Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Judul Penkes : Mioma Uteri


Sasaran : Ibu Hamil
Waktu : 10.00 Wib
Hari/tanggal : Sabtu 17 April 2014
RS/Puskesmas : Paviliun Maria RS. RK. Charitas Palembang

Karakteristik Peserta :
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapt
mengerti dan memahami tenteng mioma uteri, penyebab dan faktor predisposisi
mioma uteri, gejala pada mioma uteri, cara pencegahan dan pengobatan mioma
uteri

2. Tujuan Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu
Menjelaskan pengertian mioma uteri
Mengetahui penyebab dan faktor predisposisi mioma uteri
Menyebutkan klasifikasi mioma uteri
Mengetahui gejala mioma uteri
Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan mioma uteri
3. Materi Penkes :
a. Pengertian Mioma Uteri
b. Penyebab terjadi Moma Uteri
c. Faktor predisposisi
d. Klasifikasi mioma uteri
e. Tanda dan gejala mioma uteri
f. Pencegahan dan penanganan mioma uteri
4. Uraian Tugas :
Penyuluhan ini dilakukan secara mandiri oleh penyuluh dari awal sampai
berakhirnya kegiatan penyuluhan ini.

5. Kegiatan Penkes :

No Kegiatan Respon Waktu
1 Pendahuluan
Menyampaikan salam
Memperkenalkan diri
menjelaskan tujuan
d. kontrak waktu

Menjawab salam
Mendengarkan
Menjelaskan
persepsinya


5 Menit
2 Penyajian
Menjelaskan
pengertian Mioma
Uteri
Menjelaskan
penyebab terjadi
mioma uteri
Faktor predisposisi
Klasifikasi mioma
uteri
Tanda dan gejala
mioma uteri
Cara mencegah dan
penanganan mioma
uteri
Memberikan
Mendengarkan
dengan seksama
Mengajukan
pertanyaan kepada
penyuluh
Mendengar jawaban
dari penyuluh


15 Menit
kesempatan kepada
audience untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan
dari audience





3 Penutup
Tanya jawab
Menyimpulkan hasil
dari penyuluhan
Salam penutup
Menanyakan yang
belum jelas
Aktif bersama
menyimpulkan
Membalas salam

10 menit

6. Metode Penkes:
a. Ceramah
b. Diskusi

7. Media Penkes :
a. Leaflet

8. Evaluasi :
Melalui pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan:
Ibu dapat mengetahui apa itu mioma uteri
Faktor apa saja yang menyebabkan mioma uteri
Tanda dan gejala dari mioma uteri
Cara pencegahan dan pengobatan pada mioma uteri

9. Alokasi Waktu : 1 x 30 Menit

10. Seting Tempat : Paviliun Maria RS. RK. Charitas Palembang.

11. Buku Sumber:
Achdiat, Chrisdiono M. 2004. Obstetri Dan Ginekologi, Cetakan. Jakarta :
EGC
Mardiana, Lina. 2007. Kanker Pada Wanita, Cetakan 4. Jakarta : Penebar
Swadaya
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kandungan, Edisi. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://istanakeperawatan.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-mioma-
uteri.html, diakses 9 april 2014


















LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim
(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim.
(Lina Mardiana, 2007)
Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma
atau fibroid. (Arif Mansjoer, 1999, hal 387)
Myoma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya
sehingga dapat dalam bentuk padat. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG,
1998, hal 409).
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas:
1) Mioma sub mukosum
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri. Mioma
uteri dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
serviks (mioma geburt)
2) Mioma intiamural
Berada diantara serabut miometrium.
3) Mioma subserosum
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol ke permukaan
uterus dan diliputi serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua
lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma
subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah lepas
dari uterus, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian bebas
disebut wondering / parasitic fibroid. (Sarwono, 2005)

2. Anatomi Fisiologi
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di
dalam pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.
Ototnya disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah
dalamnya disebut endometrium. Letak uterus sedikit anteflexi pada bagian
lehernya dan anteversi (meliuk agak memutar ke depan) dengan fundusnya
terletak di atas kandung kencing. Panjang uterus adalah 5 sampai 8 cm dan
beratnya 30 sampai 60 gram.
Uterus terbagi atas 3 bagian berikut:
Fundus, bagian cembung di atas muara tuba uterina
Badan uterus, melebar dari fundus ke servix, sedangkan antara badan
dan servix terdapat istmus
Bagian bawah yang sempit pada uterus disebut servix
Dinding rahim yang terdiri dari segi lapisan yaitu:
Lapisan serosa (lapisan peritonium) di luar
Lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah
Lapisan mukosa (lapisan endometrium) di dalam

Fungsi Uterus
Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan. Sebutir
ovum, sesudat keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus.
Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum
itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal
berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya
menjadi tipis tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke
dalam rongga ebdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian
kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
(Evelyn C. Pearce, 1986, hal 259 261)

3. Etiologi
Penyebab mioma uteri yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti. Beberapa peneliti menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh dari sel
neoplastik tunggal (monoklonal) yang mengalami mutasi gen dari sel-sel normal,
sel-sel imatur miometrium atau dari sel embrional dinding pembuluh darah uterus.
Sedangkan dugaan lain menyatakan bahwa estrogen mempunyai peranan
penting tetapi dengan teori ini sukar diterangkan mengapa pada seseorang wanita
estrogen dapat menyebabkan mioma, sedangkan pada wanita yang lain tidak. Juga
pada beberapa wanita dengan mioma uteri dapat terjadi ovulasi, yang
menghasilkan progesteron yang sifatnya anti estrogen.
Untuk mencegah timbulnya myoma pada organ reproduksi sebaiknya
dihindari makanan yang diawetkan, makanan setengah matang, KB suntik dan pil
KB, serta melakukan cek kesehatan secara teratur dan berkala.
Pada myoma uteri terjadi perubahan sekunder. Perubahan sekunder pada
myoma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini dikarenakan
berkurangnya pemberian darah pada sarang myoma. Perubahan sekunder yaitu:
1) Atrofi
Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan myoma uteri menjadi kecil.

2) Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut, tumor
kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau
hanya sebagian kecil.

3) Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari myoma menjadi
cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-
agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga
menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak tumor ini sukar
dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

4) Degenerasi membatu (calcireous degeneration)
Ini terjadi pada wanita berusia lanjut, karena adanya gangguan dalam sirkulasi.
Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang myoma maka myoma
menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.

5) Degenerasi merah (carneous degeneration)
Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Diperkirakan karena
suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Degenerasi merah tampak
khas apabila terjadi pada kehamilan muda diserai emesis, haus, sedikit demam,
kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.

6) Degenerasi lemak
Jarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
(Sarwono, 2005)



5. Manifestasi Klinis

1) Perdarahan tidak normal
Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi
Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi
Gangguan kontraksi otot rahim
Perdarahan berkepanjangan
Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena
kekurangan darah, pusing, cepat lelah dan mudah terjadi infeksi.
Nyeri saat menstruasi
Terkadang mengalami gangguan saat menstruasi
2) Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi:
Terasa berat di abdomen bagian bawah
Sukar miksi atau defekasi
Terasa nyeri karena tertekannya urat syaraf


3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling
mempengaruhi:
Kehamilan dapat mengalami keguguran
Persalinan prematurus
Gangguan saat proses persalinan
Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
Kala ke tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan

6. Komplikasi
a. Nekrosis dan infeksi
Pada mioma sub mukosum yang terjadi polip, ujungnya kadang dapat
melalui kanalis servikalis dan dialirkan ke vagina. Dalam hal ini kemungkinan
terjadi nekrosis dan infeksi sekunder, penderita mengeluh tentang pendarahan
yang bersifat menoragia atau metrogania dan leukea.
b. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis dengan demikian terjadilah
sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak
terjadi, hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat
banyak sarang mioma dalam rongga peritonium.
c. Pertumbuhan leioma sarcoma
Ialah tumor yang tumbuh dari miometrium, kecurigaan terhadap sarkoma dan
mioma uteri timbul bila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak
membesar tiba-tiba menjadi besar, apabila hal itu terjadi setelah menopause.

7. Evaluasi Diagnostik
1) Ultrasonografi
Untuk menentukan jenis tumor, lokasi myoma, ketebalan endometrium.
2) Foto BNO / IVP
Untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan
perjalanan ureter.
3) Tes kehamilan
4) Darah lengkap dan urine lengkap
5) Histerografi dan histeroscopi
Untuk menilai pasien myoma sub mukosa disertai infertilitas.
(Chrisdiono, 2004)

Anda mungkin juga menyukai