Anda di halaman 1dari 24

INFARK MIOKARDIUM

Kelompok 4
1. Angel de Fretes 4.Grece Ifana Aresi
2. Elisabeth pratiwi 5. Olivia salay
3. Hanifa Sabale 6. Abner Kalapain
DEFENISI
Menurut Dorland (2011:564),  Infark miokard merupakan daerah
 Infarct merupakan daerah nekrosis nekrosis otot jantung sebagai akibat
iskemik terbatas yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan darah koroner
oklusi suplai arteri atau drainase vena yang tiba-tiba, baik absolut ataupun
pada bagian tersebut. Sedangkan relatif
myocard atao myocardium adalah  Infark miokard akut didefinisikan
lapisan tengah dan paling tebal pada sebagai nekrosis miokardium yang
dinding jantung, terdiri dari otot disebabkan oleh tidak adekuatnya
jantung (Dorland, 2011:722). pasokan darah akibat sumbatan akut
arteri coroner.
ETIOLOGI

Infark miokard disebabkan oleh karena atherosklerosis


atau penyumbatan total atau sebagian oleh
emboli dan atau thrombus. Aterosklerosis -
penyumbatan /oklusi total arteri – Spasme pembuluh
darah - koroner karena emboli/trombus. Etiologi oklusi
lainnya dapat berupa emboli diseksi maupun fasospasme
artetri koroner serta kelainan suply deman oksigen akibat
anemia takiaritmia atau penggunaan kokain.
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak di bawah bagian sternum dan perut atas.
• Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar ke bahu dan biasanya ke lengan kiri.
• Nyeri muncul secara spontan dan menetap selama beberapa jam samapi beberapa hari dan tidak akan hilang
dngan istirahat maupun nitrogliserin.
• Nyeri sering disertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing dan kepala ringan, mual serta
muntah
• Keluhan yang khas adalah nyeri, seperti diremas-remas atau tertekan
• Sering tampak ketakutan
• Dapat ditemui bunyi jantung ke-2 yang pecah paradoksal, irama gallop
• Takikardi, kulit yang pucat, dingin dan hipertensi ditemukan pada kasus yang ralative lebih berat.
PATOFISIOLOGI
Pada aterosklerosis, intima (lapisan dalam) arteri mengalami perubahan karena terbentuknya ateroma. Sehingga,
terjadi penyempitan lumen arteri, peningkatan plak sehingga terjadi ruptur plak, trobosis dan spasme arteri. Spasme
dan penyempitan ini menyebabkan aliran darah arteri koronaria menurun dan mengganggu suplai oksigen pada
jaringan dan menyebabkan iskemia miokardium.

Iskemia miokardium yang berlangsung lebih dari 30 menit akan menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel
dan kematian otot atau nekrosis.Bagian miokardium yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti
berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang
berpotensi dapat hidup. Jika bagian pinggir daerah ini mengalami nekrosis, maka ukuran infark dapat meluas.

Infark miokard biasanya menyerang ventrikel kiri. Infark miokard ini menyebabkan nyeri karena produksi asam
laktat meninggi, komplikasi post infark, pola napas tidak efektif karena edema dan hipertrofi ventrikel kiri, serta
penurunanfungsi ventrikel kiri dan gangguan kontraktilitas dengan risiko tinggi penurunan curah jantung, gangguan
perfusi jaringan, kelebihan volume cairan.
PATHWAY
KOMPLIKASI
 Komplikasi infark miokard akut  Komplikasi akibat IMA antara lain:
(IMA) rentan terjadi pada pasien
lansia, memiliki gejala dengan  Aritmia
klasifikasi Killip II-IV, memiliki  Syok kardiogenik
gangguan pada lebih dari satu arteri
koroner, infark di regio anterior, dan  Stroke
iskemik yang berkepanjangan dan  Regurgitasi mitral, ruptur septum
tidak mendapat terapi reperfusi ventrikel, ruptur dinding ventrikel
dalam 90 menit. Diperlukan
pemeriksaan secara berkala,  Aneurisma ventrikel kiri, infark
minimal 2 kali/hari, untuk ventrikel kanan, trombus ventrikel
memantau dan mencegah kanan
komplikasi yang memburuk.  Perikarditis
 Infark miokard berulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 EKG  Kimia
 Enzim Jantung  GDA
 Elektrolit.    Foto / Ro dada
   Sel darah putih  Ecokardiogram
 Kecepatan sedimentasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. CK (Kreatinin Fosfokinase)
2. SGOT (Serum Glutamic Oxalo-acetic Transaminase)
3. LDH (Lactat Dehidrogenase)
PENGKAJIAN
A. Pengkajian Fisik
Data dasar pengkajian pasien
1. Aktivitas
• Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olah raga tidak teratur
• Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas
2. Sirkulasi
• Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, diabetes mellitus
• Tanda : tekanan darah dapat normal atau naik-turun, perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk berdiri,
nadi dapat normal penuh atau tidak kuat atau lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal
jantung atau penurunan kontraktilitas ventrikel
3. Integritas ego
 Gejala : - menyangkal gejala penting atau kondisi, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau
perawatan, kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan
 Tanda : menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri.
4. Eliminasi
 Tanda : normal atau bunyi usus menurun, Makan atau cairan
 Gejala : mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
 Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah, penurunan BB
5. Hygiene
• Gejala atau tanda : kesulitan untuk melakukan perawatan diri, Neurosensorik
• Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun
• Tanda : perubahan mental, kelemahan
6. Nyeri atau ketidakmampuan
• Gejala : - nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktivitas), tidak hilang
dengan istirahat atu nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio substernal prekordial, dapat menyebar ketangan,
rahang, wajah
• Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, mengeliat, menarik diri,
kehilangan kontak mata, respon osmatik, perubahan frekuensi atau irama jantung, TD, pernapasan, warna kulit,
kesadaran.

7. Pernafasan
• Gejala : dyspnea dengan atau tanpa kerja, dyspnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa produksi spuitum,
riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis
• Tanda : peningkatan frekuensi nafas, nafas sesak atau kuat, pucat atau cyanosis, bunyi nafas : bersih atau
cracles atau mengi, sputum : bersih, merah muda kental, Interaksi social
• Gejala : stress, kesulitan koping dengan stressor yang ada
• Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah, takut), menarik diri dari keluarga,
Penyuluhan atau pembelajaran
• Gejala : riwayat keluarga penyakit jantung atau AMI, DM, stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer,
penggunaan tembakau ( merokok).
PEMERIKSAAN FISIK
 Tampilan Umum
Pasien tampak pucat, berkeringat, dan gelisah akibat aktivitas simpatis berlebihan. Pasien
juga tampak sesak. Demam derajat sedang (< 38 C) bisa timbul setelah 12-24 jam pasca
infarkb.
 Pemeriksaan jantung
Terdangar bunyi jantung S4 dan S3 , atau mur-mur. Bunyi gesekan perikard jarang terdengar
hingga hari ke dua atau ketiga atau lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai gambatan dari
sindrom Dressler.
 Pemeriksaan paru
Ronkhi akhir pernafasan bisa terdengar, walaupun mungkin tidak terdapat gambaran edema
paru pada radiografi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

  6. Penurunan COP b.d
1. Ketidakefektifan pola nafas bd.
 • perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal 
 • Kecemasan  7. Perubahan perfusi jaringan b.d 
 • Hiperventilasi  • penurunan COP
 8. Intoleransi aktifitas b.d 
 2. Penurunan cardiac out put bd  • ketidakseimbangan suplai O2 
 • Gangguan stroke volume (preload,  9. Ansietas b.d
afterload, kontraktilitas)  • ancaman kematian, perubahan status kesehatan
 10. Resiko Tinggi terhadap kelebihan volume caira
 3. Nyeri akut bd n b.d 
 • Agen injuri (fisik)  • penurunan perfusi organ (ginjal),  peningktan natriu
m/
retensi urin,  peningkatan tekanan hidrostatik atau pen
 4. Nyeri dada urunan protein plasma
 5. Nyeri akut b.d 
 • iskemia miokard
INTERVENSI
1. Nyeri dada b.d berkurangnya aliran darah koroner
Hasil yang diharapkan :
- Menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol
- Mendemonstrasikan penggunaan tehnik relaksasi
- Menunjukan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak
2. Cemas b.d takut akan kematian
Hasil yang diharapkan :
- Mengenal perasaannya
- Mengidentifikasi
- Penyebab, factor yang mempengaruhi
- 3. Potensial gangguan perfusi jaringan b.d turunnya CO
Hasil yang diharapkan :
- Klien mendemonstrasikan perkusi adekuat secara individual
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
Setelah dilakukan intervensi diharapkan pola nafas dapat efektif.
Kriteria hasil :
- Dispnea (-), takikardia (-), gelisah (-)
- Sesak nafas hilang
- RR= 18-24x/mnt- N=80-100x/mnt
5. Nyeri akut b.d iskemia miokard
Setelah dilakukan intervensi diharapkan klien dapat mengontrol nyeri
Kriteria hasil :
- Tampak rileks,
- skala nyeri berkurang,
- klien dapat istirahat
- klien mampu menggunaan metode distraksi
- TD =110/80mmHg
- 130-90mmHg
- Hasil EKG = normal
- N = 80-100/mnt
7. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan COP
Setelah dilakukan intervensi selama …, diharapkan perfusi jaringan adekuat
Kriteria hasil :
- Capillary refill < 3 detik
- HR = 80-100x/mnt
- SaO2 = 100%
- EKG : sinus rhytm- Intake dan output seimbang
- TD 110/70-140/90 mmHg
8. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai O2
Setelah dilakukan intervensi diharapkan klien mampu melakukan aktifitas secara bertahap
Kriteria hasil :
- Menunjukkan peningkatan aktifitas sesuai dengan toleransi
- Tidak ada respon nyeri pada saat aktifitas
- Tidak ada perubahan hemodinamik ekstrim pada saat aktifitas
- ADL mandiri
9 Ansietas b.d ancaman kematian, perubahan status kesehatan
Setelah dilakukan intervensi kecemasan dapat terkontrol
Kriteria hasil :
- Mengekspresikan perasaan tenang
- tampak rileks- klien kooperatif
- Menyatakan penurunan rasa cemas
- HR = 80-100x/mnt
- TD = 110/80-130/90mmHg
10. Resiko Tinggi terhadap kelebihan volume cairan b.d penurunan perfusi organ (ginjal),
peningktan natrium/retensi urin, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein
plasma
Kriteria hasil yang diharapkan :
- Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh TD dalam batas normal
- Tak ada distensi vena perifer/vena dan edema dependen
- Paru bersih dan berat badan stabil.
RASIONALIASASI
A. Nyeri dada
1. Pantau atau catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal dan respon hemodinamik
Variasi penampilan dan perilaku pasien area nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.
Pernafasan mungkin meningkat sebagai akibat nyeir dan b.d cemas
2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri termasuk lokasi intensitas, lamanya kualitas dan penyebaran
Nyeri sebagai pengalaman subyektif dan harus digambarkan oleh pasien
3. Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri menyerupai angina atau AMI
Dapat membandingkan nyeri yang ada dari pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi komplikasi
4. Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera
Penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaran nyeri atau menurunkan peningkatan dosis
5. Berikan lingkungna yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman
Menurunkan rangsangan eksternasl dimana ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping
dan keputusan terhadap situasi saat ini
6. Bantu klien melakukan tehnik relaksasi
Membantu dalam penurunan persepsi atau respon nyeri. Memberikan control situasi, meningkatkan perilaku positive
7. Hipotensi atau depresi pernapasan dapat terjadi sebagai akibat pemberian narkotik periksaTTV sebelum dan
sesudah obat narkotik
B. Cemas
1. Identifikasi dan ketahui persepsi klien terhadap ancaman atau situasi. Dorong
mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, kehilangan, takut Koping terhadap nyari
dan trauma emosi AMI sulit. Pasien dapat takut mati atau cemas tentang lingkungan
2. Catat adanya kegelisahan, menolak dan menyangka Penelitian terhadap frekuensi hidup antara
individu tipe A atau B dan tampak penolakann telah berarti sprtesi marah atau gelisah peningkatan
resiko AMI
3. Mempertahankan gaya percaya , Penjelasan yang jujur dapat menghilangkan kecemasan
4. Kaji tanda verbal atau nonverbal, kecemasan dan tinggal dengan pasien , Pasien mungkin tidak
menunjukan masalah secara langsung, tapi kata-kata atau tindakan dapat menunjukan rasa agitasi,
mara dan gelisah
C. Potensial gangguan Perpusi jaringan
1. Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinyu seperti cemas, bingung, letargi,
pingsan
Perfusi cerebral secara langsung b.d curah jantung dan dipengaruhi oleh elektrolit.
Hypoxia
2. Lihat pucat, cyanosis, kulit dingin atau lembab, catat kekuatan nadi perifer
Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh
penurunan perfusi kulit atau nadi
3. Kaji tanda human (nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi)eritema, edema
Indicator trombosis vena
4. Dorong latihan kaki aktif atau pasif, hindari latihan isometrik
Menurunkan statis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboflebitis
D. Nyeri akut b.d iskemia miokard
1. Berikan anti angina vasodilator (nitrogliserin) penyebar adrenergik, antikoagulan, trombolitik,
analgetik
2. Istirahatkan klien
3. Berikan O2 tambahan
4. pantau hasil EKG ulang
5. Pantau dan observasi respon verbal dan non verbal terhadap nyeri
6. Pantau respon hemdinamik TD, nadi
7. Berikan posisi yang nyaman
8. Anjurkan untuk menggunakan teknik manajemen nyeri (relaksasi, distraksi, nafas dalam)
E. Penurunan COP b.d perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal
9. Ukur TD, evaluasi kualitas nadi, sesuai indikasi
10. Berikan O2 tambahan
11. Istirahatkan klien
12. Cek laboratorium terhadap peningkatan CK-MB
13. Anjurkan untuk istirahat (bedrest)
14. Catat respon terhadap aktifitas dan peningkatan istirahat dengan tepat
F. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan COP
1. Pantau perubahan perfusi (pucat, sianosis, akral dingin, capillary refill)
2. Pantau karakteristik respirasi
3. pantau SaO2
4. Pantau intake dan output, catat BJ sesuai indikasi
5. Pantau TD dan nadi
6. Lakukan latihan kaki aktif dan pasif
G. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai O2
7. Kaji tingkat aktifitas yang masih dapat ditoleransi
8. Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman
9. Awasi TTV< warna kulit selama periode aktifitas/istirahat
10. Pantau EKG setiap 6 jam
11. Tingkatkan aktifitas klien secara bertahap
12. H. Ansietas b.d ancaman kematian, perubahan status kesehatan
13. Identifikasi persepsi ancaman, jelaskan tujuan dan prosedur
14. Beri kesempatan dan dorong klien untuk mengekspresikan perasaan
15. Dorong keluarga atau teman dekat untuk menganggap klien seperti sebelumnya
16. Kolaborasi pemberian sedatif, transquilizer sesuai indikasi
I.  Resiko Tinggi terhadap kelebihan volume cairan b.d penurunan perfusi organ (ginjal), peningktan
natrium/retensi urin, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma
1. Auskultasi bunyi napasmuntuk adanya krekels
2. Ukur masukan / haluaran, catat penurunan pengeluaran, siat konsentrat.
3. Hitung keseimbangan cairan dan berat badan setiap hari
4. Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/jam dalam toleransi kardiovaskuler
5. Kolaborasi dalam pemberian diuretik, pantau kalium sesuai indikas
6. Berikan diet natrium rendah / minuman

EVALUASI

•  Px menunjukkan pengurangan nyeri


• Tidak menunjukkan kesulitan dalam
bernafas
• Perfusi jaringan terpelihara secara adekuat
• Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
• Tidak menunjukkan adanya komplikasi

Anda mungkin juga menyukai