Disusun Oleh :
Kelompok 6
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi, serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecatatan. Implikasi
defenisi kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang mampu memiliki kehidupan seksual
yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu menurunkan serta memenuhi
keinginanya tanpa ada hambatan apapun, kapan, dan berapa sering untuk memiliki keturunan
(Kusmiran, 2012 : 94). Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 adalah
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun dan belum menikah. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016 estimasi jumlah penduduk remaja yang berumur 10-14 tahun sebanyak
11.005.173 jiwa dan jumlah remaja yang berumur 15-19 tahun sebanyak 10.825.295 jiwa.
Di dunia diperkirakan remaja saat ini berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah
penduduk dunia (World Health Organization, 2014). Remaja sebagai generasi penerus bangsa
perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani, rohani, mental dan spiritual.
Status kesehatan remaja merupakan hal yang perlu dipelihara dan ditingkatkan agar
menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas (Buzarudina, 2013).
Remaja masih harus menghadapi permasalahan yang kompleks seiring dengan masa transisi
yang dialami remaja. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh
berbagai pengenalan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupannya
kelak. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2010, jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, di antaranya 63,4 juta jiwa adalah remaja yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70%) dan perempuan sebanyak
31.279.012 jiwa (49,30%) (Kemenkes, 2015).
Tidak terkecuali kesehatan reproduksi remaja menjadi isu penting dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Selain itu, dewasa ini kesehatan reproduksi juga mendapat
perhatian khusus secara global sejak diangkatnya isu tersebut kedalam Konferensi
Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, pada tahun 1994.
Hal penting dalam konferensi tersebut adalah disepakatinya perubahan paradigma dalam
pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan
reproduksi serta upaya pemenuhan hak- hak reproduski. Sejak saat itu, masyarakat
internasional secara konsisten mengukuhkan hak-hak remaja akan informasi tentang
kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk konseling (Imron, 2012 :
21).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 2 Jam, diharapkan peserta (anak
sekolah) dapat mengerti dan memahami Asuhan Kebidanan Holistik Fisiologis Pada
Remaja Dan Pranikah
C. Tujuan Instruksional Khusus
a) Peserta mampu menjelaskan Perubahan pada Masa Remaja (Organ Reproduksi dan
Psikologis) dan Masalah terkait Perubahan pada Masa Remaja
b) Peserta mampu menjelaskan Perilaku Hidup Sehat Pada Remaja (Pola Makan,
Aktivitas fisik, Merokok, Minum-minuman Keras)
c) Peserta mampu menyebutkan apa saja Risiko Reproduksi Remaja
H. Evaluasi
Rencana evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan adalah dilihat dari
penilaian pretest dan posttest yang diisi oleh masing-masing peserta remaja sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan.
I. Sumber Belajar
1. Batubara, R. J. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri,
Vol.12, No. 1, 21-29
2. Kartono,Kartini.2007.Psikologi Anak.Bandung: Mandar Maju
3. Siyam, Syarifah Nur Laili Siyam, S.N.L., Nurhapsari, A., & Benyamin, B. 2015.
Pengaruh Stimulasi Permainan Ular Tangga Tentang Gingivitis Terhadap
Pengetahuan Anak Usia 8-11 Tahun. ODONTO Dental Journal, 2 (1), 25-28.
4. Wijaya, Yu. S. 2016. Pengaruh Layanan Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Terhadap Persepsi Siswa Tentang Seksual Remaja Pada Siswa X-9 SMA
PGRI I Pati
5. Sangestani, G., Khatiban, M., Marci, R., & Piva, I. (2015). The Positive Effects of
Zinc Supplements on the Improvement of Primary Dysmenorrhea and Premenstrual
Symptoms: A Double-blind, Randomized, Controlled Trial. Journal of Midwifery &
Reproductive Health, 3(3). Retrieved from
http://jmrh.mums.ac.ir/article_4463_548.html.
6. Badan Litbangkes. 2006. Laporan Penelitian Survey Kesehatan Berbasis Sekolah di
Depok Jawa Barat pada sekolah tingkat SMP. Jakarta: Kementrian Kesehatan
7. Badan Litbangkes. 2013. Laporan Nasional RISKESDAS 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
8. Badan Litbangkes. 2015. Perilaku Berisiko Kesehatan Pada Pelajar SMP Dan SMA
Di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
9. Kementerian Kesehatan RI. 2018. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
10. Kusumawardani, N. et al. 2015. Perilaku Berisiko Kesehatan pada Pelajar SMP dan
SMA di Indonesia Puslitbang Upaya kesehatan Masyarakat. Jakarta: Badan
Litbangkes Kementerian Kesehatan RI
11. Muhibah, F.A.B. 2011. Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah SainsHulu
Selangor Mengenaik Efek Rokok Terhadap Kesehatan. (KTI).Universitas Sumatera
Utara. Medan
12. Sadikin, Z.D dan Louisa, M. 2008. Program Berhenti Merokok. Jakarta :Departemen
Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia.
13. Ayu, Kurniawati. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Aborsi dengan Sikap Remaja Terhadap Aborsi di MAN 2 Kediri Jawa Timur.
Yogyakarta: Unnes Journal of Public Health.
14. Alfiyah, dkk. 2018. Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Seksual Pranikah pada Remaja di SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung.
Sumedang : Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Fakultas Keperawatan,
Universitas Padjajaran.
15. Centre for Desease Control and Prevention Youth Risk Behavior Survailance-US.
2015.
16. Daryanto.2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
17. Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
18. DP2KBP3A. 2017. Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang Menangani
Kesehatan Reproduksi.
19. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja. 2012.
20. Rahardjo, dkk. 2017. Perilaku Seks Pranikah pada Mahasiswa: Menilik Peran Harga
Diri, Komitmen Hubungan, dan Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah. Jurnal
Psikologi. Universitas Gunadarma.
21. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2012
22. Omarsari dkk. 2010. Kehamilan Pranikah Remaja di Kabu- paten Sumedang.
Sumedang : Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 2, Oktober 2010.
23. Sarwono, S.W. 2012. Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN PERUBAHAN PADA MASA REMAJA (ORGAN
REPRODUKSI DAN PSIKOLOGIS) DAN MASALAH TERKAIT PERUBAHAN
PADA MASA REMAJA
1. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini
merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Remaja
sering kali didefinisikan sebagai periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa
dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku
tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Kartini
Kartono (1995: 148) “masa remaja disebut pula sebagai penghubung antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa”. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan
besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah,
terutama fungsi seksual. Disisi lain Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 53)
“menjelaskan masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa”.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja dalam (Sarlito
Wirawan Sarwono, 2012: 7) adalah suatu masa ketika:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifıkasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri.
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada
masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan
perkembangan yang sangat cepat dari aspek fısik, psikis dan sosial.
2. Batasan Usia Remaja
Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku dewasa yaitu:
a. Remaja Awa1 (12-15 Tahun)
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada dunia
luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi
namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada
masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan
merasa kecewa.
b. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa
remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan
badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan
perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang
penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul kemantapan pada
diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada
dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya.
Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.
c. Remaja Akhir (18-24 Tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya
dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian.
Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya.
Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas
yang baru ditemukannya.
2) Vitamin B
Vitamin B terdapat di dalam beras dan kacang hijau.Vitamin B terdiri dari
vitamin B1 dan vitamin B12. Vitamin B1 berperan dalam metabolisme
karbohidrat di dalam tubuh. Sedangkan vitamin yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah adalah vitamin B12.
3) Vitamin C Vitamin ini berperan dalam pemeliharaan jaringan dan
peningkatan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Vitamin C terdapat
dalam buah dan sayur yang segar.
4) Vitamin D
Vitamin ini di dalam tubuh sering dalam bentuk provitamin D, yaitu vitamin D
yang belum aktif, untuk mengubahnya menjadi vitamin D dengan bantuan
sinar ultra violet, sinar matahari.
5) Vitamin E
Vitamin ini dibutuhkan relatif sedikit dibanding vitamin lainnya. Vitamin E ini
banyak terdapat dalam kacang kedelai, dan tauge. Vitamin E berfungsi sebagai
anti oksidan atau pemangsa radikal bebas dan untuk hormonal (hormon
estrogen).
6) Vitamin K
Vitamin ini berguna dalam proses pembekuan darah, vitamin ini terdapat
dalam hati (hati sapi, ayam dan lainlain).
e) Mineral
Banyak terdapat dalam lauk pauk atau sayuran, misalnya Fe (zat besi) terdapat
dalam bayam, kangkung, daun katuk dan sayuran hijau lainnya. Mineral zat besi
(Fe) berperan dalam pembentukan sel darah merah. Ca/Kalsium (zat kapur)
terdapat dalam ikan laut. Zat ini berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang,
bersama dengan Vitamin D. Disamping itu ada beberapa jenis mineral lain yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah tidak banyak seperti Phospor (P), Magnesium
(Mg), Seng (Zn), Natrium (Na), Kalium (K) dan lain-lain.
Di samping kelima zat di atas, peranan air tidak boleh dilupakan. Tanpa air fungsi
kelima zat gizi di atas tidak dapat berjalan. Oleh karena itu air tidak kalah pentingnya
untuk diperhatikan terutama dalam pemeliharaan organ-organ tubuh yang vital seperti
ginjal.
3) Fungsi Makanan Terdapat 3 (tiga) fungsi makanan, yaitu :
a) Sebagai zat pembangun
b) Sebagai sumber tenaga
c) Sebagai zat pengatur
4) Pentingnya Sarapan
Sarapan bagi anak usia sekolah dan remaja sangat penting. Sarapan adalah kegiatan
makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai dengan jam 9 pagi
untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan gizi) dalam
rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Sarapan terbaik dilakukan pada
pukul 06.00 atau sebelum jam 07.00. Sarapan terbukti dapat meningkatkan
konsentrasi belajar; memberikan energi pada otak bagi anak sekolah sehingga dapat
menerima pelajaran dengan lebih baik. Tidak sarapan dapat berdampak buruk bagi
proses belajar di sekolah, menurunkan aktifitas fisik anak, menyebabkan kegemukan
pada remaja dan meningkatkan risiko jajan yang tidak sehat.
c. Menyusun Menu Gizi Seimbang
Jenis bahan makanan sebagai berikut:
1) Makanan Pokok
Makanan pokok dapat dipilih dari nasi (URT: 3/4 gelas) atau padanannya misalnya
kentang (URT: 2 buah sedang), singkong (URT: 1 ½ potong), ubi jalar kuning (URT:
1 biji sedang), mie basah (URT: 2 gelas), tepung sagu (URT: 8 sendok makan), dll.
2) Lauk-pauk
Lauk-pauk dapat dipilih dari bahan makanan hewani misalnya ikan segar (URT: 1
potong sedang), telur (URT: 1 butir), daging ayam (URT: 1 potong sedang), daging
sapi (URT: 1 potong sedang),dll atau lauk nabati, misalnya tahu (URT: 2 potong
sedang), tempe (URT: 2 potong sedang), kacang tanah (URT: 2 sendok makan),
kacang merah (URT: 2 ½ sendok makan), dll.
3) Sayur-sayuran
Jenis sayuran yang dapat dipilih misalnya bayam, kangkung, daun singkong, kacang
panjang, buncis, wortel, labu siam dll dengan URT sebanyak 1 gelas.
4) Buah-buahan
Buah-buahan misalnya pepaya (URT: 1 potong besar), semangka (URT: 2 potong
sedang), nanas (URT: ¼ buah sedang), mangga (URT: ¾ buah besar), jeruk manis
(URT: 2 buah sedang), pisang ambon (1 buah sedang), apel malang (URT: 1 buah
sedang) dll.
5) Air Putih
Dianjurkan minum air putih sebanyak 8 gelas per hari dan disesuaikan dengan
aktivitas sehari-hari. Air putih sangat diperlukan untuk proses petumbuhan dan
perkembangan anak. Keseimbangan air dalam tubuh kita perlu diperhatikan dengan
cara mengatur jumlah masukan/keluaran air yang seimbang.
URT: Ukuran Rumah Tangga, adalah bahan-bahan makanan dalam jumlah
tertentu dengan kandungan gizi yang kurang lebih sama sehingga bisa disaling tukarkan
satu macam bahan makanan dengan yang lainnya dalam satu kelompok makanan
tersebut.
Makanan yang kita makan dianjurkan merupakan makanan yang bervariasi dan
beragam untuk melengkapi kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh. Porsi makanan dalam
piring dibagi 3 bagian:
1) 1/3 untuk makanan pokok
2) 1/3 untuk sayuran
3) 1/3 terdiri dari lauk pauk dan buah-buahan
d. Gizi Lebih atau Obesitas
a) Pengertian Kegemukan dan Obesitas
Kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak berlebihan.
Kegemukan dan obesitas dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan
yaitu pola makan yang tidak memenuhi prinsip gizi seimbang dan kurangnya
aktivitas fisik.
b) Akibat Masalah Kegemukan dan Obesitas
Kegemukan dan obesitas pada anak usia sekolah dan remaja berisiko berlanjut ke
masa dewasa, dan merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit tidak
menular seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoartritis,
dan lain lain. Pada anak usia sekolah dan remaja, kegemukan dan obesitas juga
dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang sangat merugikan kualitas
hidup anak seperti gangguan pertumbuhan tungkai kaki, gangguan tidur, sleep
apnea (henti napas sesaat) dan gangguan pernapasan lain.
c) Pencegahan Kegemukan dan Obesitas
Pola hidup sehat mencegah kegemukan dan obesitas dengan melakukan hal-hal
sebagai berikut:
(1) Mengonsumsi buah dan sayur > 5 porsi per hari
(2) Membatasi menonton TV, bermain komputer, game/playstation < 2 jam
sehari
(3) Tidak menyediakan TV di kamar anak
(4) Mengurangi makanan dan minuman manis
(5) Mengurangi makanan berlemak dan gorengan
(6) Mengurangi makan di luar
(7) Membiasakan makan pagi dan membawa makanan bekal ke sekolah
(8) Memibasakan makan bersama keluarga minimal 1 kali sehari
(9) Makan makanan sesuai dengan waktunya
(10) Meningkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari
(11) Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup untuk pencegahan gizi
lebih
(12) Membiasakan menimbang berat badan secara teratur
(13) Target penurunan BB yang normal
2. Aktivitas Fisik pada anak sekolah (Panduan Germas, 2017)
Kegiatan aktivitas fisik pada anak sekolah bertujuan untuk mewujudkan peserta
didik yang sehat, bugar, berprestasi melalui pendidikan dan pembudayaan aktivitas fisik,
latihan fisik serta olahraga yang baik, benar, terukur dan teratur di sekolah. Adapun
bentuk kegiatan di sekolah:
a. Gerak Barisan
Gerakan yang dapat dilakukan sebelum peserta didik memasuki kelas, disertai lagu
yang gembira.
b. Gerak Kapiten
Gerakan yang dapat dilaksanakan pada saat pergantian pelajaran disertai lagu yang
gembira, untuk menghilangkan rasa jenuh atau ngantuk.
c. Bermain Waktu Istirahat
d. Senam Anak Bangsa
Latihan awal pada saat peserta didik berolah raga, yang dipandu oleh guru olah raga.
3. Perilaku Merokok
Rokok merupakan hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yag menjadi
penyebab kematian terbesar yang dapat dicegah di dunia saat ini yang membunuh 5,4 juta
orang per tahun. Jika dibiarkan, angka ini akan terus meningkat dua kali lipat pada tahun
2030. Rokok berisi bahan psikoaktif yang sangat adiktif, yaitu nikotin.
Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang paling utama adalah nikotin, tar dan
karbon monoksida :
a. Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar lebih cepat dan
bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung meningkat
sehingga menimbulkan tekanan darah meningkat.
b. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru,
mengandung bahan-bahan karsinogen.
c. Karbon monoksida, merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap
pembuangan kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa oleh
sel-sel darah merah. CO juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan
meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah, menyebabkan pembuluh
darah tersumbat.
Perilaku merokok merupakaan kegiatan membakar tembakau yang kemudian
dihisap isinya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa dan kebiasaan yang
mahal ini, bisa menyebabkan berbagai penyakit, dan berpotensi meningkatkan biaya
kesehatan di masa depan. Menurut Sadikin et al,. (2008) alasan seseorang merokok ialah
sebagai berikut:
a. Khawatir tidak diterima di lingkungannya jika tidak merokok.
b. Ingin tahu, alasan ini banyak dikemukakan oleh kalangan muda, terutama perokok
wanita.
c. Untuk kesenangan, alasan ini lebih banyak diutarakan oleh perokok pria
d. Pergaulan, karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana menyenangkan,
Merokok pada usia muda sudah merupakan masalah kesehatan usia sekolah dan
remaja yaitu masih ditemukan anak yang merokok di sekolah maupun lingkungan tempat
tinggal, karena semakin muda umur mulai merokok semakin tinggi risiko mejadi perokok
berat dan terkena beberapa penyakit kronik. Di Indonesia, 17,32% dari seluruh siswa dan
32,82% siswa laki-laki mencoba merokok pertama kali pada usia < 13 tahun. Sedangkan
pada siswa perempuan ada sebesar 3,04% yang pertama kali mencoba merokok pada usia
<13 tahun. Bahkan lebih khusus lagi lebih banyak siswa laki-laki (5,02%) yang merokok
pertama kali pada usia <7 tahun dari pada siswa perempuan (0,92%).
Pada anak remaja yang baru mulai merokok, konsentrasi kotinin dalam saliva (ludah),
sebuah produk nikotin yang bersifat merusak, terus meningkat secara tajam sampai mencapai
tingkat yang terdapat pada perokok tetap (Gambar 2.1). Tingkat rata-rata nikotin yang dihirup
cukup untuk memberikan efek farmakologis dan memainkan perannya untuk merangsang
perilaku merokok. Namun banyak perokok muda meremehkan risiko kecanduan merokok ini.
Merokok adalah kebiasaan yang sangat tidak sehat bagi perokok sendiri dan orang
lain yang ada disekitarnya, apabila seseorang merokok di dalam rumah maka penghuni rumah
lainnya akan mendapat dampak negatif dari asap rokok tersebut. Asap yang dikeluarkan dari
rokok mengandung zat yang sifatnya racun bagi tubuh dan dapat menyebabkan sakit kanker,
jantung dan gangguan janin pada ibu hamil
Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011) merokok
membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok menyebabkan penyakit dan
memperburuk kesehatan, seperti:
a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok mengalami penurunan
pada Forced Expiratory Volume in second (FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok
berisiko menderita PPOK (Saleh, 2011).
b. Pengaruh Rokok terhadap Gigi
Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan penurunan fungsi
saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok,
tiga kali lebih tinggi dibanding pada bukan perokok (Andina, 2012). Halitosis atau bau
mulut adalah bau tidak sedap yang keluar dari mulut saat menghembuskan nafas.
Penyebab utama bau mulut adalah kebersihan mulut yang buruk. Adanya infeksi kronis
pada mulut bisa menimbulkan bau mulut yang menetap. Selain itu, makanan tertentu,
merokok, dan alcohol juga dapat memicu halitosis.
c. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi
Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun wanita. Pada
wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan mengalami penuruan berat
badan, lahir prematur, bahkan kematian janin (Anggraini, 2013).
Banyak dampak negatif dari rokok antara lain gangguan pada paru-paru dan
saluran pernafasan yang menyebabkan kanker, gangguan pada jantung dan pembuluh
darah, gangguan pada otak/susunan syaraf pusat yang menyebabkan stroke, gangguan
pada sistem pencernaan menyebabkan penyakit lambung, gangguan sistem reproduksi
wanita pada ibu hamil yang dapat menggangu janin sehingga bayi lahir dengan berat
badan rendah dan keguguran, gangguan pada ginjal, merubah warna gigi, kuku, kulit,
rambut.
A. SEKS BEBAS
Perilaku seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan
dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim,
bercumbu, sampai melakukan kontak seksual yang dinilai tidak sesuai dengan norma
(Desmita, 2012). Sarwono (2012) menyatakan bahwa perilaku seks bebas adalah segala
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun
sesama jenis mulai dari tingkah laku yang dilakukannya dengan sentuhan, beciuman
(kissing) berciuman belum menempelkan alat kelamin yang biasanyadilakukan dengan
memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum
bersenggama (necking) dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu
dengan saling menggesekkan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama
(petting) dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan di luar hubungan
pernikahan.
Sehingga seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan kelamin yang dilakukan
secara bebas (berganti-ganti pasangan) yang tidak sesuai dengan norma-norma yang
ada di masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas
(Sugiyanto, 2013) :
a. Industri pornografi
b. Pengetahuan individu tentang kesehatan reproduksi
c. Pengalaman masa anak-anak
d. Pembinaan religius
Dampak Seks bebas
a. hamil diluar nikah
b. mengarah ke aborsi
c. putus sekolah
d. menikah diusia dini
Pencegahan
a. memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di rumah
b. meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah
c. memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show kesehatan
d. peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik
e. memberikan pondasi iman dan taqwa
f. Menjalon hubungan baik antara orang tua dengan anak yaitu dengan komunikasi yang
baik
g. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja
Soal Pretest Dan Posttest Asuhan Kebidanan Holistik Fisiologis Pada Remaja Dan Pranikah
Webinar 1