Anda di halaman 1dari 13

90

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini penulis akan membahas permasalahan tentang

Asuhan Keperawatan  pada Tn.I dengan post operasi fraktur cruris dekstra di

Ruang Bedah BLUD Rumah Sakit Konawe.

Pembahasan akan membahas kesenjangan teori dan tindakan proses asuhan

keperawatan yang dilakukan, meliputi : kesenjangan yang terjadi pada tahap

pengkajian, perumusan masalah, rencana tindakan, implementasi keperawatan dan

evaluasi. Pada bab ini penulis diharapkan dapat menonjolkan masalah yang

ditemukan pada pasien dan teori yang dijadikan referensi serta mengandung

asumsi peneliti. Adapun pembahasan pada kasus adalah :

A. Pengkajian

Adapun pengkajian menurut teori data yang dapat ditemukan

yaitu mengeluh nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen

tulang diimobilisasi, deformitas, pemendekan tulang, krepitasi, pemendekan

tulang atau perubahan warna lokal kulit akibat trauma, pergerakan abnormal,

ekimosis (perubahan subkutan) dan peningkatan temperatur lokal. Sedangkan data

yang didapatkan pada kasus yaitu klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi

dikaki kanan, klien mengatakan semua aktivitasnya di bantu oleh keluarganya dan

luka bekas operasinya kadang terasa panas, klien nampak susah menggerakkan

kaki kanannya, luka nampak bengkak, nampak luka bekas operasi dikaki kanan,

luka nampak kemerahan dan terpasang eksternal fiksasi pada kaki kanan.

90
91

Berdasarkan data diatas maka kesenjangan yang terjadi antara teori dengan

kasus yaitu:

Data yang ditemukan di teori tetapi tidak ditemukan dikasus yaitu

peningkatan temperatur lokal.

Sedangkan data yang ditemukan pada kasus tetapi tidak ditemukan di teori

adalah pada kasus nampak terpasang eksternal fiksasi pada kaki kanan pasien.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori asuhan keperawatan maka diagnosa keperawatan yang

dapat terjadi pada klien dengan post operasi fraktur cruris dekstra yaitu:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (misalnya abses,

amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,

latihan fisik berlebihan).

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan

ventilasi-perfusi, perubahan membran alveolus-kapiler.

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas

struktur tulang, gangguan muskuloskeletal, nyeri.

4. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis

(misalnya penekanan pada tonjolan tulang, gesekan).

5. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh

primer : kerusakan integritas kulit.

6. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang

terpapar informasi, ketidaktahuan menemukan sumber informasi

Berdasarkan hal tersebut diatas tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara diagnosa yang muncul pada kasus dengan diagnosa keperawatan yang
92

dapat ditemukan pada teori, adapun diagnosa keperawatan yang ada pada teori

yang muncul pada kasus yaitu:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas

struktur tulang

3. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh

primer : kerusakan integritas kulit.

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang telah ditentukan dengan terpenuhinya kebutuhan pasien.

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)

Rencana keperawatan menurut teori :


Rencana Keperawatan
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Utama:
selama 3 x 24 jam diharapkan: - Manajemen nyeri
Utama: - Pemberian analgesik
- Tingkat nyeri Pendukung:
Tambahan: - Aromaterapi
- Fungsi gastrointestinal - Dukungan hipnotis diri
- Kontrol nyeri - Dukungan pengungkapan
- Mobilitas fisik kebutuhan
- Penyembuhan luka - Edukasi efek samping obat
- Perfusi miokard - Edukasi manajemen nyeri
- Perfusi perifer - Kompres dingin
- Pola tidur - Edukasi proses penyakit
- Status kenyamanan - Edukasi teknik nafas
- Tingkat cedera - Kompres dingin
93

- Kompres panas
- konsultasi
- latihan pernafasan
- Manajemen efek samping obat
- Manajemen kenyamanan
lingkungan
- Manajemen medikasi
- Manajemen sedasi
- Manajemen terapi radiasi
- Pemantauan nyeri
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pemberian obat topikal
- Pengaturan posisi
- Perawatan amputasi
- Perawatan kenyamanan
- Teknik distraksi
- Tekhnik imajinasi terbimbing
- Terapi akupuntur
- Terapi bantuan hewan
- Terapi humor
- Terapi murattal
- Terapi musik
- Terapi pemijatan
- Terapi relaksasi
- Terapi sentuhan
- Transcutaneous Electrical
Nerve Simulation (TENS)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas

struktur tulang
94

Rencana keperawatan menurut teori yaitu :

Rencana Keperawatan
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan selama Utama:
3x 24 jam diharapkan: - Dukungan Ambulasi
Utama: - Dukungan Mobilisasi
- Mobilitas Fisik Pendukung:
Tambahan: - Dukungan Kepatuhan Program
- Berat Badan Pengobatan
- Fungsi Sensori - Dukungan Perawatan Diri
- Keseimbangan - Dukungan Perawatan Diri :
- Konservasi Energi BAB/BAK
- Koordinasi Pergerakan - Dukungan Perawatan Diri :
- Motivasi Berpakaian
- Pergerakan Sendi - Dukungan Perawatan Diri :
- Status Neurologis Makan/Minum
- Status Nutrisi - Dukungan Perawatan Diri :
- Toleransi Aktivitas Mandi
- Edukasi Latihan Fisik
- Edukasi Teknik Ambulasi
- Edukasi Teknik Transfer
- Konsultasi Via Telepon
- Latihan Ortogenik
- Manajemen Energi
- Manajemen Lingkungan
- Manajemen Mood
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Medikasi
- Manajemen Program Latihan
- Manajemen Sensasi Perifer
- Pemantauan Neurologis
- Pemberian Obat
95

- Pemberian Obat Intravena


- Pembidaian
- Pencegahan jatuh
- Pencegahan luka tekan
- Pengaturan posisi
- Pengekangan fisik
- Petrawatan kaki
- Perawatan sirkulasi
- Perawatan tirah baring
- Perawatan traksi
- Promosi berat badan
- Promosi kepatuhan program
latihan
- Promosi latihan fisik
- Tekhnik latihan penguatan otot
- Tekhnik latuhan penguatan
sendi
- Terapi aktivitas
- Terapi pemijatan
- Terapi relaksasi otot progresif

3. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh

primer : kerusakan integritas kulit.

Rencana keperawatan menurut teori yaitu :

Rencana Keperawatan
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan selama Utama:
3 x 24 jam diharapkan: - Manajemen imunisasi/vaksinasi
Utama: - Pencegahan infeksi
- Tingkat infeksi Pendukung:
Tambahan: - Dukungan pemeliharaan rumah
96

- Integritas kulit dan jaringan - Dukungan perawatan diri :


- Kontrol risiko mandi
- Status imun - Edukasi pencegahan luka tekan
- Status nutrisi - Edukasi seksualitas
- Induksi persalinan
- Latihan batuk efektif
- Manajemen jalan nafas
- Manajemen imunisasi/vaksinasi
- Manajemen lingkungan
- Manajemen nutrisi
- Manajemen medikasi
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan nutrisi
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pencegahan luka tekan
- Pengaturan posisi
- Perawatan amputasi
- Perawatan area insisi
- Perawatan kehamilan resiko
tinggi
- Perawatan luka
- Perawatan luka bakar
- Perawatan luka tekan
- Perawatan pasca persalinan
- Perawatan perineum
- Perawatan persalinan
- Perawatan persalinan resiko
tinggi
- Perawatan selang
97

- Perawatan selang dada


- Perawatan selang
gastrointestinal
- Perawatan selang umbilical
- Perawatan sirkumsisi
- Perawatan skin graft
- Perawatan terminasi kehamilan

Sedangkan intervensi yang ada pada kasus yang di temukan dalam teori

adalah:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)

Rencana keperawatan pada kasus yaitu:


Rencana Keperawatan
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan selama Utama:
3 x 24 jam diharapkan: - Manajemen nyeri
Utama: - Pemberian analgesik
- Tingkat nyeri Pendukung:
- Edukasi teknik nafas

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas

struktur tulang

Rencana keperawatan menurut kasus yaitu :

Rencana Keperawatan
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan selama Utama:
3 x 24 jam diharapkan: - Dukungan Ambulasi
Utama: - Dukungan Mobilisasi
98

- Mobilitas Fisik

3. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh

primer : kerusakan integritas kulit.

Rencana keperawatan menurut teori yaitu :

Rencana Keperawatan
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan selama Utama:
3 x 24 jam diharapkan: - Pencegahan infeksi
Utama:
- Tingkat infeksi

D. Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang tercantum pada

rencana keperawatan berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan

dalam kasus dan mencantumkan waktu pelaksanaan implementasi sesuai

dengan respon dan kondisi klien.

Pembahasan menjelaskan apakah semua intervensi yang dibuat dapat

dilaksanakan atau tidak. dikemukakan juga faktor pendukung dan penghambat

pada tahap implementasi.

Keberhasilan penulis dalam mencapai tujuan keperawatan tidak lepas

dari faktor pendukung yang ada selama melakukan asuhan keperawatan

dalam waktu 3 hari diantaranya adalah :

1.     Kepercayaan yang diberikan oleh perawat ruangan dan dokter kepada

penulis untuk  melakukan perawatan pada pasien selama 3 hari.

2.      Kepercayaan pasien terhadap kemampuan perawat dan sikap kooperatif

dari pasien selama tindakan keperawatan.


99

3.     Bimbingan oleh perawat, dokter dan penguji yang sangat membantu dalam

keefektifan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan.

Sedangkan faktor penghambat keberhasilan tindakan keperawatan yang

dihadapi penyusun adalah :

1. Kurang teliti dalam melakukan pengkajian dan menganalisa data untuk

memastikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien

2. Keterbatasan pengetahuan tentang cara pendokumentasian tindakan

keperawatan yang benar dan tepat.

E. Evaluasi

Evaluasi keperawatan antara teori dan kasus mengacu pada kriteria tujuan,

evaluasi masalah keperawatan dengan melihat perkembangan kondisi dan

respon klien dari tanggal 27-29 April 2020. Dari ketiga masalah keperawatan

yang ditemukan, masalah yang teratasi belum ada. Sedangkan masalah yang

belum teratasi adalah :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas

struktur tulang

3. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh

primer : kerusakan integritas kulit.

Faktor pendukung tercapainya tujuan karena adanya kerja sama klien dan

keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan sehingga asuhan

keperawatan dapat berjalan dengan lancar.

Seangkan faktor penghambat karena adanya keterbatasan waktu dan

kemampuan penyusun menyelesaikan pelaksanaan rencana keperawatan tetapi


100

diagnosa keperawatan yang belum teratasi dan implementasi untuk mengatasi

masalah kesehatan klien dapat dilanjutkan dengan perawat yang ada di ruang

perawatan sampai pasien pulang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian diatas yang telah dikemukakan dan penerapan asuhan

keperawatan pada klien Tn.I dengan post operasi fraktur cruris dekstra, maka

ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian, data yang ditemukan dalam kasus mempunyai perbedaan

dengan data yang dikemukakan dalam teori.


101

2. Diagnosa keperawatan yang diangkat pada kasus sebanyak 3 diagnosa

keperawatan dari 6 diagnosa yang dikemukakan pada teori. Diagnosa yang

diangkat semua ada dalam teori.

3. Dalam perencanaan asuhan keperawatan yang dikemukakan dalam kasus

sesuai dengan kebutuhan klien sedangkan perencanaan asuhan

keperawatan dalam teori tetap memperhatikan kondisi dan respon klien.

4. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan mengacu pada masalah

keperawatan yang muncul dengan berpedoman pada teori dan tetap

memperhatikan keadaan klien, respon klien serta fasilitas yang ada dan

kebijakan dari rumah sakit.

5. Pada evaluasi keperawatan semua masalah keperawatan yang diangkat

pada kasus belum teratasi.

B. Saran
101
1.     Bagi masyarakat

Diharapkan meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam upaya

penanganan pasien post operasi fraktur.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi dapat menilai sejauh mana mahasiswa

memahami dan menguasai materi keperawatan serta dapat meningkatkan

pengetahuan bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan

khususnya asuhan keperawatan pada pasien post operasi fraktur cruris

dekstra.
102

3. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan petugas kesehatan di Rumah Sakit dapat melakukan

asuhan keperawatan pada penderita penyakit post operasi fraktur cruris

dekstra dengan tepat, teliti dan selalu mengutamakan keselamatan

pasien.

Anda mungkin juga menyukai