Anda di halaman 1dari 19

Kasus II

Tn. Y berusia 38 tahun masuk RSU. Banten melalui poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan 1 bulan sebelum masuk Rumah sakit pasien merasa nyeri perut kanan atas, nyeri
tidak menjalar, nyeri yang dirasakan bila menarik nafas, nyeri seperti ditusuk. Pasien merasa
meriang, bila nyeri pasien menjadi sesak. selama di rumah diberikan obat promag keluhan
hilang tetapi hanya sementara. sehari sebelum masuk RS dirasa nyeri timbul lagi. Klien
merokok 1/2 bungkus per hari dan minum kopi 2x sehari. Klien terbiasa minum obat sendiri
bila sakit tak pernah berobat ke dokter atau ke puskesmas . Berat badan waktu masuk ke RS
50 kg dan TB 168 cm makanan yang disukai Indomie.

Dari Kasus II tersebut Buatkan Analisa Data yang sebelumnya anda harus buatkan
pengelompokan data dahulu yaitu menentukan Data Subjektif dan Data Objektif, Kemudian
Tentukan Diagnosa Keperawatan yang Aktual dan Diagnosa Risiko dari kasus tersebut
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Agen pencedera Nyeri Akut
- Klien mengeluh fisiologis
nyeri
- Klien mengatakan
meriang
- Klien mengatakan
bila nyeri menjadi
sesak
DO :
- P : nyeri perut
kanan atas
Q : nyeri seperti
ditusuk
R : nyeri tidak
menjalar
S:-
T : nyeri hilang
setelah minum
promagh tetapi
timbul lagi
- BB = 50 kg
- TB = 168 cm
DS : Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
- Klien mengatakan informasi
bila nyeri menjadi
sesak
- Klien mengatakan
merokok ½ bungkus
perhari
- Klien mengatakan
minum kopi 2x
sehari
- Klien mengatakan
terbiasa minum obat
sendiri bila sakit tak
pernah berobat ke
dokter atau ke
puskesmas
- Klien mengatakan
makanan yang
disukai Indomie
DO :
- BB = 50 kg
- TB = 168 cm

DIAGNOSA KEPERAWATAN
AKTUAL : Nyeri akut b.d Agen Pencedera Fisiologis (hal 172)
RISIKO : Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi (hal 246)

Kasus III
Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang ke praktek dokter umum dengan
keluhan nyeri pinggang sejak seminggu yang lalu. Dan tadi malam saat buang air
kecil terasa nyeri dan panas seperti anyang-anyangen/perasaan kencing tidak tuntas.
Pekerjaan pasien adalah sopir truck antar propinsi. Pada pemeriksaan fisik tekanan
darah 165/100 mmHg, frekuensi nadi 115 kali/menit, frekuensi napas 26 kali/menit,
dan suhu tubuh axilla 39,7° C, dan nyeri ketok ginjal (+/-), Sklera ikterik,
Konjungtiva pucat. Pada pemeriksaan sedimen urin ditemukan eritrosit meningkat 10-
15/lpp , leukosit Meningkat 5-10/lpp, nilai Ureum /BUN adalah 26 mg/dl, Kreatinin
2,2 mg/dl.

Dari Kasus tersebut Tentukan Diagnosa Keperawatan yang Aktual dan Diagnosa
keperawatan Risiko kemudian Buatkan Intervensi keperawatan masing- masing dari
diagnosa keperawatan tersebut ? (GAK SURUH BUAT ANALISA DATA YAAA
KA)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
AKTUAL :
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis/ inflamasi/ infeksi traktus
urinarius
- Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
RISIKO :
- Risiko infeksi

INTERVENSI
No Dx Rencana Keperawatan TTD
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil (SLKI) (SIKI)
D.0077 Setelah Intervensi Utama Monica
dilakukan tindakan  Manajemen nyeri (I.08238)
asuhan Observasi
keperawatan 3x 24 1. Identifikasi lokasi,
jam diharapkan karakteristik, durasi,
tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
menurun. Dengan nyeri
kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
(L.08066) hal 145 3. Identifikasi respons nyeri non
- Keluhan nyeri verbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
- Meringis memperberat dan
menurun memperingan nyeri
- Kesulitan tidur 5. Identifikasi pengetahuan dan
menurun keyakinan tentang nyeri
- Anoreksia 6. Identifikasi pengaruh budaya

menurun terhadap respon nyeri

- Muntah 7. Identifikasi pengaruh nyeri

menurun mual pada kualitas hidup

menurun 8. Monitor keberhasilan terapi

- Tekanan darah komplementer yang sudah

membaik diberikan

- Pola napas 9. Monitor efek samping


penggunaan analgetik
membaik
Terapeutik
- Proses berpikir
1. Berikan teknik
membaik
nonfarmakologis untuk
- Fokus membaik
mengurangi rasa nyeri (mis.
- Fungsi
TENS, hipnosis akupresur,
berkemih
terapi musik, biofeedback,
membaik
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
2. Kontrol lingungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan peyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Intervensi pendukung

 Edukasi manajemen nyeri


Observasi :
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :

1. Sediakan materi dan media


pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :

1. Jelaskan penyebab, periode,


dan strategi meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

 Teknik distraksi
Observasi :
1. Identifikasi pilihan teknik
distraksi yang diinginkan
Terapeutik :

1. Gunakan teknik distraksi (mis.


membaca buku, menonton
televisi, bermain, aktivitas
terapi, membaca cerita,
bernyanyi)
Edukasi :

1. Jelaskan manfaat dan jenis


distraksi bagi panca indera
(mis. musik, penghitungan,
televisi, baca, video/
permainan genggam)
2. Anjurkan menggunakan teknik
sesuai dengan tingkat energi,
kemampuan, usia, tingkat
perkembangan
3. Anjurkan membuat daftar
aktivitas yang menyenangkan
4. Anjurkan berlatih teknik
distraksi

 Terapi relaksasi
Observasi :

1. Identifikasi penurunan tingkat


energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejalan
lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan,
kemampuan dan penggunaan
teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah
dan suhu sebelum dan sesudah
latihan
5. Monitor respons terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik :

1. Ciptakan lingkungan tenang


dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai
Edukasi :

1. Jelaskan tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
2. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
4. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
6. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. napas
dalam, peregangan atau
imajinasi terbimbing)

D.0130 Setelah dilakukan  Manajemen Hipertermia Monica


tindakan Keperawatan Observasi:
3x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi penyebab
termoregulasi hipertermia (mis.
membaik. Dengan dehidrasi, terpapar
kriteria hasil : lingkungan panas,
- Kekuatan nadi penggunaan inkubator)
meningkat 2. Monitor suhu tubuh
- Output urine 3. Monitor kadar elektrolit
meningkat 4. Monitor haluaran urine
- Saturasi oksigen 5. Monitor komplikasi akibat
meningkat hipertermia
- Pucat menurun Terapeutik :
- Akral dingin 1. Sediakan lingkungan yang
menurun dingin
- Pitting edema 2. Longgarkan atau lepaskan
menurun pakaian
- Berat badan 3. Basahi dan kipasi
membaik permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
 Edukasi Dehidrasi
Observasi :
1. Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik:
1. Persiapkan materi, media dan
formulir balans cairan
2. Tentukan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien
dan keluarga
3. Berikan kesempatan pasien
dan keluarga bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala
dehidrasi
2. Anjurkan tidak hanya minum
air saat haus, jika sedang
berolahraga atau beraktivitas
berat
3. Anjurkan memperbanyak
minum
4. Anjurkan memperbanyak
mengkonsumsi buah yang
mengandung banyak air (mis.
semangka, pepaya)
5. Ajarkan cara pemberian
oralit, jika perlu
6. Ajarkan menilai status hidrasi
berdasarkan warna urine
 Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh
Observasi :
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
4. Dokumentasikan hasil
pengukuran suhu
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur
pengukuran suhu tubuh
2. Anjurkan terus memegang
bahu dan menahan dada saat
pengukuran aksila
3. Ajarkan memilih lokasi
pengukuran suhu oral atau
aksila
4. Ajarkan cara meletakkan
ujung termometer di bawah
lidah atau di bagian tengah
aksila
5. Ajarkan cara membaca hasil
termometer raksa dan/atau
elektrolit
D.0142 Setelah Intervensi Utama Monica
dilakukan tindakan  Pencegahan Infeksi
asuhan Observasi :
keperawatan 3x 24 1. Monitor tanda dan gejala
jam diharapkan infeksi lokal dan sistemik
tingkat infeksi Terapeutik :
menurun. Dengan 1. Batasi jumlah pengunjung
kriteria hasil: 2. Berikan perawatan kulit
(L.14137) hal 139 pada area edema
- Kebersihan 3. Cuci tangan sebelum dan
tangan sesudah kontak dengan
meningkat pasien dan lingkungan
- Kebersihan pasien
badan 4. Pertahankan teknik aseptik
meningkat pada pasien berisiko tinggi
- Nafsu makan Edukasi :
meningkat 1. Jelaskan tanda dan gejala
- Demam infeksi

menurun 2. Ajarkan cara mencuci

- Kemerahan tangan dengan benar

menurun 3. Ajarkan etika batuk

- Nyeri menurun 4. Ajarkan cara memeriksa


kondisi luka atau luka
- Kadar sel darah
operasi
putih membaik
5. Anjurkan meningkatkan
- Kultur darah
asupan nutrisi
membaik
6. Anjurkan meningkatkan
- Kultur urine
asupan cairan
membaik
Kolaborasi :
- Kultur sputum
1. Kolaborasi pemberian
membaik
imunisasi, jika perlu
- Kultur area luka
membaik
Intervensi Pendukung
- Kultur feses
 Pemantauan Tanda Vital
mambaik
Observasi :
- Kadar sel darah
1. Monitor tekanan darah
putih membaik
2. Monitor nadi (frekuensi,
kekuatan, irama)
3. Monitor pernapasan
(frekuensi, kedalaman)
4. Monitor suhu tubuh
5. Monitor oksimetri nadi
6. Monitor tekanan nadi
(selisih TDS dan TDD)
7. Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik :
1. Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

 Pengaturan Posisi
Observasi :
1. Monitor status
oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah
posisi
2. Monitor alat traksi agar
selalu tepat
Terapeutik :
1. Tempatkkan pada
matras/tempat tidur
terapeutik yang tepat
2. Tempatkan pada posisi
terapeutik
3. Tempatkan objek yang
sering digunakan dalam
jangkauan
4. Tempatkan bel atau lampu
panggilan dalam
jangkauan
5. Sediakan matras yang
kokoh/padat
6. Atur posisi tidur yang
disukai, jika tidak
kontraindikasi
7. Atur posisi untuk
mengurangi sesak (mis.
semi-fowler)
8. Atur posisi yang
meningkatkan drainage
9. Posisikan pada kesejajaran
tubuh yang tepat
10. Imobilisasi dan topang
bagian tubuh yang cedera
dengan tepat
11. Tinggikan bagian tubuh
yang tepat
12. Tinggikan anggota gerak
20o atau lebih di atas level
jantung
13. Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
14. Berikan bantal yang tepat
pada leher
15. Berikan topangan pada
area cedera (mis. bantal
dibawah lengan dan
skrotum)
16. Posisikan untuk
mempermudah
ventilasi/perfusi (mis.
tengkurap/good lung
down)
17. Motivasi melakukan ROM
aktif atau pasif
18. Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi, sesuai
kebutuhan
19. Hindari menempatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
20. Hindari menempatkan
stump amputasi pada
posisi fleksi
21. Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan
pada luka
22. Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah
posisi
23. Ubah posisi setiap 2 jam
24. Ubah posisi dengan teknik
log roll
25. Pertahankan posisi dan
integritas traksi
26. Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi
Edukasi :
1. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan
posisi
2. Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik dan
mekanika tubuh yang
baik selama melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu

 Pemberian Obat
Observasi :
1. Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi, dan
kontraindikasi obat
2. Verifikasi order obat
sesuai dengan indkasi
3. Periksa tanggal
kadaluwarsa obat
4. Monitor tanda vital dan
nilai laboratorium sebelum
pemberian obat, jika perlu
5. Monitor efek terapeutik
obat
6. Monitor efek samping,
toksisitas dan interaksi
obat
Terapeutik :
1. Perhatikan prosedur
pemberian obat yang aman
dan akurat
2. Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memverifikasi atau
mengelola obat
3. Lakukan prinsip enam
benar (pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dokumentasi)
4. Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis
hipnotik, narkoba, dan
antibiotik
5. Hindari pemberian obat
yang tidak diberi label
dengan benar
6. Buang obat yang tidak
terpakai atau kadaluwarsa
7. Fasilitasi minum obat
8. Tandatangani pemberian
narkotika, sesuai protokol
9. Dokumentasikan
pemberian obat dan
respons terhadap obat
Edukasi ;
1. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat
Kasus IV
Tn. C usia 40 tahun sudah 3 hari dirawat di instalai rawat inap RS AC. Sebelum
masuk rumah sakit (SMRS), Tn. C merasa sakit perut pada area kuadran kanan atas.
Selain itu kulit pasien juga terlihat kekuning-kuningan. Selain itu Tn. C juga
mengeluh mual, muntah dan tidak selera makan. Pemeriksaan fisik didapatkan sclera
ikterik,l kulit tampak kuning, TD: 120/75 mmHg, N:95 x/menit, pernapasan 23
x/menit dan suhu: 37,0oC. Pemeriksaan USG didapatkan terdapat batu pada kantong
empedunya dan akan dilakukan operasi.

Dari Kasus IV tersebut Buatkan Analisa Data yang sebelumnya anda harus buatkan
pengelompokan data dahulu yaitu menentukan Data Subjektif dan Data Objektif,
Kemudian Tentukan Diagnosa Keperawatan yang Aktual dan Diagnosa Risiko dari
kasus tersebut ?

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Agen pencedera Nyeri Akut
- Tn. C mengatakan fisiologis/ inflamasi
nyeri perut pada kandung empedu
area kuadran kanan
atas
DO :
- P : terdapat batu
pada kantong
empedu
Q:-
R : nyeri perut pada
area kuadran kanan
atas
S:-
T:-
- Kulit Tn. C tampak
kuning
- Sklera Tn. C tampak
ikterik
- TTV :
TD = 120/75 mmHg
N = 95 x/menit
RR = 23 x/menit
S = 37,0 oC

DS : Mual, muntah Risiko defisit nutrisi


- Tn. C mengatakan
mual
- Tn. C mengatakan
muntah
- Tn. C mengatakan
tidak selera makan
DO :

Anda mungkin juga menyukai