Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KECEMASAN PADA REMAJA

Disusun Oleh:

1. Riza Akmal Wildan (1120017027)


2. Eriska Yunita Sari (1120017001)
3. Sri Hardiani Darmawan (1120017093)
4. Leli Rezky Dwi Oktavia (1120017017)
5. Windia Wike Fitriska Sari (1120017047)
6. Tiara Fatma Pratiwi (1120017011)
7. Miftakhul Khasanah (1120017096)

PROGAM STUDI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan :
Sub Pokok Pembahasan : Kecemasan Remaja
Tempat : Poli Klinik Jiwa RS Jiwa Menur Surabaya
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari / Tanggal :
Pukul :

I. LATAR BELAKANG
Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologis
bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan mengganggu
ketentraman individu. kecemasan sangat mengganggu homeostasis dan fungsi
individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam cara
penyesuaian (maramis, 2005).
Gangguan kecemasan/ansietas merupakan keadaan psikiatri yang paling
sering ditemukan di amerika serikat dan di seluruh dunia. The anxiety and
depression association of america (dalam kaplan & sadock, 2012) menuliskan
bahwa gangguan kecemasan dan depresi di derita oleh 40 juta populasi orang
dewasa di amerika pada usia 18 tahun atau lebih (18% dari populasi).
Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan (gail et all.,2002)
dan sebanyak 47,7% remaja sering merasa cemas (haryadi, 2007). Prevalensi
gangguang kecemasan menurut centers for disease control and prevention
pada tahun 2011 sebesar lebih dari 15%. National comorbidity study
melaporkan bahwa satu dari empat orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya
satu gangguan kecemasan dan terdapat angka prevalensi 12 bulan per 17,7%
(kaplan & sadock, 2012).
Dirjen bina kesehatan masyarakat depkes, azrul azwar, mengatakan bahwa
satu dari empat penduduk indonesia menderita kelainan jiwa seperti cemas,
depresi, stres sampai skizofrenia (Yosep, 2009). Suatu studi yang dilakukan di
rsj daerah propinsi sumatra selatan mengemukakan bahwa terjadi peningkatan
10-15% kasus gangguan jiwa yang dirawat dari tahun sebelumnya dimana
pada tahun 2003 sebanyak 4.101 kasus dan pada tahun 2004 naik menjadi
4.384 kasus. Kecenderungannya yaitu pada kasus-kasus psikotik yang tetap
tinggi dan kemudian kasus neurosis, seperti kecemasan dan stres, yang
cenderung meningkat (mardiono, 2009). Di Indonesia, masalah gangguan
kesehatan jiwa berupa gangguan kecemasan dan depresi pada orang dewasa
secara nasional mencapai 11,6%.
Kecemasan akan meningkatkan neurotransmitter seperti norepinefrin,
serotonin, dan gama aminobuyric acid (gaba) sehingga peningkatannya akan
mengakibatkan terjadinya gangguan fisiologis, antara lain perubahan denyut
jantung, suhu tubuh, pernafasan, mual, muntah, diare, sakit kepala,
kehilangan nafsu makan, berat badan menurun ekstrim, kelelahan yang luar
biasa dan gejala gangguan tingkah laku, antara lain aktivitas psikomotorik
bertambah atau berkurang, sikap menolak, berbicara kasar, sukar tidur,
gerakan yang aneh-aneh serta gejala gangguan mental, antara lain kurang
konsentrasi, pikiran meloncat-loncat, kehilangan kemampuan persepsi,
kehilangan ingatan, phobia, ilusi dan halusinasi (Hawari, 2001).

II. TUJUAN
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai peran keluarga dalam
menangani pasien ansietas selama 45 menit, keluarga pasien mampu
merawat pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif
bagi pasien.
IV.TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai peran keluarga dalam
menangani pasien ansietas, maka keluarga mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian ansietas
2. Menjelaskan penyebab ansietas
3. Menjelaskan tanda dan gejala ansietas
4. Menjelaskan dampak ansietas
5. Menjelaskan penanganan ansietas

V. MATERI
1. Definisi ansietas
2. Penyebab ansietas
3. Tanda dan gejala ansietas
4. Dampak ansietas
5. Penanganan ansietas

VI. TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN


No Aktifitas Fasilitator Aktifitas peserta Waktu
1 Memberikan salam dan Membalas salam 5 menit
memperkenalkan diri. Mendengarkan
Menjelaskan maksud pertemuan dan
menjelaskan tujuan dari pembelajaran
2 Menanyakan apakah ada yang sudah Menjawab dan 5 menit
pernah atau mengetahui tentang menyapaikan
kecemasan pada remaja pendapatnya
3 Menjelaskan pengertian, penyebab, Mendengarkan 15 menit
tanda gejala dan dampak seta Bertanya
penanganan dari ansietas
4 Memberikan kesempatan pada Memperhatikan, 10 menit
keluarga pasien untuk mengajukan mendengarkan
pertanyaan kemudian diskusikan Menjawab
bersama dan menjawab pertanyaan
5 Observer meberikan pertanyaan Menjawab dan 9 menit
kepada klien tentang ansietas pada menyampaikan
remaja pendapatnya
6 Salam penutup Menjawab salam 1 menit

VII. METODE
Ceramah tanya jawab.

VIII. MEDIA / AVA


1. Leaflet
2. Flip Chart

IX. SETTING TEMPAT :


X. PENGORGANISASIAN
.Pemberi Materi : Sri Hardiani D (1120017093)
Leli Rezky Dwi O (1120017017)
.Pembawa Acara : Riza Akmal Wildan (1120017027)
Fasilitator :
1. Tiara Fatma P (1120017011)
2. Eriska Yunita S (1120017001)
3. Miftakhul Khasanah (1120017096)
Evaluator/Observer : Windia Wike (1120017047)

XI. EVALUASI
1. Evaluasi Persiapan (Struktural)
a. Keluarga pasien hadir ke tempat penyuluhan
b. Tempat penyelenggaraan penyuluhan telah disiapkan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
d. Persiapan media: leaflet
e. Persiapan materi: materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan
dibuatkan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah dimengerti
oleh sasaran penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga klien datang dalam penyuluhan
b. Keluarga klien memperhatikan penjelasan penyuluh
c. Media dapat digunakan secara efektif
d. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang
ditentukan
e. Keluarga klien dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga klien dapat menjelaskan tentang definisi, penyebab, tanda
gejala dan dampak dari ansietas

XII. SUMBER
Stuart dan Laraia. 2007. Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. Edisi
6. St. Louis: Mosby Year Book.
Mansjoer, Arif dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta :
Aesculapius

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

XIII. ALAT EVALUASI


1. Apa arti ansietas?
2. Bagaimana tanda dan gejala ansietas?
3. Apa dampak ansietas?

J. KUNCI JAWABAN
1. Ansietas adalah respon emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan
kekhawatiran yang tidak jelas, berlebihan, dan disertai berbagai gejala
sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
penderitaan yang jelas bagi pasien
2. Tanda dan Gejala Ansietas :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
b. Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut
c. Takut sendirian ataupun takut pada keramaian dan banyak orang
d. Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan
e. Keluhan keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging, berdebar debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala.
3. Dampak Ansietas
a. Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
b. Enggan makan atau makan secara berlebihan
c. Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.
d. Merokok.
e. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
f. Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.
MATERI

1. Definisi Ansietas
Ansietas adalah kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif.
Pada umumnya pasien datang ke poliklinik penyakit dalam keluhan somatik.
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai
berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau penderitaan yang jelas bagi pasien
(Mansjoer,1999). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa ansietas adalah respon emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan
kekhawatiran yang tidak jelas, berlebihan, dan disertai berbagai gejala
sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
penderitaan yang jelas bagi pasien.

2. Penyebab Ansietas
a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena
adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan
keluarga, sahabat ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut
merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b. Emosi yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal, terutama jika
dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat
lama.
c. Sebab-sebab fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondidi seperti misalnya
kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama
ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul
dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.
3. Tanda dan Gejala Ansietas
Keluhan keluhan yang sering dikemukakan oleh penderita yang ansietas
adalah (Hawari, 2008) :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
2. Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut
3. Takut sendirian ataupun takut pada keramaian dan banyak orang
4. Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
6. Keluhan keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging, berdebar debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala.

4. Dampak Ansietas
Berikut ini adalah contoh dampak ansietas terhadap perilaku seseorang:
a. Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
b. Enggan makan atau makan secara berlebihan.
c. Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.
d. Merokok.
e. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
f. Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.

5. Penanganan Ansietas
1. Kembali ke lingkungan Anda
Biasanya, ketika seseorang mengalami cemas berlebihan, mereka akan
cenderung menarik diri dari lingkungan. Padahal, salah satu cara untuk
mengatasi depresi adalah dengan adanya dukungan sosial dari orang
terdekat. Ketika Anda sedang mengalami kecemasan atau depresi, cobalah
untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan dan tetaplah menjalin
hubungan dengan lingkungan sekitar. Meski tidak mudah, namun
mengisolasi diri dari lingkungan juga bukanlah jalan keluar dari kekalutan
yang sedang Anda alami.
2. Lakukan apa yang Anda sukai
Salah satu cara terbaik untuk menghilangkan cemas dan kecenderungan
depresi adalah dengan melakukan apa yang Anda sukai nonton film,
jalan-jalan, pergi ke pantai, bernyanyi, dll. Dan meski Anda tidak
selamanya bisa memaksa diri untuk melakukan hal yang Anda sukai,
namun tetap selalu berusaha untuk mendorong diri sendiri agar selalu aktif
berkegiatan -setidaknya bukan yang Anda benci.
3. Lakukan hal baru
Selain melakukan hal yang Anda senangi, Anda juga perlu untuk
melakukan hal baru untuk menghilangkan rasa cemas berlebihan. Ketika
Anda menantang diri sendiri dengan melakukan hal baru, tanpa Anda
sadari tubuh Anda akan memproduksi hormon dopamin yang berhubungan
dengan rasa senang dan bahagia.
4. Keluar rumah agar Anda bermandikan sinar matahari
Tanpa Anda sadari, kurangnya sinar matahari dapat memperburuk rasa
cemas berlebihan dan depresi Anda. Cobalah sesekali keluar dari
kamar Anda agar Anda dapat terkena sinar matahari, setidaknya 15 menit
sehari. Sinar matahari diketahui dapat meningkatkan kadar hormon
bahagia serotonin sehingga memperbaiki mood Anda.
5. Olahraga yang rajin
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat menghilangkan
gejala depresi. Aktifitas fisik seperti berolahraga ternyata dapat
meningkatkan produksi endorfin yang memiliki efek mengurangi rasa sakit
dan memicu perasaan senang, tenang, atau bahagia. Dan tentunya, Anda
tidak perlu berolahraga berlebihan untuk mendapatkan manfaatnya, cukup
olahraga ringan namun dilakukan secara rutin seperti jalan kaki 10 menit,
dll.
6. Makan makanan yang sehat
Tanpa Anda sadari, makanan yang Anda konsumsi dapat berdampak pada
perasaan Anda. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Anda akan
merasa kesal ataupun lelah saat Anda telat makan. Dan untuk mengatasi
rasa cemas atau depresi, Anda dapat meminimalkan konsumsi gula dan
karbohidrat olahan namun Anda dianjurkan untuk meningkatkan asupan
vitamin B karena kekurangan vitamin B (seperti asam folat dan B12) dapat
memicu depresi. Beberapa makanan yang dapat mengatasi depresi adalah
makanan yang kaya akan omega 3 seperti salmon, tuna, dll.
7. Tidur yang cukup
Untuk mengatasi perasaan cemas atau depresi, cobalah untuk mengubah
pola tidur Anda. Mulailah untuk tidur cukup setidaknya 7 jam per hari, dan
singkirkanlah hal-hal yang dapat menganggu kualitas tidur Anda.
8. Berpikir positif
Satu hal yang bisa membuat rasa cemas dan depresi Anda semakin
memburuk adalah pikiran negatif tentang diri sendiri atau lingkungan
sekitar Anda. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi rasa cemas
dan depresi adalah dengan berpikir positif.

Anda mungkin juga menyukai