HIPERTENSI URGENCY
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengatahui tentang Hipertensi Urgency
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui definisi Hiperetnsi Urgency
2. Untuk mengetahui jenis – jenis Hipertensi
3. Untuk mengetahui klasifikasi Hipertensi
4. Untuk mengetahui etiologic Hipertensi
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik Hipertensi Urgency
6. Untuk mengetahui patofisiologi Hipertensi Urgency
7. Untuk mengetahuii penatalaksanaan Hipertensi Urgency.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang
peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg
dan peningkatan diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg melebihi
140/90 mmHg, saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi
(Wikipedia, 2010).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan
kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh
darah tepi dan peningkatan volume aliran darah darah (Hani, 2010).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung
atau pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan pembuluh
darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memberikan batasan tekanan
darah normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95
dinyatakan sebagai hipertensi.
Setiap usia dan jenis kelamin memilki batasan masing – masing (Dewi
dan Familia, 2010).
a. Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan
darah waktu berbaring > 130/90 mmHg.
b. Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan darahnya >
145/90 mmHg.
c. Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan hipertensi.
Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah
mendadak (sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan
kerusakan organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus
diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam. Tekanan darah yang
sangat tinggi dan terdapat kerusakan organ, sehingga tekanan darah harus
diturunkan dengan segera (dalam menit atau jam) agar dapat membatasi
kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan darah untuk dapat dikategorikan
sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak, namun kebanyakan referensi di
Indonesia memakan patokan >220/140.
2.4 ETIOLOGI
Hipertensi emergensi merupakan spektrum klinis dari hipertensi dimana
terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berakibat
pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai sistem organ yang
menjadi organ target pada hipertensi emergensi ini adalah sistem saraf yang
dapat mengakibatkan hipertensi ensefalopati, infark serebral, perdarahan
subarakhnoid, perdarahan intrakranial; sistem kardiovaskular yang dapat
mengakibatkan infark miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut,
diseksi aorta; dan sistem organ lainnya seperti gagal ginjal akut, retinopati,
eklamsia, dan anemia hemolitik mikroangiopatik.
Faktor resiko krisis hipertensi.
1. Penderita hipertensi tidak minum obat atau tidak teratur minum obat.
2. Kehamilan
3. Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.
4. Pengguna NAPZA
5. Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi. (luka bakar, trauma kepala,
penyakit vaskular/ kolagen)
2.7 PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan pada keadaan darurat hipertensi ialah menurunkan
tekanan darah secepat dan seaman mungkin yang disesuaikan dengan keadaan
klinis penderita. Pengobatan biasanya diberikan secara parenteral dan
memerlukan pemantauan yang ketat terhadap penurunan tekanan darah untuk
menghindari keadaan yang merugikan atau munculnya masalah baru.
Obat yang ideal untuk keadaan ini adalah obat yang mempunyai sifat
bekerja cepat, mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, menurunkan
tekanan darah dengan cara yang dapat diperhitungkan sebelumnya, mempunyai
efek yang tidak tergantung kepada sikap tubuh dan efek samping minimal.
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak
terburu-buru. Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan
iskemik pada otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu
1 menit sampai 2 jam dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam 2 sampai 6 jam.
Medikasi yang diberikan sebaiknya per parenteral (Infus drip, BUKAN
INJEKSI). Obat yang cukup sering digunakan adalah Nitroprusid IV dengan
dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada, pengobatan oral dapat diberikan sambil
merujuk penderita ke Rumah Sakit. Pengobatan oral yang dapat diberikan
meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil 12,5-25 mg, Clonidin 75-100 ug,
Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat inap.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI URGENCY
3.1 PENGKAJIAN
a. Identitas
1) Pasien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat,
Pendidikan,agama
2) Penanggung jawab : nama, jenis kelamin, alamat, Pendidikan, agama,
hubungan dengan pasien
b. Pengkajian Primer
1) Airway
Kaji
Bersihan jalan nafas
Ada/tidaknya jalan nafas
Distress pernafasan
Tanda – tanda perdarahan di jalan afas, muntahan, edema, laring
2) Breathing
Kaji
Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
Suara nafas melalui hidung atau mulut
Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
3) Circulation
Kaji
Denyut nadi karotis
Tekanan darah
Warna kulit, kelembaban kulit
Tanda – tanda peradarahan eksternal dan internal
4) Disability
Kaji
Tingkat kesadaran
Gerakan ekstremitas
GCS
Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
c. Data dasar pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin
3) Integritas ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
factor stress multiple
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, tangisan yang meledak,
peningkatan pola bicara
4) Makanan/ cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
5) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
6) Neurosensory
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, gangguan penglihatan,
episode epitaksis.
Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optic
7) Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
8) Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan taau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis.
9) Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parastesia unilateral transien, hipotensi postural
2. Nyeri akut
Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (iskemia)
Tanda dan gejala
Subjektif Objektif
Mayor Mengeluh nyeri Tampak meringis
Gelisah
Frekuensi nadi
meningkat
Sulit tidur
Minor - Tekanan darah
meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan
berubah
Proses berfikir
terganggu
3. Intoleransi aktifitas
Penyebab
1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
Tanda dan gejala
Subjektif Objektif
Mayor Mengeluh lelah Frekuensi jantung
meningkat
MInor Dipsnea saat/ setelah Gambaran EKG
aktivitas menunjukkan aritmia
Merasa tidak saat/ setelah aktivitas
nyaman setelah Gambaran EKG
beraktivitas menunjukkan iskemia
Merasa lemah