Disusun Oleh :
RETNO WULANDARI
SN202139
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang
menyerta biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram,
mual ,detak jantung tak teratur, nyeri dada. d
2) Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit
ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran
kemih, dan penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, dan
lain-lain
b. Riwayat Fisik
1) Kesadaran: composmentis, apatis, delirium, somnolen, sopor, semi
coma, coma
2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu
3) Kepala : bentuk kepala, kulit kepala, rambut
4) Muka : mata, hidung, mulut, telinga
5) Leher : kelenjar tiroid, kelenjar limfe, jvp
6) Dada : paru-paru (inspeksi dada simetris/ tidak simetris, palpasi
dada vocal premitus kanan/kiri sama/ tidak, terdapat nyeri tekan/
tidak, perkusi suara paru sonor/ hipersonor, auskultasi suara paru
vesikuler/ terdapat suara nafas tambahan/tidak), jantung (inspeksi
jantung ictus cordis tampak/ tidak, palpasi ictus cordis teraba di
ICS IV dan V atau tidak, perkusi pekak, auskultasi reguler/
ireguler)
7) Abdomen : (inspeksi terdapat lesi/tidak, auskultasi bising usus
normal berkisar antara 5-34 kali/menit, perkusi suara pekak/ tidak,
palpasi terdapat nyeri tekan/ tidak )
8) Genetalia : kebersihan
9) Rektum : terdapat adanya hemoroid atau tidak
10) Ektremitas : atas dan bawah (kekuatan otot, rentang gerak, akral,
edema, CRT)
c. Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik/ Keperawatan)
Pemeriksaan Penunjang menurut Aspiani ( 2016) yaitu :
1) Laboratorium
a) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim
ginjal
b) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
c) Darah perifer lengkap
d) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
2) EKG
a) Hipertrofi ventrikel kiri
b) Iskemia atau infark miocard
c) Peninggian gelombang P
d) Gangguan konduksi
3) Foto Rontgen
a) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi
aorta.
b) Pembendungan, lebar paru
c) Hipertrofi parenkim ginjal
d) Hipertrofi vascular ginjal
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload (D.00 11)
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia
(D.0077 )
c. Kelebihan volume cairan (D.0022)
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)
e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (D.0009)
f. Resiko cedera (D.0143)
g. Defisiensi pengetahuan (D.0111)
h. Ansietas (D.0080)
3. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Penurunan curah Setelah dilakukan (Perawatan jantung
jantung b.d tindakan I.02075)
peningkatan keperawatan 1) Identifikasi
afterload (D.00 diharapkan curah tanda/gejala primer
11) jantung meningkat penurunan curah
curah jantung jantung (mis: dispnea,
(L.02008) kelelahan,
1) Tanda vital edema,ortopnea,
dalam rentang paroxymal nocturnal
normal dyspnea, peningkatan
2) Nadi teraba CVP)
kuat 2) Identifikasi
3) Pasien tidak tanda/gejala sekunder
mengeluh lelah penurunan curah
jantung ( mis:
peningkatan berat
badan,
hepatomegali,distensi
vena jugularis,
palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk,
kulit pucat)
3) Monitor tekanan
darah
4) Monitor intake dan
output cairan
5) Monitor keluhan nyeri
dada
6) Berikan diet jantung
yang sesuai
7) Berikan terapi terapi
relaksasi untuk
mengurangi strees,
jika perlu
8) Anjurkan beraktifitas
fisik sesuai toleransi
9) Anjurkan berakitifitas
fisik secara bertahap
10) Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
2. Nyeri akut b.d setelah dilakukan (Manajemen nyeri
peningkatan tindakan I.08238)
tekanan vaskuler keperawatan 1) Identifikasi lokasi,
selebral dan diharapkan tingkat karakteristik nyeri,
iskemia (D.0077 ) nyeri menurun durasi, frekuensi,
dengan kriteria intensitas nyeri
hasil 2) Identifikasi skala
Tingkat nyeri nyeri
( L.08066) 3) Identifikasi faktor
1) Pasien yang memperberat
mengatakan dan memperingan
nyeri berkurang nyeri
dari skala 7 4) Berikan terapi non
menjadi farmakologis untuk
2) Pasien mengurangi rasa nyeri
menunjukan (mis: akupuntur,terapi
ekspresi wajah musik hopnosis,
tenang biofeedback, teknik
3) Pasien dapat imajinasi
beristirahat terbimbing,kompres
dengan nyaman hangat/dingin)
5) Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis: suhu
ruangan,
pencahayaan,kebising
an)
6) Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
7) Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
8) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Kelebihan setelah dilakukan (Manajemen
volume cairan tindakan hipervolemia I.03114)
(D.0022) keperawatan 1) Periksa tanda dan
diharapkan gejala hipervolemia
keseimbangan (mis: ortopnes,
cairan meningkat dipsnea, edema,
(Keseimbangan JVP/CVP meningkat,
cairan L. 03020) suara nafas tambahan)
1) Terbebas dari 2) Monitor intake dan
edema output cairan
2) Pengeluaran urin 3) Monitor efek samping
meningkat diuretik (mis :
3) Mampu hipotensi
mengontrol ortortostatik,
asupan cairan hipovolemia,
hipokalemia,
hiponatremia)
4) Batasi asupan cairan
dan garam
5) Anjurkan melapor
pengeluaran urin
4. Intoleransi setelah dilakukan (Manajemen energi
aktivitas b.d tindakan I.050178)
kelemahan keperawatan 1) Monitor kelelahan
(D.0056) diharapkan fisik dan emosional
toleransi aktivitas 2) Monitor pola dan jam
meningkat tidur
Toleransi aktivitas 3) Sediakan lingkungan
(L.05047) yang nyaman dan
1) Pasien mampu rendah stimulus (mis:
melakukan cahaya, suara,
aktivitas sehari- kunjungan)
hari 4) Berikan aktifitas
2) Pasien mampu distraksi yang
berpindah tanpa menenangkan
bantuan 5) Anjurkan tirah baring
3) Pasien 6) Anjurkan melakukan
mengatakan aktifitas secara
keluhan lemah bertahap
berkurang 7) Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
8) Meningkatkan asupan
makanan
5. Resiko setelah dilakukan Pemantauan tanda vital
ketidakefektifan tindakan (I.02060 )
perfusi jaringan keperawatan 1) Memonitor tekanan
otak (D.0009) diharapkan perfusi darah
perifer meningkat 2) Memonitor nadi
Perfusi perifer (frekuensi, kekuatan,
(L.02011) irama)
1) Nadi perifer 3) Memonitor
teraba kuat pernapasan
2) Akral teraba (frekuensi,
hangat kedalaman)
3) Warna kulit 4) Memonitor suhu
tidak pucat tubuh
5) Memonitor oksimetri
nadi
6) Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
7) Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
8) Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
6. Resiko cedera setelah dilakukan Pencegahan jatuh
(D.0143) tindakan (I.14540)
keperawatan 1) Identifikasi factor
diharapkan tingkat risiko (mis. Usia >65
jatuh menurun. tahun, penurunan
Tingkat jatuh tingkat kesadaran,
(L.14138) defisit kognitif,
1) Risiko jatuh hipotensi ortostatik.
dari tempat Gangguan
tidur menurun keseimbangan,
2) Risiko jatuh gangguan
saat berjalan penglihatan,
menurun neuropati)
3) Risiko jatuh 2) Identifikasi risiko
saat berdiri jatuh setidaknya
menurun sekali setiap shift atau
sesuai dengan
kebijakan institusi
3) Identifikasi factor
lingkungan yang
meningkatkan risiko
jstuh (mis. Morse
scale, humpty
dumpty)
4) Pasang handrail
tempat tidur
5) Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpidah.
7. Defisiensi setelah dilakukan Edukasi kesehatan
pengetahuan tindakan (I.12383)
(D.0111) keperawatan 1) Identifikasi kesiapan
diharapkan tingkat dan kemampuan
pengetahuan menerima informasi
meningkat 2) identifikasi factor-
Tingkat faktor yang dapat
pengetahuan meningkatkan dan
(L.12111) menurunkan motivasi
1) Pasien perilaku hidup bersih
melakukan dan sehat
sesuai anjuran 3) sediakan materi dan
2) Pasien tampak media pendidikan
mampu kesehatan
menjelaskan 4) jadwalkan pendidikan
kembali materi kesehatan sesuai
yang kesepakatan
disampaikan 5) berikan kesempatan
3) Pasien untuk bertanya
mengajukan 6) jelaskan factor risiko
pertanyaan yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
7) ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
8) ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
8. Ansietas setelah dilakukan Reduksi ansietas
(D.0080) tindakan (I.09314)
keperawatan 1) identifikasi saat
diharapkan tingkat tingkat ansietas
ansietas menurun berubah (mis.
Tingkat ansietas Kondisi, waktu,
(L.09093) stressor)
1) Pasien 2) gunakan pendekatan
mengatakan yang tenang dan
telah nyaman
memahami 3) informasikan secara
penyakitnya factual mengenai
2) Pasien tampak diagnosis, pengobatan
tenang , dan prognosis
3) Pasien dapat
beristirahat
dengan nyaman
4. Evaluasi
Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang
membandingkan antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan
menilai efektif tidaknya dari proses keperawatan yang dilaksanakan serta
hasil dari penilaian keperawatan tersebut digunakan untuk bahan
perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Evaluasi
keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan
guna tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti, 2017).
DAFTAR PUSTAKA