MILD Sesak napas saat - HR (rest) < 90-100 Eksudat dalam paru <
melakukan kegiatan, - RR (rest) < 20 25%
batuk kering - Dusky nailbends
SEVERE Sesak napas, kelelaham, - HR > 110 Eksudat > 50% pada
sesak ketika berbaring -RR > 30 kedua lapang paru
(ortopnea) - wajah dan kuku sianosis
-Sputum darah, koma
Gejala Klinis
EARLY PROGRESIF
-Batuk tidak berdahak -Batuk berdahak + berdarah
-Batuk meingkat pada malam - Ronkhi basah semakin meluas
hari -Ortopneu dapat terjadi <
- adanya Ronkhi pada px. Fisik 20%
-Dispnea lebih parah -dispneu berat, sianosis
dibandingkan orang lain dan -Status mental memburuk
terjadi saat istirahat dengan kebingungan yang
-Bibr sianosis, takikardi, progresif & kadang halusinasi,
takipneu saat istirahat kehilangan kesadaran, sampai
-Patognomonik: awal mendaki koma, kematian (tanpa terapi)
dalam kondisi fit tapi setelah -Subfebris / febris derajat
mendaki terasa lelah, lemah rendah dengan temperatur
dan recovery lambat. <38ᵒC (100ᵒF).
HACE (High Altitude Cerebral Edema)
Adalah edema cerebri yang disebabkan karena terpapar
dengan kondisi di ketinggian sehingga terjadi perubahan
vaskular sebagai respon adanya tekanan udara rendah dan
hipoksia
Epidemiologi
- Mulai terjadi pada ketinggian 8000 ft / 2400 m
- Paling sering terjadi pada ketinggian12.000ft/ > 3600m
Gejala klinis
sakit kepala disertai muntah-muntah
Perubahan status mental : gelisah, kebingungan, disorientasi
Pencegahan
jangan berlari atau mendaki terlalu cepat dalam 24
jam pertama untuk ketinggian yang tinggi. Mulai
dibawah 3000 m dan seterusnya
Jika mendaki > 3000m sebaiknya meningkatkan
ketinggian dari 300 m per hari
tetap rehidrasi dan minum dengan baik
Jika pendakian mulai dari ketinggian sedang jangan
dulu mendaki sampai gejala penyakitnya berkurang.
Bila gejala blm membaik atau makin memburuk
usahakan turun ke tempat lebih rendah terlebih dahulu
Setiap orang berbeda ketahanannya pada ketinggian
yang berbeda-beda.