Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Laurens D. Paulus, Sp.OG (K) Onk
BAB 1
PENDAHULUAN
Mioma adalah suatu tumor jinak pada uterus yang berasal dari otot uterus
atau jaringan ikat. Biasa disebut mioma atau myom atau fibroid. Jumlah penderita
belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan
20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun. Asal mulanya penyakit
mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan
sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada
dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.(1,2)
Tidak sedikit kehamilan yang disertai dengan mioma uteri. Mioma dapat
mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta,
terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang
memperparah mioma uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan
sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam
tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi
dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm.(4)
Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
atau 40 minggu, dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 42 minggu
kehamilan prematur.(4)
yaitu:(5)
a. Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita
b. Nausea (mual) dan emesis (muntah). Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan
pertama kehamilan, kadang-kadang disertai emesis. Sering terjadi pagi hari, tapi
pada bulan-bulan pertama akan tetapi akan menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.
e. Anoreksia (tidak ada nafsu makan). Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama
g. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid.
h. Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung
dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai
kloasma gravidarum. Areola mamma juga menjadi lebih hitam karena deposit
i. Epulis, adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama.
j. Varises sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genitalia
Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berada pada uterus atau organ rahim.(6)
suatu pertumbuhan jinak dari otot – otot polos, tumor jinak otot rahim, disertai
jaringan ikat, neoplasma yang berasal dari otot uterus yang merupakan jenis
tumor uterus yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat mencapai
ukuran besar, biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia reproduksi
Klasifikasi mioma uteri dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang
terkena:(6)
1. Lokasi.
Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
Corporal (91%), merupakan lokasi paling sering terjadi dan seringkali tanpa
gejala.
2. Lapisan Uterus
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi
saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui
dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan
Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas
dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma
Mioma uteri pada intramural sering tidak memberikan gejala klinis yang
berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor didaerah perut sebelah
bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang –
kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar (jaringan
Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan
ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruang
rahim. Dari sudut klinik, mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih
penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun
7
keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya
2.3 Epidemiologi
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
banyak. Sebanyak 20% dari wanita kulit putih dan 50% dari wanita kulit hitam
sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada
umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10%
11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Mioma uteri terjadi pada
20% wanita diatas 35 tahun. Insiden terjadinya mioma pada kehamilan berkisar
2.4 Etiologi
Etiologi dari mioma uteri sampai saat ini belum diketahui pasti,
Estrogen
tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri
kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada
jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih
Progesteron
yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu Human Placental
Lactogen (HPL), terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan
yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi
Ada beberapa faktor yang di duga kuat sebagai faktor risiko terjadinya
a. Umur
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan
sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering
b. Riwayat Keluarga
seorang ibu mempunyai mioma, maka risiko yang dihadapi putrinya sekitar 3
kali lebih tinggi berbanding dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga.
c. Paritas
Lebih sering terjadi pada nullipara atau wanita yang relatif intertil, tetapi
sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri
atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua
5 kali lipat risiko mengalami fibroid berbanding wanita kulit putih. Seperti yang
disebutkan di atas, sebanyak 20% dari wanita kulit putih dan 50% dari wanita
e. Obesitas
f. Makanan
g. Fungsi Ovarium
mioma, dimana uteri muncul setelah menarke, berkembang saat kehamilan dan
sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada
Munculnya gen yang distimulasikan oleh estrogen lebih banyak pada mioma dari
pada miometrium normal, yang mana hal ini mungkin penting pada
sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu, tumor ini kadang – kadang
dini.
11
2.6 Patogenesis(11)
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum diketahui.
Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada
usia reproduksi dan kejadiannya rendah pada usia menopause. Hormon ovarium
menurun untuk terjadinya mioma uteri. Jaringan mioma uteri lebih banyak
Pertumbuhan mioma uteri bervariasi pada setiap individu, bahkan pada nodul
mioma pada uterus yang sama. Perbedaan ini berkaitan dengan jumlah reseptor
estrogen dan reseptor progesteron. Patogenesis mioma uteri dengan teori cell nest
atau genitoblas. Terjadinya mioma uteri bergantung pada sel-sel otot imatur
yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus
oleh estrogen.
dalam tumor. Nyeri kram dapat disebabkan oleh kontraksi uterus sebagai upaya
Rasa nyeri bukan merupakan gejala khas tetapi dapat timbul karena
gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat
dismenore.
terjadinya menoragia baik secara efek lokal terhadap endometrium atau alterasi
mioma mengalami kompresi vena yang mengarah kepada formasi venous lake di
fungsi pelvik. Oleh karena itu, penderita akan mengalami sakit di bagian bawah
Gangguan penekanan dari mioma tergantung dari besar dan lokasi mioma
uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra
dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada
13
mioma mengambil terlalu banyak ruang. Tambahan pula, fibroid dapat bertambah
besar sehingga penderita yang tidak hamil dapat menyerupai wanita hamil.
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars
risiko infertilitas walaupun sub analisis dari 4000 pasien mengarah kepada
Ini adalah penting bagi menunjukkan dari meta-analisis bahwa tak ada
Diagnosis dari mioma uteri dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan
1. Pemeriksaan Fisik
serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas, teraba suatu massa pelvis yang
14
keras.
didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum douglas.
dua jari dari sebelah tangan ke dalam vagina sedangkan tangan yang
fibroid, uterus akan teraba lebih besar atau uterus akan membesar mengarah ke
uterus yang irregular dan mengeras atau protrusi batu bulat (cobblestone) yang
dapat teraba agak keras sewaktu palpasi. Konsistensi padat dan kenyal.
2. Pemeriksaan Penunjang(12)
dan keadaan adneksa dalam rongga pelvis. Pelvis ultrasonografi digunakan untuk
memastikan (bila perlu) kehadiran mioma uteri, tetapi biasanya ditegakkan secara
ovari dapat dibedakan dari tumor. Mioma juga dapat dideteksi dengan MRI,
tetapi pemeriksaan ini lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG.
MRI berguna untuk evaluasi mioma yang berukuran besar karena ultrasonografi
radiasi.
2.9 Penatalaksanaan(6,10,13)
terjadi degenerasi merah pada mioma, biasanya sikap konservatif dengan istirahat
baring dengan pengawasan yang ketat memberi hasil yang cukup memuaskan.
histerektomi.
a. Miomektomi
karena dapat terjadi perdarahan yang massif sewaktu operasi sebagai akibat
beberapa kasus yang mana tumornya terletak di bagian uterus bawah dan ini
akan dimasukkan melalui serviks dan mengisi kavum uteri dengan cairan
Keuntungan teknik ini adalah waktu penyembuhan pasca operasi yang lebih
organ sekitar seperti usus, ovarium, dan rektum. Miomektomi dengan teknik
b. Histerektomi
Pada mioma uteri, sebesar 30% dari seluruh kasus dilakukan histerektomi.
Teknik ini dilakukan pada pasien dengan indikasi bila didapati keluhan
tindakan operasi tidak melalui insisi pada abdomen. Oleh karena pendekatan
sikatriks sehingga memuaskan pasien dari segi kosmetik. Selain itu kemungkinan
Pada prosedur tindakan ini dilakukan untuk memisahkan adneksa dari dinding
pelvik dan memotong mesosalfing kea rah ligamentum di bagian bawah. Kedua,
(CISH) tanpa colpotomy. Prosedur ini merupakan modifikasi dari STAH, dimana
lapisan dalam dari serviks dan uterus direseksi dengan menggunakan morselator.
Keuntungan dari CISH adalah untuk mengurangi resiko trauma pada ureter dan
kadung kemih, perdarahan lebih minimal, waktu operasi lebih cepat, resiko
infeksi lebih minimal dan waktu penyembuhan lebih singkat. Dari tulisan ini
19
dapat disimpulkan bahwa terapi yang terbaik untuk mioma uteri adalah
waktu penyembuhan yang lebih cepat dan angka morbiditas yang lebih rendah
2.9 Prognosis
Meskipun ada banyak komplikasi yang bisa saja terjadi, pada umumnya
banyak ibu hamil dengan mioma uteri memiliki kehamilan yang normal dan
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Agama : Kristen
Alamat : Oeleta
No RM : 508619
Keluhan utama : Datang dengan keluhan nyeri perut sejak kurang lebih satu
minggu, yang dirasakan hilang timbul dan memberat sejak satu hari sebelum
URINALISA
Warna Kuning muda Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Berat jenis 1,015 1,000 – 1,030
pH 7,0 4,5 – 8,0
Leukosit esterase Negatif Leu/µL Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Albumin Mg/dL
Glukosa Negatif Mg/dL Negatif
Keton Negatif Mg/dL Negatif
Keton Negatif Mg/dL Negatif
Bilirubin Negatif Mg/dL Negatif
Kreatinin Mg/dL
Darah Negatif Mg/dL Negatif
Sedimen
Eritrosit 0-1 /lpb Negatif
Leukosit 0-1 /lpb 0-5
Silinder Negatif /lpk Negatif
Sel epitel 1-3 /lpk 0-2
Bakteri Negatif Negatif
A G3P2A0 AH2 14-15 minggu T/H + Mioma uteri
P observasi
kaltrofen supp. bila nyeri
I Kaltrofen supp (25/2/2019 – 23.30)
Visite DPJP, advis (26/2/2019 – 13.00):
- Kie untuk konservatif
- Bila kesakitan hebat rencana miomektomi
- Observasi
Pasien mengeluh nyeri perut diberikan katrofen supp (26/2/2019 –
21.00)
Pasien muntah 3 kali, pusing dan perut sakit (27/2/2019 – 08.00)
Infus D5% tetesan cepat, TD: 80/50, S: 36, N:62, RR: 22x (27/2/2019 –
08.20)
Visite DPJP, advis (27/2/2019 – 09.00):
- Rencana miomektomi
- Uterogestan 3x200 mg/rectal
- konsul bedah
Uterogestan 200 mg/rectal, pasien mengeluh diare sudah > 5x dan mutah
23
Pasien tidak pernah mengalami gejala yang serupa sebelumnya. Pasien menyangkal
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gejala seperti yang dirasakan pasien. Ayah
1 hari makan 3 kali sehari, pasien lebih suka makan sayuran untuk dan daging sapi atau
babi pasien konsumsi tidak rutin (1 minggu 2 kali) dengan porsi 2-3 potong saja, selain
itu diselingi makan daging ayam atau ikan. Pasien tidak pernah merokok atau minum
Riwayat kontrasepsi
KB Pil minum selama 1 bulan (berhenti bulan juli 2018), IUD (lepas bulan oktober 2018)
Riwayat ANC
Riwayat Menstruasi
Menarche usia 12 tahun, siklus haid 30 hari teratur, lama haid 3 hari.
Riwayat persalinan
25
1. 9 bulan/RS/Bidan/Spontan/3000g/Laki-laki/10 tahun
2. 9 bulan/Klinik/Dokter/Spontan/3100g/Laki-laki/2 tahun
3. Hamil ini
a. HPHT : 22/11/2018
b. TP : 29/8/2019
c. UK : 14-15 Minggu
Tanda-tanda Vital:
Pernapasan : 18 x/m
Suhu : 36,6oC
Leher : Simetris, pembesaran KGB (-), tidak teraba masa, pembesaran kelenjar
tiroid (-)
Paru :
Jantung :
26
Abdomen
Pemeriksaan laboratorium
URINALISA
Warna Kuning muda Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Berat jenis 1,015 1,000 – 1,030
pH 7,0 4,5 – 8,0
Leukosit esterase Negatif Leu/µL Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Albumin Mg/dL
Glukosa Negatif Mg/dL Negatif
Keton Negatif Mg/dL Negatif
Keton Negatif Mg/dL Negatif
Bilirubin Negatif Mg/dL Negatif
Kreatinin Mg/dL
Darah Negatif Mg/dL Negatif
Sedimen
Eritrosit 0-1 /lpb Negatif
Leukosit 0-1 /lpb 0-5
Silinder Negatif /lpk Negatif
Sel epitel 1-3 /lpk 0-2
Bakteri Negatif Negatif
3.5 Assesment
3.6 Planning
3.7 Follow-up
BAB 4
PEMBAHASAN
Johannes. Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sejak kurang lebih satu
minggu, yang dirasakan hilang timbul dan memberat sejak satu hari sebelum
masuk rumah sakit RSUD W.Z. Johannes. Pasien juga mengeluhkan besar perut
saat ini tidak sama ketika mengandung anak ke-2, dimana perut terlihat lebih
30
besar walaupun sekarang sedang hamil muda. Keluar darah dari jalan lahir (-).
pasien datang membawa pengantar dari dr.Sp.OG dengan diagnosa G3P2A0 AH2
+ mioma uteri, pasien megeluhkan nyeri perut sejak kurang lebih satu minggu,
yang dirasakan hilang timbul dan memberat sejak satu hari sebelum masuk rumah
sakit RSUD W.Z. Johannes, pada pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium dalam
batas normal.
Keluhan nyeri perut pada pasien dikaitkan dengan hasil USG yaitu
merah fibroid dapat dinilai dengan pemeriksaan patologi anatomi, perubahan ini
biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Pada degenerasi merah terjadi nekrosis
bertangkai dan oleh desakan uterus yang membesar atau setelah bayi lahir,
Angka kejadian mioma uteri 35-77% pada wanita usia produktif, hal ini
sesuai dengan kasus dimana pasien berusis 36 tahun. Mioma uteri meningkat pada
dimana siklus haid tidak teratur, memanjang sedikit atau banyak yang kadang-
kadang disertai rasa nyeri. Pada masa pramenopause kadar FSH tinggi sehingga
hyperplasia yang dapat menyebabkan fibroid uteri. Pada kasus ini pasien berusia
Dalam anamnesa pasien juga mengatakan bahwa besar perut saat ini tidak
sama ketika mengandung anak ke-2, dimana perut terlihat lebih besar walaupun
sekarang sedang hamil muda, mioma uteri secara signifikan meningkatkan ukuran
selama awal kehamilan dan kemudian menurun pada trimester ketiga. (13) Mioma
yang berukuran < 5 cm dapat stabil dan ukurannya dapat berkurang sedangkan
terjadi degenerasi merah pada mioma, biasanya sikap konservatif dengan istirahat
baring dengan pengawasan yang ketat memberi hasil yang cukup memuaskan.
(6,10,13)
menimbulkan gejala. Menurut American College of Obstetricans and
Dalam kasus ini terapi yang dilakukan yaitu konservatif serta terapi
simtomatis untuk nyeri dan bila nyeri bertambah hebat dilakukan pembedahan
dengan miomektomi.
BAB 5
PENUTUP
Telah dilaporkan pasien wanita 36 thn dengan diagnosis, G3P2A0 AH2 14-
dipulangkan dengan kondisi baik dan di sarankan untuk kontrol poli kandungan
DAFTAR PUSTAKA
2014. p. 139–47.
2014. p. 213–20.
2015;9(10):15–8.
35
2003;
17.