Anda di halaman 1dari 2

ROLEPLAY PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

PEMAIN:

1. Perawat 1 = Adelia Puspita


2. Perawat 2 = Siti Wamroah Lukmana Wati
3. Dokter = Kholifatul Annisa Putri
4. Tim Medis = Desti Anggraeni, Aldy Aldriyan, Ferdara Rantika AN
5. Pasien = Ratna andayani, Dian Maria, Agung Firmansyah

SINAPSIS:

Di sebuah desa terjadi bencana alam yaitu gempa disertai dengan banjir bandang . Diantara korban
terdapat Bapak Agung yang berteriak-teriak yang menangis meratapi istri dan anaknya yang sudah
meninggal. Di posko kesehatan 2 perawat sedang membicarakan kondisi pasien.

Perawat 1 = “ners,mari kita periksa satu persatu dari pasien kita semua,kita akan melakukan pengkajian
apakah mereka ada yang mengalami masalah kesehatan yang serius”.

Perawat 2 = “Baik mari kita lakukan”.

Perawat 1 = “kita periksa tanda-tanda vital mereka,kemudian tanyakan keluhan mereka lalu kita kaji sisi
psikologisnya apakah ada yang perlu kita intervensikan lebih lanjut”.

Tak lama kemudian pak agung berteriak histeris serta menangis meratapi nangisnya.

Pasien Agung =”aaaaaaaaa tidak jangan ,suara banjir banjir datang lagi”.

Perawat 2= “Pak pak ada apa”.

Pasien Nayan =” aaaaaaaaaa,suara gemuruh banjir-banjir datang lagi sus”.

Perawat 1=”tenang pak,tenang bapak dan adek tenang dulu coba bapak tarik nafas dulu (perawat
sambil mencontohkan tarik nafas) sya mengerti tentang apa yang bapak rasakan .perkenalkan nama
saya suster Adelia ,saya petugas kesehatan disini yang akan merawat bapak selama dipengungsian.
Bapak namanya siapa?”

Pasien Agung= “nama s...a..y..a agung sus, awas ada banjir-banjir saya takut banjir,,,, sus ada suara
gemuruh air, dimana anak dan ibu saya sus”.

Pasien Nayan =”HIKS...HIKS(MENANGIS) ibu dimana ibu dimana....adekku .....”.

Perawat 2 =”pak agung coba ceritakan pada saya apa yang terjadi sekarang saya akan membantu
bapak”.

Pasien Agung=”Saya takut ada banjir dating lagi, karna banjir kemarin mengerikan sekali tiba-tiba
datang dengan derasnya, memporak-porakdakan rumah (sambil menunduk) istri saya anaak saya yang
paling kecil ikut tersapu air, sampai sekarang belum ditemukan, saya ingat sekali istri dan anak saya
berteriak-teriak minta tolong tapi saya tidak bisa menolongnya”.

Perawat 2=” Baiklah pak rokhman, saya akan berusaha membantu mengurangi rasa ketakutan dan
kesedihan bapak. Karena ini sudah malam. Bapak istirahat dulu. Besok saya akan menemui bapak lagi
untuk membantu bapak”.

Keesokan harinya, perawat Adi menghampri Pak Rokhman untuk melakukan tindakan
keparawatan.Sementara itu perawat Rokhman terlihat menyendiri, sambil sesekali berteriak
ketakutan banjir datang lagi.Sesekali juga menangiskarena teringat istri dan anaknya yang
terseret banjir.

Perawat 1 =“Selamat pagi Pak Rokhman. Masih ingat dengan saya kan? (sambil tersenyum dan
penuh empati) Saya perawat Adi yang akan membantu bapak. Bagaiman kalau kita berbincang
selama 30 menit? Kita berbincang yang berhubungan dengan banjir bebrapa hari lalu. Mau
dimana pak? Bagaimana kalau disini saja?”

Pasien Agung =“ Iya pak, saya bersedia. Disini saja ya.”

Perawat 1 =” Coba sekarang bapak peristiwa kemarin yang dialami secara jelas pada saya? Apa
yang bapak rasakan? Apakah bapak masih merasa keatakutan?”

Pasien Agung = “Waktu kami sekeluarga tidur lelap. Hanya saya yang masih terjaga. Tiba-tiba
terdengar suara bergemuruh. Tapi saya tidak tahu suara apa itu. Belum sempat saya tahu suara
apa itu, tiba-tiba duaarrrrr…air bah menghantam rumah kami. Saya kaget, bingung, Saya melihat
keluarga saya, istri anak saya teriak-teriak minta tolong…. Tolong… tolong… ayah….., tapi
saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya ayah yang tidak bertanggung jawab, tidak bisa menjaga
keluarga saya….. (sambil menunduk), saya lemah…tidak bisa nolong istri dan anak
saya……Sampai sekarang saya masih terbayangbayang terus peristiwa itu., semalam saya mimpi
aka nada banjir lagi . Saya takut, baniir datang lagi”.

Perawat 2 =”Bagus pak (sambil menepuk bahu pak rokhman), bapak sudah bisa menceritakan
peristiwa yang bapak alami. Apakah bapak sudah mencoba cara-cara untuk mengurangi rasa
takut yang bapak alami?”

Pasien Agung =” Belum pak, saya terus terbayang-bayang peristiwa itu terus.”

Perawat 2 =”Baiklah pak. Bagaimana sekarang setelah bapak cerita panjang lebar tadi?
Apakah merasa lebih lega?

Pasien Agung =” Sedikit pak, saya masih takut pak kalo banjir datang lagi.

Perawat 2 =”Sebaiknya bapak kalau merasa takut, bingung, ceritalah dan minta bantuan pada
yang lain, agar beban bapak berkurang. Perbincangan kita sampai disini dulu pak ya. Nanti sore
jam 4 saya akan datang ke bapak lagi untuk memperbincangkan cara-cara mengurangi
ketegangan. Mari pak.”

Anda mungkin juga menyukai