DISUSUN OLEH:
Mahasiswa
Mengetahui
A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan
seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku
sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi
Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti
tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Upaya peningkatan
perilaku sehat di masyarakat belum menunjukkan hasil optimal. Data hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014 menunjukkan
bahwa di Indonesia sebanyak 38,5% masyarakat masih merokok di dalam
rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki lebih
tinggi dari perempuan (72% dibanding 28%). Selanjutnya 77,3% penduduk
usia 15 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan katagori
(82%) kurang bergerak dan (11%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik.
Berdasarkan hasil pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga provinsi
Jawa Tengah sebanyak 68% keluarga belum menjadi peserta dana sehat dan
sebesar 72% keluarga belum bebas asap rokok (Badan Pusat Statistik, 2015).
Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, di Indonesia memang telah terjadi
penurunan angka period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007 menjadi 3,4%
pada tahun 2014. Kelompok umur balita merupakan kelompok yang paling
tinggi menderita diare. Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada
kelompok umur 12-23 bulan (7,4%), laki-laki (5,4%), tinggal di daerah
pedesaan (5,8%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan akses terhadap air
bersih dan jamban sehat terbawah (6,4%). Selanjutnya insiden malaria
penduduk Indonesia tahun 2007 sebesar 3,1% dan tahun 2014 menjadi 1,8%.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2014), cakupan
PHBS Kabupaten Sukoharjo yang terkait PBHS antara lain: 91,5% penduduk
yang merokok melakukannya di dalam rumah; melakukan aktivitas fisik
sedang setiap hari 38,9%; pada indikator makan buah dan sayur setiap hari
dijumpai 11,5% masyarakat yang mengkonsumsi buah; dan 86,5%
mengkonsumsi sayur setiap hari. Perilaku pemberantasan jentik nyamuk
hanya mencapai 37,7%, sehingga angka kejadian DBD Kabupaten Sukoharjo
yang termasuk tinggi yaitu dengan indeks kematian 1,75% dapat ditekan
(Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2015). Selanjutnya menurut hasil
Riskesdas Tahun 2014, hasil pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga di
Kabupaten Sukoharjo 53% keluarga belum menjadi peserta dana sehat dan
sebesar 48% keluarga belum bebas asap rokok. Hasil survei pemetaan PHBS,
dari 16 indikator PHBS Kabupaten 3 Sukoharjo hanya 8 indikator yang
mencapai target. Indikator yang belum memenuhi syarat yaitu cakupan bebas
asap rokok, air bersih, sampah, saluran pembuangan air limbah,
pemberantasan sarang nyamuk, dana sehat dan tanaman obat keluarga,
sehingga Kabupaten Sukoharjo untuk PHBS dikategorikan sehat madya.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Ibu peserta dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Ibu peserta mengetahui pentingnya Hidup Bersih dan Sehat
b. Ibu peserta mengetahui tujuan perilaku Hidup Bersih dan Sehat
c. Ibu peserta dapat menilai perilaku Hidup Bersih dan Sehat
C. Materi Pendidikan Kesehatan
Terlampir
D. Metode
Konseling
E. Media
Leaflet
F. Tahapan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
G. Evaluasi
H. Sumber Belajar
Auliana, R. (2011) ‘Gizi Seimbang Dan Makanan Sehat Untuk
Anak Usia Dini’, Journal of Nutrition and food research, 2(1), pp.
1–12. Available at:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/rizqie-auliana-
dra-mkes/gizi-seimbang-dan-makanan-sehat-untuk-anak-usia-
dini.pdf.
Nugratmaja, A. J. I. S. et al. (2011) ‘Penatalaksanaan pencegahan
kecelakaan anak usia prasekolah di dusun geblagan kecamatan
kasihan kabupaten bantul’.
Wiradnyani, L. A. A. et al. (2016) Gizi dan Kesehatan Anak Usia
Sekolah Dasar: Buku Pegangan dan Kumpulan Rencana Ajar
untuk Guru Sekolah Dasar.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.
%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf
https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/BUKU%20KIA
%20REVISI%202020%20LENGKAP.pdf
Lampiran 1
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Gunakan indikator PHBS yang terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator
lingkungan, sebagai berikut :
a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya sampai usia 6 bulan
c. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)
d. Anggota keluarga tidak merokok
e. Olah raga atau melakukan aktivitas fisik secara teratur
f. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)
g. Tersedia air bersih
h. Tersedia Jamban
i. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
j. Lantai rumah bukan dari tanah.
Anak adalah titipan Tuhan yang berharga, pada usia ini sedang mengalami
proses tumbuh kembang yang pesat, masa ini menjadi pondasi terbentuknya
perilaku di kehidupan mendatang perlu adanya perawatan kesehatan. Upaya
menuju kearah perilaku kesehatan melalui program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang dicanangkan oleh Pemerintah berdasarkan kebijakan dan
ketetapan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) Nomor
2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang pedoman pembinaan PHBS. Berdasarkan
Kementerian Kesehatan (2011:7) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
kumpulan perilaku kesehatan yang dipraktikan atas dasar kesadaran seseorang
yang didapatkan dari hasil pembelajaran untuk dapat menolong diri sendiri atau
orang lain yang berperan aktif dalam perwujudan kesehatan masyarakat yang
sejahtera. Menurut Proverawati dan Rahmawati 27 (2016:2) menyatakan bahwa
PHBS adalah cerminan perilaku pola hidup keluarga yang memperhatikan dan
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga atas dasar kesadaran dan peran aktif
untuk menolong diri sendiri maupun orang lain dalam bidang kesehatan. Menurut
Mubarak (2012) menyatakan bahwa PHBS adalah upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kemampuan, dan kemauan bagi individu,
keluarga, dan masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Menurut
Kholid (2012:29) menyatakan bahwa PHBS adalah respon seseorang terhadap
stimulus objek yang berkaitan dengan penyakit dan sakit, sistem pelayanan
kesehatan, minuman dan makanan, serta lingkungan. Berdasarkan dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulan bahwa PHBS adalah cerminan sekumpulan
perilaku kesehatan sebagai suatu respons dan stimulus tentang sakit dan penyakit
yang memperhatikan dan menjaga kesehatan dalam rangka meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, kemampuan, dan kemauan bagi masing-masing individu
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal dan terwujud kesejahteraan
kesehatan masyarakat. PHBS rumah tangga memiliki peran penting dalam
pencegahan penularan penyakit. PHBS tatanan rumah tangga merupakan semua
kegiatan atau perilaku kesehatan yang dilakukan anggota keluarga untuk berperan
aktif dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan agar mencegah
resiko terkena berbagai penyakit.
Kebijakan dan praktik kesehatan anak usia dini telah dideklarasi 50 tahun
lalu oleh PBB yang menetapkan 10 prinsip dasar hak-hak anak yang diantaranya
tentang hak kesehatan. Usia ini menjadi sangat rentan terhadap segala macam
penyakit maka diperlukan perhatian, perawatan, dan penjagaan agar tidak
menganggu pertumbuhan dan perkembangnnya. Kesehatannya menjadi sasaran
strategis dari upaya kesehatan masyarakat, dan menjadi dari tanggung jawab baik
orang tua, keluarga, masyarakat, ataupun pemerintah. Menurut Arifin, dkk
(2015:455) faktor yang menyebabkan masalah kesehatan masyarakat adalah
penerapan indikator PHBS yang belum didukung karena faktor budaya
kepercayaan, mitos, atau tradisi turun temurun yang tidak sesuai (kontras) dengan
aturan kesehatan yang menghambat pengembangan program kesehatan yang
dijalankan pemerintah, serta dampaknya terhadap penurunan status kesehatan.
Berkaitan dengan kesehatan anak, ketika anak mulai mengenal kebersihan
sistem kekebalan tubuh akan semakin menguat yang diperoleh dari kuman dan
berjalannya waktu sistem kekebalan tubuh akan menyempurnakan antibodi tubuh
(Musbikin, 2012:210). Menurut Fida dan Maya (2012:34) menyatakan bahwa
status kesehatan, jika kondisi anak sehat maka percepatan tumbuh kembangnya
akan lebih optimal dibandingkan dengan yang sering mengalami sakit. Berkaitan
dengan kesehatan anak di lingkungannya, berdasarkan WHO (dalam Mohammed ,
2018:73) pada beberapa orang yang sudah dewasa dan anak di bawah usia 5
tahun, sepertiga dari semua penyakit disebabkan oleh faktor lingkungan seperti
halnya pencemaran air dan udara.
PRE TEST POST TEST