Anda di halaman 1dari 44

Pembimbing :

Dr. Hj. Lucky Savitri, Sp.OG


Presentan :
Tika Martika Rini (1210221040)

Departemen Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Persahabatan
Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
Lig. Cardinale
Lig. Sakrouterina
Lig. Rotundum
Lig. Puboservikale
Lig. Latum
Lig.
Infundibulopelvik
um
Lig. Ovarii

Suatu organ genitalia turun ke dalam vagina,
bahkan bila mungkin ke luar dari liang vagina.
Pelvic Organ Prolapse.

1. Prolapsus Vagina

2. Prolapsus Uteri
Inversio vagina. Kerusakan otot penyokong
vagina atas karena persalinan atau tekanan
intra abdomen tinggi.
Eversio vagina. Lemahnya otot vagina
bawah, kerusakan diagfragma pelvis.

Pasien diminta meneran.
Bila yang terlihat sistokel dan rektokel dulu
kemudian disusul oleh serviks, jaringan
penyokong bawah yang rusak maka eversio
lebih dominan.
Bila terlihat serviks lebih dulu dan disusul oleh
sistokel atau rektokel, kerusakan terjadi pada
jaringan penyokong vagina atas, maka
innversio lebih dominan.
Sistokel : turunya kandung kemih melalui fasia pubeservikalis,
sehingga dinding vagina depan menjadi tipis dan disertai pwnonjolan
ke dalam lumen vagina. Pada sistokel yang besar akan menarik utero
verica junction dan ujung ureter kebawah dan keluar vagina, sehingga
kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan dan, kerusakan
ureter bila tidak dikenal.
Uretrokel : hilangnya penyokong dari fasia pubo cervicalis dan fasia
pubouretralis.
Enterokel : enterokel biasanya berisi usus halus atau omentum dan
mungkin dapat
Retrokel : kelamahan dari dinding vagina belakang yang
menyebabkan penonjolan dari rektum ke dalam vagina. Rektum turun
melalui septum rektovaginal dan menyebabkan dinding vagina
menonjol ke depan.
Korpokel pasca hysterektomia. Penurunan vagina pasca
histerektomia.
Prolapsus uteri : terjadi karena kelemahan dinding endopelvik
terutama ligamentum transferal.

pergeseran letak uterus ke bawah sehingga
serviks atau seluruh uterus berada di dalam
orificium vagina, atau keluar hingga melewati
vagina.
Turunnya uterus melalui dasar panggul atau
hiatus genitalis disebabkan karena
kelemahan otot-otot, fascia, ligamentum-
ligamentum yang menyokongnya.
Angka kejadian.
lebih sering terjadi pada wanita yang telah
melahirkan, menopause dan pekerjaan berat.
di rscm tahun 1995-2000 dirawat 240 kasus
prolaps genital.

Faktor risiko
multiparitas
umur
penyakit atau kelainan jaringan ikat
peningkatan tekanan intra abdominal
Klasifikasi
Friedman dan little (1961)
tk 1 : serviks turun sampai introitus vagina.
tk 2 : serviks menonjol keluar dr introitus vagina
tk 3 : uterus keluar dari vagina , prosidensia uteri
Stage 0 = Tidak ada
prolaps
Stage I = Ujung prolaps
turun sampai setengah
dari introitus
Stage II = Ujung prolaps
turun sampai introitus
Stage III = Ujung prolaps
sampai setengahnya
diluar vagina
Stage IV = Ujung prolaps
sampai lebih dari
setengahnya ada di luar
vagina.


Pelvis terasa berat dan nyeri pelvis
Protrusi atau penonjolan jaringan
Nyeri punggung bawah
Konstipasi
Kesulitan berjalan
Kesulitan berkemih
Peningkatan frekuensi, urgensi, dan
inkontinensia dalam berkemih
Nausea
Discharge purulen
Perdarahan
Ulserasi
posisi pasien berdiri dan kandung kemih
kosong dibandingkan dengan posisi supinasi
dan kandung kemih penuh dapat berbeda 1-2
derajat prolaps.
Tanda-tanda menurunnya estrogen:
Berkurangnya rugae mukosa vagina
Sekresi berkurang
Kulit perineum tipis
Perineum mudah robek

Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
Dekubitus
Hipertrofi serviks dan elongasio koli
Gangguan miksi dan strwss inkontinensia
Infeksi saluran kencing
Kemandulan
Kesulitan pada waktu persalinan
Hemoroid
Inkarserasi usus halus

Konservatif
Latihan-latihan otot dasar panggul
Stimulasi otot-otot dengan alat listrik
Pessarium

Sistokel kolporafi anterior.
Rektokel kolpoprineoplastik.
Enterokel
Prolapsus uteri ventrofiksas
Operasi maseter
Histerektomi pervaginam
kolpoklesis
purandare

suatu tindakan operatif berupa sayatan pada
perineum meliputi selaput lendir vagina,
cincin selaput dara, jaringan pada septum
rektovaginal, otot-otot dan fascia perineum
dan kulit depan perineum.


Indikasi Ibu
Primigravida
Perineum kaku,
riwayat robekan
perineum pada
persalinan
sebelumnya.
Arkus pubis sempit

Indikasi Janin
Janin premature
Janin letak sungsang,
defleksi, janin besar
Terdapat indikasi untuk
mempersingkat kala II
Pada kala II persalinan
Kepala sudah terlihat 3-4 cm ketika ibu
mengedan
Dilakukan saat his
Menggunakan gunting episiotomi yang tajam
dan steril
Saat pemasangan forcep
Dilakukan setelah cuman terpasang dan
sebelum traksi
Pada persalinan sungsang dilakukan sebelum
bokong lahir
Persalinan tidak berlangsung pervaginam
Terdapat kondisi untuk terjadinya perdarahan
banyak. (cont. varises vulva vagina)
Episiotomi dianjurkan dilakukan pada saat
kepala janin sudah terlihat dengan diameter
3-4 cm pada waktu his
Pada letak sungsang, episiotomi dilakukan
sebelum bokong lahir
Episiotomi medial
Episiotomi
mediolateral
Episiotomi Lateralis
Insisi Schuchat
penerangan yang baik
Hemostasis yang baik dan mencegah dead
space.
Penggunaan benang jahitan yang mudah
diabsorbsi dan jarum atraumatik
Pencegahan penembusan kulit oleh jahitan dan
mencegah tegangan yang berlebihan.
Jumlah jahitan dan simpul jahitan diusahakan
seminimal mungkin.
Hati-hati agar jahitan tidak menembus rektum.

Anda mungkin juga menyukai