Anda di halaman 1dari 7

TEORI PRECEDE-PROCEED MODEL

Lawrence W. Green

A. Pendahuluan
Gagasan intervensi dan dukungan adalah penting untuk meninjau definisi
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan. Kegiatan intervensi pendidikan
kesehatan yang terorganisasi dalam proses pengembangan dan perubahan untuk
memelihara, meningkatkan, atau menyela suatu pola perilaku atau kondisi
kehidupan yang berkaitan dengan peningkatan resiko penyakit, cidera, cacat, atau
kematian. Minat berperilaku adalah biasanya dari orang yang kesehatannya
dipertanyakan baik sekarang atau di masa mendatang. Sama dengan pentingnya
dalam proses perencanaan dan pengembangan kebijakan dan program adalah
perilaku mereka yang mengendalikan sumber daya atau memberi penghargaan
seperti para pemimpin masyarakat, orang tua, pemberi kerja, panutan, para guru,
dan para professional kesehatan.
Dukungan mengacu pada kondisi lingkungan yang promosi kesehatan
mencari untuk meninggalkan tempat menindaklanjuti intervensi tersebut
sedemikian sehingga individu, kelompok, atau masyarakat dapat melanjutkan
untuk berlatih kendali mereka sendiri atas faktor penentu kesehatan mereka.
Kebijakan baru, ketentuan pengatur, dan pengaturan organisatoris menghadirkan
dukungan lingkungan. Pejabat terkait, pembuat undang-undang yang
berkomitmen, para guru terkait, orang tua terampil, dan pemberi kerja yang
memahami semua dapat menyediakan suatu lingkungan social yang mendukung,
dan masing-masing dapat dipengaruhi oleh intervensi pendidikan dan politis.
Suatu peningkatan dalam proporsi populasi yang menjaga suatu sikap baik ke
arah perilaku yang beberapa individu ingin mengadopsi menyediakan suatu
lingkungan yang mendukung dalam wujud dukungan norma pemungkin dan
penguat. Sebagai contoh, mass media dapat digunakan untuk menaikkan tingkat
kesadaran public akan kebutuhan untuk mengurangi lemak pada makanan, yang
pada gilirannya dapat menghasilkan permintaan konsumen untuk produk rendah
lemak di pasar, yang kemudian dapat menyebabkan rumah makan dan penjual
menempatkan produk yang lebih sehat di atas rak dan menu mereka, yang
kemudian dapat membuat pilihan rendah lemak itu adalah suatu pilihan lebih
mudah bagi mereka yang ingin mengubah perilaku mereka.
Adapun program promosi kesehatan bekerja pada yang primer (kesehatan
dan peningkatan kesehatan), sekunder (deteksi dini), atau tersier (mengobati)
langkah pencegahan, ini mungkin dengan cermat terlihat sebagai suatu intervensi
yang bertujuan memperpendek lingkaran penyakit atau meningkatkan mutu hidup
melalui perubahan atau pengembangan perilaku yang terkait kesehatan dan
kondisi kehidupan.
Teori L.Green merupakan salah satu teori modifikasi perubahan perilaku
yang dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah kesehatan ataupun sebagai
alat untuk merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan, atau
mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat
perencanaan kesehatan yang dikenal dengan kerangka kerja PRECEDE and
PROCEED. Kerangka PRECEDE mempertimbangkan berbagai faktor yang
membentuk status kesehatan dan membantu perencana tiba di suatu subset yang
sangat dipusatkan sebagai target untuk intervensi. PRECEDE juga menghasilkan
sasaran khusus dan ukuran untuk intervensi. Kerangka PROCEED menyediakan
langkah tambahan untuk mengembangkan kebijakan dan memulai proses
implementasi dan evaluasi.

1
PRECEDE dan PROCEED bekerjasama secara erat, menyediakan suatu
rangkaian langkah yang berlanjut atau menggunakan secara bertahap
perencanaan, implementasi, dan proses evaluasi. Identifikasi prioritas dan
penetapan sasaran dalam tahap PRECEDE menyediakan object dan kriteria untuk
kebijakan, implementasi, dan evaluasi dalam tahap PROCEED.
Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal
sebagai kerangka PRECEDE. PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and
Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation). PRECEDE
memberikan serial langkah yang menolong perencana untuk mengenal masalah
mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Namun demikian pada tahun 1991 Green
menyempurnakan kerangka tersebut menjadi PRECEDE-PROCEED (Policy,
Regulatory, Organizational Construct in Educational and Enviromental
Development). PRECEDE-PROCEED harus dilakukan secara bersama-sama
dalam proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi. PRECEDE digunakan
pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program,
sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria
kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.

Berikut gambaran dari kerangka PRECEDE PROCEED.

2
B. Fase fase dalam Kerangka Teori PRECEDE - PROCEDE
Adapun penjelasan dari tiap fase dalam kerangka PRECEDE - PROCEDE
theory adalah sebagai berikut :

Fase 1 , 2, dan 3

1. Fase 1 <Diagnosa Sosial>


Merupakan Penentuan persepsi masyarakat terhadap kualitas hidupnya
melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang di desain
sebelumnya. Bisa juga diartikan sebagai penilaian baik objektif maupun
subjektif tentang masalah dengan prioritas tinggi yang untuk suatu populasi
dilihat dari sudut ekonomi, pekerjaan, pengangguran, pelanggaran hukum,
kebahagiaan, gangguan terhadap warga ( kenyamanan ) dan sebagainya
dilihat dari sudut kualitas hidup. Hubungan sehat dengan kualitas hidup
merupakan hubungan sebab akibat. Input (pendidikan kesehatan, kebijakan,
regulasi dan organisasi) menyebabkan perubahan outcome (kualitas hidup).
Fase ini, membantu komuniti menilai kualitas hidupnya tidak hanya pada
kesehatan. Adapun untuk melakukan diagnosa sosial dilaksanakan dengan
mengidentifikasi masalah kesehatan melalui : Review literature ( hasil
penelitian ), maupun dari data (misal BPS, Mass Media).

2. Fase 2 <Diagnosa Epidemiologi>


Masalah kesehatan merupakan hal sangat berpengaruh terhadap kualitas
hidup seseorang, baik langsung maupun tidak langsung, melalui penelusuran
masalah kesehatan yang dapat menjadi penyebab dari diagnosa sosial yang
telah diprioritaskan. Adapun untuk melakukan diagnose epidemiologi
dilaksanakan dengan mengidentifikasi data kesehatan yang ada di masyarakat
berdasarkan indikator kesehatan yang bersifat negatif (misal : angka
kematian, kesakitan, dsb) dan yang bersifat positif (misal : angka harapan
hidup, cakupan air bersih, cakupan rumah sehat).
Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan, dilakukan dengan
beberapa tahapan, diantaranya :
a. Masalah yang mempunyai dampak terbesar pada kematian, kesakitan,
lama hari kehilangan kerja, biaya rehabilitasi, dll.
b. Adakah kelompok ibu dan anak yang mempunyai resiko.
c. Masalah kesehatan yang paling rentan untuk diintervensi.

3
d. Masalah yang merupakan daya ungkit tinggi dalam meningkatkan status
kesehatan, economic savings.
e. Masalah yang belum pernah disentuh/diintervensi.
f. Apakah merupakan prioritas daerah/nasional.
Sedangkan untuk mengembangkan tujuan kesehatan dengan
memperhatikan :
Who, siapa yang akan menerima program;
What, apa manfaat kesehatan yang akan mereka terima;
How much, berapa banyak manfaat akan diterima;
By when, kapan diterima, atau berapa lama program akan berjalan.

3. Fase 3 <Diagnosa Perilaku dan Lingkungan>


Pada fase ini terdiri dari 5 tahapan antara lain:
a. Memisahkan penyebab perilaku dan non perilaku dari masalah kesehatan
Misal ; pada kasus penyakit kardiovaskuler dipisahkan faktor perilaku dan
non perilaku yang merupakan resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Faktor Perilaku : merokok, konsumsi alkohol tinggi, konsumsi lemak
tinggi
Faktor Non Perilaku : kegemukan tekanan darah tinggi, kurang gerak
b. Pengembangan Daftar Perilaku
Setelah disusun faktor perilaku dan non perilaku, daftar faktor perilaku
harus disaring, dengan dua macam prosedur:
1) Preventive behaviours (primary, secondary, tertiary)/Perilaku
Pencegahan
Misal : berhenti merokok, berhenti minum alkohol, memulai olahraga
2) Treatment behaviours/Perilaku Pengobatan
Misal : usaha mencapai berat badan yang diinginkan, mengambil obat
yang dianjurkan
c. Penyusunan Peringkat Perilaku Menurut Tingkat Pentingnya
1) Frekuensi terjadinya perilaku
2) Terlihat hubungan yang nyata dengan masalah kesehatan
Perilaku juga dapat dianggap penting jika suatu kasus teoritis yang kuat
dapat dibuat hubungan kausalnya dengan masalah kesehatan.
d. Melihat changeability / Daya Berubah Perilaku
Perilaku mempunyai daya berubah yang tinggi bila :
1) Masih didalam tahap perkembangan
2) Hanya terikat secara dangkal terhadap gaya hidup
3) Berhasil dirubah dalam program lain
Perilaku mempunyai daya berubah yang rendah bila :
1) Telah ada sejak lama
2) Berakar kuat pada pola budaya atau gaya hidup
3) Belum berubah pada usaha terdahulu
e. Memilih target perilaku
Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi status
kesehatan digunakan indicator perilaku seperti :
Pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilisasi),
Upaya pencegahan (preventive action),
Pola konsumsi makanan (consumtion pattern),
Kepatuhan (Compliance),
Upaya pemeliharaan diri (self care)
Untuk mendiagnosa lingkungan diperlukan lima tahap yaitu :
Membedakan penyebab perilaku dan non perilaku,
Menghilangkan penyebab non perilaku yang tidak bisa diubah,
Melihat importance faktor lingkungan,

4
Melihat Changeability faktor lingkungan,
Memilih target lingkungan.

Fase 4 , 5 , dan 6

4. Fase 4 <Diagnosa Pendidikan dan Organisasi>


Mengidentifikasi kondisi perilaku dan lingkungan yang berstatus
kesehatan/kualitas hidup dengan memperhatikan faktor penyebab.
Mengidentifikasi faktor yang harus dirubah untuk kelangsungan perubahan
perilaku dan lingkungan. Merupakan target antara atau tujuan dari program.
Ada 3 kelompok masalah yang berpengaruh terhadap perilaku yaitu :
a. Faktor predisposisi (Predisposing factors) :
pengetahuan,
pendidikan,
pekerjaan,
sikap,
kepercayaan,
keyakinan,
nilai dll
b. Faktor pemungkin (Enabling factors) :
lingkungan fisik,
tersedianya fasilitas kesehatan dll
c. Faktor penguat (Reinforcing factors) :
dukungan keluarga,
Perilaku petugas kesehatan atau petugas lain dll

5. Fase 5 <Diagnosa Administrasi dan Kebijakan>


Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan kejadian
dalam organisasi yang mendukung atau menghambat perkembangan promosi
kesehatan.
Administrative Diagnosis dilakukan untuk:
Memperkirakan atau menilai resources/sumber daya yang dibutuhkan
program,
Menilai resources yang ada di dalam organisasi atau masyarakat,
Mengidentifikasi faktor penghambat dalam mengimplementasi program.
Ada beberapa tahapan dalam administrative diagnose sbb:
a. Menilai Kebutuhan Sumber Daya ( Time, Personnel, Budget)

5
b. Menilai Ketersediaan Sumber Daya ( Personnel, Budgetary Contraints
(keterbatasan budget))

c. Menilai Penghambat Implementasi


1) Staff Commitement & Attitude
2) Goal Conflict
3) Rate of Change
4) Familiarity
5) Complexity
6) Space
7) Community barriers
Policy Diagnosis:
a. Menilai dukungan politik
b. Dukungan regulasi/peraturan
c. Dukungan system di dalam organisasi
d. Hambatan yang ada dalam pelaksanaan program
e. Dukungan yang memudahkan pelaksanaan program

6. Fase 6 <Implementasi >


7. Fase 7 <Evaluasi >

Untuk tahapan evaluasi adalah kegiatan membandingkan antara hasil yang


dicapai dengan hasil yang diharapkan, yakni dengan memperhatikan :
Mengukur quality of life
Indikator status kesehatan
Faktor perilaku dan lingkungan
Faktor predisposing, enabling & reinforcing
Aktivitas intervensi
Perubahan kebijakan, regulasi atau organisasi
Tingkat keahlian staff
Kualitas penampilan dan pendidikan

Adapun tingkat evaluasi meliputi 3 hal yaitu :


1) Evaluasi Proses
Evaluasi dari program promosi kesehatan yang dilaksanakan
2) Evaluasi Impact
Menilai efek langsung dari program pada target perilaku
(predisposing,enabling dan reinforcing factors) dan lingkungan
3) Evaluasi Outcome
Evaluasi terhadap masalah pokok yang pada proses awal perencanaan
yang akan diperbaiki : status kesehatan & quality of life

SKEMA PERUBAHAN PERILAKU MENURUT L.GREEN

6
8

Anda mungkin juga menyukai