BBLR, RDS
Pembimbing:
dr. Mas Wishnuwardhana, Sp.A
Disusun Oleh:
Anggie Pradetya Maharani (03011031)
Identitas Pasien
Nama
: By. Ny. K
Usia
: 9 hari
Tempat/Tgl lahir
2016
: Bekasi, 1 Juni
: KP Galian
BBL
: 2000 gram
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Bayi tidak langsung menangis saat lahir
KELUHAN
TAMBAHAN
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Kelahiran
Morbiditas kehamilan
Tidak ditemukan
kelainan
Perawatan antenatal
Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
Ginekologi
Normal
Masa gestasi
34 minggu
Keadaan bayi
Riwayat makanan
Umur (bulan)
ASI/PASI
Buah/biscuit
Bubur susu
Nasi tim
0-2
2-4
4-6
6-7
8-10
10-12
Ballard score
Ballard score
Maturity
13
Kurva Lubchenco
Apgar score
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
S
: 107 mg/dl
: 37o C
A
: Napas spontan, retraksi +/+, NCH /-, RR
44x/menit
B
: Sianosis -, pallor-, CRT <3, HR :
140x/menit
L
:-
:-
Hidung
Telinga
Bibir
Mulut
Leher
Trakea ditengah
: Bentuk simetris
Perkusi
Auskultasi
wheezing (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Datar
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Anggota gerak
: Akral hangat, sianosis (-) CRT <3 detik.
Plantar crease < 2/3 anterior.
Tulang belakang
Pemeriksaan
laboratorium
Tanggal
Pemeriksaan
Hasil
10/3/16
11/3/16
12/3/16
GDS
GDS
GDS
197
85
108
Nilai
normal
60-110
mg/dl
Resume
Bayi dari Ponek RSUD Kota Bekasi dengan keluhan bayi
tidak langsung menangis.
Bayi laki-laki, lahir sectio cesaria, G 4P3A0 34 minggu, a/i
KPD 4 jam, ditolong oleh seorang dokter spesialis
kandungan.
BBL 2000 gram, PBL 47 cm, APGAR Score 8/9, ketuban
kering, anus (+).
Bayi tidak langsung menangis, merintih, sesak nafas (+),
dan terdapat retraksi (+). Refleks hisap tidak baik, tonus
otot tidak baik.
Resume [2]
Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat, HR:
140x/m, RR: 44x/m, nafas spontan, retraksi (+).
Geraka aktif, retraksi sela iga (+), dan tanda
prematuritas seperti lanugo (+), daun telinga belum
sempurna (+), puting susu datar,
Pada pemeriksaan Ballard Score didapatkan skor 25
yang menunjukkan usia gestasi 34 minggu.
Pada
pemeriksaan
dengan
grafik
Lubchenco,
berdasarkan berat dan usia gestasinya, pasien
tergolong sesuai dengan masa kehamilan.
Diagnosa kerja
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Prematuritas
Respiratory Distress Syndrome
(RDS)
Tatalaksana
Prognosis
Ad vitam
: Ad bonam
Ad fungsionam
: Ad bonam
Ad sanationam
: Ad bonam
02/06/2016 HP : 2
04/06/2016 HP : 4
FollowUG
up34+3
S
:S
:
T
: 37 oC
T
: 38,1oC
A
: )2 nasal canul retraksi (+), A
: nasal canul, retraksi (-),
NCH (-/-), RR : 56
NCH (-/-), RR : 52
B
: sianosis (-), pucat (-), CRT B
: sianosis (-), pucat (-), CRT
< 3, HR : 160
< 3, HR : 136
L
:L
:E
:E
:Terapi :
-IVFD N5 8 cc/jam
Terapi
:
-Ampisilin Sulbaktam (Cinam) 2 x IVFD N5 8 cc/jam
150 mg
Ampisilin Sulbaktam (Cinam) 2 x
-Amikasin 15 mg/12jam
150 mg
Amikasin 15 mg/12jam
-Pemberian nutrisi (susu) 8x50cc.
Pemberian nutrisi (susu) 8x15cc.
Pemberian BE nutrion 30cc
07/06/2016 HP: 7
UG 35
10/06/2016 HP : 10
Follow BBS
up : 2000 gram, UG 35+3
S
: 85 mg/dl
S
:o
T
: 37 C
T
: 36,5oC
A
: spontan, retraksi (-),
A
: Spontan, Retraksi (-),
NCH (-/-), RR : 48
B
: sianosis (-), pucat (-), NCH (-/-), RR : 44
B
: sianosis (-), pucat (-),
CRT < 3, HR : 140
CRT < 3, HR : 140
L
:E
:L
:-
E
Terapi :
IVFD N5 8 cc/jam
Ampisilin Sulbaktam (Cinam) 2 x
150 mg
Amikasin 15 mg/12jam
Pemberian nutrisi (susu) 8x25cc.
:-
Terapi :
-Ceptik 3 x 7,5
-Nymiko 3 x 0,5 cc
-Sanbe 1 x 0,3 cc
ANALISA KASUS
Tinjauan pustaka
Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) bayi
yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Klasifikasi
Prematuritas murni
Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Disebabkan oleh
terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta, kurang baiknya
keadaan umum ibu atau gizi ibu, atau hambatan pertumbuhan
dari bayinya sendiri.
Etiologi
Faktor ibu
Faktor janin
Faktor plasenta
Toxemia
Hipertensi
dan/atau penyakit
ginjal
Hipoksemia
(misalnya:
menderita
penyakit jantung
atau paru)
Malnutrisi (mikro
dan makro)
Menderita
penyakit kronis
Anemia sel sabit
Konsumsi obatobatan,alkohol,
rokok.
dsb.
Kelainan
kromosom
(autosomal
trisomi)
Infeksi pada janin
(cytomegalic
inclusion disease,
rubella
kongenital, sifilis)
Anomali
kongenital
Radiasi
Kehamilan ganda
Hipoplasi
pankreas
Defisiensi insulin
Defisiensi insulinlike growth factor
type 1.
dsb.
Penurunan berat
plasenta dan/atau
selularitas
plasenta
Penurunan luas
permukaan
plasenta
Villous plaentitis
(disebabkan
bakteri, virus,
parasit)
Infark plasenta
Tumor ( mola
hidatidosa,
chorioangioma)
Plasenta terpisah
dsb.
Patofisiologi
Plasenta
Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat
plasenta dan luas permukaan villus plasenta.
Darah uterus, juga transfer oksigan juga transfer oksifen
dan nutrisi plasenta dapat berubah pada berbagai penyakit
vaskular yang diderita ibu.
25% sampai 30% kasus gangguan pertumbuhan janin
dianggap sebagai hasil penurunan aliran darah uteroplasenta
pada kehamilan dengan komplikasi penyakit vaskular ibu.
Keadaan klinis yang meliputi aliran darah plasenta yang
buruk meliputi kehamilan ganda, penyalah-gunaan obat,
penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau kronik),
penyakit ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi plasenta
umbilikus yang abnormal, dan tumor vaskular.
Patofisiologi
[2]
Malnutrisi
Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi
pertumbuhan janin, yaitu berat ibu sebelum hamil dan
pertambahan berat ibu selama hamil.
Pada fase pertunbuhan trimester ketiga saat hipertrofi
seluler janin dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi
persediaan ibu jika masukan nutrisi ibu rendah.
Infeksi
Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella kongenital dan
sitomegalovirus
(CMV)
umumnya
terjadi
gangguan
pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur kehamilan
saat mereka dilahirkan.
Patofisiologi [3]
Faktor genetik
Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir
berkaitan dengan kontribusi genetik ibu dan janin.
Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir
bayi
Anamnesis
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil
Diagnosis
[2]
Berat badan
Diagnosis [3]
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
Pemeriksaan skor ballard
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia
fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru
lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada
umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
kurang lebih.
Tatalaksana
Medika mentosa
Pemberian vitamin K1 :
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian
(saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu).
Diatetik
Refleks menghisapnya masih lemah berikan ASI atau susu
formula dengan OGT atau dengan pipet
Tatalaksana
[2]
Suportif
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar
panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia
di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai
petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan
tangan dingin
Ukur suhu tubuh dengan berkala
Komplikasi
Ketidakstabilan suhu
Kesulitan pernapasan
Kelainan gastrointestinal dan nutrisi
Imaturitas hati
Imaturitas ginjal
Imaturitas imunologis
Kelainan neurologis
Kelainan kardiovaskuler
Kelainan hematologis
Metabolisme.
Prognosis
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali
lebih besar dari bayi normal.
Prognosis akan lebih buruk bila BB makin
rendah, angka kematian sering disebabkan
karena komplikasi neonatal seperti asfiksia,
aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial,
hipoglikemia.
Respiratory
distress
syndrome (rds)
Definisi
= Sindrom Gangguan Pernafasan (SGP) atau
Respiratory Distress Syndrome (RDS)
Adalah diagnosis klinis pada bayi baru lahir
prematur dengan kesulitan pernapasan,
termasuk takipnea (> 60 napas/menit),
retraksi dada, dan sianosis di ruangan biasa
yang menetap atau berlangsung selama 48-96
jam pertama kehidupan, dan gambaran foto
rontgen dada yang karakteristik (pola
retikulogranular seragam dan bronkogram
udara perifer).
Etiologi
Defisiensi surfaktan
Surfaktan yang hadir dalam konsentrasi tinggi
pada paru janin mengalami homogenasi pada
usia kehamilan 20 minggu, tetapi tidak
mencapai permukaan paru-paru sampai nanti.
Ia muncul dalam cairan amnion pada waktu di
antara 28 dan 32 minggu. Tingkat maturitas
dari surfaktan paru biasanya terjadi setelah 35
minggu
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Tanda-tanda gangguan pernafasan progresif
dicatat segera setelah lahir dan termasuk
yang berikut:
Takipnea
Ekspirasi merintih (dari penutupan sebagian
glotis)
Retraksi subcostal dan interkostal
Sianosis
Napas cuping hidung
Pada neonatus yang sangat immatur dapat terjadi
apnea dan/atau hipotermia.
Pemeriksaan lab
AGD
Hitung sel darah lengkap
Kultur darah
GDS
Elektrolit serum
Pemeriksaan rontgen
Sebuah foto rontgen dada AP harus diperoleh untuk
semua bayi dengan gangguan pernapasan dengan durasi
apa pun.
Temuan radiografi khas pada PMH adalah pola
retikulogranular yang seragam, disebut sebagai
retikulogranuler difus bilateral disertai air bronchogram
dan paru kolaps.