Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ABNORMALITAS SEKSUAL

Dosen Pembimbing
Mahmudah, M.Psi

Disusun oleh :
Kelompok F
1. Amalia Nur Aviva
2. Faizatul Ummah
3. Ismail Arafat
4. Rahmah
5. Tiara Fatma Pratiwi

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
Abnormalitas Seksual, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
dasar , jurusan Ilmu Keperawatan Universitas NU Surabaya.
Dalam penulisan makalah ini tentunya kami berterimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini yaitu Mahmudah, M.Psi yang telah membimbing,
memotivasi dan mendampingi kami dalam pembelajaran.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan
terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, Maret 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita ssering menyaksikan perilaku manusia
yang aneh, baik yang dilihat dengan mata kepala sendiri maupun yang dilihat
melalui berita di media cetak dan elektronik. Misalnya pemerkosaan, seorang
kakek tega menyodomi anak-anak di bawah umur hanya untuk melampiaskan
nafsu seksualnya yang tidak normal ataupun seorang ayah yang tega memperkosa
anak tirinya untuk memenuhi kebutuhan seksualnya.
Kejadian tersebut saat ini seperti pemandangan yang dapat dinikmati
sehari-hari, tiada hari tanpa penyimpangan seksual. Dari sekian banyak perilaku
manusia, salah satu yang tergolong abnormal adalah abnormalitas seksual.
Abnormalitas seksual adalah bentuk hubungan seks yang tidak bertanggung jawab
karena dorongan kompulsif yang abnormal. Untuk memperoleh konsep yang
benar tentang hal tersebut, berikut ini akan diuraikan secara ringkas mengenai
abnormalitas seksual.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Apa pengertian abnormalitas seksual ?


Bagaimana criteria pribadi normal dan abnormal ?
Apa penyebab abnormalitas seksual ?
Bagaimana perilaku seksual normal dan bertanggung jawab ?
Bagaimana bentuk perilaku seksual abnormal ?
Apa saja gangguan fungsi seksual ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian abnormalitas seksual.
b. Mengetahui criteria pribadi normal dan abnormal.
c. Mengetahui penyebab abnormalitas seksual.
d. Mengetahui perilaku seksual normal dan bertanggung jawab.
e. Mengetahui bentuk perilaku seksual abnormal.
f. Mengetahui gangguan fungsi seksual.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Abnormalitas Seksual

Menurut Freud, salah satu faktor yang mendorong manusia berperilaku


adalah energi psikis berupa libido seksual (libido= dorongan hidup, nafsu erotis).
Energi psikis bukan saja menimbulkan perilaku di bidang seks, berupa relasi
seksual (hubungan seksual) tetapi juga perilaku nonseksual.
Relasi seksual secara normal adalah mekanisme manusia yang vital untuk
meneruskan keturunan dan menjaga agar manusia tidak punah. Bentuk ini yang
dilakukan oleh 2 jenis kelamin berbeda, dan homoseksual. Namun, relasi homo
seksual untuk menyebut hubungan sesama jenis laki-laki dan utuk wanita dengan
wanita disebut lesbian.
Istilah normal dan abnormal terkait dengan perilaku pribadi
a. Normal diartikan sebagai keadaan sehat atau tidak patologik dalam hal
fungsi keseluruhan (Maramis, 1999).
b. Perilaku yang normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat),
yang bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya (Kartini Kartono,
1989).
c. Perilaku pribadi normal yaitu sikap hidup sesuai dengan pola kelompok
masyarakat tempat ia berada sehingga tercapai satu relasi interpersonal dan
intersosial yang memuaskan (Kartini Kartono,1989).

2.2 Kriteria pribadi normal dan abnormal


Kriteria Pribadi Normal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Perasaan aman yang adekuat


Memiliki penilaian diri dan wawasan yang rasional
Memilki spontanitas dan emosionalitas yang adekuat
Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien
Memiliki dorongan dan nafsu jasmani yang sehat, serta mempunyai

kemampuan untuk memenuhi dan memuaskannya.


f. Mempunyai pengetahuan diri yang adekuat
g. Mempunyai tujuan hidup yang adekuat.

Kriteria Pribadi Abnormal sebagai berikut :

Perilaku Pribadi Abnormal adalah perilaku yang menyimpang jauh dari perilaku
pribadi normal, dan juga dapat diartikan pribadi abnormal bila berada jauh
berbeda dari keadaan integrasi ideal.
a. Statistik, yaitu secara statistik jarang atau menyimpang dari normal
b. Maladaptif, perilaku dianggap abnormal jika bersifat maladaptif dan
memilki pengaruh buruk pada individu / masyarakat
c. Menyimpang dari norma sosial, perilaku menyimpang dari standar / norma
dalam masyarakat
d. Distres Pribadi, adanya perasaan distres subjektif individual.

2.3 Penyebab Abnormalitas Seksual


Penyebab seseorang Abnormal menurut Kartini Kartono (1989):
a. Faktor Keturunan (hereditas)
Idiopathy (Penyakit yang timbul dari dalam organ tubuh).
Psikosis (Penyakit mental yang parah)
Neurosis (Penyakit Syaraf)
Idiocy (Ketidaksempurnaan mental pada tingkat terendah)
Psikosis sifilitik
b. Faktor Sebelum Lahir (pranatal), yaitu terjadi pada ibu.
Kekurangan Nutrisi
Infeksi
Luka
Keracunan
Menderita penyakit
Menderita Psikosis
Trauma pada kandungan
c. Faktor Ketika Lahir (Natal)
Kelahiran dengan tang (tangverlossing)
Asphixia (Kekurangan O dalam udara pernapasan)
Prematurity (lahir sebelum waktunya)
Primogeniture (primipara = wanita yang hamil sekali dan
melahirkan anak pertama)
d. Faktor Setelah Lahir (pascanatal)
Pengalaman traumatik
Kejang atau stuip
Infeksi pada otak / selaput otak

Kekurangan nutrisi
Faktor Psikologis

2.4 Perilaku Seksual Normal


Pendapat Kartini Kartono (1989), yang dimaksud perialku yang normal adalah
sebagai berikut:
a. Hubungan seksual yang tidak menimbulkan efek-efek merugikan, baik
bagi diri sendiri maupun bagi partnernya.
b. Tidak menimbulkan konflik psikis, tidak bersifat paksaanatau perkosaan.
Perilaku Seksual Normal dan Bertanggung Jawab
Perilaku seksual yang bertanggung jawab mengandung pengertian bahwa kedua
belah pihak menyadari akan konsekuensinya dan berani memikul tanggung jawab
terhadapnya, serta mewajibkan manusia melakukan seks melalui ikatan
perkawinan yang sah.
Perilaku Seksual Abnormal
Menurut Kartini Kartono (1989), bentuk relasi seks yang abnormal dan perverse
(buruk, jahat) adalah relasi seks yang tidak bertanggung jawab, yang didorong
oleh kompulsi-kompulsi dan dorongan-dorongan yang abnormal.
Menurut Maramis (1999), Perilaku seksual abnormal adalah perilaku seks yang
tidak dapat menyesuaikan diri, bukan saja dengan tuntutan masyarakat, tetapi juga
dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri, atau
peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadiannya lebih
baik.
2.5 Bentuk Perilaku Seksual Abnormal
Menurut Maramis (1999), dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:

a. Gangguan kemampuan seksual, termasuk dalam kelompok adalah


impotensi, ejakulasi pradini, frigiditas, disparenia, dan vaginismus, serta
hipo dan hiperseksua.
b. Deviasi seksual (penyimpangan seksual), termasuk dalam kelompok ini
adalah homoseksualitas dan lesbianisme, fetisisme, pedofilia, sadisme dan
masokisme serta transeksualisme.
Menurut Kartini Kartono (1989) dibedakan menjadi:
a. Abnormalitas seks yang disebabkan oleh dorongan seksual yang abnormal,
termasuk dalam kelompok adalah prostitusi, adultery (perzinahan),
sedukasi, impotensi, da kesukaran hubungan seksual pertama.
b. Abnormalitas seks yang yang disebabkan adanya partner seks yang
abnormal, termasuk dalam ini adalah homoseksualitas (oral erotisme, anal
erotisme, dan interfermoral hubungan seksual), lesbianisme, pornografi,
dan urofilia
c. Abnormalitas seks dengan cara-cara abnormal dalam pemuasan dorongan
seksual, termasuk dalam kelompok onani dan masturbasi, sadisme,
masokisme dan sadomasokisme.
Menurut Sulistyo (1977), human sexual inadequacy dikelompokkan menjadi 3
bagian:
a. Cara-cara yang abnormal dalam pemuasan keinginan seks, termasuk dalam
kelompok ini adalah sadisme, masokisme, transseksualisme, sodomi, atau
sexual analism.
b. Partner seksual yang abnormal (manusia ayau objek lain), termsuk dalam
dalam kelompok ini adalah homoseksualitas, pedofilia, pornografi,
misofilia serta masturbasi.
c. Abnormal degree of desire and strength of sexual drive termasukdalam
kelompok ini adalah anorgasme, dispareunia, kesukaran hubungan seksual
pertama, impotensi, ejakulasi prematur, dan perkosaan.
Impotensi
Impotensi disebut juga lemah syahwat, yaitu ketidakmampuan
pria untuk melakukan hubungan seksual karena penis tidak
dapat ber-ereksi. Penyebab :

a. Factor organic (setelah menderita penyakit, seperti :


Diabetes mellitus dan pemakaian obat narkotika).
b. Factor psikolog (90%): Manifestasi
biasa atau selektif
(sebelum orgasme atau ejakulasi, deviasi seksual).
Ejakulasi premature
Ejakulasi premature (praecox ejaculation/ejakulasi dini) berarti
ejaculation= penyemburan keluar secara mendadak dan praecox
= sebelum waktunya, jadi praecox ejaculation adalah peristiwa
keluarnya sperma sebelum mencapai orgasme (ejakulasi
sebelum waktunya, terlampau cepat, atau sebelum dikehendaki).
Frigiditas
Frigiditas adalah gairah seksual yang dingin atau tidak
mengalami orgasme pada saat hubungan seksual dengan
wanita. Penyebabnya adalah organis, relationship, dan psikologis.
Disparenia dan vaginismus
Disparenia ialah hubungan seksual yang disertai nyeri (sakit)
atau sukar, sedangkan vaginismus ialah spasme (kejang) otototot vagina yang menyakitkan pada waktu hubungan seksual.
Penyebabnya adalah factor psikologis.
Hipo atau hiperseksual
Hiposeksual adalah dorongan seksual yang kecil, sedangkan
hiperseksual adalah dorongan seksual yang besar. Penyebabnya
adalah somatogenik, psikogenik, atau sosiobudaya.
Homoseksual
Homoseksual adalah ketertarikan melakukan hubungan seks
dengan sesama jenis (pria dengan pria atau wanita dengan
wanita). Lazim disebut homoseksual apabila dilakukan antara
pria dengan pria, sedangkan wanita disebut lesbian. Kebalikan
homoseksual adalah heteroseksual.
Ekpresi homoseksual, antara lain:
a. Aktif bertindak sebagai pria,
seksnya.
b. Pasif bertindak dengan wanita.

tidak

bergantung

pada

c. Mixed, kadang-kadang bertindak sebagai pria dan kadangkadang sebagai wanita.


Cara memperoleh kepuasannya, yaitu oral erotisme, anal
erotisme, atau interfemoral hubungan seksual (hubungan
seksual melalui sela-sela paha). Penyebab homoseksual adalah
herediter, lingkungan, dan hormonal imbalance.
Fetisisme
Fetisisme adalah hubungan seksual yang mencari gairah dan
kepuasan seksual secara berulang dengan memakai benda mati
(fetish)milik seks yang lain sebagai pengganti objek seksual,
misalnya sepatu, pakaian dalam, kaos kaki, dan rambut.
Pengertian lain menyebutkan bahwa fetisisme ialah kondisi
patologis karena kegairahan atau pemuasan seksual dilakukan
dengan memegang atau meraba-raba objek atau bagian tubuh
yang nonseksual dari pasangan lawan jenis kelamin.
Pedofilia
Pedofilia adalah pemuasan seksual dengan objeknya anak, baik
sejenis atau lawan jenis yang belum akil baligh.
Transvestitisme
Transvestitisme adalah abnormalitas seksual pada laki-laki
heteroseksual dalam memperolah kepuasan seksual dengan
memakai pakaian wanita.
Exhibisionism
Exhibisionism adalah memperoleh kepuasan seks dengan jalan
memperlihatkan genitalianya secara berulang kepada orang lain
yang tidak dikenal dan ingin melihatnya.
Voyeurism
Voyeurism adalah memperoleh kepuasan seksual secara
berulang dengan melihat (mengintip) orang telanjang atau
sedang melakukan hubungan seksual tanpa sepengetahuan yang
diintip. Disebut juga "Peeping Tom", yaitu memperoleh kepuasan
seksual secara diam-diam dengan mengintip.
Sadism dan masokisme

Sadism adalah memperoleh kepuasan seksual dengan cara


menyakiti
secara
fisik
dan
psikologis
objek
seksualnya(kekerasan, pemerkosaan, dan kekejaman lain),
sedangkan masokisme adalah kebalikan sadism, yaitu
memperoleh kepuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri
secara fisik atau mental.

Transeksualisme
Abnormalitas seksual berupa adanya gejala merasa memiliki
seksualitas yang berlawanan dengan struktur fisiknya.
Prostitusi
Prostitusi merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan pola
dorongan seks yang tidak wajar, tidak terorganisasi dalam
kepribadian sehingga hubungan seks tersebut bersifat
impersonal, tanpa kasih sayang, berlangsung cepat, dan tanpa
mendapatkan orgasme di pihak wanita.
Pengertian lebih singkat adalah mengadakan hubungan seks
dengan membayar.
Promiskuitas
Promiskuitas adalah mengadakan hubungan seksual dengan
banayak orang. Wanita yang promiskuitas disebut Amatrice,
sedangkan pada pria disebut Don juan. Mengadakan hubungan
seks dengan partner yang belum nikah disebut Fornication.
Adultery/perzinahan
Adultery/perzinahan adalah melakukan hubungan seksual oleh
seseorang yang sedah menikah dengan orang lain yang bukan
pasangannya legal.
Sedukasi (bujukan)
Sedukasi(bujukan) adalah melakukan hubungan seksual atau
sanggama melalui bujukan dan godaan kepada partnernya, yang
sebenarnya melanggar norma susila atau melanggar hukum.
Perkosaan (rape)

Perkosaan (rape) adalah melakukan hubungan seks dengan cara


kekerasan dan paksaan.
Copulatory impotency dan psychogenic aspermia
Copulatory
impotency
adalah
kemampuan
pria
untuk
mengadakan ereksi, tetapi tiba-tiba penis menjadi lemas sesudah
masuk vagina, sedangkan psychogenic aspermia adalah
peristiwa tidak keluarnya sperma waktu hubungan seks.
Nimfomania
Nimfomania adalah keinginan seksual yang luar biasa pada
wanita, yang ingin melampiaskan nafsu seksnya berulang kali
tanpa melihat akibatnya.

Satyriasis
Satyriasis adalah keinginan seks yang tidak kunjumg puas,
patologis, dan luar biasa besarnya pada seorang pria.
Satyriasis disebut juga hiperseksual pria.
Anorgasme
Anorgasme adalah kegagalan mencapai
hubungan seksual, biasanya bersifat psikis.

orgasme

selama

Kesukaran hubungan seksual pertama


Kesukaran hubungan seksual pertama adalah mengalami
kesulitan pada saat hubungan seksual pertama kali karena
kurang pengalaman / pengetahuan kedua belah pihak.
Onani atau masturbasi
Onani atau masturbasi adalah memperoleh kepuasan seksual
atau orgasme dengan jalan merangsang alat kelaminnya sendiri
secara manual atau digital ( dengan jari-jari atau cara lain).
Skoptofilia
Skoptofilia adalah memperoleh kepuasan seksual dengan melihat
sexual act dan genitalianya.
Troilisme atau triolisme

Troilisme atau triolisme adalah hubungan seksual dengan partner


orang lain, sementara orang lain tersebut menontonnya.
Sexualoralism
Sexualoralism adalah kepuasan seksual yang didapat dari
aplikasi bibir, lidah, dan mulut pada genitalia pasangannya.
Sodomi atau sexual analism
Sodomi atau sexual analism kepuasan seksual yang diperoleh
dengan cara melakukan hubungan seksual melalui anus.
Bestiality
Bestiality adalah kepuasan seksual yang diperoleh melalui
hubungan seksual dengan binatang.
Zoophilia
Zoophilia adalah cinta yang abnormal
Biasanya menyatu dengan Bestiality.

terhadap

binatang.

Nekrofilia
Nekrofilia adalah kepuasan seksual dengan
melakukan hubungan seksual dengan mayat.

melihat

atau

Pornografi
Pornografi adalah tulisan atau gambar yang khusus dibuat untuk
merangsang seks.
Obscenity
Obscenity adalah perkataan, gerak-gerik, dan gambar-gambar
yang dianggap tidak sopan atau menjijikkan.
Frottage
Frottage adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan cara
meraba orang yang disenangi, biasanya tanpa diketahu oleh
korbannya.
Saliromania
Saliromania adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan
menggangu atau mengotori badan/pakaian dari wanita.

Gerontoseksualitas
Gerontoseksualitas adalah seseorang memperoleh kepuasan
seksual dengan pasangan yang usia sudah lanjut.
Incest
Incest adalah hubungan seks antara dua orang di dalam atau di
luar perkawinan dengan keluarga dekat sehingga secara legal
tidak diizinkan melakukan pernikahan.
Wifeswapping (tukar istri)
Wifeswapping adalah meminjamkan istri sebagai kesopanan dan
keramah-tamahan terhadap tamu.
Misofilia, koprofilia, dan urofilia
Misofilia, koprofilia, dan urofilia adalah seseorang yang
melakukan
hubungan
seksual
yang
dibarengi
dengan
kesenangan pada kotoran (feses, urine)

2.6 Gangguan Fungsi Seksual


Gangguan fungsi seksual berbeda dengan abnormalitas seksual. Abnormalitas
seksual cenderung dikuasi nafsu seksual untuk memperoleh kepuasan, dengan
jalan apapun juga. Sementara itu, gangguan fungsi seksual sebenarnya memiliki
nafsu seksual yang normal, namun pada saat melakukan hubungan seksual tidak
berfungsi sebagaimana mestinya karena berbagai macam factor penyebab
misalnya factor kesehatan ( penyakit jantung, prostat dan DM ), gelisah stress,
marah, kecewa, sedih , letih dan perasaan tidak menyenangkan.
Gangguan fungsi seksual dapat terjadi pada pria dan wanita. Gangguan fungsi
seksual pada laki-laki meliputi siklus reaksi seksual ( fase rangsangan, fase datar
atau plateau phase, fase orgasme atau orgasm phase dasn fase resolusi atau
resolution phase ) dan disfungsi ereksi (primer dan sekunder), hilangnya nafsu
seksual, ejakulasi dini, ejakulasi terhambat, disfungsi orgasme dan andropause.
Sementara itu, gangguan fungsi seksual pada wanita meliputi gangguan nafsu
seksual, gangguan rangsangan, gangguan orgasme (anorgasme), gangguan rasa

nyeri dan menopause. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai
gangguan fungsi seksual pada pria dan wanita.
2.6.1 Gangguan Fungsi Seksual pada Pria
Gangguan fungsi seksual pada pria terjadi dalam berbagai bentuk. Gangguan
fungsi seksual pada pria tersebut antara lain :
a. Siklus reaksi seksual adalah bentuk gangguan fungsi seksual karena empat
siklus reaksi seksual mengalami gangguan yaitu pada saat :
1. Fase rangsangan yaitu gangguan pada saat menerima rangsangan
sehingga penis tidak dapat ereksi. Bentuk rangsangan berupa
sentuhan, ciuman, pelukan, fantasi, aroma tubuh dan erotis.
2. Fase Datar atau plateau phase adalah bentuk rangsangan fungsi
seksual berupa penis tidak dapat membesar dan disertai nafsu
seksualnya menurun.
3. Fase Orgasme atau orgasm phase adalah bentuk gangguan fungsi
seksual karena individu tidak dapat mengalami orgasme.
4. Fase Resolusi atau resolution phase adalah bentuk gangguan fungsi
seksual ditandai penis tidak kembali melunak dan ukurannya tidak
kembali semula.
b. Disfungsi ereksi adalah bentuk gangguan fungsi seksual karena penis tidak
mengalami ereksi penuh (primer) dan penis mengalami gangguan ereksi
yang kedua setelah melakukan hubungan seksual yang pertama (sekunder).
c. Hilangnya nafsu seksual adalah bentuk gangguan fungsi seksual yang
ditandai hilangya nafsu seksual pada saat akan melakukan hubungan
seksual (primer) dan hilangnya nafsu seksual yang semua nafsu
seksualnya normal (sekunder).
d. Ejakulasi dini adalah bentuk gangguan fungsi seksual yang ejakulasinya
terjadi sebelum atau segera setelah penis masuk vagina.
e. Ejakulasi terhambat adalah bentuk gangguan fungsi seksual karena
terhambatnya ejakulasi atau ejakulasi yang terlalu lama pada saat
hubungan seksual.
f. Disfungsi orgasme adlah bentuk gangguan fungsi seksual sebagai akibat
dari hubungan seksual yang tidak dapat mencapai puncak kenikmatan.
g. Andropause adalah bentuk gangguan fungsi seksual yang ditandai
menurunnya kemampuan aktivitas seksual karena pengaruh berkurangnya

jumlah hormone testoteron dalam tubuh. Menurunnya kemampuan


aktivitas seksual dapat berupa berkurangnya nafsu seksual, menurunnya
kemampuan ereksi dan masa relaksasi yang lama. Andropause terjadi
sekitar umur 40-50 tahun.

2.6.2 Gangguan Fungsi Seksual pada Wanita


Seperti halnya gangguan fungsi seksual pada pria, wanita juga mengalami
gangguan fungsi seksual dalam berbagai bentuk. Gangguan fungsi seksual pada
wanita tersebut meliputi :
a. Gangguan nafsu seksual yaitu bentuk gangguan fungsi seksual berupa
kurangnya atau hilangnya nafsu seksual sehingga timbul penolakan untuk
melakukan hubungan seksual.
b. Gangguan rangsangan yaitu bentuk gangguan fungsi seksual berupa suatu
keadaan vagina yang tetap kering walaupun mendapat rangsangan sebelum
melakukan hubungan seksual.
c. Gangguan orgasme (anorgasme) yaitu bentuk gangguan fungsi seksual
berupa hubungan seksual yang tidak dapat menikmati puncak kepuasan.
d. Gangguan rasa nyeri yaitu bentuk gangguan fungsi seksual berupa rasa
nyeri pada vagina saat mengadakan hubungan seksual.
e. Menopause yaitu bentuk gangguan fungsi seksual yang ditandai dengan
mulai menurunnya hasrat seksual karena pengaruh berkurangnya jumlah
hormone estrogen dalam tubuh. Menopause terjadi sekitar umur 40-50
tahun.

Anda mungkin juga menyukai