Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi ringan)
Stadium 2
160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 Hg atau lebih
(Hipertensi maligna)
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu -
waktu bisa jatuh kedalam keadaan gawat darurat.
Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut
menjadi “Krisis Hipertensi”, dan banyak terjadi pada
usia sekitar 30-70 tahun. Tetapi krisis hipertensi jarang
ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal
tanpa penyebab sebelumnya. Pengobatan yang baik dan
teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi
kurang dari 1 %.
ETIOLOGI
1. Elektrokardio
2. Urinalisa
3. USG
4. CT scan
5. Rongsen
PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan adalah menurunkan resistensi vaskular
sistemik Pada kegawatan hipertensi tekanan darah arteri
rata-rata diturunkan secara cepat, sekitar 25%
dibandingkan dengan tekanan darah sebelumnya, dalam
beberapa menit atau jam. Penurunan tekanan darah
selanjutnya dilakukan secara lebih perlahan. Sebaiknya
penurunan tekanan darah secara cepat tersebut dicapai
dalam 1- 4 jam, dilanjutkan dengan penurunan tekanan
darah dalam 24 jam berikutnya secara lebih perlahan
sehingga tercapai tekanan darah diastolik sekitar 100
mmHg.
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan
pada krisis hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan
hipertensi emergensi atau urgensi. Jika hipertensi emergensi
dan disertai dengan kerusakan organ sasaran maka penderita
dirawat diruangan intensive care unit, ( ICU ) dan diberi salah
satu dari obat anti hipertensi intravena
( IV ).
1. Sodium Nitroprusside
2. Nitroglycerini
3. Diazolxide
4. Hydralazine
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Nama : Tn. L
Umur : 44 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Dg Tata II, Makassar
Sumber info : Klien dan Keluarga klien
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. T
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Dg Tata II, Makassar
Hubungan dengan klien : Adik kandung klien
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama :
Saat dikaji, klien mengeluh nyeri pada bagian kepala dan agak sulit
bernapas.Klien tampak meringis, dan klien tampak pucat.
P : Peningkatan tekanan intrakranial
Q : Terasa seperti ditusuk-tusuk
R : Terlokalisasi di kepala bagian belakang bawah (oksipital)
S : Skala 8 (0-10) berat
T : Terus menerus
Kesadaran pasien delirium, nilai GCS E 3V3M4 total GCS : 10, reaksi
pupil terhadap cahaya positif
Exposure
Suhu badan pasien 35° C, rambut hitam dan kulit kepala tampak
bersih, tidak terdapat hematoma, tidak terdapat luka pada tubuh pasien
PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat AMPLE
Allergy : Klien tidak memiliki alergi makanan ataupun obat
Nyeri
ANALISIS DATA
No Data Etiologi MK
2. DS : - Krisis hipertensi Ketidakefektifan
DO : Perfusi Jaringan
TD : 210/160 mmHg Perifer
Nadi : 120x/menit Peningkatan TIK
Suhu : 35° C
Klien tampak pucat
Hb : 10 gr/dl (normal Penurunan O2 di otak
: 13-16 gr/dl)
EKG : Irama jantung
tidak teratur Ketidakefektifan perfusi
Angiografi : pembuluh jaringan perifer
darah koroner di jantung
menyempit
ANALISIS DATA
No Data Etiologi MK
3. DS : Krisis hipertensi Gangguan
Klien mengatakan agak Pertukaran Gas
sulit bernapas (dispnea)
Volume darah di paru
DO : meningkat
RR : 22x/menit
Sianosis
Terlihat pengembangan Penurunan ekpansi paru
dada
pH darah arteri : 6,53
PaO2 : 65 mmHg Ketidakseimbangan perfusi-
PaCO2 : 50 mmHg ventilasi
Dispnea
Gangguan pertukaran gas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d spasme pada pembuluh darah arteri
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan
O2 di otak
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan
perfusi-ventilasi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Rencana Tindakan Keperawatan
No Dx. Keperawatan
Tujuan & kriteria Hasil Intervensi
kapiler
Ventilasi-perfusi
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri akut Mengkaji kultur yang mempengaruhi S :
nyeri Klien mengatakan
kepala bagian
Mengontrol lingkungan yang dapat belakang sudah tidak
mempengaruhi nyeri nyeri
Pertukaran Gas chin lift atau juw thrust bila perlu Klien mengatakan sudah lebih
Posisikan pasien untuk mudah untuk bernapas
memaksimalkan ventilasi O:
Berikan pelembab udara RR : 20 x/menit
Atur intake untuk cairan Pergerakan dada simetris
mengoptimalkan keseimbangan pH darah arteri normal
Monitor respirasi dan status O2 A : Masalah teratasi
Catat pergerakan dada, amati P : Hentikan Intervensi
kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, reaksi otot supraclavicular
dan intercostal
THANK’S
Ppt by : kelompok 2