Anda di halaman 1dari 8

Hiperplasia endometrium

Nyndi selviani putri


14-119
C-4
Definisi
• Hiperplasia endometrium merupakan diagnosis
histologi, yang ditandai dengan proliferasi
kelenjar endometrium sehingga rasio kelenjar-
stroma lebih besar dibanding endometrium yang
normal.5,8
• Proliferasi kelenjar tersebut sangat bervariasi baik
ukuran maupun bentuk dan dapat berupa
hiperplasia atipik yang bisa berkembang menjadi
atau timbul bersamaan dengan kanker
endometrium.5,8
Klasifikasi
Klasifikasi hiperplasia endometrium menurut World
Health Organization ditentukan berdasarkan dua faktor :
1. corak arsitektur kelenjar/stroma, bisa simple atau complex.
2. Ada atau tidaknya nuclear atypia.

Berdasarkan kedua hal tersebut diatas WHO membuat


klasifikasi Hiperplasia Endometrium sebagai berikut :
• Simple hyperplasia : peningkatan jumlah kelenjar dengan
arsitektur yang regular.
• Complex hyperplasia : kelenjar iregular yang padat.
• Simple hyperplasia with atypia : hiperplasia simpel dengan
adanya sitologi atipik.
• Complex hyperplasia with atypia: hiperplasia kompleks
dengan sitologi atipik.
Diagnosis
1. Perdarahan uterus abnormal
Biopsi endometrium harus dilakukan pada setiap wanita dengan perdarahan
uterus abnormal yang dicurigai hiperplasia endometrium atau kanker
endometrium

2. Adanya sel glandular atipik

Ditemukannya sel glandular atipik pada sitologi serviks harus dilakukan


biopsi endometrium untuk menentukan apakah ditemukan hiperplasia atau
kanker endometrium sebagai penyebabnya.

3. Adanya sel endometrial

Wanita dengan gambaran sel endometrial dari hasil sitologi serviks yang
asimptomatik harus dilakukan biopsi endometrium jika wanita-wanita
tersebut beresiko tinggi menderita kanker endometrium ( misal : usia lebih
dari 40 tahun; riwayat penyakit terdahulu dan keluarga
Tatalaksana
Tanpa sel-sel atipik
dapat diberikan medroxyprogesterone acetate ( MPA) 10 mg per
hari selama 12 - 14 hari setiap bulan selama 3-6 bulan. Dapat
pula dilakukan induksi ovulasi pada wanita muda yang
menginginkan anak. Pemakaian kontrasepsi intrauterin yang
mengandung levonorgestrel juga efektif, terutama pada wanita
yang menginginkan kontrasepsi jenis tersebut
Setelah pemberian terapi, jika siklus menstruasi belum kembali
normal, dapat diberikan terapi pencegahan seperti MPA 5 -10
mg perhari selama 12 - 14 hari setiap bulan. Dan apabila
dijumpai perdarahan uterus yang abnormal , dilakukan biopsi
ulang
Dengan sel-sel atipik
• Di evaluasi lebih lanjut yaitu dengan dilakukannya dilatasi dan
kuretase. Bila diagnosa telah dikonfirmasi dan tidak dijumpai
koeksistensi dengan adenokarsinoma, dapat diberikan megestrol
acetate oral secara kontinu dengan dosis 40 mg dua kali sehari pada
wanita yang masih menginginkan anak, dan dosis tersebut dapat
ditingkatkan hingga empat kali sehari. Selain itu dapat pula diterapi
dengan pemakaian kontrasepsi intrauterin yang mengandung
levonorgestrel atau dapat pula diberikan MPA 600 mg per hari
dengan aspirin dosis rendah.
• Setelah pemberian terapi selama 3 bulan, harus dilakukan biopsi
endometrium ulang. Apabila pada pemeriksaan histopatologi hasil
kuret keadaan tersebut menetap selama tujuh hingga sembilan bulan,
dapat dikatakan bahwa terapi tersebut gagal, dan dianjurkan
dilakukan tindakan histerektomi

Anda mungkin juga menyukai