, APD, Partus set dan obat-obatan sudah disiapkan

f. Perlengkapan ibu dan bayi sudah disiapkan

g. Memberikan Asuhan Sayang ibu seperti :

1) Ibu terlihat tenang dan siap dalam menjalani proses

persalinan.

2) Ibu terlihat tenang saat dtemani suami.

3) Ibu bisa melakukan teknik relaksasi dengan baik

4) ibu dapat melakukannya.

5) Ibu minum teh ± 50cc.

h. Mengobservasi Suhu, Nadi, DJJ Setiap 30 menit dan TD,

Penurunan Bagian terendah Janin dan Pembukaan serviks setiap

4 Jam.
196

i. Dokumentasi telah dilakukan;.

j. hasil pemantauan dalam observasi di Partograf telah diisi.

6. Standar IV :Pencatatan Asuhan Kebidanan persalian

Tabel 4.2 Catatan perkembangan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.


Tanggal : 09 Febuari 2019 Pukul 20.45 Wita
Tempat : Puskesmas Binuang
1. Ibu mengatakan mules yang dirasakan semakin sering kuat,
S : 2. Ada keluar air banyak pervaginam
3. Ada dorongan untuk mengedan seperti ingin BAB
1. Keadaan Umum ibu baik, kesadaran Compos Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 80 kali permenit
c. Respirasi : 24 kali permenit
d. Suhu : 36,6oC
3. Kontraksi : 5 kali dalam 10 menit lamanya 50 detik, kuat dan
teratur
4. Palpasi : penurunan kepala 0/5
O :
5. Kandung Kemih : Kosong
6. Frekuensi DJJ : 144 kali/menit
7. Pemeriksaan dalam: Vulva/vagina membuka, portio tidak teraba,
Ø 10 cm, ketuban (-) sudah pecah sendiri/spontan, warna jernih
dan tidak berbau, presentasi kepala, UUK kiri depan, molase (-),
tali pusat (-), bagian kecil yang mengikuti (-), dan penurunan
kepala Hodge III+
8. Tanda gejala kala II : Perineum tampak menonjol dan Vulva
membuka
Diagnosa : Ibu G2 P1 A0 usia kehamilan 40 minggu janin tunggal hidup
intra uterin, inpartu Kala II
A :
Masalah : Mules semakin sering dan kuat.
Kebutuhan : pertolongan persalinan
1. Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan.
Evaluasi : Ibu mengatakan ada dorongan yang kuat untuk meneran
dan ada tekanan yang semakin meningkat pada anus dan vagina
P : Pereneum menonjol Vulva membuka
2. Memastikan perlengkapan,peralatan,bahan dan obat-obatan.
Evaluasi : Peralatan obat-obatan sudah siap untuk ibu dan bayi, kain
kering 3 buah, handuk termasuk ganjal bahu bayi, Alat pengisap
197

lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari bayi, oxytocin


10 unit, spuit dalam partus set, kain sudah digelar di perut bawah
ibu.
3. Memakai celemek plastik yang tidak tembus cairan
Evaluasi : celemek sudah terpasang
4. Melepaskan pakaian ,mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir dan keringkan dengan handuk.
Evaluasi : Tangan sudah bersih.
5. Memakai sarung tangan untuk melakukan periksa dalam
Evaluasi : sarung tangan terpasang.
6. Memasukkan oxytocin kedalam spuit dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik
Evaluasi :spuit sudah siap.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kasa DTT, dilakukan
dari arah depan ke belakang.
Evaluasi ;Vulva sudah di bersihkan.
8. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Evaluasi ; Pembukaan sudah lengkap, ketuban Pecah sendiri jernih
jam 20.25 wita.
9. Dokumentasi sarung tanganKedalam laruan klorin 0,5 %Secara
terbalik, kemudian cuci tangan
Evaluasi ; Tangan sudah dibersihkan.
10. Menghitung DJJ setelah kontraksi mereda
Evaluasi : DJJ :140x/menit pukul 20.20 Wita.
11. Memberi tahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, ketuban sudah pecah sendiri warna jernih saat di vt pukul
20.25 wita, dan tidak berbau kemudian membantu mengatur posisi
yang nyaman.
Evaluasi ; ibu posisi dorsal recumbent
12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika rasa
ingin meneran
Evaluasi : keluarga membantu ibu saat ibu meneran
13. Membimbing ibu meneran dengan benar dan efektifsaat timbul
kontraksi yang kuat
Evaluasi .Ibu sudah meneran dengan baik.
14. Menganjurkan ibu untuk untuk mengambil posisi yang nyaman bila
belum ada rasa ingin meneran
Evaluasi : Ibu mengambil posisi yang nyaman dengan miring ke
kiri.
15. Meletakan handuk bersih diperut bawah ibu untuk mengeringkan
198

bayi ,jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm.
Evaluasi ; kain sudah terpasang.
16. Letakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
Evaluasi ; kain sudah terpasang.
17. Memeriksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
Evaluasi ; tutup partus set sudah terbuka.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Evaluasi : sarung tangan terpasang.
19. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih,
satu tangan menahan belakang kepala untuk mempertahankan
fleksi dan membantu lahirnya kepala.
Evaluasi : kepala langsung lahirspontan.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat
Evaluasi : tidak ada lilitan .
21. Menungggu kepala bayi putaran paksi luar secara spontan.
Evaluasi : kepala sudah berputar/putaran paksi luar.
22. Memegang kepala bayi secara biparetal ,dengan lembut gerakan
kepala kearah bawah.dan distalhingga bahu di depan muncul
dibawah arkus pubis kemudian gerakan ke atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang
Evaluasi ; Kedua bahu sudah Lahir.
23. Satu tangan menopang kepala dan bahu dan tangan yang lain
menelusuri lengan dan siku sebelah atas serta menjaga bayi
Evaluasi : Tubuh dan lengan lahir.
24. Tangan atas menelusuripunggung sampai mata kaki,sampai bayi
lahir.
Evaluasi ; Bayi lahir sempurna Pukul 20.45 wita.
25. Melakukan penilaian sepintas.
Evaluasi : Bayi cukup bulan,Menangis kuat dan gerak aktif..
Tanggal : 09 Febuari 2019 Pukul : 20.45 Wita
S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
1. Keadaan umum baik
2. Kesadaran Compos mentis
3. Inspeksi: Perdarahan ± 75 cc, Tali pusat tampak memanjang, ada
O :
semburan darah tiba-tiba, plasenta belum lahir
4. Palpasi: Uterus teraba bulat dan kontraksi keras, TFU 1 jari di bawah
pusat, dan kandung kemih kosong (kateter)
A : Ibu P2 A0 Kala III
P : 1. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi
199

yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli).


evaluasi : bayi lahir tunggal.
2. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
evaluasi: ibu bersedia disuntik.
3. Menyuntikan oksitosin 10 unit (IM) di 1/3 distal lateral paha, 1
menit setelah bayi lahir. Hasil : oksitosin telah disuntik
4. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
evaluasi : klem berjarak 5 cm dari vulva.
5. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu (diatas simfisi),
untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat
evaluasi : uterus berkontraksi.
6. Menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secara
hati-hati.
evaluasi : penegangan tali pusat telah dilakukan dan telah ada
pergeseran tali pusat yaitu bertambah panjang.
7. Melanjutkan dorongan ke arah cranial hingga plasenta dapat
dilahirkan.
evaluasi : plasenta dapat dilahirkan.
8. Melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua
tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan
lembut perlahan melahirkan selaput ketubah tersebut.
evaluasi : plasenta lahir pukul 20.55 WIB.
9. Melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus
dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi.
evaluasi: uterus berkontraksi.
10. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum.
Hasil : tidak ada laserasi pada vagina dan perineum.
11. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
evaluasi : plasenta lahir lengkap
200

Tanggal : 09 Febuari 2019 Pukul : 20.55 Wita


1. Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak
S : perempuannya,
2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules,
1. Keadaan umum baik
2. Kesadaran Compos mentis
3. TTV: TD: 120/70 mmHg, N: 82 kali/menit, RR: 21 kali/menit,
O : S: 37 °C
4. Inspeksi: Perdarahan ± 50 cc
5. Kontraksi: TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik, uterus teraba
keras, serta kandung kemih kosong
A Ibu P2 A0 Kala IV
1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
2. evaluasi : uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
3. Memastikan kandung kemih kosong
evaluasi : kandung kemih kosong.
4. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda dan cairan tubuh,
melepaskan secara terbalik dan merendam sarung tangan dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
mengeringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering.
evaluasi : tangan telah bersih.
P
5. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
evaluasi : ibu dan keluarga dapat melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
6. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik dan
pemantauan 2 jam postpartum.
evaluasi : k/u ibu baik, tekanan darah : 110/70 mmHg, RR :
20x/menit, nadi 80x/menit.
7. Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.
evaluasi: kehilangan darah ± 100 cc.
8. Membersihkan ibu dari dari paparan darah dan cairan tubuh
dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban,
lendir dan darah diranjang atau disekitar ibu berbaring
menggunakan larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air.
201

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.


evaluasi: ibu telah memakai pakaian bersih.
9. Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman
dan makanan yang diinginkan.
evaluasi: ibu merasa nyaman, memberikan ASI dan telah makan dan
minum.
10. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas
peralatan setelah didekontaminasi.
evaluasi : peralatan bekas pakai berada dalam larutan klorin.
11. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
evaluasi : bahan-bahan telah dibuang.
12. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
evaluasi : tempat bersalin telah didekontaminasi.
13. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
evaluasi: sarung tangan berada di dalam klorin.
14. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering.
evaluasi: tangan telah bersih dan kering.
15. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam
di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
evaluasi: sarung tangan berada di klorin.
16. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
mengeringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering. evaluasi: tangan telah bersih.
17. Melakukan dokumentasi dan melengkapi partograf.
evaluasi: Partograf telah dilengkapi
202

Tabel 4.3 Lembar Observasi Kala IV


Tinggi
Jam Tekanan Kontraksi Kandun Pendaraha
Waktu Nadi Suhu Fundus
ke Darah Uterus g Kemih n
Uteri
2 jr dibawah
21.10 120/70 84 Baik Kosong ±10 cc
pusat
2 jr dibawah
21.25 120/70 82 Baik Kosong ±10 cc
pusat
1.
2 jr dibawah
21.40 110/70 80 Baik Kosong ±5 cc
pusat
36,7
2 jr dibawah
21.50 120/70 80 Baik Kosong ±5 cc
pusat
2 jr dibawah
22.20 120/70 82 Baik 100 cc ±10 cc
pusat
2.
2 jr dibawah
22.50 100/80 82 36,6 Baik Kosong ±10 cc
pusat

C. Tinjauan kasus Asuhan bayi baru lahir

1. Pengkajian

a. Data subyektif .

1) Identitas Bayi:

Nama Bayi : By. Ny. I

Tanggal & Jam lahir : 9 Febuari 2019 Pukul 20.45 Wita

Jenis Kelamin : Laki-laki

Lahir pada umur kehamilan: 40 minggu

Tempat lahir : Puskesmas Binuang


203

2) Identitas Orang Tua

Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. H.P

Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun

Suku/Bangsa: Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : Raya Belanti Alamat : Raya Belanti

RT 06 RT 06

Pada hari Rabu, 09 Febuari 2019, Pukul 20.45 Wita, penulis

menolong bayi baru lahir spontan, segera menangis kuat, gerakan

aktif, warna kulit merah muda.

b. Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan antropometri BB : 3200 gram, PB 50

cm, LK 33 cm, LD 34 cm, dan jenis kelamin Perempuan. TTV pada

bayi Hr 143x/menit, RR 40x/menit, dan suhu 36,6°c, dari hasil

inspeksi didapatkan caput (-), cephal(-), molase (-), Ubun-ubun

terbuka, mata kiri dan kanan simetris dan skelera tidak ikterik,

hidung tidak ada secret, bibir dan bagian palatum tidak ada

kelainan, telinga simetris dan tidak ada sekret, leher tidak ada

pembesaran, dan pembengkakan Dada simetris, tidak ada wheezing

dan ronchi bunyi nafas dan jantung teratur / normal Payudara

menonjol dan putting susu ada, tali pusat normal dan tidak ada
204

perdarahan, ekstremitas tidak ada kelainan pada ekstremitas

bawah maupun atas, pinggang tidak ada pembengkakan atau

cekungan, pemeriksaan genitalia pada perempuan labia mayor

sudah menutupi labia minor, anus (+). Miksi (+) jernih, meconium

(-), Reflek moro (+), Reflek Rooting (+), Reflek walking (+),

Reflek Graphs (+), Reflek sucing(+), Reflek Tonik neck (+),

2. Standar II : Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan.

a. Diagnosa : Bayi Baru Lahir, sesuai masa kehamilan

b. Masalah : perawatan bayi baru lahir

c. Kebutuhan : KIE kebutuhan Bayi Baru Lahir

3. Standar III : Perencanaan

a. Jelaskan pada Ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.

b. lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

c. Lakukan Observasi TTV

d. Jaga kehangatan pada Bayi

e. Berikan salep mata pada Bayi Bari Lahir

f. lakukan pemberian suntikan vit K dan imunisasi HBO

g. Jaga personal hygiene

h. Lakukan pendokumentasianasuhan yang diberikan

4. Standar IV ; Implementasi

a. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan

b. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

c. Melakukan Observasi TTV, Hr, BB, PB, LD, LK dan Suhu Badan
205

d. Menjaga kehangatan Bayi

e. Memberikan salep mata pada Bayi Baru Lahir yaitu 1 tetes pada

mata kanan dan kiri.

f. Melakukan pemberian suntikan vit k I mg pada paha kiri bawah 1/3

lateral dan memberikan Imunisasi HBO dipaha sebelah kanan bawah

1/3 lateral 1 jam setelah vit k

g. Menjaga personal hygiene bayi

h. Melakukan pendokumentasian Asuhan yang diberikan

5. Standar V ; Evaluasi

a. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya yaitu

dalam keadaan baik

b. Tangan sudah bersih dan sudah dikeringkan dengan handuk

c. Observasi sudah dilakukan dan hasilnya TTV yaitu ; Berat Badan

3200gram, Panjang Badan 50 cm, LK 33 cm, LD 34 cm, Suhu Tubuh

36,,6°c, RR 40x/menit dan Hr 143x/menit

d. Menjaga kehangatan Bayi Bari Lahir dengan cara menyelimuti /

membedong bayi dengan kain kering dan hangat

e. Salep mata pada Bayi Baru Lahir sudah diberikan

f. Vitamin k dan imunisasi HBO sudah diberikan

g. Dokumentasi hasil pemeriksaan sudah dilakukan


206

6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Tabel 4.5 Catatan Perkembangan Asuhan kebidanan padaa Bayi Baru Lahir
Kunjungan Pertama.

Kunjungan : Neonatus Ke 1
Tanggal : 10 Febuari 2019 Pukul : 02.45 wita
1. Ibu mengatakan bayinya dapat menyusu dengan kuat
S :
2. Bayinya sudah BAB dan BAK
1. Keadaan umum bayi baik
2. Pemeriksaan TTV:
a. HR: 144 kali/menit,
b. RR: 44 kali/menit,
O : c. S: 36,7°C
3. Pemeriksaan Head to Toe : Tidak ditemukan kelainan
4. Inspeksi : tali pusat masih basah tidak berbau dan tidak ada
perdarahan, tidak ada muntah dan tidak ada kembung,bayi belum
dimandikan
A : Neonatus sesuai masa kehamilan usia 6 jam
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
Evaluasi : mencuci tangan telah dilakukan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan umum bayi baik,
TTV dalam batas normal.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Memberitahu ibu dan keluarga tentang kebutuhan bayi baru lahir
yaitu :
a. untuk menjaga kehangatan bayi
b. perawatan tali pusat yang benar yaitu secara kering dan bersih.
c. menyusui bayinya sesering mungkin agar dapat membantu
proses perangsangan produksi ASI dan memenuhi kebutuhan
P :
nutrisi bayi, serta memperkuat reflex menghisap bayi,
d. memberi ASI secara eklusif yaitu pemberian ASI awal tanpa
dicampurkan tambahan lain selama 6 bulan
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengatakan bersedia mengikuti anjuran
4. Mengingatkan ibu kembali mengenai tanda-tanda bahaya bayi baru
yaitu :
a. bayi tidak mau menyusu,
b. kejang-kejang,
c. bayi tampak lemah,
d. bayi sesak nafas (>60 x/m),
e. bayi merintih atau menangis terus,
207

f. tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah,


g. demam atau panas tinggi, demam atau panas tinggi,
h. kulit bayi berwarna kuning,
i. diare lebih dari 3x sehari dan tinja berwarna pucat.
Jika muncul salah satu tanda gejala diatas menganjurkan ibu untuk
segera membawa bayinya ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya dan bersedia
melaksanakan anjuran yang diberikan
Kunjungan : Neonatus Ke 2
Tanggal : 15 Febuari 2019 Pukul : 08.00 wita
1. Ibu mengatakan bayinya dapat menyusu dengan kuat
S : 2. Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah puput saat usia bayinya 5
hari
1. Keadaan umum bayi baik
2. Pemeriksaan TTV:
a. HR : 130 kali/menit,
b. RR : 43 kali/menit,
O :
c. S : 36,6°C
3. Pemeriksaan Head to Toe : Tidak ditemukan kelainan, BB 3300
gram
4. Inspeksi : tali pusat sudah puput dan kering
A : Neonatus sesuai masa kehamilan usia 6 hari
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
Evaluasi : mencuci tangan telah dilakukan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan umum bayi baik,
TTV dalam batas normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga tentang kebutuhan
bayi baru lahir yaitu :
a. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga kehangatan
bayi.
P :
b. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga kebersihan bayi
dengan mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK dan
memandikan bayi 1 kali dalam sehari.
c. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin agar dapat membantu proses perangsangan
produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi dan memberi
ASI sercara eklusif yaitu pemberian ASI awal tanpa dicampurkan
tambahan lain selama 6 bulan.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengatakan bersedia mengikuti anjuran.
208

4. Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya


bayi baru lahir dan menganjurkan ibu untuk segera membawa bayinya
ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mendapati tanda bahaya seperti
demam tinggi diatas 38°C atau badan teraba dingin dibawah 36°C;
kulit pucat atau kebiruan; tali pusat berdarah, berbau busuk, atau area
sekitarnya kemerahan; tubuh menguning dalam 24 jam; dan tubuh
lemas, tidak mau menyusu atau hisapan lemah
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya BBL.
Kunjungan : Neonatus Ke 3
Tanggal : 23 Febuari 2019 Pukul : 08.00 wita
Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu kuat.dan sudah
S :
tidak rewel lagi saat malam hari
1. Keadaan umum baik
2. Pemeriksaan TTV:
a. HR: 130 kali/menit,
b. Rr: 50 kali/menit,
O : c. Suhu: 36,6°C
3. Pemeriksaan Antropometri :
a. PB : 50 cm
b. BB : 3,5 Kg
4. Pemeriksaan Head to Toe : Tidak ditemukan kelainan
A : Neonatus sesuai masa kehamilan usia 14 hari
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
Evaluasi : mencuci tangan telah dilakukan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan umum bayi baik, TTV
dalam batas normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa senang
3. Menenanyakan kepada ibu apakah ada masalah dalam pemberian ASI
dan menyusui bayinya sercara ekslusif yaitu pemberian ASI awal
tanpa dicampurkan tambahan lain selama 6 bulan dan menjelaskan
kepada ibu dan keluarga pentingnya ASI ekslusif bagi kekebalan
P :
tubuh serta pertumbuhan bayinya.
Evaluasi : Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam pemberikan ASI.
4. Memberikan KIE mengenai imunisasi dasar dan mengingatkan ibu
bahwa bayinya harus mendapatkan imunisasi BCG saat umur 1 bulan.
Evaluasi ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
bersedia mengimunisasi bayinya.
5. Melakukan pendokumentasian asuhan yang diberikan.
Pendokumentasian sudah dibuat. Evaluasi : Keluarga bersedia untuk
segera mengurus akte kelahiran.
209

6. Mendokomentasian hasil pemeriksaan.


Evaluasi:Melakukan pendokomentasian.

D. Tinjauan kasus pada ibu nifas

1. Standar I : Pengkajian

a. data subyektif

Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. H.P

Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun

Suku/Bangsa: Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : Raya Belanti Alamat : Raya Belanti

RT 06 RT 06

Hari Rabu, Tanggal 09-01-2019 Pukul 20.45 Wita, di puskesmas

kunjungan pertama pada masa nifas Ibu mengatakan bahagia dengan

kelahiran bayi yang ketiga,dan merasa ada mules dan nyeri pada

bagian perut dan masih lemah.ibu baru saja habis melahirkan 6 jam

yang lalu yaitu pada pukul 20.45 Wita dengan spontan belakang

kepala normal.

b. data subyektif

Keadaan umum ibu baik, kisaran komposmentis, TD ; 110/70

mmhg, N : 80x/menit, S : 36,6 °c dan R : 20x/menit. Hasil

inspeksi : putting susu ibu menonjol dan sudah mengeluarkan


210

kolostrum, perut masih terasa mules / nyeri, perdarahan pervaginam

normal (50cc) / lochea rubra (+), Hasil palpasi TFU 2 jari bawah

pusat, kontraksi uterus baik dan kandung kemih kosong,

2. Standar II Perumusan masalah dan atau masalah kebidanan

a. Diagnosa : P2 A0 6 Jam post partum

b. Masalah : perut masih terasa mules

c. Kebutuhan : KIE tentang keluhan yang dirasakan dan perawatan masa

nifas

3. Standar III : Perencanaan

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Jelaskan kepada ibu penyebab keluhannya perut terasa mules.

c. Jelaskan pada ibu tentang nutrisi saat nifas

d. Anjurkan ibu untuk mobilisasi.

e. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri.

f. Anjurkan ibu istirahat cukup.

g. Beritahu ibu dan keluarga tanda bahaya masa nifas.

h. Berikan ibu vitamin A ibu nifas dan tablet tambah darah

4. Standar IV : Implementasi

a. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

keadaan ibu saat ini baik, ASI sudah keluar, kontraksi uterus baik,

perdarahan masih dalam batas normal.

b. Menjelaskan kepada ibu bahwa penyebab perutnya masih terasa mules

adalah karena kontraksi rahim yang baik sebagai proses pengembalian


211

ukuran rahim ke ukuran semula seperti saat sebelum hamil, dan untuk

menghentikan perdarahan pasca salin.

c. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang masase uterus. Yaitu

dengan mengusap secara lembut pada bagian perut ibu di bawah pusat

dengan memutar searah jarum jam untuk merangsang kontraksi

uterus. Ibu atau keluarga dapat melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi uterus dengan memegangnya apakah terba keras atau tidak,

jika teraba keras maka hal tersebut menunjukkan bahwa uterus

berkontraksi dengan baik.

d. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu untuk memperhatikan nutrisinya

selama masa nifas, menganjurkan ibu untuk memperbanyak asupan

protein misalnya dariikandan telur untuk mempercepat masa

pemulihan ibu pasca bersalin. Karena nutrisi yang terkandung dalam

ikan sebagai protein berperan besar dan sangat penting dalam

pemulihan ibu pasca salin. Ibu dapat mengkonsumsi ikan dari jenis

apa saja dan juga dapat dari mengkonsumsi telur. Ibu juga tetap

dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi seimbang nasi, sayur

mayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu untuk ibu menyusui. Untuk

kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah

14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari.

e. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi agar cepat pulih secara

bertahap, miring kiri dan miring kanan, duduk, belajar berjalan ke


212

kamar mandi tetapi tetap dengan pengawasan dari suami maupun

keluarganya.

f. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama jika

pembalut terasa kotor dan penuh agar cepat diganti dengan

yang bersih dan kering. Mengganti pembalut sesering mungkin,

membersihkan kemaluan dari depan ke belakang, mencuci

tangan sebelum dan sesudah BAB/BAK.

g. Mengajurkan ibu istirahat cukup ± 8 jam sehari, saat bayi tidur

ibu juga dapat beristirahat.

h. Memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya pada masa nifas yaitu

demam (suhu > 37,50C) lebih dari 2 hari, sakit kepala disertai

pandangan kabur, perdarahan pervaginam yang banyak, berbau

busuk, dan payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, bengkak di

wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang,

ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi). Segera

ke fasilitas kesehatan jika ibu mengalami tanda bahaya tersebut.

i. Memberikan kepada ibu kapsul vitamin A untuk ibu nifas dengan

dosis tunggal 200.000 iu dan ibu juga masih diberikan tablet tambah

darah yang diminum sekali sehari untuk menjaga kesehatan ibu

selama masa nifas. Ibu juga diberikan obat-obatan lain yang

diperlukan ibu setelah melahirkan serta memberitahu bagaimana

aturan pakai. Jenis obat yang diberikan yaitu Asam Mefenamat 3x1

dan Amoxicillin 3x1


213

5. Standar V : Evaluasi

a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

b. Ibu sudah mengetahui penyebab mules yang dirasakan.

c. Ibu mengetahui tentang pentingnya nutrisi pada masa nifas

d. Ibu sudah bisa miring kiri, miring kanan, duduk dan berjalan ke

kamar mandi.

e. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

f. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

g. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.

h. Ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya masa nifas.

i. Obat dan roboransia telah diberikan dan ibu mengetahui aturan

pakainya.

6. Pencatatan asuhan Kebidanan Pada Nifas Ny. H Umur 24 Tahun

Tabel 4.4 Catatan Perkembangan Ibu Nifas


Kunjungan : Nifas Ke 2
Tanggal : 15 Febuari 2019 Pukul : 02.50 Wita
S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan tidak berpantang makan akan
tetapi tidak bisa tidur malam dengan tenang karena anaknya cerewet.
O : a. Keadaan umum baik
b. Kesadaran Compos mentis
c. Pemeriksaan TTV :
c. TD: 120/70 mmHg,
d. N: 80 kali/menit,
e. RR: 18 kali/menit,
f. S: 36,9°C
4. Pemeriksaan Fisik : Head to toe normal,
5. Pemeriksaan Palpasi
a. Payudara : teraba padat tetapi tidak nyeri tekan,
b. TFU 2 jari di atas simfisis, kontraksi baik,
c. kandung kemih kosong
214

6. Pemeriksaan inspeksi :
a. kedua puting menonjol,
b. ASI (+) lancar dan banyak
c. Genitalia: perdarahan normal,
d. lochea sanguinolenta,
e. kemerahan (-), oedema (-).,
A : Diagnosa : P2 A0 6 hari postpartum
Masalah : istirahat yang kurang
Kebutuhan : KIE tentang istirahat
P : 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik,
tanda-tanda vital dalam batas normal, perdarahan normal.
Hasil: Ibu dan keluarga mengetaui keadaan ibu
2. Menganjurkan ibu untuk tidur saat bayinya tidur dan meminta
keluarga untuk membantu ibu menjaga bayinya agar kebutuhan
istirahatnya tetap terpenuhi.
Hasil: ibu bersedia mengikuti anjuran dan keluarga bersedia
membantu.
3. Mengingatkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu
minum dan makan makanan bergizi, terutama protein (ikan
haruan, putih telur, tempe, tahu, sayur-sayuran) dan sayur untuk
pemulihan kondisi pasca salin dan memperlancar ASI, meskipun.
Hasil: Ibu mengatakan makan makanan bervariasi, seperti nasi, telur,
tahu, tempe, ikan haruan dan sayur ditambah susu ibu menyusui setiap
harinya.
4. Mengingatkan ibu kembali untuk menjaga personal hygiene terutama
daerah genitalia.
Hasil: ibu mengatakan mengganti pembalut dan pakaian dalam
setiap merasa lembab, membersihan daerah genitalia dari depan
ke belakang.
5. Mengingatkan kembali ibu dan keluarga tanda bahaya masa nifas
yaitu demam (suhu > 37,50C) lebih dari 2 hari, sakit kepala
disertai pandangan kabur, perdarahan pervaginam yang banyak,
berbau busuk, dan payudara bengkak, merah disertai rasa sakit,
bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang
kejang, ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab
(depresi). Segera ke fasilitas kesehatan jika ibu mengalami tanda
bahaya tersebut.
Hasil: ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya nifas.
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering.
Terutama putting susu,Menganjurkan ibu untuk memakai BH yang
215

menyongkong payudara
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Kunjungan : Nifas Ke 3
Tanggal : 23 Febuari 2019 Pukul : 08.00 Wita
S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan akan tetapi payudara ibu terasa
penuh.
O : 1. Keadaan umum baik,
2. Kesadaran Compos mentis
3. Pemeriksaan TTV:
a. TD: 120/80 mmHg,
b. N: 78 kali/menit,
c. RR: 18 kali/menit,
d. S: 36,7°C
4. Pemeriksaan: Head to toe normal,
5. Pemeriksaan palpasi :
a. Payudara: payudara teraba padat (lump),
b. Payudara ibu nyeri tekan dan bengkak,
c. TFU tidak teraba,
d. kandung kemih kosong
6. Pemeriksaan inspeksi :
a. kedua puting menonjol,puting tidak lecet,
b. ASI (+)
c. Genitalia: : ibu tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan,
namun dari hasil anamnesa didapatkan hasil bahwa perdarahan
tidak ada hanya ada cairan keluar berwarna putih (lochea alba),
d. kemerahan (-), oedema (-).
A : Diagnosa : P2 A0 2 minggu postpartum
Masalah : Payudara terasa penuh
Kebutuhan : KIE tentang perawatan payudara (Breast Care)
P : 1. Memberitahukan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik, tanda-tanda
vital dalam batas normal.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan penuh payudara yang ibu
rasakan diakibatkan karena produksi ASI yang baik namun tidak
dikeluarkan atau menumpuk dibagian penampung ASI didalam
payudara sehingga teraba bagian penampung ASI dalam payudara
nyeri tekan, ini dapat diatasi dengan menyusui lebih sering
agar ASI yang diproduksi tidak menumpuk, dan melakukan
perawatan payudara atau pijat payudara. Mengajarkan ibu cara
memijat payudara.
216

Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia


melaksanakan anjuran
3. Mengingatkan kembali untuk mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Hasil: Ibu bersedia melaksanakan anjuran
4. Mengingatkan kembali untuk beristirahat cukup, tidur mengikuti
jadwal tidur bayi, dan mengurangi aktivitas berat
Hasil: Ibu bersedia melaksanakan anjuran
5. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan benar, memberikan
ASI sesering mungkin semau bayi jika bayi tidur ± 3 jam
bangunkan dan susui, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama
karena akan membuat bayi stres.
Hasil: Ibu menyusui bayi dengan benar
6. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, mengganti
pakaian dan pakaian dalam terutama jika pembalut terasa kotor
dan penuh dapat langsung diganti dengan yang baru, bersih dan
kering.
Hasil: ibu telah merawat bayi dengan baik dan benar.
7. Mengingatkan kembali ibu perawatan bayi sehari-hari dan
kebersihan bayi.
Hasil: Ibu bersedia melaksanakan anjuran
8. Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga tanda bahaya
masa nifas.
Hasil: Ibu dan keluarga dapat menyebutkan tanda bahaya masa
nifas.
9. Melakukan konseling KB pasca salin pada ibu. Menganjurkan ibu
untuk memilih KB yang tidak mengganggu produksi ASI, seperti
KB alami (MAL), KB jangka panjang (implant dan IUD) dan KB
jangka pendek (kondom, mini pil dan KB suntik 3 bulan).
Hasil: konseling telah dilakukan dan ibu mengetahui KB pasca
salin. Ibu mengatakan tidak ingin punya anak lagi. Penulis
menganjurkan untuk memilih metode kontrasepsi jangka panjang.
10. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan
apabila ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia melaksanakan anjuran. .

Kunjungan : Nifas Ke 4
Tanggal : 23 Februari 2019 Pukul : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan hanya saja sampai dengan saat ini ibu
belum mendapatkan haid. Ibu tidak ingin mempunyai anak lagi.
217

O : 1. Keadaan umum ibu baik


2. Kesadaran Compos mentis
3. Pemeriksaan TTV:
a. TD: 110/70 mmHg,
b. N: 74 kali/menit,
c. RR: 16 kali/menit,
d. S: 36,2°C
4. Pemeriksaan Head to toe normal,
5. Pemeriksaan inspeksi
a. Payudara: tidak dilakukan pemeriksaan, namun dari hasil
anamnesa ibu mengatakan payudara ibu tidak nyeri tekan atau
bengkak,
b. puting tidak lecet,
c. ASI (+), ibu menyusui aktif,
d. Genitalia: : tidak dilakukan pemeriksaan, ibu mengatakan
perdarahan tidak ada lagi, hanya ada cairan keluar berwarna putih
(lochea alba),
e. kemerahan (-), oedema (-).
A : Diagnosa : P2 A0 6 minggu post partum
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : KIE tentang KB PascaSalin
P : 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu
baik, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Melakukan kembali konseling KB pasca salin dan membantu ibu
memilih KB yang akan digunakan ibu. Menganjurkan ibu untuk
memilih KB yang tidak mengganggu produkdi ASI, seperti KB
alami (MAL), KB jangka panjang (implan dan IUD) dan KB
jangka pendek (kondom, mini pil dan KB suntik 3 bulan).
Menjelaskan kepada ibu bahwa metode kontasepsi jangka
panjang seperti implan dan IUD dianjurkan bagi pasangan yang
tidak ingin memiliki anak lagi, karena kemungkinan terjadi
hamilnya lebih kecil daripada metode lainnya.
Hasil: konseling telah dilakukan dan ibu ingin menggunakan
metode kontrasepsi suntik KB yang 3 bulan,seperti saat setelah
melahirkan anak pertamanya dulu.
3. Menanyakan kepada apakah ibu mengalami masalah atau
kesulitan selama masa nifas.
Hasil: ibu mengatakan tidak ada masalah selama masa nifas.
4. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan
218

apabila ada keluhan.


Hasil: Ibu bersedia melaksanakan anjuran
5. Memberikan ibu penjelasan tentang ASI Ekslusif yaitu ibu hanya
memberikan bayinya ASI saja sampai dengan bayinya berusia 6 bulan
tanpa pernah diberikan selingan baik itu susu formula maupun
makanan bayi.
Hasil : ibu mengerti penjelsasn yang sudah diberikan dan bersedia
memberikan bayinya ASI ekslusif

E. Pembahasan

Pada pembahasan Laporan studi kasus kebidanan berkesinambungan ini

penulis mencoba menyajikan pembahasan yang membandingkan antara teori

dengan manajemen asuhan kebidanan berkesinambungan yaitu diterapkan

pada Ny.I Di Puskesmas Binuang Kecamatan Binuang yang dilakukan pada

tanggal 13 November sampai dengan Februari 2019.

1. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan

Pada langkah pertamayaitu pengkajian, penulis memperoleh data

yang diperlukan dengan cara menganamnesa usia Ny I saat ini 32 tahun

dari segi teori usia ibu tidak termasuk dalam katagori usia wanita yang

masih dianjurkan untuk hamil yaitu usia wanita yang dianjurkan untuk

hamil adalah wanita dengan usia 20-35 tahun, ini adalah pernikahan ibu

yang pertama, ibu sekarang hamil anak yang ke tiga, kehamilan ini

disengaja dan diterima, jarak kehamilan ibu dengan anak yang terakhir 5

tahun, berat badan lahirnya 3200 gram tidak ada ada penyulit atau

komplikasi ,anak pertama ibu berat badan lahirnya 3000 gram tidak ada

penyulit atau komplikasi, anak kedua berat badan lahirnya 2800 gram

tidak penyulit ataupun komplikasi, dan tidak pernah keguguran.


219

Dalam pengkajian klien telah melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan (Antenatal Care ) selama 12 x kali, yaitu trimester I dua (2 x)

periksa dipustu, Trimester II sebanyak 4 x di Puskesmas Binuang dan

Trimester III 6 x dengan bidan puskesmas. Hal ini sesuai dengan teori

yang menyatakan, yaitu 1 kali kunjungan selama trimester pertama

(sebelum 14 minggu), 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara

14 – 28 minggu) dan 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara

minggu 28 – 36 minggu dan sesudah minggu ke 36) (Jannah, 2012).

Pada kunjungan ini ibu nyeri pada bagian pinggang ini sejalan dengan

teori yang mengatakan keluhan yang muncul pada kehamilan trimester

III meliputi gusi mulai berdarah, konstipasi, sesak napas, sering

Buang Air Kecil, masalah tidur, varices, kontraksi perut, bengkak,

kram pada kaki, suhu badan meningkat, sulit tidur dan sakit bagian

belakang (Jnni,dkk, 2014)

Ibu sudah melakukan suntik tetanus toksoid (TT) sebanyak 5 kali

hal ini sesuai dengan teori Rukiyah sesuai dengan teori perlindungan

dari tetanus neonatorom dan pemberian di lakukan sebanyak 5 kali

dengan rentang waktu yang sudah ditentukan .

Pada pemeriksaan fisik ibu normal tidak ada kelainan tinggi badan

ibu 153 cm dan selama masa kehamilan ini ibu mengalami kenaikan

berat badan sebanyak 10 kg, yaitu berat badan sebelum hamil 57 kg

dan saat hamil menjadi 67 kg, hal ini sesuai dengan teori Walyani

(2015) yang mengatakan bahwa berat badan ditimbang setiap ibu


220

datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan berat badan dan

penurunan berat badan .kenaikan berat badan normal rata–rata 11

sampai 12 kg. TB dikategorikan adanya resiko apabila < 145 cm.

Kemudian tekanan darah ibu 120/80 mmhg, sesuai dengan teori

Rohani (2013) yang mengatakan TD normal yaitu 120/80 mmhg,

Jika terjadi peningkatan systole sebesar 10 -20 mmhg dan Distole

5–10 mmhg diwaspadai adanya hipertensi atau pre eklampsia. Apabila

turun dibawah normal dapat diperkirakan ke arah anemia.

LILA ibu 30 cm sesuai dengan teori Walyani (2015) yaitu LILA

kurang dari 23,5 cm merupakan indicator kuat untuk status gizi yang

buruk atau kurang sehingga beresiko untuk melahirkan Bayi Berat Lahir

Rendah ( BBLR ).

Dari pemeriksaan palpasi didapatkan hasil Leopold I TFU 3 jari

bawah px MD 30 cm, Leopold II Punggung kiri, Leopold III Presentasi

kepala, Leopold IV sudah masuk pintu atas panggul sesuai dengan

teori oleh kusmiyati (2009) yaitu usia kehamilan > 35 minggu dan 40

minggu adalah 3 Jari bawah px. DJJ 145x/menit. Hal ini sejalan

dengan teori yang mengatakan Denyut Jantung Janin normal adalah

antara 120-160x/menit Kusmiyati,2009). Tafsiran berat janin bayi

adalah 3.565 gram. Dihitung menggunakan rumus Lohnson. Berat

Janin = (Tinggi fundus uteri - 12) x 155 gram (jika kepala belum

masuk PAP), (Tinggi fundus uteri - 11) x 155 (jika kepala sudah

masuk PAP) ( Kusmiyati,2009)


221

Pada saat ibu melakukan pemeriksaan dipuskesmas Binuang

Kecamatan Binuang ibu sudah mendapatkan 30 tablet FE untuk

dihabiskan selama 30 hari. Hal ini sesuai dengan teori dari Rukiyah

(2009) yang menyatakan untuk memenuhi kebutuhan volume darah

pada ibu hami dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan

meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Tablet fe diminum 1x1

tablet perhari, dan sebaiknya dalam meminum tablet fe tidak bersaman

dengan the atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan, akan

tetapi pemberian tablet fe pada Ny.I sesuai dengan banyaknya tablet

fe yang dianjurkan pada ibu hamil yaitu minimal 90 tablet sesuai

dengan yang tertulis dibuku kesehatan ibu dan anak (KIA).

Berdasarkan pemeriksaan hemoglobin ibu 12 gr/Dl, teori mengatakan

Wanta hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobinnya < 11 gram/Dl,

anemia ringan jika Hb antara 8-11 gr Dan anemia berat jika Hb

< 8 gr/dL. Dalam asuhan yang telah diberikan ibu sudah diberitahu

mengenai perawatan kehamilan dan lainnya.

Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan

pada Ny.I sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan normal

karena tidak diketemukan masalah .asuhan yang diberikan yaitu seperti

KIE tentang tanda - tanda bahaya ibu hamil,tanda- tanda persalinan,

persiapan persalinan, keluhan ada ibu hamil seperti kencang–kencang

dan sebagainya, kolaborasi pemberian suplemen, dan Kontrol ulang.


222

berdasarkan hal diatas ,penatalaksanaan Ny I sudah sesuai dengan

keluhan yang dialami.

Pada kasus ini penulis menegakkan diagnose G2 P1 A0 hamil 38

minggu janin tunggal hidup intra uterin,ibu mengeluh nyeri pada bagian

pinggang, hal ini adalah hal yag wajar sesuai teori yang mengatakan

keluhan meliputi gusi mulai berdarah, konstipasi, sesak nafas sering

buang air kecil, masalah tidur varices, kontraksi perut, bengkak, kram

pada kaki, suhu badan meningkat, sulit tidur dan sakit bagian belakang

(Jenni,dkk,2014). Asuhan kebidanan yang diberikan ialah sesuai dengan

keluhan, menjelaskan bahwa keadaan yang sedang ibu alami saat ini

adalah hal yang wajar pada kehamilan trimester III ini untuk mengurangi

keluhan ibu bisa melakukan pemijatan lembut pada pinggang,

tidak melakukan pekerjaan yang berat, kurangi aktifitas mencari posisi

yang nyaman saat tidur tidak stres dengan keadaan .

Dalam pemeriksaan kehamilan ini penulis melakukan asuhan

kebidanan sesuai dengan 10T. Penulis tidak melakukan tes malaria

karena ibu tidak ada indikasi tes malaria, tapi yang dlakukan tes HB, B

20, HBSAg dan vdrl bekerja sama petugas laboratorium sedangkan

golongan darah ibu sudah mengetahui .

2. Asuhan kebidanan pada persalinan

Penulis mendampingi sekaligus menolong Ny. I masuk puskesmas

pada tanggal 8-01-2019 pukul 20.20 Wita, ditemani dengan suami dan

keluarga dengan keluhan sejak pukul 18.45 wita merasakan sakit perut
223

dan mules-mules yang semakin lama dan semakin sering menjalar

sampai ke pinggang dan mengeluarkan lendir bercampur darah, air-air

.menurut penulis keluhan ini fisiologis pada ibu bersalin. Menurut

manuaba (2010) keluhan yang seing dirasakan ibu bersalin yaitu

dimulai dengan adanya his yang dipengaruhi oleh hormone estrogen

dan progerterone. Selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena

adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran dan

pembukaan serviks. Adaya pengeluaran cairan ,hal ini dikarenakan

karena ketuban pecah sebagian menjelang pembukaan lengkap.

Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam

waktu 24 jam.

Berdasarkan hal diatas keadaan fisik Ny. I. masih dalam keadaan

normal. Pada inspeksi head to toe normal, tidak ada kelainan, pada

pemeriksaan Abdomen palpasi meliputi ; Leopold I ; TFU 3 Jari

bawah Processus xypoideus (30 cm). Bagian fundus teraba bulat,

lunak, tidak melenting (Bokong), Bagian kanan peut ibu teraba bagian

terkecil Janin, di bagian perut kiri ibu teraba panjang, keras seperti

papan, di bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, melenting

(kepala) sudah masuk PAP dan perlimaan 1/5 .kontraksi 5x dalam

10 menit lamanya 40 detik, genetalia tidak odema, tidak ada varices,

keluar lendir campur darah dan air, dilakukan VT Pukul 20.20 Wita

pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah saat dilakukan VT warna

Jernih, Kepala Hodge III. Menurut penulis pemeriksaan yang dilakukan


224

masih dalam batas fisiologis / norma. Menurut Manuaba (2010)

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah meliputi muka tidak oedema,

konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa bibir lembab, payudara

bersih, putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak ada

bendungan/massa abnormal, pemeriksaan abdomen pada ibu bersalin

meliputi TFU Mc. Donald (cm) sesuai dengan umur kehamilan,

pemeriksaan leopold (Leopold I, II, III dan IV) DJJ (normal 120-

160x/menit), genitalia bersih, tidak oedema, tidak varices, tidak ada

kondiloma maupun akuminata, tidak ada tanda-tanda infeksi,

tidak ada pembesaran kelenjar bartholini maupun scene. ekstremitas

atas dan bawah tidak ada oedema dlam hal ini Ny,I dalam batas

normal .pada analisa persalinan normal. Menurut penulis proses

persalinan pada ibu yang hamil cukup bulan,dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 24 Jam dan tidak

minimbulkan komplikasi baik ibu maupun Janin. Tanda-tanda

persalinan menurut manuaba (2010) yaitu terjadinya his persalinan

,pengeluaran lendir dandarah dan adanya keluar cairan penulis

mendampingi ibu mulai kala I karena menurut Sulistyawati dan

Nugraheny (2010) kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung

antara pembukaan 0-10 cm (Pembukaan lengkap). Proses ini dibagi

menjadi 2 fase, yaitu fase laten dimana serviks membuka sampai

3 cm dan fase aktif dimana serviks membuka dari 4-10 cm. Pada

kala I, II dan kala III


225

Penulis melakukan pendampingan karena menurut Sulistywati dan

Nugraheny (2010) kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari

pembukaan lengkap sampai bayi lahir.uterus dengan kekuatan his

ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir.

Kemudian kala III adalah waktu pelepasan placenta dan pengeluaran

placenta. Setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit, kontraksi

uterus berhenti sekitar 5-10 menit (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010)

kemudian penulis mendampingi kala IV dikarenakan kala IV adalah

kala observasi. Kala IV dimulai dari lahirnya placenta selama 1-2 jam.

Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca

persalinan,paling sering terjadi pada 2 Jam pertama (Sulistyawati dan

Nugraheny,2010). Penulis melakukan observasi selama 2 Jam diruang

VK yaitu observasi kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi fundus

uteri, kandung kemih dan perdarahan pada ibu. Hal ini sesuai dengan

teori Sulistyawati dan Nugraheny (2010) mengatakan yang diobservasi

adalah tingkat kesadaran pasien. Pemeriksaan tanda-tanda vital; Tekanan

darah, Nadi, dan pernapasan, kontraksi uterus dan terjadinya

perdarahan .perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak

melebihi 400-500 cc.

3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

By .Ny I Lahir pada usia kehamilan 40 minggu pada tanggal

09-01-2019, Pukul 20.45 Wita secara spontan belakang kepala normal,

menangis kuat, warna kulit kemerahan, bernapas spontan, tidak


226

ditemukan adanya kelainan, jenis kelamin perempuan, berat badan

3200 gram, Panjang badan 50 cm, Lingkar dada 33 cm, Lingkar kepala

32 cm, sesuai dengan teori Vivian (2011) yaitu Bayi baru lahr normal

adalah bayi yang lahir pada usia 37-42 minggu dan dengan barat badan

2500 -4000 gram, Panjang badan 48-52 cm, Lingkar dada 30 -38 cm dan

Lingkar kepala 33 -35 cm.

Kunjungan pertama dilakukan saat usia bayi 6 jam, keadaan umum

dan tanda-tanda vital dalam keadan norma, merawat tali pusat yaitu

mengganti dengan kasa steril pada pusat setelah dibersihkan dan

tanpa membubuhi apapun. Hal ini sesuai dengan asuhan pada kunjungan

pertama pada bayi baru lahir menurut putra (2012) yang mengatakan

kunjungan pertama dilakukan 6-48 Jam setelah lahir, dilakukan

pemeriksaan pernapasan, warna kulit dan gerakan aktif atau tidak,

ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian

salep mata, vitamin K1, hepatitis B, perawatan tali pusat, pencegahan

kehilangan panas bayi. beberapa asuhan tidak sesuai karena sudah

Penulis lakukan pada saat setelah bayi lahir seperti pemberian suntikan

vit K 1 Jam setalah dilahiran diberikannya dan HB O diberikan 1 Jam

setelah pemberian vik k pada bayi baru lahir.

Pada kunjungan ke dua,tanggal 15 Febuari 2019, Ibu mengatakan

bayinya dalam keadaan sehat dan ibu mengatakan bahwa tali pusat

sudah puput tapi masih basah dan tidak berbau dan bayi menyusu

kuat. TV ; Laju pernapasan 50x/menit, suhu 36,7°C, tidak ada kelainan,


227

warna kulit kemerahan, pusat tertutup kasa steril kemudian

memberitahukan pada ibu untuk selalu menjaga personal hygiene

bayi, menjaga kehangatan dan memberitahukan ibu tanda-tanda

bahaya pada bayi. Hal ini sesuai dengan asuhan pada kunjungan kedua

pada bayi baru lahir menurut putra (2012) yang mengatakan kunjungan

kedua dilakukan hari ke-3 sampai ke-7 hari setelah lahir, dilakukan

pemeriksaan fisik, penampilan dan prilaku bayi, nutrisi, personal

hygiene, pola istirahat, keamanan, tanda–tanda bahaya yang terjadi.

Pada kunjungan ulang yang ketiga tanggal 23-01-2019 ibu

mengatakan bayi dalam keadan sehat, memberikan asuhan pada ibu

untuk tetap memberikan bayinya ASI hingga usia bayinya 6 bulan,

selalu menjaga kehangatan dan personal hygiene bayi dan juga

menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya pada BBL .sesuai dengan

teori Putra (2012) yang mengatakan kunjungan ketiga dilakukan hari

8 sampai dengan hari ke 28 lahir, dilakukan pemerikasaan pertumbuhan

dengan berat badan, tinggi badan dan nutrisinya

4. Asuhan kebidanan pada ibu nifas

Kunjungan pertama dilakukan pada 6 Jam post partum ibu mengatakan

masih merasakan mules pada perutnya, TD 110/70mmhg, N : 80x/menit.

S : 36,6°C dan R 20x / menit, kandung kemih kosong, kontraksi

uterus teraba keras, tinggi fundus ueteri 2 Jari dibawah pusat sesuai

dengan teori Saleha (2013) yang mengatakan tinggi dfundus uteri

setelah placenta lahir adalah 2 Jari dibawah pusat. Asuhan saat kunjungan
228

pertama yang dilakukan oleh penulis adalah memberikan ibu KIE/Penkes

tentang perawatan payudara, breast care. Informasi tentang tanda-tanda

bahaya ibu nifas, menjaga kehangatan dan pemberian ASI awal,

asuhan yang penulis lakukan sesuai dengan teori Bahiyatun (2009)

yaitu asuhan yang diberikan berupa mencegah perdarahan masa nifas

akibat atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,

memberi konseling pada ibu akibat atonia uteri, pemberian ASI awal,

melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga tetap

sehat dan mencegah hipotermi dan petugas kesehatan yang menolong

persalinan harus mendampingi ibu dan bayi lahir selama 2 Jam pertama

setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

Pada kunjungan ulang kedua, 6 hari postpartum tepatnya tanggal

15-01-2019, Ny. I mengatakan kondisi sudah baik,payudara bengkak

sedikit. Hasil pemeriksaan fisik didapat tanda-tanda vital ibu dalam

batas normal ,tinggi fundus uteri ½ pusat sympisis dan kontraksi baik

sesuai dengan teori Saleha (2013) yang mengatakan tinggi fundus uteri

saat 1 minggu setinggi ½ pusat sympisis dengan berat 750 gram, ibu

mengatakan cairan yang keluar sudah tidak darah lagi, tapi cairan lendir

berwarna kuning. dan sesuai dengan teori Lochea sanguilenta yang

muncul antara hari ketiga sampai ketujuh masa nifas. Lochea Jenis ini

terdiri dari lendir dan plasma darah (Dewi dan Sunarsih, 2013). Asuhan

yang diberikan Pada Ny. I yaitu selalu menjaga personal hygiene,

menjaga kebutuhan nutrisi, memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya nifas,


229

beristirahat cukup. Beberapa asuhan tidak sesuai dengan teori Bahiyatun

(2009) yaitu memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontrasi,

fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak bau,

menilai adanya demam, memasikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

diperlihatkan tanda penyulit, dan memberi konseling pada ibu tentang

asuhan pada bayi,perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan

perawatan bayi sehari-hari.

Pada kunjungan ketiga tanggal 23-01-2019, 2 minggu post partum

ibu mengatakan tidak ada keluhan dan pemeriksaan tanda–tanda

vital TD : 120/70 mmhg, N ; 80x/menit, R ; 20x/menit, S ; 36,4°C , ASI

lancar, tidak ada cairan yang keluar lagi dari pervaginam, Hal ini sesuai

dengan teori masa nifas yang menyatakan bahwa diatas dari dua minggu

masa nifas uterus sudah tidak teraba lagi karena mulai kembali keukuran

semula dan maduk kedalam rongga pelvik (Dewi dan Sunarsih, 2011).

Asuhan yang diberikan berupa menjaga personal hygiene, kebutuhan nutrisi,

kebutuhan istirahat, memberikan asi sksklusif pada bayinya dan

mengingatkan kembali tanda-tanda pada masa nifas.

Pada kunjungan yang empat tanggal 23-02-2019, 6 minggu post partum,

ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengatakan sudah meimunisasi

anaknya dan akan ber KB yang dipilih KB suntikan 3 bulan dan penulis

melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital TTV ; 120 /70 mmhg, N ; 80x/

menit, R ; 20x/menit, S ; 36,2°C, ASI lancar, tidak ada cairan pervaginam.

Ny. I melakukan suntik KB yang 3 bulan sebagai aseptor baru,


230

menurut peneliti, keadan ibu dalam batas normaol semua, serta rencana

ibu untuk memilih KB suntik 3 bulan adalah hal yang efektif karena

ibu tidak mau menggunakan KB Jangka panjang dan Juga KB suntik

3 bulan tidak mempengaruhi produksi ASI. Menurut Affandi (2012),

yaitu kontrasepsi suntikan progestin cocok untuk ibu menyusui, boleh

digunakan oleh wanita pada tekanan darah < 180 /110 mmhg, usia

reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menyusui dan

membutuhkan kontrasepsi yang sesuai ,tidak dapat menggunakan

kontrasepsi yang mengandung estrogen, sering lupa menggunakan pil

kontrasepsi, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

wanita hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum

jelas penyebabnya, tidak dapat meneri ma terjadinya gangguan haid

terutama amenore, menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

dan diabetes mellitus, Berdasarkan hal diatas kontrasepsi yang dipilih

Ny. I sudah cocok


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. I

dari hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di Puskesmas Binuang

Kecamatan Binuang didapatkan kesimpulan :

1. Pengumpulan data Subyektif maupun Obyektif pada Ny. I sejak

hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas dengan mengacu pada

KEPMENKES No.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar

asuhan kebidanan selama kehamilan keluhan yang ditemukan seperti

mengeluh nyeri pada bagian punggung, pinggang dan nyeri/mules

bagian bawah perut. Persalinan dilakukan secara spontan belakang

kepala normal, pada bayi baru lahir dan masa nifas tidak ditemukan

kelaian .Ibu melakukan kontrasepsi suntikan 3 bulan .

2. Perumusan diagnose yang didapatkan pada kehamilan yaitu G2 P1 A0

Usia kehamilan 33 minggu Janin tunggal hidup intra uterin, pada

persalinan yaitu G2 P1 A0 40 minggu Janin tunggal hidup intra

uterin fisiologis, Bayi baru lahir dengan diagnose Bayi baru lahir usia

6 jam dan pada nifas yaitu P2 A0 6 Jam post partum.

3. Rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru

lahir dan juga ibu nifas yaitu ;

a. Asuhan pada ibu hamil dilakukan sesuai dengan asuhan 10 T.

231
232

b. Asuhan ibu bersalin dilakukan sesuai dengan APN

c. Asuhan pada Bayi Baru Lahir sesuai dengan stadar asuhan pada

kunjungan Bayi Baru Lahir.

d. Asuhan pada ibu nifas sesuai dengan standar asuhan kunjungan ibu

nifas.

4. Implementasi asuhan yang diberikan pada ibu hamil, ibu bersalin,

bayi baru lahir dan ibu nifas sebagai berikut .

a. Asuhan ibu hamil dilakukan sesuai dengan standar asuhan 10T

b. Asuhan ibu bersalin dilakukan dengan standar secara APN dengan

60 langkah

c. Asuhan pada bayi baru lahir dilakukan dengan standar asuhan

kunjungan pada bayi baru lahir yaitu pada kunjungan ketiga.

d. Asuhan pada ibu nifas dilakukan dengan standar asuhan kunjungan

pada ibu nifas yaitu pada kunjungan keempat .

5. Evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil,bayi baru lahir dan nifas

telah melalui pendekatan manajemen asuhan kebidanan telah sesuai

dan terlaksana.

6. Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pda ibu hamil, bersalin,

bayi baru lahir dan nifas telah sesuai dengan metode SOAP (Subyektif,

Obyektif, Assesment, Planning)


233

B. Saran

1. Untuk Bidan diharapkan lebih meningkatkan kembali sarana dan

prasarana .asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir

dan nifas sudah sesuai standar akan tetapi lebih ditingkatkan kembali

agar semakin baik.

2. Untuk Mahasiswa. Bagi mahasiswa sudah melakukan asuhan sesuai

standar akan tetapi lebih ditingkatkan kembali agar semakin baik.

3. Untuk Institusi. Bagi institusi diharapkan dapat memfasilitasi

perpustakaan dengan memperbanyak buku terbitan terbaru seputar

asuhan kebidanan untuk menunjang dan penyusunan LTA.

Anda mungkin juga menyukai