Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

INFARK MIOKARD AKUT ( I M A )

A. KONSEP DASAR MEDIK

1. Definisi

IMA (Infark Moikard Akut) umumnya terjadi jika aliran darah koroner

menurun secara mendadak setelah okulasi trombus pada plak aterosklerotik yang

sudah ada sebelumnya.

2. Klasifikasi

 STEMI

 N STEMI

3. Etiologi

- Merokok.

- Hipertensi.

- Akumulasi Lipid.

- Diabetes Melitus.

- Aktifitas Fisik Berat.

- Emboli Koroner.

- Abnormalitas Kongenital

- Spasme Koroner dan

- Berbagai penyakit inflamasi sistemik.

4. Patofisiologi

Infark terjadi jika plak aterosklerotik mengalami figur, ruftur atau

ulserasi dan jika lokal atau sistemik memicu trombogenesis sehingga terjadi

trombusmural pada lokasi ruftur yang mengakibatkan okulasi arteri koroner, plak
koroner cenderung mengalami ruftur jika mempunyai fibrous cap yang tipis dan

inti kaya lipid. Lokasio ruftur plak kolagen, epinefrin, serottonim, memicu

aktivasi trombosit sehingga melepaskan tromboksian. Penurunan aliran darah

koroner juga bisa diakibatkan oleh syok atau perdarahan.

5. Manifestasi Klinik

- Nyeri dada berbeda dari nyari angina.

- Nyeri dada subternal > 30 menit dan banyak keringat.

- S4 dan S3 gallop, penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split

paradoksal bunyi jantung kedua.

- Peningkatan suhu sampai 380c pada minggu pertama.

- Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus terletak di bagian

bawah sternum dan perut atas.

- Nyeri sering disertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin dan

pusing.

6. Pemeriksaan Laboratorium

- Dianjurkan pemeriksaan enzim jantung : creatinin kinaser (CK) MB dan

cardiac spesifik troponin (CTN) atau CTnI.

- CTn harus digunakan sebagai petanda optimal untuk [asien yang disertai

kerusakan otot skeletal.

- Pasien dengan ST elevasi pada EKG dan gejala IMA diberikan terapi reperfusi

segera dan tidak tergantung dengan pemeriksaan biomarket.

- Peningkatan nilai enzim di atas dua kali nilai batas normal menunjukan adanya

nikrosis jantung (Infark Miokard).

- CKMB meningkat setelah tiga jam bila ada infark miokard. Bila ada infark

miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan kembali normal dalam 2-

4 hari.
- cTn ada dua jenis yaitu cTnT dan cTnI. Enzim ini meningkat setelah dua jam

bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan cTnT msh

dapat dideteksi setelah 5-14 hari. Sedangakn cTnI 5-10 hari.

- Pemeriksaan enzim jantung yang lain yaitu :

1. Mioglobin dapat dideteksi 1 jam setelah infark dan mencapai puncak

dalam 4-8 jam.

2. Kreatinin Kinase meningkat etelah 3-8 jam bila ada infark miokard dan

mencapai puncak 3-6 hari dan kembali normal dalam 3-4 hari.

3. Lactic dehidrogenase (LDH) meningkat setelah 24-48 jam bila ada infark

miokard, mencapai puncak 3-6 hari dan kembali normal dalam 8-14 hari.

- Reaksi non spesifik terhadap injuri miokard leupositosis polimorfomu nuclear

yang dapat terjadi dalam beberapa jam setelah onset nyeri dan menetap selama

3-7 hari, leukosit dapat mencapai 12.000-15.000/UL.

7. Penatalaksanaan

IGD : Tujuan mengurangi / menghilangkan nyeri dada, identifikasi

cepat pasien yang merupakan kandidat terapi reperfusi segera, triase pasien resiko

rendah keruangan yang tepat diRS dan menghindari pemulangan cepat pasien

dengan STEMI.

 Tata laksana umum

- Oksigen dengan saturasi oksigen arteri < 90 %.pada pasien STEMI

tanpa komplikasi diberikan oksigen selama 6 jam.

- Nitrogliserin sublingual 0,4 mg dapt diberikan sampai 3 dosis dengan

interval 5 Menit. Nitrogliserin menurunkan kebutuhan O2 miokard

dengan menurunkan preluad dan meningkatkan suplai oksigen miokard

dengan cara dilatasi pembuluh darah koroner yang terkena infark atau

pembuluh kolateral.
 Penatalaksanaan di ICCU

- Aktivitas : Pasien istirahat dalam 12 jam pertama.

- Diet : Pasien harus puasa atau minum cair dengan mulut 4 – 12 jam

pertama, Menu tinggi serat, kalium, magnesium dan rendah natrium.

- Bowel : Diet tinggi serat dan penggunaan pencahar ringan.

- Sedasi : Butuh penenang (diazepam)

 Terapi farmakologis

- Antitrombolitik

- Penyekat Beta : Memperbaiki hubungan suplai dan kebutuhan oksigen

miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan

menurunkan resiko kejadian aritmia ventrikel yang serius.

- Inhibitor ACE : mencegah terjadinya penurunan remodeling ventrikel

paska infark yang dapat mengakibatkan resiko gagal jantung.

8. Komplikasi STEMI

- Disfungsi Ventrikular : Setelah stemi ventrikel kiri mengalami serial peribahan

dalam, bentuk, ukuran dan ketebalan pada segmen yang mengalami infark dan

non infark.

- Gangguan Hemodinamik : Gagal pemompaan ronchi basah dan bunyi

jantung S3 dan S4 gallop.


B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1. Airways
- Sumbatan atau penumpukan secret
- Wheezing atau krekles
2. Breathing
- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
- Ronchi, krekles
- Ekspansi dada tidak penuh
- Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
- Nadi lemah , tidak teratur
- Takikardi
- TD meningkat / menurun
- Edema
- Gelisah
- Akral dingin
- Kulit pucat, sianosis
- Output urine menurun

- PENGKAJIAN SEKUNDER.
1. Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan
darah, diabetes mellitus.
Tanda :
- Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
- Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung
atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
- Friksi ; dicurigai Perikarditis
- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
- Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan
ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir
tentang keuangan , kerja , keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri
4. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
5. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan
berat badan.
6. Hygiene
Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
8. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan
dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
(meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
- Lokasi :
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke
tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen, punggung, leher.
- Kualitas :
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .
- Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami.
- Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes
mellitus , hipertensi, lansia
9. Pernafasan:
Gejala :
- dispnea tanpa atau dengan kerja
- dispnea nocturnal
- batuk dengan atau tanpa produksi sputum
- riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
- peningkatan frekuensi pernafasan
- nafas sesak / kuat
- pucat, sianosis
- bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri.

2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor

listrik, penurunan karakteristik miokard.

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot

jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria,

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard

ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas,

terjadinya disritmia, kelemahan umum.

5. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis.

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi

jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang ,

kebutuhan perubahan pola hidup.

3. Perencanaan

1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan


arteri, ditandai dengan :
 nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
 wajah meringis
 gelisah
 delirium
 perubahan nadi, tekanan darah.
Tujuan :
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
 Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
 ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
 tidak gelisah
 nadi 60-100 x / menit,
 TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
 Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada
tersebut.
 Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan
istirahat.
 Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis nafas dalam, perilaku
distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
 Pertahankan Olsigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
 Monitor tanda-tanda vital ( Nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
 Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.

2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor


listrik, penurunan karakteristik miokard
Tujuan :
Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama di RS
Kriteria Hasil :
 Tidak ada edema
 Tidak ada disritmia
 Haluaran urin normal
 TTV dalam batas normal
Intervensi :
 Pertahankan tirah baring selama fase akut
 Kaji dan laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP, TD
 Monitor haluaran urin
 Kaji dan pantau TTV tiap jam
 Kaji dan pantau EKG tiap hari
 Berikan oksigen sesuai kebutuhan
 Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
 Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
 Berikan makanan sesuai diitnya
 Hindari valsava manuver, mengejan ( gunakan laxan )
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot
jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria, ditandai
dengan :
 Daerah perifer dingin
 EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu
 RR lebih dari 24 x/ menit
 Kapiler refill Lebih dari 3 detik
 Nyeri dada
 Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru ( tidak
selalu )
 HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80AGD dengan : pa O 2 < 80 mmHg,
pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg
 Nadi lebih dari 100 x/ menit
 Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
Tujuan :
Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan
tindakan perawatan di RS.
Kriteria Hasil:
 Daerah perifer hangat
 tak sianosis
 gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
 RR 16-24 x/ menit
 tak terdapat clubbing finger
 kapiler refill 3-5 detik
 nadi 60-100x / menit
 TD 120/80 mmHg
Intervensi :
 Monitor Frekuensi dan irama jantung
 Observasi perubahan status mental
 Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa
 Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
 Kolaborasi : Berikan cairan IV l sesuai indikasi
 Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis EKG, elektrolit ,
GDA( Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2 ). Dan Pemberian oksigen
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard
ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas,
terjadinya disritmia, kelemahan umum
Tujuan :
Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan
keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
 klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien
 frekuensi jantung 60-100 x/ menit
 TD 120-80 mmHg
Intervensi :
 Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah
aktifitas
 Tingkatkan istirahat ( di tempat tidur )
 Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak
berat.
 Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bengun
dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1 jam setelah
mkan.
 Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap
aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter.
5. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis.
Tujuan :
cemas hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di
RS
Kriteria Hasil :
 Klien tampak rileks
 Klien dapat beristirahat
 TTV dalam batas normal
Intervensi :
 Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap ansietas
 Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
 Ajarkan tehnik relaksasi
 Minimalkan rangsang yang membuat stress
 Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan dan peralatan
 Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien berbincang-bincang dengan
suasana tenang
 Berikan support mental
 Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi
jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang ,
kebutuhan perubahan pola hidup ditandai dengan pernyataan masalah,
kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah
Tujuan :
Pengetahuan klien tentang kondisi penyakitnya menguat setelah diberi
pendidikan kesehatan selama di RS
Kriteria Hasil :
 Menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung , rencana pengobatan,
tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan
 Menyebutkan gangguan yang memerlukan perhatian cepat.
Intervensi :
 Berikan informasi dalam bentuk belajar yang berfariasi, contoh buku,
program audio/ visual, Tanya jawab dll.
 Beri penjelasan factor resiko, diet ( Rendah lemak dan rendah garam ) dan
aktifitas yang berlebihan,
 Peringatan untuk menghindari paktifitas manuver valsava
 Latih pasien sehubungan dengan aktifitas yang bertahap contoh : jalan,
kerja, rekreasi aktifitas seksual.
4. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang berorientasi pada rencana yang sudah

ditetapkan, perwujudan dari rencana keperawatan dilaksanakan oleh perawat

dengan melibatkan atau bekerjasama dengan klien atau keluarga serta tim

kesehatan lainnya.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian, pencapaian tujuan serta pengkajian ulang

rencana keperawatan,evaluasi dalam keperawatan terbagi 2 yaitu :


1) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang didapatkan atau sesuai dengan data

yang ada.

2) Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi dari hasil tujuan yang dikembangkan dari

pelaksanaan tindakan keperawatan.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. A DENGAN GANGGUAN SISTEM

CARDIOVASKULER : INFARK MIOKARDAKUT ( I M A ) DI RUANG I C U

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI SUL - TRA

TANGGAL 10 - 13 FEBRUARI 2010

A. Pengkajian

No.RM : 21 05 81

Tgl. Pengkajian : 10 – 2 -2010

Tgl. Masuk RS : 5 – 2 - 2010

Ruangan : I C U RS Provinsi

DX : Infark Miokard Akut (IMA)

I. Identitas Diri Klien

Nama : Tn. A

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Magelang, 31- 09 -1965

Alamat : Kec. Kemaraya

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Sumber informasi : Klien, keluarga dan status.

II. Status Kesehatan Saat Ini

1. Alasan kunjungan : Klien datang ke RS dibawa oleh keluarganya melalui UGD

RS Prov. pada tanggal 5 – 2 - 2010, dengan keluhan nyeri dada tembus

belakang.
Keluhan Utama Saat Pengkajian adalah klien mengeluh nyeri dada tembus

belakang.

2. Keluhan yang menyertai, klien mengatakan jantungnya berdebar- debar klien

mengatakan susah menggerakan tubuhnya karena nyeri dada yang dirasakan,

klien mengeluh sakit kepala, hasil observasi klien tampak lemah, pernafasan

cepat, dan klien tampak pucat.

3. Faktor pencetus : Merokok, aktifitas yang berat.

4. Lama keluhan : Sejak 5 hari yang lalu.

5. Timbulnya keluhan : Secara mendadak.

6. Faktor yang memperberat : Jika klien bergerak.

7. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

- Sendiri: Duduk di lantai

- Orang lain/keluarga : Mengantar Klien di RS

III. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

1. Penyakit yang pernah dialami :

 Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular pada masa kanak-kanak.

 Klien tidak pernah menjalani prosedur operasi sebelumnya.

 Klien pernah mengatakan demam dan batuk.

2. Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan.

3. Klien mempunyai kebiasaan merokok.

4. Klien tidak mempunyai riwayat ketergantungan terhadap obat-obatan.

IV. Pola Aktivitas Sehari-hari (ADL)

1. Pola Nutrisi dan Cairan :

Berat badan : 65 kg

Tinggi badan : 165 cm


Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan dan buah-buahan.

Makanan yang disukai : makanan yang pedas

Makanan pantangan : Tidak ada

Nafsu makan : Baik (porsi makan dihabiskan)

Perubahan selama sakit

Tidak ada gangguan nutrisi selama sakit dan jenis makanan lunak (bubur) porsi

makan dihabiskan.

2. Pola Eliminasi

a. Buang Air Besar

Frekuensi : 1-2 kali sehari

Waktu : Tidak menentu

Konsistensi : Lunak/padat

Tidak ada penggunaan obat pencahar, colostomy dan ileustomy.

 Perubahan selama sakit :

Frekuensi : 1 kali sehari

Waktu : Tidak menentu

Konsistensi : Lunak

b. Buang Air Kecil

Frekuensi : 2-3 kali sehari

Warna : Kekuning-kuningan

Bau : Amoniak

 Perubahan selama sakit :

Warna : Kuning pekat

Bau : Amoniak

7. Pola Tidur dan Istirahat

Waktu tidur : Malam pukul 22.00-05.00 WITA.


Siang tidak menentu.

Lama tidur : 6-7 jam/hari.

Tidak ada kebiasaan pengantar tidur dan kesulitan dalam hal tidur.

 Perubahan selama sakit :

Klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakannya, waktu tidur

tidak menentu, klien juga mengeluh sering mudah terbangun.

8. Pola Aktivitas dan Latihan

- Kegiatan dalam sehari-hari biasanya hanya kuli bangunan disalah satu

perusahaan swasta.

- Klien hanya sesekali melakukan olahraga.

 Perubahan selama sakit :

- Klien mengatakan susah bergerak karena bila bergerak maka lukanya akan

semakin nyeri.

- Keadaan klien lemah dan hanya bisa berdiam diri di atas tempat tidurnya.

- Klien tampak tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, klien dapat

beraktivitas kecuali dibantu oleh keluarganya.

- Klien mengeluh badannya terasa pegal

IV. Riwayat Keluarga

Genogram

? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? 45 ? ?

Keterangan:
: laki-laki : suami istri

: perempuan

: klien

: tinggal serumah : keturunan

- Tidak ada riwayat penyakit menular pada keluarganya

- Komunikasi dan hubungan diantara keluarganya baik.

- Tidak ada keluarga klien yang mempunyai penyakit yang sama seperti klien.

V. Riwayat Lingkungan

1. Kebersihan rumah klien dijaga.

2. Polusi disekitar dipengaruhi oleh asap kendaraan karena lokasi rumah klien dekat

dengan jalan raya.

VI. Aspek Psikososial

1. Persepsi diri

Hal yang difikirkan klien saat ini adalah ingin lekas sembuh dari

penyakit yang dideritanya, dan ingin berkumpul lagi bersama keluarganya.

Klien berharap cepat sembuh setelah menjalani pengobatan dan perawatan.

2. Suasana hati klien saat ini adalah selalu gelisah dan merasa risau akan keadaan

penyakitnya.

3. Rentang perhatian.

Klien terfokus pada pembicaraan.

4. Hubungan komunikasi

- Klien dapat berbicara denagn jelas dan relevan, klien mampu

mengekspresikan perasaannya kepada orang lain.

- Klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan ketiga saudaranya.

- Bahasa utama adalah bahasa Indonesia, bahasa daerah adalah bahasa muna.

5. Kehidupan keluarga
- Pengambilan keputusan dilakukan oleh klien sendiri, kadang –kadang

dibantu oleh keluarganya.

- Yang dilakukan jika stress adalah mencari pemecahan masalahnya atau

dengan mencari hiburan sendiri.

- Yang dilakukan perawat agar klien aman dan nyaman adalah dengan

mengadakan hubungan terapeutik dan mendengarkan keluhan klien.

6. Sistem nilai kepercayaan

- Sumber kekuatan klien adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agama islam

sebagai agama yang klien anut.

- Klien tidak pernah melakukan kegiatan keagamaan selama dirawat di RS.

VII.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : lemah

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-Tanda Vital :

TD = 160/100 mmHg. P = 28 x/m.

N = 100 x/menit. S = 37 oC

4. Antropomerti Sebelum Sakit:

TB = 165 cm

BB = 65 kg.

5. Head To Toe

 Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala Mesochepal

Rambut bersih

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kepala.

Tidak ada benjolan atau pembengkakan pada kepala

 Mata
Inspeksi : Ukuran pupil normal, isokor antara kedua mata.

Tidak ada ikterus

Sklera jernih

Reaksi terhadap cahaya pupil miosis.

Akomodasi kedua mata baik.

Konjungtiva tampak anemis.

Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada kelopak mata.

Tidak ada peningkatan TIO

 Hidung

Inspeksi : Tidak ada reaksi alergi

Struktur hidung simetris kiri dan kanan.

Fungsi Penciuman baik

Palpasi : Tidak ada tanda-tanda sinusitis dan polip hidung.

 Telinga

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Tidak ada serumen/ cairan.

Fungsi pendengaran baik.

 Mulut dan Tenggorokan

Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering.

Gigi geligi lengkap

Tidak ada gangguan bicara.

Tidak ada kesulitan menelan.

 Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena jugularis

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Tidak ada nyeri tekan.


 Dada

Inspeksi : Bentuk dada normal chest.

Struktur simetris kiri dan kanan.

Ekspansi paru maksimal

Frekuensi pernapasan 28 x/m.

Palpasi : Tidak ada benjolan, atau kelainan pada dada.

Vokal Fremitus teraba kuat dan simetris kiri dan kanan

Perkusi : Bunyi paru resonan.

Auskultasi : Bunyi napas vesikuler diseluruh lapangan paru.

Bunyi Jantung S1 dan S2 normal

Terdengar bunyi jantung tambahan (mur)

Tidak terdengar ronchi ataupun bunyi wheezing.

 Sirkulasi

Palpasi : Nadi perifer kuat dan cepat : 100 x/menit

Cafillari refilling time kembali 3 detik

Tidak ada clubing finger

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II lub dub

 Abdomen

Inspeksi : Tidak terdapat tanda radang

Auskultasi : Peristaltik usus 18 x/m.

Perkusi : Bunyi Timpani

Tidak ada bunyi udara dan cairan.

Palpasi : Tidak ada massa.

Terdapat nyeri tekan pada abdomen .

Test turgor kulit baik.

 Ekstremitas
1. Ekstremitas atas :

Kekuatan otot nilai 5

Turgor kulit baik

Tampak terpasang infus pada tangan sebelah kiri

Tidak ada edema atau massa

Nyeri tekan pada tempat pemasangan infus skala 3

2. Ekstremitas bawah

Kekuatan otot nilai 5

Refleks baik

Tidak ada gejala deformitas atau kontraktur

Tidak ada edema pada ekstremitas

3. Kekuatan otot

5555 555 5
5555 5 555

VIII.Pemeriksaan Penunjang

 EKG
 Pemeriksaan Laboratorium

Parometer Hasil Satuan Nilai Normal (p)

WBC 14,2 10’3/UL 5,0 - 10,0

HGB 12,0 9/dl 12,0 – 18,0

HCT 36,40 % 42 – 52

PLT 245 % 150 - 450

SGOT 158 unit/liter < 37

Kolesterol 232 mg/dl < 200

IX. Pengobatan Yang Didapatkan

- IVFD RL 28 tetes/menit

- Ketorolac Inj IV/8 Jam Ampul

- Ranitidin Inj IV/ 8 Jam Ampul

- Dobultamin

- Fluxum

- Dopamin
KLASIFIKASI DATA

Data Subjetif ( D S )

- Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri tembus belakang.

- Klien mengatakan nyeri saat beraktivitas.

- Klien mengeluh sakit kepala

- Klien mengeluh badanya terasa pegal

- Klien mengeluh susah menggerakan badannya karena nyeri

- Klien mengatakan dapat beraktivitas dengan bantuan keluarganya

- Klien mengeluh sakit kepala.

Data Objektif ( D O )

- K. U lemah

- Skala nyeri 8 (Berat)

- Ekspresi wajah meringis.

- Kekuatan otot ekstremitas atas nilai 5 dan ekstremitas bawah nilai 5

- Klien tampak pucat

- Klien tampak bedrest total

- Klien tampak tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

- Klien tampak pucat

- Capillary refilling time kembali 5 detik

- Pernafasan cepat

- Konjungtiva anemis

- Bibir tampak pucat

- Nadi perifer kuat dan cepat

- Tanda – Tanda Vital

TD : 160/100 mmHg . N : 100 x/menit.


P : 100x/m. S : S 37 oC

ANALISA DATA

NO
DATA MASALAH
1 Data Subjektif (DS) Nyeri

- Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri tembus

belakang.

- Klien mengatakan nyeri saat beraktivitas.

Data Objektif (DO)

- K. U lemah

- Skala nyeri 8 (Berat)

- Ekspresi wajah meringis.

- Tanda – Tanda Vital

TD : 160/100 mmHg.

P : 100x/m.

N : 100 x/menit.

S : S 37 oC
2 Data subjektif (DS) Gangguan perfusi jaringan

- Klien mengeluh sakit kepala

- Klien mengeluh badanya terasa pegal

Data Objektif (DO)

- Klien tampak pucat

- Capillary refilling time kembali 5 detik

- Pernafasan cepat

- Konjungtiva anemis
- Bibir tampak pucat

- Nadi perifer kuat dan cepat

3 Data subyektif: Intoleransi Aktivitas

- Klien mengeluh susah menggerakan badannya

karena nyeri

- Klien mengatakan dapat beraktivitas dengan

bantuan keluarganya

- Klien mengeluh sakit kepala

Data obyektif:

- Kekuatan otot ekstremitas atas nilai 5 dan

ekstremitas bawah nilai 5

- Klien tampak pucat

- Klien tampak bedrest total

- Klien tampak tidak bisa melakukan aktivitas

seperti biasa

Anda mungkin juga menyukai