Anda di halaman 1dari 12

INFARK MIOKARD

PENDAHULUAN

●Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombosis arteri koroner


●Trombus disebabkan oleh ruptur plak yang diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit
●Infark transmural  infark yang mengenai endokardium-miokardium-perikardium, bisa juga
mengenai sub endokardium
●Setelah 20 menit sumbatan  infarks sudah dapat terjadi pada endokardium dan ± 4 jam 
infark transmural
●Lokasi oklusif
◘Left anterior descending, infark mengenai..
¤Dinding anterior ventrikel kiri
¤Bisa juga mengenai septum
◘Left cirkumfleksi, infark mengenai..
¤Dinding lateral/posterior ventrikel kiri
◘ Arteri koroner kanan, infark mengenai..
¤Inferior ventrikel kiri
¤Bisa juga pada septum & ventrikel kanan

KELUHAN DAN RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan utama : Nyeri dada


●Lokasi pada sternum
●Bisa menjalar ke dada kiri/kanan, ke rahang bahu kiri dan kanan pada satu/kedua lengan
●Keluhan digambarkan sebagai rasa tertekan, terhimpit, diremas-remas, rasa berat/panas atau
rasa tidak enak didada
●Sifaynta ringan tetapi bisa berlangsung > 30 menit
●Jarang berhubungan dengan aktivitas dan tidak reda dengan istirahat atau nitrit
●Keluhan kadang ditutupi gejala lain seperti sesak nafas atau sinkop
●Penyulit terpenting adalah adanya aritmia, renjatan kardiogenik dan gagal jantung

PEMERIKSAAN FISIK

●Awal serangan pasien stress & keringat dingin


●Volume & laju nadi normal, jika IMA berat akan teraba kecil dan cepat.
●Sering dijumpai aritmia dan bradikardia
●Tekanan darah turun beberapa jam atau beberapa hari
●Fase awal infark akan ditemukan JVP normal atau naik ringan dan dapat meningkat sekali
pada infark kanan
●Pulsasi apek sulit diraba
●Bunyi jantung I dan Bunyi jantung II lemah bunyi jantung IV sebagian besar kasus terdengar,
Bunyi jantung III terdengar bila disertai gagal jantung.
●Bising pansistolik di apeks biasanya ditemukan pada regurgitasi katup mitral akibat disfungsi
muskulus papilaris/skunder dilatasi ventrikel kiri

1
● Bising sistolik kasar terdenngar di …
1. Linea sternalis kiri  ruptur septum interventrikularis
2. Apeks  ruptur muskulus papilaris
● Krepitasi terdengar luas  Edema paru

EKG

Gelombang sandapan
● Q besar  jaringan yang mati
● Segment ST  injuri otot
● Inversi gelombang T  iskemia

Lokasi infark dan perubahan sandapannya


●Anteroseptal  V1 – V3
●Anterolateral  V4 – V6, I dan aVL
●Anterior  V1 – V4 bahkan V6
●Inferior  II, III dan aVF, I dan aVL
●Posterior  tidak menimbulkan gel Q

LABORATORIUM

●Lekosit & LED sedikit meningkat menunjukan adanya nekrosis miokard

1. CK (Kreatinin Fosfokinase)
●Enzim yang terdapat diotot jantung, sekelet dan otak
● Meningkat dalam 6 jam setelah infark
●Mencapai puncak dalam waktu 18 - 24 jam
●Kembali normal dalam waktu 72 jam
●Tingkat abnormal tinggi terdapat pada penyakit otot, kerusakan cerebrovaskuler, setelah
latihan ot dengan suntikan IM
●Isoenzim CKMB  spesifik untuk otot jantung

2. SGOT (Serum Glutamat Oxalo Acetic Transaminasie)


●Terdapat diotot jantung, skelet, otak, hati dan ginjal
●Meningkat dalam 12 jam setelah infark
●Mencapai puncak dalam 24 – 36 jam
●Kembali normal pada hari ke-3 atau ke-5

3. LDH (Lactate deHydrogenase)


●Terdapat di jantung dan sel-sel merah
●Meningkat rekatif lambat setekah infark
●Mencapai puncak dalam 24 – 48 jam
●Tetap abnormal pada 1-3 minggu
DIAGNOSA MIOKARD

2
●Karakter, lokasi dan lamanya sakit dada
●Seakit dada > 20 menit dan tidak ada hubungan dengan aktivitas/ latihan serta tidak hilang
dengan nitrat
●Perubahan EKG
●Tingkat serum emzim abnormal

KOMPLIKASI

●Sinus takikardia hal ini dapat dijadikan petunjuk beratnya penyakit


●Sinus bradikardia, menunjukan infark akut atau merupakan bagian sindroma vagal yang
terkait dengan infark miokard inferior atau terprovokasi oleh morphin/digitalis

1. Renjatan kardiogenik
●Akibat kerusakan miokard yang luas > 40% dari dinding ventrikel
●Gambaran klinis penting, hipotensia yang disertai keringat dingin, akral dingin, gelisah
2. Gagal jantung kiri
●Ditandai oleh peningkatan JVP
●Edema perifer dan pembesaran hepar jarang
3. Emboli paru & infark paru
●Terjadi bila timbul hipertensi mendadak/gagal jantung beberapa hari sebatas serangan
infark miokard dan juga
4. Emboli arteri sistemik
●Terjadi dari trombus mural yang terdapat diventrikel kiri dan sering menimbulkan
hemiplegi
5. Sumbatan pembuluh darah otak
6. Ruptur jantung

PENATALAKSANAAN

●Ditujukan untuk memperbaiki kembali aliran pembuluh koroner sehingga referfusi mencegah
kerusakan miokard lebih lanjut

PRA RUMAH SAKIT


●Hilangkan nyeri dengan morphin 2,5 – 5 mg atau petidin 25 – 50 mg IV perlahan
●Penenang  berikan diazepam 5- 10 mg
●Segera pasang infus NaCl 0,9 % atau dekstrose 5 %
●Bantu oksigenisasi dengan nasal kanule

nfark miokard (IM) disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koro-
ner, mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis.

DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN

3
AKTIVITAS
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur. Pola hidup menetap, jadwal olahraga tak
teratur.
Tanda : Takikardi, dispnea pada istirahat/aktivitas.

SIRKULASI
Gejala : Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, diabetes
melitus.
Tanda : TD: dapat normal atau naik/turun; perubahan postural dicatat dari tidur sampai
duduk/ berdiri.
Nadi: dapat normal; penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisian
kapiler lambat; tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
Bunyi jantung: bunyi jantung ekstra: S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung/
penurunan kontraktilitas atau komplain ventrikel.
Mur-mur: bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar.
Friksi: dicurigai perikarditis.
Irama jantung: dapat teratur atau tak teratur.
Edema: distensi vena juguler, edema dependen/perifer, edema umum, krekels
mungkin ada dengan gagal jantung/ventrikel.
Warna: pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosa dan
bibir.

INTEGRITAS EGO
Gejala : Menyangkal gejaia penting/adanya kondisi.
Takut mati, perasaan ajal sudah dekat.
Marah pada penyakit/perawatan yang "tak perlu." Kuatir tentang keluarga, kerja,
keuangan.
Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata. Gelisah, marah, perilaku
menyerang.
Fokus pada diri sendiri/nyeri.

ELIMINASI
Tanda : Normal atau bunyi usus menurun.

MAKANANICAIRAN
Gejala : Mual, kehilangan napsu makan. bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar.
Tanda : Penurunan turgor kulit; kulit kering/berkeringat.
Muntah., Perubahan berat badan.
HIGIENE
Geja/Tanda: Kesulitan melakukan tugas perawatan.

NEUROSENSORI
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat).
Tanda : Perubahan mental, kelemahan.

4
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat/tak berhubungan dengan aktivitas),
tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin. (meskipun kebanyakan nyeri dalam
dan viseral, 20% IM ada nyeri).
Lokasi: tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia; dapat menyebar ke
tangan, rahang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang,
abdomen, punggung, leher.
Kualitas: 'chrusing', menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat.
Intensitas: biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami
Catatan: nyeri mungkin tak ada pada pasien pascaoperasi, dengan diabetes melitus
atau hipertensi atau lansia.
Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang,
menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata
Respons otomatik: perubahan frekuensi/irama jantung, TD, pernapasan, warna
kulit/kelembaban, kesadaran.

PERNAPASAN
Gejala : Dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nocturnal. Batuk dengan/tanpa produksi
sputum, riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat. Pucat atau sianosis.
Bunyi napas: bersih atau krekels/mengi.
Sputum: bersih, merah muda kental.

INTERAKSI SOSIAL
Gejala : Stres saat ini contoh kerja, keluarga, kesulitan koping dengan stresor yang ada,
contoh penyakit, perawatan di rumah sakit.
Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respons terlalu emosi (marah terus menerus,
takut). Menarik diri dari keluarga.

PENYULUHAN/PEMBELAJARAN

Gejala : Riwayat keluarga penyakit jantung/IM, diabetes, stroke, hipertensi, penyakit


vaskuler perifer. Penggunaan tembakau.

Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 7,3 hari; (2-4 hari/CCU)
Reitcana Pemulangan : Bantuan pada persiapan makan, belanja, transportasi, perawatan
rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

EKG: Menunjukkan peninggian aelombang S-T, iskemia berarti; penurunan atau datarnya
gelombang T, menunjukkan cedera; dan adanya gelombang Q, nekrosis berarti.
Enzim jantung dan isoenzim: CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung)
meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48
jam. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan
waktu lama untuk kembali normal. AST (aspartat amonitransferase) meningkat (kurang

5
nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam
3-4 hari
Elektrolit: Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi
kontrak-tilitas, contoh hipokalemia/hiperkalemia.
Sel darah putih: Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah IM sehu-
bungan dengan proses inflamasi.
Kecepatan sedimentasi: Meningkat pada hari kedua-ketiga setelah MI, menunjukkan
inflamasi.
Kimia: Mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ akut/kronis.
GDA/Oksimetri nadi: Dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut/kronis.
Kolesterol/trigeliserida serum: Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab
IM.
Foto dada: Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
Ekokardiogram: Mungkin dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan
katup/dinding ventrikuler, dan konfigurasi/fungsi katup.

Pemeriksaan pencitraan nuklir:


Thalium: mengevaluasi aliran darah miokardia dan status sel miokardia, contoh lokasi/luasnya
IM akut/sebelumnya.
Technetium: terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik.
Pencitraan darah jantung/MUGA: Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum,
ge-rakan dinding regional, dan fraksi ejeksi (aliran darah).
Angiografi koroner : Menggambarkan penyempitan/sumbatan arteri koroner dan biasanya
dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi
ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pada fase akut IM kecuali
mendekati bedah jantung angioplasti/emergensi.
Digital substraction angiograph (DSA): Teknik yang digunakan untuk inenggambarkan
status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri perifer.
Nuclear magnetic resonance (NMR): Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi
jantung/katup ventrikel, katup, lesi vaskuler, pembentukan plak, area nekrosis/infark
dan bekuan darah.
Tes stres olahraga: Menentukan respons kardiovaskuler terhadap aktivitas (sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyeinbuhan).

PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Menghilangkan nyeri, cemas.
2. Menurunkan kerja miokard.
3. Mencegah/mendeteksi dan membantu pengobatan disritmia yang mengancam hidup/
komplikasi
4. Meningkatkan kesehatan jantung, perawatan diri.

TUJUAN PEMULANGAN
1. Tak ada nyeri dada/terkontrol.

6
2. Kecepatan jantung/irama mampu mempertahankan curah jantung adekuat/perfusi jaringan.
3. Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri dasar.
4. Ansietas berkurang/teratasi.
5. Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis dipahami.

Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut


Dapat dihubungakan dengan : Iskemia jaringan skunder terhadap sumbatan arteri koroner
Kemungkinan dibuktikan oleh : Keluhan nyeri dada dengan/tanpa penyebaran, wajah
meringis, gelisah, perubahan tingkat kesadaran, perubahan
nadi, TD
Hasil yang diharapkan : Menyatakan nyeri hilang/terkontrol, mendemonstrasikan
penggunaan teknik relaksasi, menunjukan penurunan ketegangan,
rileks, mudah bergerak

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONALISASI
Mandiri Variasi penampilan dan perilaku pasien
Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan karena nyeri terjadi sebagai temuan
verbal, petunjuk nonverbal, dan respons pengkajian. Kebanyakan pasien dengan IM
hemodinamik (contoh, meringis, menangis, akut tampak sakit, distraksi, dan berfokus
gelisah, berkeringat, mencengkeram dada, pada nyeri. Riwayat verbal dan penyelidikan
napas cepat, TD/frekuensi jantung berubah) lebih dalam terhadap faktor pencetus harus
ditunda sampai nyeri hilang. Pernapasan
mungkin meningkat sebagai akibat nyeri dan
berhubungan dengan cemas, sementara
hilangnya stres menimbulkan katekolamin
akan meningkatkan kecepatan jantung dan
TD.
Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus
pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); digambarkan oleh pasien. Bantu pasien untuk
lamanya; kualitas (dangkal/menyebar) dan menilai nyeri dengan membandingkannya
penyebaran. deng-an pengalaman yang lain.
Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri Dapat membandingkan nyeri yang ada dari
menyerupai angina, atau nyeri IM. pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi
Diskusikan riwayat keluarga. kom-plikasi seperti meluasnya infark, emboli
paru, atau perikarditis.
Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri Penundaan pelaporan nyeri menghambat pere-
dengan segera. daan nyeri/memerlukan peningkatan dosis
obat. Selain itu, nyeri berat dapat
menyebabkan syok dengan merangsang sistem
saraf simpatis, mengakibatkan kerusakan
lanjut dan menggangu diagnostik dan
hilangnya nyeri.
Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas Menurunkan rangsang eksternal dimana ansi-
perlahan, dan tindakan nyaman (contoh sprei etas dan regangan jantung serta keterbatasan
yang kering/tak terlipat, gosokan punggung). kemampuan koping dan keputusan terhadap

7
Pendekatan pasien dengan tenang dan dengan situasi saat ini.
percaya.
Bantu melakukan teknik relaksasi, mis., napas Membantu dalam penurunan persepsi/respons
dalam/perlahan, perilaku distraksi, visualisasi, nyeri. Memberikan kontrol situasi,
bimbingan imajinasi. meningkat-kan perilaku positif.
Periksa tanda vital sebelum dan sesudah obat Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi
narkotik. sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah
ini dapat meningkatkan kerusakan miokardia
pada adanya kegagalan ventrikel.

Kolaborasi Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk


pemakaian miokardia dan juga mengurangi
Berikan oksigen tambahan dengan kanula ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia
nasal atau masker sesuai indikasi. jaringan.
Berikan obat sesuai indikasi, contoh: Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan
Antiangina, contoh nitrogliserin (Nitro-Bid, efek vasodilatasi koroner, yang meningkatkan
Nitrostat, Nitro-Dur) aliran darah koroner dan perfusi miokardia.
Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume
darah kembali ke jantung (preload) sehingga
menu-runkan kerja otot jantung dan
kebutuhan oksi-gen.
Penyekat-B, contoh atenolol (Tenormin); Agen penting kedua untuk mengontrol nyeri
pindolol (Visken); propanolol (Inderal). melalui efek hambatan rangsang simpatis,
dengan begitu menurunkan FJ, TD sistolik,
dan kebutuhan oksigen miokard. Dapat
diberikan sendiri atau dengan nitrat. Catatan:
Penyekat-B mungkin dikontraindikasikan bila
kontrakti-litas miokardia sangat terganggu,
karena inotro-pik negatif dapat lebih
menurunkan kontraktilitas.

Analgesik, contoh morfin, meperidin Meskipun morfin IV adalah pilihan, suntikan


(Demerol). narkotik lain dapat dipakai pada fase
akut/nyeri dada berulang yang tak hilang
dengan nitrogli-serin untuk menurunkan nyeri
atau memberikan sedasi, dan mengurangi
kerja miokard. Hindari suntikan IM dapat
mengganggu indikator diag-nostik CPK dan
tidak diabsorpsi baik oleh jaringan kurang
perfusi.
Penyekat saluran kalsium, contoh verapamil Efek vasodilatasi dapat meningkatkan aliran
(Calan); diltiazem (Prokardia). darah koroner, sirkulasi kolateral dan

8
menurun-kan preload dan kebutuhan oksigen
miokardia. Beberapa diantaranya mempunyai
properti antidisritmia.
Angioplasti PTCA juga disebut angioplasti Prosedur ini untuk membuka sebagian
balon, hambatan arteri koroner sebelum terhambat
secara total. Mekanisme tampaknya
merupakan kombinasi regangan pembuluh dan
tekanan plak.

Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktivitas


Dapat dihubungakan dengan : Ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan
kebutuhan
Adanya iskemia/nekrotik jaringan miokard
Efek obat depresan jantung

Kemungkinan dibuktikan oleh : Gangguan frekuensi jantung dan TD dalam aktivitas


Terjadinya disritmia
Perubahan warna kulit/kelembaban
Angina karena kerja
Kelemahan umum

Hasil yang diharapkan : Mendemontrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat


diukur/maju dengan frekuensi jantung/irama dan TD dalam batas
normal pasien dan kulit hangat, merah muda dan kering
Melaporkan tak adanya angina/terkontrol dalam rentang waktu
selama pemberian obat

TINDAKAN RASIONALISASI
Mandiri Kecenderungan menentukan respons pasien
Catat/dokumentasi frekuensi jantung, irama, terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan
dan perubahan TD sebelum, selama, sesudah penurunan oksigen miokardia yang memerlu-
aktivitas sesuai indikasi. Hubungkan dengan kan penurunan tingkat aktivitas/ kembali tirah
laporan nyeri dada/napas pendek. baring, perubahan program obat, penggunaan
oksigen tambahan.
Tingkatkan istirahat (tempat tidur/kursi). Menurunkan kerja miokardia/konsumsi
Batasi aktivitas pada dasar nyeri/respons oksigen, menurunkan risiko komplikasi
hemodinamik. Berikan aktivitas senggang (contoh, perluasan IM).
yang tidak berat.
Batasi pengunjung dan/atau kunjungan oleh Pembicaraan yang panjang sangat mempenga-

9
pasien. ruhi pasien, namun periode kunjungan yang
tenang bersifat terapeutik.
Anjurkan pasien menghindari peningkatan Aktivitas yang memerlukan menahan napas
tekanan abdomen, contoh mengejan saat dan menunduk (manuver Valsalva) dapat
defekasi mengakibatkan bradikardi, juga menurunkan
curah jantung, dan takikardi dengan
peningkat-an TD.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari Aktivitas yang maju memberikan kontrol
tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi jantung, meningkatkan regangan dan
bila tak ada nyeri, ambulasi dan istirahat mencegah aktivitas berlebihan.
selama 1 jam setelah makan.
Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri dada,
tidak toleran terhadap aktivitas atau memer- atau dispnea dapat mengindikasikan kebutuh-
lukan pelaporan pada perawat/dokter. an perubahan program olahraga atau obat.
Kolaborasi Meinberikan dukungan/pengawasan tambahan
berianjut dan partisipasi proses penyembuhan
Rujuk ke program rehabilitasi jantung. dan kesejaceraan.

Diagnosa Keperawatan : Ansietas/ketakutan


Dapat dihubungakan dengan : Ancaman atau perubahan kesehatan dan status sosioekonomi
Ancaman kehilangan/kematian
Tidak sadar konflik tentang esensi nilai, keyakinan dan tujuan
hidup
Transmisi interpersonal/penularan

Kemungkinan dibuktikan oleh : Perilaku takut


Ketakutan, peningkatan tegangan, gelisah, wajah tegang
Ragu-ragu
Hasil yang diharapkan : Mengenal peraaannya
Mengindentifikasi penyebab dan faktor pencetus

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONALISASI


Mandiri Koping terhadap nyeri dan trauma emosi IM
sulit. Pasien dapat takut mati dan/atau cemas
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terha- tentang lingkungan. Cemas berkelanjutan
dap ancaman/situasi. Dorong mengekspresi- (sehubungan dengan masalah tentang dampak
kan dan jangan menolak perasaan marah, serangan jantung pada pola hidup selanjutnya,
kehilangan, takut, dll. masih tak teratasi, dan efek penyakit pada
keluarga) mungkin terjadi dalam berbagai
derajat selama beberapa waktu dan dapat
dimanifestasikan oteh gejala depresi.
Catat adanya kegelisahan, menolak, dan/atau Penelitian terhadap frekuensi hidup antara
menyangkal (afek tak tepat atau menolak individu tipe A/tipe B dan dampak penolakan
mengikuti program medis) telah berarti dua. Namun, penelitian menun-

10
jukan beberapa hubungan antara derajat/
ekspresi marah atau gelisah dan peningkatan
risiko IM
Mempertahankan gaya percaya (tanpa keya- Pasien dan orang terdekat dapat dipengaruhi
kinan yang salah) oleh cemas/ ketidaktenangan anggota tim
kesehatan. Penjelasan yang jujur dapat
menghilangkan kecemasan
Kaji tanda verbal/non verbal kecemasan dan Pasien mungkin tidak menunjukkan masalah
tinggal dengan pasien. Lakukan tindakan bila secara langsung, tetapi kata-kata/tindakan
pasien menunjukkan perilaku merusak dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan
gelisah. Intervensi dapat membantu pasien
meningkatkan kontrol terhadap perilakunya
sendiri
Terima tetapi jangan diberi penguatan Menyangkal dapat menguntungkan dalam
terhadap penggunaan penolakan. Hindari menurunkan cemas tetapi dapat menunda
konfrontasi penerimaan terhadap kenyataan situasi saat
itu. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa
marah dan meningkatkan penggunaan
penyangkalan, menurunkan kerja sama, dan
kemungkinan memperlambat penyembuhan
Orientasikan pasien/orang terdekat terhadap Perkiraan dan informasi dapat menurunkan
prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan. kecemasan pasien
Tingkatkan partisipasi bila mungkin
Jawab semua pertanyaan secara nyata. Informasi yang tepat tentang situasi menurun-
Berikan informasi konsisten; ulangi sesuai kan takut, hubungan yang asing antara
indikasi. perawat-pasien, dan membantu pasien/orang
terdekat untuk menerima situasi secara nyata.
Perhatian yang diperiukan mungkin sedikit,
dan pengulangan informasi membantu
penyimpanan informasi

Dorong pasien/orang terdekat untuk Berbagi informasi membentuk dukungan/


mengkomunikasikan dengan seseorang, kenyamanan dan dapat menghilangkan
berbagi pertanyaan dan masalah tegangan terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan
Berikan periode istirahat/waktu tidur tidak Penyimpanan energi dan meningkatkan
terputus, lingkungan tenang, dengan tipe kemampuan koping
kontrol pasien, jumlah rangsang eksternal
Dukung kenormalan proses kehilangan, Dapat memberikan keyakinan bahwa
melibatkan waktu yang perlu untuk perasaannya merupakan respons normal
penyelesaian terhadap situasi/perubahan yang diterima
Berikan privasi untuk pasien dan orang Memungkinkan waktu untuk mengekspresikan
terdekat. perasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku
adaptasi
Dorong kemandirian, perawatan sendiri, -dan Peningkatan kemandirian dari staf meningkat-

11
pembuatan keputusan dalam rencana kan kepercayaan diri dan menurunkan rasa
pengobatan gagal yang dapat menyertai pemindahan dari
unit koroner/pulang dari rumah sakit
Dorong keputusan tentang harapan setelah Membantu pasien/orang terdekat untuk
pulang mengidentifikasi tujuan nyata, juga
menurunkan risiko kegagalan menghadapi
kenyataan adanya keterbatasan
kondisi/memacu penyembuhan
Kolaborasi Meningkatkan relaksasi/istirahat dan
menurunkan rasa cemas
Berikan anticemas/hipnotik sesuai indikasi
contoh, Meningkatkan relaksasi/istirahat dan
menurunkan rasa diazepam (Valium);
flurazepam (Dalmane); lorazepam(Ativan)

12

Anda mungkin juga menyukai