MAKALAH
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Disusun Oleh :
1. Sukma Vidia Choirunnisa
2. Surya Ferdian
3. Tiara Oktalivia Tambunan
4. Vitri Suryani
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ”Defisit Perawatan Diri“. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Jiwa 1 program study D3
Keperawatan Politeknik Negeri Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penyusunan
makalah ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa 1 yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan demi terselesainya makalah ini.
2. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan doa restu dan dukungan dalam proses
pembelajaran kami di Fakultas Keperawatan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tanjung
Karang.
3. Teman-teman sekalian yang membantu serta memberikan dorongan serta semangat
dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demiperbaikan
dikemudian hari. Akhir kata,kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam proses pembelajaran di Fakultas Keperawatan Politeknik Kesehatan (Poltekkes)
Tanjung Karang Lampung.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian........................................................................................ 2
2.2 Jenis-jenis Perawatan Diri............................................................. 2
2.3 Etiologi............................................................................................... 3
2.4 Tanda Dan Gejala........................................................................... 5
2.5 Mekanisme Koping......................................................................... 5
2.6 Rentang Respon Kognitif.............................................................. 6
2.7 Pohon Masalah........................................................................... .... 6
BAB I
PENDAHULUAN
2. 1 Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,
makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan diri. Defisit Perawatan Diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalammelakukan/melewati aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
.
2.2 Jenis-jenis Perawatan Diri
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79)
2.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi:
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realistis turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya
situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah / lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri,
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pada personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
Isolasi social
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pemeliharaan hygiene perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang
sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri
menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
3.2 Saran
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan
saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :
Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri
edisi 3. Jakarta. EGC