HIPERTENSI
B. Klasifikasi
C. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), keb iasaan merokok, obesitas,
kurang aktivitas fisik, stress, penggunaan estrogen dan salah satunya yang dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi adalah pola konsumsi garam dengan intake
berlebihan4 .Penyebab hipertensi diantaranya adalah konsumsi makanan asin, kafein,
konsumsi mono sodium glutamat (vetsin, kecap, pasta udang) (Purwono et al., 2020).
D. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya krisis hipertensi dipicu oleh kegagalan fungsi autoregulasi
dalam menjaga aliran darah yang sesuai untuk mengkompensasi peningkatan resistensi
vaskular sistemik. Endotelium memiliki peran utama dalam mengatur tekanan
darah.Endotelium mengeluarkan nitric oxide dan prostacyclin yang dapat memodulasi
tekanan vaskular. Disamping itu peran sistem renin angiotensin juga sangat
mempengaruhi terjadinya krisis hipertensi.Peningkatan tekanan darah secara drastis dan
menetap dalam waktu yang lama menyebabkan respon vasodilatasi endothelium
berkurang dan melepaskan vasokonstriktor yang semakin meningkatkan resistensi
vaskular. Vasokonstriktor juga menyebabkan jejas endotel lebih lanjut, deposisi platelet
dan fibrin, aktivasi kaskade pembekuan hingga terbentuk trombus akan berakibat pada
penurunan suplai darah ke beberapa organ yang kemudian akan membentuk suatu siklus
yang berkelanjutan antara cedera vascular iskemia jaringan dan pelepasan zat
vasokonstriktor (Pramana, 2020).
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi antara lain (Hastuti, 2019):
1. Sakit Kepala
2. Jantung berdebar-debar
3. Mudah lelah
4. Penglihatan kabur
5. Wajah memerah
6. Sering buang air kecil di malam hari
7. Rasa berat di tengkuk
8. Sukar tidur
9. Cepat marah
10. Mata kunang-kunang dan pusing
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium Antara lain hemoglobin dan/atau hematokrit, gula darah puasa,
HbA1c, profil lipid: kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, kadar natrium, kalium, dan
kalsium, asam urat, thyroid stimulating hormone (TSH), kreatinin, dan eGFR. Urinalisis
mencakup pemeriksaan mikroskopis, protein urin dipstick atau rasio albumin : kreatinin,
dan EKG 12 lead (Adrian & Tommy, 2019).
G. Komplikasi
Hipertensi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka panjang akan
menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi pada penderita hipertensi yaitu gagal
ginjal, Penyakit jantung dan timbulnya plak aterosklerotik di arteri serebral dan arteriol,
yang dapat menyebabkan oklusi arteri, cedera iskemik dan stroke apabila berlangsung
dalam jangka waktu yang lama (Helni, 2020).
H. Penatalaksanaan
1. Krisis Hipertensi
Penatalaksanaan kasus krisis hipertensi khususnya hipertensi emergensi memerlukan
penanganan segera di ruang gawat darurat dengan monitoring ketat. Perawatan dapat
dilanjutkan di unit perawatan intensif (ICU). Pemilihan obat anti hipertensi yang lebih
spesifik bertujuan meminimalkan dan mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap organ
target
2. Hipertensi Emergency
Pada hipertensi emergensi obat yang diberikan adalah obat parenteral karena
dibutuhkan penurunan tekanan darah dalam waktu 2-6 jam.Penurunan MAP sebaiknya
< 25% dalam 2 jam pertama dan mencapai 160/100 mmHg dalam 2-6 jam
berikutnya.Penurunan tekanan darah terlalu cepat dan melebihi 25% tidak
dianjurkan.Hal ini dilakukan untuk menghindari kejadian iskemia renal, koroner dan
serebral akibat berubahnya mekanisme autoregulasi. Obat-obatan antihipertensi
parenteral yang dapat digunakan adalah nicardipine, clonidine, nitroglycerin diltiazem,
enalaprilat, esmolol, labetalol, fenoldopram, na nitroprusside, hydralazine dan
clevidipine
3. Hipertensi Urgency
Pada hipertensi urgensi, penurunan tekanan darah dilakukan secara perlahan-lahan
dengan antihipertensi oral awitan cepat. Target tekanan darah awal sama dengan atau
kurang dari 160/100 mmHg atau tekanan arterial rata-rata (MAP, mean arterial
pressure < 25% dalam 24-48 jam. Tujuan penatalaksanaan hipertensi urgensi yang
adekuat adalah menghilangkan gejala, mencegah kerusakan organ dan melindungi
jaringan yang sehat.Pilihan terapi meliputi loop diuretic kuat (furosemide), ACE
inhibitor (captopril, ena, penyekat beta, agonis alfa-2 dan antagonis kalsium (Pramana,
2020).
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas diri pasien dan penanggung jawab
Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lain-lain
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada masalah hipertensi yaitu nyeri kepala, kejang, mual dan
muntah.
1) Proboking insiden : apa ada peristiwa faktor nyeri
2) Quality of pain : bagaimana rasanya nyeri saat dirasakan pasien. Apakah
panas, berdenyut / menusuk
3) Region Radiation of pain : apakah sakitbisa reda dalam sekejap, apa terasa
sakit menjalar, dan dimana posisi sakitnya.
4) Severity/scale of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien
berdasarkan skala nyeri
5) Time : berapakah waktu nyeri berlangsung, apa bertambah buruk pada waktu
malam hari atau pagi hari.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta biasanya : sakit
kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung tak teratur, nyeri dada
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit ginjal,
stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa
lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin
ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang yaitu riwayat keluarga
dengan hipertensi
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit serebrovaskuler
2) Tanda : Peningkatan tekanan darah, denyut nadi jelas (dari karotis, jugularis,
radialis, takikardia), murmur stenosis vaskular, distensi vena jugularis,
vasokontriksi perifer (kulit pucat, sianosis, suhu dingin), pengisian kapiler
mungkin lambat/tertunda
c. Integritas ego
1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stres multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan
meledak, otot muka tegang, menghela nafas, peningkatan nada bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolestrol, Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/menurun), Riwayat penggunaan diuretic
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, Adanya edema, Glikosuria
f. Neurosensori
a. Gejala : Keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam), Gangguan
penglihatan (diplopia, penglihatan kabur, epistakis)
b. Tanda : Status mental, perubaha keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses berpikir , penurunan kekuatan genggaman tangan
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala
h. Pernapasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea,
dyspnea, Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, Riwayat merokok
2) Tanda : Distres pernapasan /penggunaan otot aksesori pernapasan, Bunyi napas
tambahan (crakles/mengi) – Sianosis
i. Keamanan Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
j. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : Faktor resiko keluarga, hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
diabetes mellitus. Faktor lain, penggunaan pil KB atau hormon lain, penggunaan
alkohol/obat
k. Rencana pemulangan Bantuan dengan pemantau diri dari tekanan
darah/perubahan dalam terapi obat.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung
actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons
klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan den penurunan massa otot, Penurunan
kekuatan otot (D.0054)
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kondisi pasca operasi (D.0055)
5. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar infromasi (D.111)
6. Resiko Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload (D.0011)
7. Resiko cedera berhubungan dengan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh, vertigo
(D.0136)
C. Intervensi
SLKI-SIKI
DIAGNOSA
No KEPERAWATAN
(SDKI) SLKI SIKI
Teraupetik
5. Berikan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
6. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
8. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
10. Ajarkan teknik non
farmakologis
Edukasi
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian obat
tidur agar tidak terjaga
5. D.0111 Setelah dilakukan Observasi
Defisit Pengetahuan intervensi keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan diharapkan tingkat tingkat kemampuan meneima
pengetahuan meningkat
kurangnya terpapar informasi
dengan kriteria hasil :
infromasi. Dibuktikan 1. Menunjukan peilaku 2. Idetifikasi pengetahuan saat
dngan. : sesuai anjuran ini
1. Menunjukan peilaku 2. Menunjukan persepsi
sesuai anjuran yang tidak keliru Teraupetik
2. Menunjukan persepsi terhadap masalah 3. Sediakan materi dan media
yang keliru terhadap Pendidikan Kesehatan
masalah Edukasi
4. Menjelaskan kepada keluarga
dan pasien tentang keluarga
5. Beri pasien dan keluarga
bertahan
D. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun selama fase perencanaan. Hal ini terdiri dari aktivvitas perawat dalam membantu
pasien mengatasi masalah kesehatannya dan juga untuk mencapai hasil yang diharapkan
dari pasien (Pangkey et al., 2021).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, di mana pada dokumentasi
ini akan membandingnkan secara sistematis dan terencana tentang kesehatan pada pasien
dengan tujuan yang telah diformulasikan dengan kenyataan yang dialami oleh pasien
dengan melibatkan pasien dan tenaga Kesehatan lainnya (Pangkey et al., 2021).
PATHWAY
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Resistensi
pembuluh darah ke sistemik Fatique Kerusakan fungsi
otak meningkat motorik
Vasokontriksi Intoleransi
aktivitas Kelemahan
Nyeri akut
Afterload
meningkat Gangguan mobilitas
Susah Tidur
fisik
Resiko penurunan
Gangguan Pola Tidur curah jantung
Adrian, S. J., & Tommy. (2019). Hipertensi Esensial: Diagnosis dan Tatalaksana Terbaru pada
Dewasa. CDK Journal, 46(3), 172–178.
Helni. (2020). Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Provinsi Jambi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 34–38.
Machsus, A. L., Anggraeni, A., Indriyani, D., Anggrain, D. S., Putra, D. P., Rahmawati, D., &
Nurfazria, F. (2020). Pengobatan Hipertensi Dengan Memperbaiki Pola Hidup Dalam
Upaya Pencegahan Meningkatnya Tekanan Darah. Journal of Science, Technology, and
Entrepreneurship, 2(2), 51–56. https://online-
journal.unja.ac.id/jkmj/article/download/12396/10775/33174
Purwono, J., Sari, R., Ratnasari, A., & Budianto, A. (2020). Pola Konsumsi Garam Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan, 5(1), 531.
https://doi.org/10.52822/jwk.v5i1.120
Sari, N. W., Margiyati, & Rahmanti, A. (2020). Efektifitas Metode Self-Help Group ( SHG )
terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi. Keperawatan, 03(03), 10–16.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan