Anda di halaman 1dari 22

MOUNTAIN SICKNESS

Mountain Sickness atau Acute Mountain Sickness adalah


salah satu klasifikasi dari high altitude illness.
High altitude illness (HAI) merupakan sekumpulan
gejala paru dan otak yang terjadi pada orang yang baru
pertama kali mendaki ke ketinggian.
HAI terdiri dari acute mountain sickness (AMS), high
altitude cerebral edema (HACE) dan high-altitude
pulmonary edema (HAPE)

Definisi
Acute mountain sickness adalah penyakit yang dapat
mempengaruhi pendaki gunung, pejalan kaki, pemain
ski, atau wisatawan di dataran tinggi, biasanya di atas
8.000 kaki (2.400 meter).
Acute mountain sickness adalah suatu kondisi patologis
yang disebabkan oleh paparan akut tekanan udara
rendahyang terjadi pada datarantinggi.

Penyebab
Acute mountain sickness disebabkan oleh tekanan
udara berkurang dan kadar oksigen lebih rendah di
ketinggian.
Semakin cepat Anda naik ke dataran tinggi, semakin
besar kemungkinan Anda akan mendapatkan acute
mountain sickness.

Gejala Klinis
Banyak orang akan mengalami AMS ringan selama proses
aklimatisasi. Gejala biasanya mulai 12 - 24 jam setelah tiba di
ketinggian dan mulai berkurang pada hariketiga.
Gejala AMS ringan :
- Sakit kepala - Batuk kering
- Mual - Malaise
- Sesak napas - Anorexia
- Tidur terganggu

Gejala AMS sedang :


- Sakit kepala parah yang tidak berkurang dengan obatobatan
- Mual dan muntah
- Sesak napas
- Penurunan koordinasi (ataksia)

Gejala AMS berat :


- HAPE (high altitude pulmonal edema)
- HACE (high altitude cerebral edema)

HIGH-ALTITUDE PULMONARY EDEMA


(HAPE)
Gejala awal HAPE sering muncul bersamaan dengan
sesak nafas dan batuk kering, gejala ini muncul 2-3 hari
setelah sampai di ketinggian.
Pendaki dengan gejala awal HAPE yang tetap berada di
ketinggian atau malah melanjutkan pendakian akan
mengalami sesak nafas saat istirahat, ortopnea, sputum
berdarah, sianosis dan rhonki paru.
HAPE biasanya muncul setelah 48-72 jam dengan
pendakian sangat cepat di atas 4000 m.
Jika oedem pulmonar muncul pada ketinggian 3000 m,
penyakit penyerta biasanya ditemukan pada gagal
jantung kiri ataupun emboli paru.

HIGH-ALTITUDE CEREBRAL EDEMA


(HACE)
HACE ini dasarnya adalah AMS yang lebih ekstrem.
Penyebabnya adalah pembengkakan otak.
Gejalanya antara lain ataxia ( jalannya seperti orang
mabuk ), dan penurunan kesadaran ( mengantuk, rasa
bingung, menggigil atau koma ).
Sering juga penderitanya merasa pusing kepala dan
muntah - muntah.

Dari AMS ringan sampai terjadi koma bisa berjarak 12


jam atau lebih.
Pengobatannya juga memerlukan pendeteksian dini.
Kalau terlihat gejala ataxia dan sebagainya tadi, tidak
ada cara lain selain turun.
Memakai obat seperti Dexamethasone / Decadron,
mulai dengan cara oral / injeksi sebanyak 8 mg, lalu
ditambah 4 mg tiap enam jam. Bantuan oksigen juga
sangat menolong

TATALAKSANA HIGH-ALTITUDE
ILLNESS
Pengobatan yang digunakan dalam pencegahan dan
tatalaksana HAI diantaranya adalah acetazolamide,
dexamethasone, dan analgesik.
Strategi dalam pencegahan terjadinya AMS adalah
preaklimatisasi, konsumsi air yang cukup dan diet tinggi
karbohidrat

1. Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan suatu proses penyesuaian
tubuh terhadap kondisi hipoksia hipobarik, yang
bertujuan untuk meningkatkan aliran oksigen.
Aklimatisasi paling baik diperoleh dengan pendakian
yang pelan sehingga memberi kesempatan tubuh untuk
beradaptasi terhadap ketinggian dan meminimalisir
risiko high-altitude illness.

Rekomendasi aklimatisasi yang dianjurkan sebelum pendakian


adalah sebagai berikut :
Pendakian lebih dari 3000 meter, dianjurkan untuk istirahat
setiap ketinggian 300-600 meter per hari.
Climb high and sleep low, artinya pendaki dapat mendaki
lebih dari 1000 kaki dalam satu hari, asalkan tetap beristirahat
di ketinggian yang lebih rendah.
Hidrasi adekuat ( 3-4 liter per hari) untuk mencegah
dehidrasi.
Diet tinggi karbohidrat, hindari rokok, alcohol dan obat-obat
anti depresan.
Bila muncul keluhan selama berada di ketinggian, sebaiknya
jangan mendaki lebih tinggi dan istirahat. Bila keluhan semakin
meningkat, dianjurkan untuk turun ke ketinggian lebih rendah.

2. Acetazolamide (diamox)
Asetazolamide ( Diamox ) dapat diberikan untuk
membantu bernafas lebih baik.
Obat ini bisa membuat buang air kecil lebih sering
dosis : 125-500 mg p.o
pemberian acetazolamide 125 mg dua kali sehari, 1 hari
sebelum pendakian dilanjutkan 2 hari setelah mencapai
ketinggian maksimal diindikasikan sebagai pencegahan
AMS

- mekanisme :
carbonic anhidrase inhibitor perlambatan
pembentukan ion2 bikarbonat sekresi Na, K turun
dan eksresi meningkat
- golongan : diuretik karbonik anhidrase inhibitor
- banyak minum air dan hindari alkohol

3. Dexamethasone
Dexamethasone kemungkinan kurang efektif
dibandingkan dengan acetazolamide, namun efektif
sebagi pengobatan emergensi AMS dengan dosis awal
4-10 mg, diikuti 4 mg setiap 6 jam.
mekanisme : menurunkan permeabilitas vaskuler
mencegah edema

Penatalaksanaan Acute mountain sickness


Diagnosis dini sangat penting. Acute mountain sickness

lebih mudah untuk mengobati pada tahap awal.


Pengobatan utama untuk semua bentuk penyakit gunung
adalah untuk turun (turunnya ) ke ketinggian yang lebih
rendah secepat dan seaman mungkin.
Ekstra oksigen harus diberikan , jika tersedia .

Prognosis
Kebanyakan kasus yang terjadi ringan.
Gejala akan segera membaik ketika mengurangi
ketinggian.
Kasus yang parah dapat mengakibatkan kematian
akibat gangguan paru-paru atau edema serebral.
Di pedalaman/pelosok, evakuasi darurat atau
pengobatan dapat tertunda, hal ini dapat memperburuk
prognosis.

Komplikasi
Coma
Pulmonary edema
Cerebral edema (kejang, perubahan mental, kerusakan
permanen dr sistem saraf)

Anda mungkin juga menyukai