ABNORMALITAS SEKSUAL
Dosen Pembimbing
Mahmudah, M.Psi
Disusun oleh :
Kelompok F
1. Amalia Nur Aviva
2. Faizatul Ummah
3. Ismail Arafat
4. Rahmah
5. Tiara Fatma Pratiwi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
Abnormalitas Seksual, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
dasar , jurusan Ilmu Keperawatan Universitas NU Surabaya.
Dalam penulisan makalah ini tentunya kami berterimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini yaitu Mahmudah, M.Psi yang telah membimbing,
memotivasi dan mendampingi kami dalam pembelajaran.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan
terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita ssering menyaksikan perilaku manusia
yang aneh, baik yang dilihat dengan mata kepala sendiri maupun yang dilihat
melalui berita di media cetak dan elektronik. Misalnya pemerkosaan, seorang
kakek tega menyodomi anak-anak di bawah umur hanya untuk melampiaskan
nafsu seksualnya yang tidak normal ataupun seorang ayah yang tega memperkosa
anak tirinya untuk memenuhi kebutuhan seksualnya.
Kejadian tersebut saat ini seperti pemandangan yang dapat dinikmati
sehari-hari, tiada hari tanpa penyimpangan seksual. Dari sekian banyak perilaku
manusia, salah satu yang tergolong abnormal adalah abnormalitas seksual.
Abnormalitas seksual adalah bentuk hubungan seks yang tidak bertanggung jawab
karena dorongan kompulsif yang abnormal. Untuk memperoleh konsep yang
benar tentang hal tersebut, berikut ini akan diuraikan secara ringkas mengenai
abnormalitas seksual.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian abnormalitas seksual.
b. Mengetahui criteria pribadi normal dan abnormal.
c. Mengetahui penyebab abnormalitas seksual.
d. Mengetahui perilaku seksual normal dan bertanggung jawab.
e. Mengetahui bentuk perilaku seksual abnormal.
f. Mengetahui gangguan fungsi seksual.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Abnormalitas Seksual
Perilaku Pribadi Abnormal adalah perilaku yang menyimpang jauh dari perilaku
pribadi normal, dan juga dapat diartikan pribadi abnormal bila berada jauh
berbeda dari keadaan integrasi ideal.
a. Statistik, yaitu secara statistik jarang atau menyimpang dari normal
b. Maladaptif, perilaku dianggap abnormal jika bersifat maladaptif dan
memilki pengaruh buruk pada individu / masyarakat
c. Menyimpang dari norma sosial, perilaku menyimpang dari standar / norma
dalam masyarakat
d. Distres Pribadi, adanya perasaan distres subjektif individual.
Kekurangan nutrisi
Faktor Psikologis
tidak
bergantung
pada
Transeksualisme
Abnormalitas seksual berupa adanya gejala merasa memiliki
seksualitas yang berlawanan dengan struktur fisiknya.
Prostitusi
Prostitusi merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan pola
dorongan seks yang tidak wajar, tidak terorganisasi dalam
kepribadian sehingga hubungan seks tersebut bersifat
impersonal, tanpa kasih sayang, berlangsung cepat, dan tanpa
mendapatkan orgasme di pihak wanita.
Pengertian lebih singkat adalah mengadakan hubungan seks
dengan membayar.
Promiskuitas
Promiskuitas adalah mengadakan hubungan seksual dengan
banayak orang. Wanita yang promiskuitas disebut Amatrice,
sedangkan pada pria disebut Don juan. Mengadakan hubungan
seks dengan partner yang belum nikah disebut Fornication.
Adultery/perzinahan
Adultery/perzinahan adalah melakukan hubungan seksual oleh
seseorang yang sedah menikah dengan orang lain yang bukan
pasangannya legal.
Sedukasi (bujukan)
Sedukasi(bujukan) adalah melakukan hubungan seksual atau
sanggama melalui bujukan dan godaan kepada partnernya, yang
sebenarnya melanggar norma susila atau melanggar hukum.
Perkosaan (rape)
Satyriasis
Satyriasis adalah keinginan seks yang tidak kunjumg puas,
patologis, dan luar biasa besarnya pada seorang pria.
Satyriasis disebut juga hiperseksual pria.
Anorgasme
Anorgasme adalah kegagalan mencapai
hubungan seksual, biasanya bersifat psikis.
orgasme
selama
terhadap
binatang.
Nekrofilia
Nekrofilia adalah kepuasan seksual dengan
melakukan hubungan seksual dengan mayat.
melihat
atau
Pornografi
Pornografi adalah tulisan atau gambar yang khusus dibuat untuk
merangsang seks.
Obscenity
Obscenity adalah perkataan, gerak-gerik, dan gambar-gambar
yang dianggap tidak sopan atau menjijikkan.
Frottage
Frottage adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan cara
meraba orang yang disenangi, biasanya tanpa diketahu oleh
korbannya.
Saliromania
Saliromania adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan
menggangu atau mengotori badan/pakaian dari wanita.
Gerontoseksualitas
Gerontoseksualitas adalah seseorang memperoleh kepuasan
seksual dengan pasangan yang usia sudah lanjut.
Incest
Incest adalah hubungan seks antara dua orang di dalam atau di
luar perkawinan dengan keluarga dekat sehingga secara legal
tidak diizinkan melakukan pernikahan.
Wifeswapping (tukar istri)
Wifeswapping adalah meminjamkan istri sebagai kesopanan dan
keramah-tamahan terhadap tamu.
Misofilia, koprofilia, dan urofilia
Misofilia, koprofilia, dan urofilia adalah seseorang yang
melakukan
hubungan
seksual
yang
dibarengi
dengan
kesenangan pada kotoran (feses, urine)
nyeri dan menopause. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai
gangguan fungsi seksual pada pria dan wanita.
2.6.1 Gangguan Fungsi Seksual pada Pria
Gangguan fungsi seksual pada pria terjadi dalam berbagai bentuk. Gangguan
fungsi seksual pada pria tersebut antara lain :
a. Siklus reaksi seksual adalah bentuk gangguan fungsi seksual karena empat
siklus reaksi seksual mengalami gangguan yaitu pada saat :
1. Fase rangsangan yaitu gangguan pada saat menerima rangsangan
sehingga penis tidak dapat ereksi. Bentuk rangsangan berupa
sentuhan, ciuman, pelukan, fantasi, aroma tubuh dan erotis.
2. Fase Datar atau plateau phase adalah bentuk rangsangan fungsi
seksual berupa penis tidak dapat membesar dan disertai nafsu
seksualnya menurun.
3. Fase Orgasme atau orgasm phase adalah bentuk gangguan fungsi
seksual karena individu tidak dapat mengalami orgasme.
4. Fase Resolusi atau resolution phase adalah bentuk gangguan fungsi
seksual ditandai penis tidak kembali melunak dan ukurannya tidak
kembali semula.
b. Disfungsi ereksi adalah bentuk gangguan fungsi seksual karena penis tidak
mengalami ereksi penuh (primer) dan penis mengalami gangguan ereksi
yang kedua setelah melakukan hubungan seksual yang pertama (sekunder).
c. Hilangnya nafsu seksual adalah bentuk gangguan fungsi seksual yang
ditandai hilangya nafsu seksual pada saat akan melakukan hubungan
seksual (primer) dan hilangnya nafsu seksual yang semua nafsu
seksualnya normal (sekunder).
d. Ejakulasi dini adalah bentuk gangguan fungsi seksual yang ejakulasinya
terjadi sebelum atau segera setelah penis masuk vagina.
e. Ejakulasi terhambat adalah bentuk gangguan fungsi seksual karena
terhambatnya ejakulasi atau ejakulasi yang terlalu lama pada saat
hubungan seksual.
f. Disfungsi orgasme adlah bentuk gangguan fungsi seksual sebagai akibat
dari hubungan seksual yang tidak dapat mencapai puncak kenikmatan.
g. Andropause adalah bentuk gangguan fungsi seksual yang ditandai
menurunnya kemampuan aktivitas seksual karena pengaruh berkurangnya