Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

CAD (CORONARY ARTERY DISEASE)

A. Pengertian
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang
meliputi berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah dalam arteri
yang mensuplai jantung, biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang
menyebab kan insufisiensi suplay darah ke miokard (Long, 2011).
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai
akumulasi dari plaq yang semakin lama semakin membesar, menebal dan
mengeras di dalam pembuluh darah artery (Naettina, 2005).
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh
darah coronary artery dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan supply
oksigen ke otot jantung disebut sebagai CAD ( McCance & Huether, 2005)

B. Etiologi
Penyebab tersering adalah :
1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
2. Perdarahan pada plak ateroma
3. Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
4. Embolisasi trombus / fragmen plak
5. Spsme arteria koronaria

C. Faktor Resiko Terjadinya CAD


1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
a. Usia 30-50 tahun
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa, penduduk Amerika kulit hitam lebih tinggi daripada
yang berkulit putih
d. Riwayat penyakit jantung keluarga

1
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
a. Merokok, lebih dari 20 batang/hari
b. Hiperkoleterolemia, lebih dari 275 mg/dl
c. Obesitas, lebih dari 20% dari berat badan ideal
d. Hipertensi, lebih dari 160/ mmHg
e. Diabetes Melitus, tes toleransi gula abnormal
f. Inaktivitas fisik
g. Stress
h. Penggunaan kontrasepsi oral
i. Menopause
j. Kepribadian seperti kompetitif, agresif, ambisius
k. Geografi, insidensi lebih tinggi pada daerah industri

D. Patofisiologi dan Pathway


Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima
arteri besar sehingga disebut ateroma/plak yang akan mengganggu absorbasi
nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbulan menonjol ke lumen pembuluh
darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan
menjadi jaringan parut sehingga lumen menjadi semakin sempit dan berdinding
kasar menyebabkan aliran darah terhambat atau terhenti, kecuali sejumlah kecil
aliran kolateral dari pembuluh disekitarnya. Daerah otot yang sama sekali tidak
mendapat aliran atau mendapat begitu sedikitnya aliran sehingga tidak dapat
mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark. Seluruh
proses ini disebut infark miokardium.
Segera setelah mulai timbul infark, sejumlah kecil darah kolateral
meresap ke dalam daerah infark, dan hal ini bersama dengan dilatasi progresif
pada pembuluh darah lokal, menyebabkan daerah tersebut dipenuhi oleh darah
yang terbendung. Secara bersamaan, serat otot memakai sisa akhir oksigen
dalam darah, sehingga hemoglobin menjadi tereduksi secara total menjadi
berwarna biru gelap. Daerah yang mengalami infark menjadi berwarna coklat

2
kebiru-biruan dan pembuluh darah dari daerah tersebut tampak mengembang
walaupun aliran darahnya kurang. Pada tingkat lanjut, dinding pembuluh
manjadi sangat permeabel dan membocorkan cairan, jaringan menjadi
edematosa, dan sel otot jantung mulai membengkak akibat berkurangnya
metabolisme selular. Dalam waktu beberapa jam tanpa penyediaan darah, sel-
sel akan mati.
Otot jantung memerlukan kira-kira 1,3 mililiter oksigen per 100 gram
jaringan otot per menit agar tetap hidup. Nilai ini sebanding dengan kira-kira 8
mililiter oksigen per 100 gram yang diberikan pada ventrikel kiri dalam
keadaan istirahat setiap menitnya. Karena itu, bila tetap terdapat 15 sampai
30% aliran darah koroner normal dalam keadaan istirahat, maka otot tidak akan
mati. Namun, pada bagian sentral dari suatu daerah infark yang besar, dimana
hampir tidak terdapat aliran darah kolateral, otot akan mati.

3
PATHWAY CAD
Ateroskelosis atau Spasme Pembuluh Darah Coroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Iskemik pada arteri koroner

Hipoksia otot jantung

Metabolisme anaerob

Asam laktat meningkat


Reseptor saraf nyeri
Asidosis terangsang

Fungsi ventrikel terganggu : Nyeri daerah dada


 Kontraksi miokardium berkurang
 Serabut-serabut memendek Merangsang Katekolamin
 Daya dan kecepatan kontaksi berkurang

4
 Gerakan dinding miokardium abnormal Vasokontriksi Perifer
Perubahan hemodynamic
Gangguan rasa nyaman
(TD & Nadi meningkat ringan) nyeri

Cardiak output menurun Penurunan curah


jantung

Tekanan jantung menningkat

Tekanan pada paru-paru


Intoleransi aktifitas

MRS
Sesak napas

Kurang pengetahuan

ANSIETAS

5
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya
muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa
nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar kebahu dan lengan biasanya
lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan
(bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama
beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat
maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu
dan leher.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat
bila menderita infark miokardium, karena neuropati yang menyertai
diabetes mempengaruhi neuroseptor, sehingga menumpulkan nyeri yang
dialaminya.
2. Mual dan Muntah
a. Nyeri yang hebat merangsang pusat muntah
b. Area infark merangsang refleks vasofagal
3. Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh
darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
4. Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan
berlangsung paling selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel
yang nekrotik yang menyebabkan respon infamasi.
5. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung

6
Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke
impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan
stimulus sarat simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi, premature
ventrikel, contraction (ventrikel ekstra systole), ventrikel takikardi dan
ventrikel fibrilasi
6. Perubahan Enzim Jantung, Isoenzim dan Troponin T
a. CKMB, isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara
4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 48-
72 jam.
b. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari.
c. Troponin T, merupakan pertanda baru untuk Acute miocard
Infarction, meningkat sampai hari ke7.
7. Pemeriksaan Jantung
Biasanya tidak memperlihatkan kelainan, kecuali bunyi jantung dapat
terdengar redup. Bunyi jantung S4 sering terdengar pada penderita dengan
irama sinus, biasanya terdengar pada daerah apeks dan parastenal kiri.
bunyi jantung S3 dapat timbul bila terjadi kerusakan miokard yang luas.
Kelainan paru bergantung pada beratnya AMI, yang diklasifikasikan
menurut Killip I-IV:
Killip I : Penderita AMI tanpa S3 dan ronkhi basah
Killip II : Ditemukan ronkhi pada kurang dari setengah lapang paru,
dengan atau tanpa S3
Kllip III : Ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya dengan
oedema paru
Kllip IV : Penderita dengan syok kardiogenetik

7
F. Penatalaksanaan CAD
1. Non Invasif
a. Penatalaksanaan yang bertujuan untuk mengurangi kebutuhan oksigen
miokardium secara farmakologik seperti: Nitrogliserin, penghambat
beta adrenergic, digitalis, diuretic, vasodilator, sedative, antagonis
kalsium, serta pengurangan kerja jantung secara fisik seperti tirah
baring dan lingkungan yang tenang.
b. Penatalaksanaan yang bertujuan meningkatkan suplai oksigen
miokardium dengan pemberian Nitrogliserin, pemberian oksigen,
vasopresor, antiaritmia, antikoagulansia dan agen fibrinolitik, dan
antagonis kalsium.

2. Tindakan invasif
a. CABG (Coronary Artery Bypass Graffting) atau cangkok pintas ateria
koroner dilakukan pertama kali oleh Falvaloro pada tahun 1969 dan
selama hampir satu decade menjadi teknik yang paling disukai untuk
revaskularisasi miokardium.
b. PTCA (Percutaneus transluminal coronary angioplasty) pertama kali
dilakukan tahun 1977 oleh Gruentzig yaitu untuk melakukan dilatasi
arteri koroner tanpa operasi.
c. Pada tahun 1980an dilakukan pilihan lain untuk revaskularisasi
dengan diadakannya suatu penelitian tentang lisis thrombus pembuluh
koroner dengan obat.

3. CABG
a. Definisi
Coronary Artery Bypass Graft (CABG) merupakan salah satu
penanganan intervensi dari Penyakit Jantung Koroner (PJK), dengan
cara membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami
penyempitan atau penyumbatan (Feriyawati, 2005).

8
CABG Off Pump (OPCAB) yaitu CABG yang dilakukan tanpa
menggunakan mesin pintas jantung-paru atau Cardiopumonary
Bypass sebagai pengobatan penyakit jantung koroner. Off-pompa
bypass arteri koroner dikembangkan sebagai alternatif untuk
menghindari komplikasi bypass cardiopulmonary selama operasi
jantung. Komunitas medis percaya cardiopulmonary bypass
menyebabkan penurunan kognitif pasca operasi yang dikenal sebagai
sindrom postperfusion, namun penelitian tidak menunjukkan
perbedaan jangka panjang antara on dan off pump CABG, selain itu
OPCAB dikaitkan dengan manfaat klinis lain seperti penurunan
risiko stroke atau masalah memori, pasien juga biasanya memiliki
pemulihan lebih cepat dan perawatan di rumah sakit yang lebih
pendek, lebih sedikit transfusi darah, serta mengurangi terjadinya
masalah imflammatory / masalah respon imun yang tidak diinginkan.
(Wikipedia, 2010)

Pada teknik CABG off Pump jantung berdenyut normal dan paru – paru
pun berfungsi seperti biasa. Pada teknik operasi ini suhu diturunkan
menjadi 280 – 320 C yang bertujuan untuk menurunkan kebutuhan
jaringan akan oksigen seminim mungkin, heart rate dipertahankan antara
60 – 80 x/mnt, tekanan arteri dipertahankan 70 – 80 mmHg. Suhu
diturunkan dengan cara pendinginan topical yaitu dengan cara :

9
 Irigasi otot jantung dengan ringer dingin 40 C. jantung direndam
dalam cairan.
 Memakai ringer dingin seperti bubur (ice slush)

b. Kriteria pasien untuk off pump :


1) Pasien yang direncanakan operasi elektif
2) Hemodinamik stabil
3) Ejection Fraction dalam batas normal
4) Pembuluh distal yang cukup besar
5) Konduit yang cukup baik untuk digunakan

c. Keuntungan dari teknik off pump ( Benetti dan Ballester, 1995).


1) Meminimalkan efek trauma operasi pintas koroner yang
menggunakan CPB.
2) Mobilisasi pasca operasi lebih dini.
3) Mencegah timbulnya komplikasi.
4) Drainase darah pasca bedah minimal.
5) Transfusi darah dan komponennya minimal.
6) Periode hospitalisasi yang singkat.
7) Dapat cepat kembali pada pekerjaan semula
8) Tersedia akses sternotomi untuk reoperasi.

d. Indikasi CABG
1) Angina yang tidak dapat dikontrol dengan terapi medis.
2) Angina yang tidak stabil
3) Sumbatan yang tidak dapat ditangani dengan terapi PTCA
(Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty).
4) Sumbatan/ Stenosis arteri koroner kiri ≥ 70%
5) Klien dengan komplikasi kegagalan PTCA

10
6) Pasien dengan sumbatan 3 pembuluh darah arteri (three vessel
disease) dengan angina stabil atau tidak stabil dan pada klien
dengan 2 sumbatan pembuluh darah dengan angina stabil atau
tidak stabil dan lesi proksimal LAD yang berat.

e. Kontra indikasi
Sumbatan pada arteri < 70% sebab jika sumbatan pada arteri koroner
kurang dari 70% maka aliran darah tersebut masih cukup banyak,
sehingga mencegah aliran darah yang adekuat pada pintasan.
Akibatnya, akan terjadi bekuan pada CABG, sehingga hasil operasi
menjadi sia-sia (Muttaqin, 2009).
f. Komplikasi CABG
1. Post perfusion sindrom.
Kerusakan sementara pada neurokognitif, namun penelitian
terbaru menunjukkan bahwa penurunan kognitif tidak disebabkan
oleh CABG tetapi lebih merupakan konsekuensi dari penyakit
vaskuler.
2. Infeksi luka operasi
3. Infark miokard akibat emboli, hipoperfusi atau kegagalan
cangkok
4. Stenosis pada cangkokan terutama yang menggunakan vena
saphena akibat aterosklerosis sehingga menyebabkan angina atau
infark miokard
5. Gagal renal akut akibat emboli atau hipoperfusi.
6. Stroke sekunder terhadap emboli atau hipoperfusi
g. Persiapan CABG
 Persiapan administrasi : SIT, SLIP, Surat jaminan
 Persiapan fisik, meliputi:
- Persiapan kulit: Cukur area operasi
- Persiapan gastrointestinal: Puasa 6-8 jam sebelum operasi; Klisma
- Memperhatikan kenyamanan, istirahat dan tidur

11
- Mandi dengan sabun Chlorhexidine 1 jam pra bedah
 Laboratorium Lengkap
 Persiapan darah
- PRC : 1000 cc
- FFP : 1000 cc
- Trombosit : 5 unit
Atau sesuai order dokter bedah
 Pemeriksaan penunjang : gigi, THT, dan paru-parudfr thorak, EKG,
dll.
 Persiapan mental
 Obat-obatan: antiplatelet dihentikan 1 minggu sebelum operasi; anti
koagulan stop 2 hari pra bedah

G. Pengkajian
1. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan
Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2. Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan
darah tinggi, diabetes melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal
atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c. Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika
ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris
yang tidak berfungsi.
d. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau
bradi cardia). Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
e. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin
juga timbul dengan gagal jantung.
f. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.

12
3. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat
banyak, muntah dan perubahan berat badan.
5. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan
aktivitas.
6. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
7. Kenyamanan
a. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan
beristirahat atau dengan nitrogliserin.
b. Lokasi nyeri dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar
sampai ke lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di
katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai
akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai,
perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan
irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta
tingkat kesadaran.
8. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok
dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di
dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles
atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/
pink tinged.
9. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak
terkontrol.

13
10. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes,
stroke, hipertensi, perokok.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan EKG
a. Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST,
gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis
b. Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke
impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan
stimulasi saraf simpatis dan berupa bradikardi, takikardi dan ventrikel
fibrilarilasi.
Lokasi infark berdasarkan lokasi:
Lokasi Lead Perubahan EKG
Anterior V1-V4 ST elevasi, gelombang Q
Anteroseptal V1-V3 ST elevasi, gelombang Q
Anterior eksterisif V1-V6 ST elevasi, gelombang Q
Posterior V1-V2 ST depresi, gelombang R tinggi
Lateral I, aVL, V5-v6 ST elevasi, gelombang Q
Inferior I, II, aVF ST elevasi, gelombang Q
Ventrikel kanan V4R, V5R ST elevasi, gelombang Q

2. Pemeriksaan Foto data


Biasanya normal, namun infiltrasi mungkin ada yang menunjukkan gagal
jantung kongestif/aneurisma ventrikel.
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T

14
- CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal
dalam 48-72 jam.
- LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam
dan kembali normal dalam 7-14 hari
- Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard akut,
meningkat sampai hari ke 7.
b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (faktor resiko
CAD)
c. Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama
serangan angina.
d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin berubah
selama serangan.
4. Karakteristik jantung dengan angiografi
Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau
nyeri dada tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung
keluarga yang mengalami nyeri dada, pasien dengan EKG istirahat normal,
prosedur ini akan menggambarkan penyempitan sumbatan arteri koroner.
5. Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume
sistolik dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi
otot papiler dan untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup,
atau cairan pericardial.

I. Farmakologi
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang
paling umum diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan
gumpalan darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari
itu mengurangi resiko serangan jantung.

15
2. Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan
darah, sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.

3. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).


Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian
meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri
dada. Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan
berupa tablet atau semprot di bawah lidah, biasa digunakan untuk
penghilang nyeri dada secara cepat.
4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril)
and Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah,
dan juga membantu menurunkan tekanan darah.
5. Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin,
Atorvastatin, Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein
Densitas-Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk
penyakit jantung koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan
andalan terapi penyakit jantung koroner.
J. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan menurunnya suplai
oksigen miokardial.
2. Gangguan difusi gas berhubungan dengan oedem paru
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miokard dan kebutuhan oksigen.
4. Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakitnya.
5. Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan curah jantung

16
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Aterosklerosis Nyeri
- Klien mengatakan ↓
nyeri di area dada Konstriksi arteri koronaria
DO : ↓
- Skala nyeri Aliran darah ke jantung menurun
meningkat (0-10) ↓
- Klien tampak Oksigen dan nutrisi turun
gelisah ↓
- TTV meningkat Jaringan Miocard Iskemik

Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

Nyeri
2 DS: Aterosklerosis Gangguan difusi
- Klien mengeluh ↓ gas
sesak nafas Konstriksi arteri koronaria
DO : ↓
- RR meningkat Aliran darah ke jantung menurun
- Batuk (+) ↓
- Rhonkhi +/+ Oksigen dan nutrisi turun
- Saturasi O2 turun ↓
Jaringan miocard iskemik pada
ventrikel kiri

Kemampuan pompa ventrikel kiri
menurun

Tekanan dinding ventrikel kiri

Resistensi vaskuler sistemik

Aliran darah balik ke atrium kiri

17
Tekanan intratrium meningkat

Transudasi ke paru

Edema paru

Gangguan difusi gas
3 DS : Aterosklerosis Intoleransi
- Klien mengeluh ↓ aktivitas
lemas Konstriksi arteri koronaria
DO : ↓
- Kondisi umum Aliran darah ke jantung menurun
klien tampak ↓
lemah Oksigen dan nutrisi turun
- Klien beraktivitas ↓
minimal Jaringan Miocard Iskemik
- Kekuatan otot ↓
turun Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

Metabolisme anaerob

Penurunan fosforilasi energi
tinggi

ATP dan asam laktat meningkat

Diassosiasi asam laktat menjadi
ion H+ dan laktat

Penurunan pH cairan ekstra dan
intraseluler

Ikatan O2 oleh Hb di paru
terhambat

18
Sintesis ATP terhambat

fatigue

Intoleransi aktivitas
4 DS: Aterosklerosis Cemas
- Klien mengatakan ↓
kurang paham Aliran darah ke jantung menurun
perawatan di rumah ↓
DO: Jaringan miocard iskemik
- Klien menanyakan ↓
tentang pantangan Supply dan kebutuhan oksigen ke
yang harus dihindari jantung tidak seimbang
- Klien menanyakan ↓
kegunaan obat-obat Gagal jantung kiri
yang diminum ↓
- Klien tampak Timbul gejala: sesak, nyeri dada
bingung ↓
Perawatan di rumah sakit

Klien dipulangkan

Kurang informasi tentang
perawatan klien

Cemas
5 DS : - Aterosklerosis Risiko gangguan
DO : ↓ perfusi jaringan
- Urine kuning Konstriksi arteri koronaria
pekat ↓
- Gambaran EKG Aliran darah ke jantung menurun
tidak normal ↓
- TTV tidak stabil Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan miocard iskemik

Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

19

Hipoksia seluler

Integritas membrane sel berubah

Kontraktilitas turun

After load meningkat

Penurunan curah jantung

Suplai darah ke jaringan
berkurang

Resiko gangguan perfusi jaringan

20
Rencana Asuhan Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
a. Gangguan rasa Tupen : 1. Kaji, dokumentasikan dan 1. Data tersebut dapat membantu menentukan
nyaman: nyeri Setelah dilakukan tindakan laporkan : penyebab dan efek nyeri dada serta
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 a. Keluhan klien mengenai merupakan garis dasar untuk
menurunnya suplai jam klien tidak mengalami nyeri dada meliputi membandingkan gejala pasca therapy
oksigen miokardial. nyeri dengan kriteria : lokasi, radiasi, durasi a. Therapy pada berbagai kondisi yang
- Klien tidak mengeluh nyeri dan faktor yg berhubungan dengan nyeri dada,
nyeri dada mempengaruhi nyeri terdapat temuan klinik yang khas pada
- Klien tampak tenang dan b. Efek nyeri dada pada nyeri dada iskemik
dapat beristirahat perfusi hemodinamik b. Infark mikard menurunkan
- TTV dalam batas normal: kardiovaskuler terhadap kontraktilitas jantung dan komplience
TD : 110-120/60-80 jantung, otak, ginjal. ventrikel dan dapat menimbulkan
mmHg distritmia (curah jantung menurun)
RR : 16-20 x/mnt mengakibatkan tekanan darah dan
HR : 60-100 x/mnt perfusi jaringan menurun, frekuensi
T : 36,5 –37,5 0C jantung dapat meningkat sebagai
- Keluaran urine baik yaitu mekanisme kompensasi untuk
1-2 cc/kg BB/jam mempertahankan curah jantung.
2. Monitoring EKG 2. Mengetahui adanya perubahan gambaran
EKG dan adanya komplikasi AMI
3. Peningkatan TD, HR, RR, menandakan
3. Monitoring TTV nyeri yang sangat dirasakan oleh klien
4. Therapi O2 dapat meningkatkan suplai O2
4. Berikan O2 sesuai dengan ke jantung
kondisi klien 5. Membantu memaksimalkan complience
5. Berikan posisi semi fowler paru
6. Menurunkan konsumsi O2
6. Anjurkan klien untuk bedrest
total selama nyeri dada
timbul 7. Menurunkan rangsang eksternal
7. Berikan lingkungan yang
tenang, aktivitas perlahan
dan tindakan yang nyaman 8. Therapi diberikan untuk
8. Berikan therapy sesuai a. Jenis nitrat berguna untuk
program : mengontrol nyeri dengan efek
a. Nitrogliserin : ISDN vasodilatasi coroner meningkatkan

22
b. Bisoprolol aliran darah coroner dan perfusi
miokard
b. Merupakan beta bloker yang efektif
untuk angina dengan mengurangi
frekuensi denyut jantung, kontraktilitas
miokard dan tekanan darah sehingga
meningkatklan suplai oksigen
b. Gangguan difusi gas Tupan : 1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Berguna dalam evaluasi derajat distress
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan pernapasan, catat pernapsan dan atau kronisnya proses
oedem paru keperawatan selama 5 x 24 penggunaan otot-otot penyakit.
jam masalah difusi gas aksesori, napas bibir,
dapat teratasi ketidakmampuan berbicara.
Tupen : 2. Atur posisi klien head up 30o. 2. Meminimalkan arus balik vena
Setelah dilakukan tindakan 3. Lakukan palpasi fremitus 3. Penurunan getaran vibrasi diduga ada
keperawatan klien pengumpulan cairan atau udara terjebak
menunjukan perbaikan 4. Awasi tingkat kesadaran atau 4. Gelisah dan ansietas adalah manifestasi
ventilasi dan oksigenasi status mental klien umum pada hipoksia. AGD memburuk
jaringan adekuat dengan disertai bingung atau somnolen
AGD dalam rentang normal menunjukan disfungsi cerebral yang

23
dan bebas dari gejala berhubungan dengan hipoksemia
distress pernapasan 5. Evaluasi tingkat toleransi 5. Selama distress pernapasan berat atau akut
aktivitas, berikan lingkungan pasien secara total tidak mampu
tenang dan nyaman. Batasi melakukan aktivitas sehari-hari karena
aktivitas pasien, dorong hipoksemia dan dispnea. Istirahat diselingi
untuk istirahat atau tidur. aktivitas perawatan masih penting dari
Mungkinkan pasien program pengobatan, namun program
melakukan aktivitas secara pelatihan ditunjukan untuk meningkatkan
bertahap dan tingkatkan ketahanan dan kekuatan tanpa
sesuai toleransi individu menyebabkan dispnea berat dan dapat
meningkatkan kesehatan
6. Awasi TTV dan irama 6. Takikardia, disritmia dan perubahan tanda
jantung vital dapat menunjukkan efek hipoksemia
sistem pada fungsi jantung
7. Kolaborasi pemeriksaaan 7. Pa CO2 biasanya meningkat dan Pa O2
AGD biasanya menurun sehingga hipoksia
terjadi dengan derajat lebih kecil atau lebih
besar. Pa CO2 normal atau meningkat
menandakan kegagalan pernafasan

24
8. Berikan O2 tambahan yang 8. Dapat memperbaiki atau mencegah
sesuai dengan hasil AGD hipoksia
3. Intoleransi aktivitas Tupan : 1. Observasi ulang tingkat 1. Sebagai data dasar untuk mengembangkan
berhubungan dengan Kebutuhan aktivitas kelelahan dan kelemahan rencana pada klien.
ketidakseimbangan terpenuhi setelah dilakukan klien terhadap aktivitas.
suplai oksigen tindakan keperawatan 2. Anjurkan klien untuk 2. Mengurangi beban jantung klien
miokard dengan selama 4 x 24 jam mempertahankan bedrest.
kebutuhan Tupen : 3. Bantu kebutuhan klien yang 3. Memaksimalkan istirahat akan mengurangi
Setalah dilakukan tindakan tidak boleh dilakukan, pengunaan energi.
keperawatan : melatih aktivitas yang dapat
- Kelemahan umum (-) dilakukan seperti makan,
- Tanda-tanda vital dalam minum.
batas normal 4. Monitoring TTV dan warna 4. Mengevaluasi respon terhadap aktivitas
TD:110-120/60-80 kulit tiap jam. dan mengatur kebutuhannya.
mmHg 5. Berikan O2 atau tingkatkan 5. Meningkatkan O2 atau tingkatan O2 selama
HR: 60-80 x / menit O2 selama aktivitas aktivitas.
RR: 16-20 x/menit 6. Buat rencana aktivitas secara 6. Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
S : 36,5 –37,5 0C bertahap sesuai dengan dimana dengan cepat meningkatkan beban
- Tidak terjadi perubahan kemampuan klien. jantung.

25
warna kulit atau 7. Monitor takikardi, disritmia, 7. Indikator dari penurunan suplay O2
kelembaban diaporesis atau pucat setelah dikardium seperti takikardi, disritmia,
melakukan aktivitas. diaporesis, membutuhkan penurunan
aktivitas.
8. Bantu klien dalam melakukan 8. Mengurangi pemakaian energi dan O2
aktivitas klien.
9. Kolaborasi dalam pemberian 9. Mengedan pada saat defekasi akan
laxadine meningkatkan tekanan intra torakal yang
dapat meningkatkan tekanan arteri koroner
sehingga dapat menyebabkan angina dan
aritmia.
4. Gangguan rasa aman : Tupen : 1. Berikan penjelasan tentang 1. Dengan mengetahui faktor resiko, klien
cemas berhubungan Setelah dilakukan tindakan faktor-faktor resiko timbulnya dan keluarga dapat mencegah dan
dengan kurangnya keperawatan selama 2x24 CAD : merokok, diit tinggi memodifikasi gaya hidup yang lebih
pengtehuan tentang jam klien menunjukkan : kolesterol, DM, Hipertensi, sehat.
penyakitnya. - Klien maupun keluarga Stress,
tenang 2. Berikan dukungan emosional: 2. Klien akan merasa dihargai
- Klien dan keluarga dapat sikap hangat dan empati
mengetahui dan 3. Jelaskan setiap prosedur yang 3. Dengan mengetahui prosedur klien dan

26
menyebutkan kembali akan dilakukan pada klien dan keluarga akan berpartisipasi dalam
tentang penyakit yang keluarga. melakukan tindakan disamping itu juga
dialami klien serta cara dapat menurunkan tingkat cemas klien.
pencegahan dan 4. Berikan penjelasan tentang 4. Meningkatkan pengetahuan klien dan
perawatannya. perawatan klien di rumah : keluarga sehingga keluarga dapat
- Pengaruh CAD mengantisipasi serangan ulang
- Proses penyembuhan
- Jenis-jenis pengobatan
- Pengaruh obat-obatan
- Pembatasan diit : rendah
kolesterol
- Olahraga 3 x / minggu :
joging, aerobik
- Merokok stop
- Manajemen stress
- Saat BAB tidak mengedan
5. Kaji ulang tingkat cemas 5. Untuk mengetahui dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan dari intervensi yang
telah dilakukan

27
5. Resiko terjadinya Tupen : 1. Pertahankan tirah baring 1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi
gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan selama fase akut ginjal dan menurunkan produksi ADH
jaringan berhubungan keperawatan selama 2x24 sehingga meningkatkan dieresis
dengan penurunan jam, curah jantung 2. Laporkan adanya tanda – 2. Pada GJK dini, sedang atau kronis TD
curah jantung membaik/stabil, dengan tanda penurunan TD dapat meningkatkan sehubungan dengan
kriteria : SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak
- Tidak ada edema mampu lagi mengkompensasi tidak dapat
- Jumlah urine normal normal lagi.
- TTV dalam batas normal 3. Monitor haluaran urin. Catat 3. Oliguria menunjukkan adanya penurunan
- Tidak ada disritmia intake output. Laporkan CO. Kelebihan cairan dapat menimbulkan
adanya edema edema.
4. Pantau TTV tiap jam 4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
aktifitas karena efek obat (vasodilasi),
perpindahan secara diuretic atau pengaruh
fungsi jantung
5. Berikan oksigen sesuai 5. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada
kebutuhan untuk pemakaian miokardia dan juga
mengurangi ketidaknyamanan sehubungan
dengan iskemia jaringan.

28
6. Pantau EKG tiap hari 6. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan
penunjang thd terapi yang akan diberikan
bila ditemukan kelainan-kelainan pada
gambaran EKG
7. Pertahankan cairan parenteral 7. Aspilet adalah obat untuk mencegah
dan obat-obatan sesuai advis platelet, captopril sebagai ace-inhibitor
(Aspilet, Captopril) yang mencegah angiotensin I berubah
menjadi angiotensin II yang menyebabkan
8. Hindari valsava manuver dan TD meningkat
defekasi (gunakan Laxadine) 8. Valsasa manuver dan defekasi dapat
merangsang saraf simpatis yang akan
menyebabkan bradikardi

29

Anda mungkin juga menyukai