Proposal Penelitian
Oleh:
Siti Rahmadianti Efendi
NIM: PO7120318052
HALAMAN JUDUL........................................................................................I
DAFTAR ISI....................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Tentang Hipertensi
1. Definisi Hipertensi..............................................................................6
2. Klasifikasi Hipertensi..........................................................................7
3. Gejala Hipertensi.................................................................................8
4. Etiologi Hipertensi..............................................................................9
5. Komplikasi Hipertensi.........................................................................11
6. Pencegahan Hipertensi........................................................................12
7. Penatalaksanaan Hipertensi.................................................................13
B. Konsep Teori Tentang Kopi
1. Definisi Kopi.......................................................................................13
2. Jenis-Jenis Kopi...................................................................................13
3. Kandungan Kafein Dalam Kopi..........................................................15
C. Kerangka Konsep....................................................................................16
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rencana Penelitian..................................................................17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................17
C. Populasi dan Sampel...............................................................................17
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.........................................18
E. Pengumpulan Data...................................................................................19
F. Pengolahan Data......................................................................................21
G. Analisis Data...........................................................................................22
H. Penyajian Data........................................................................................22
I. Etika Penelitian.........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi menjadi salah satu minuman paling populer dan digemari di semua
kalangan. Kopi adalah minuman yang harus dinikmati setiap hari baik kalangan
elit maupun kalangan menengah ke bawah. Kebiasaan ini dimulai dari segelas
hingga minum kopi lebih dari 4 cangkir sehari dapat meningkatkan tekanan darah
Di sisi lain, kopi sering dikaitkan dengan sejumlah faktor risiko penyakit
jantung coroner, termasuk meningkatkan tekanan darah dan kadar kolestrol darah
Yanis, 2018).
kopi lebih dari 4 cangkir sehari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sekitar
10 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 8 mmHg (Rahmawati & Daniyati,
2018).
Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses dan kerja keras dalam
situasi tekanan dan stress yang berkepanjangan merupakan hal yang paling umum
1
2
minum alkohol dan kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab
Hasil analisis WHO di dunia pada tahun 2019 diperkirakan sebanyak 1,28
miliar orang dewasa menderita hipertensi di seluruh dunia, dimana sebagian besar
Organization, 2021).
260 juta adalah 34,1% dibandingkan 27,8% pada Riskesdas tahun 2013.
angka tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebanyak 131.153 penderita
dan angka terendah berada di Provinsi Kalimantan Utara yaitu sebanyak 1.675
dan terendah yaitu Kabupaten Tojo Una Una sebanyak 1.198 penderita hipertensi.
penderita hipertensi berjumlah 1041 orang. Kemudian pada tahun 2019, jumlah
penderita hipertensi meningkat menjadi 1216 orang. Lalu pada tahun 2020,
jumlah penderita hipertensi meningkat lagi menjadi 2078 orang. Setelah itu pada
tahun 2021, jumlah penderita hipertensi meningkat 2 kali lipat sebanyak 5.821
orang.
Puskesmas Talise pada tahun 2020 penderita hipertensi yang pergi berkunjung ke
Posbindu berjumlah 125 penderita dari total 214 penderita. Maka, ada 89
penderita yang tidak berkunjung ke Posbindu yaitu tidak adanya kendaraan, tidak
adanya keluarga yang mengantar untuk kontrol karena sibuk bekerja, dan tidak
mengenai hubungan perilaku merokok dan pola konsumsi kopi dengan terjadinya
antara factor risiko hipertensi ditinjau dari kebiasaan minum kopi menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi
yang dipengaruhi oleh lama mengonsumsi kopi, jenis minuman yang dikonsumsi,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Difran & Yanis menunjukkan bahwa
4
stadium 1 (17,5%) dan yang mengalami hipertensi stadium 2 (2,5%) (Difran &
Yanis, 2018).
Kerja Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado menunjukkan bahwa tidak adanya
hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi (Mullo, dkk.
2018).
Konsumsi kopi secara teratur tidak terkait dengan dampak pada tekanan
darah yang mungkin disebabkan oleh toleransi kafein yang berkembang ketika
terjadi setelah minum secangkir kopi terutama jika jarang meminumnya (Ansley,
kopi seiring berjalannya waktu tubuh menjadi toleran terhadap efek stimulan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi hipertensi
darah di dalam arteri. Dimana Hiper artinya berlebihan, dan Tensi yang
karena penyakit ini tidak memiliki gejala spesifik dapat menyerang siapa saja,
peluang 12 kali lebih besar untuk terkena stroke dan 6 kali lebih besar untuk
tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas
ambang batas normal yaitu 120-80 mmHg. Batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah kurang dari 130/80 mmHg. Bila tekanan darah sudah
lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (Batas tersebut untuk orang
7
17
2. Klasifikasi hipertensi
yang tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi dan tidak menderita
penyakit serius dalam jangka waktu tertentu menurut seven report of the joint
Hipertensi ≥ 140 ≥ 90
Indonesia (2019)
3. Gejala hipertensi
c. Jantung berdebar-debar.
d. Penglihatan kabur.
17
e. Mimisan.
2020).
4. Etiologi hipertensi
sebagai berikut.
Sekitar 10% orang yang menderita hipertensi jenis ini (Musakkar &
Djafar, 2020).
a. Keturunan
b. Usia
c. Garam
beberapa orang.
d. Kolestrol
meningkat.
e. Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko
f. Stres
g. Rokok
h. Kafein
i. Alkohol
17
darah.
j. Kurang olahraga
5. Komplikasi hipertensi
a. Payah jantung
b. Stroke
darah yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah
kematian. Stroke bisa juga terjadi karena sumbatan dari gumpalan darah
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan penglihatan
pada pandangan yang menjadi kabur (Septi, F. S. & Ernawati, L., 2020).
6. Pencegahan hipertensi
2020).
7. Penatalaksanaan hipertensi
a. Farmakologi
1. Pengertian kopi
tinggi. Ketinggian minimum untuk menanam kopi adalah 500 meter di atas
permukaan laut (mdpl), dan ketinggian maksimum dimana kopi masih bisa
tumbuh dan berbuah dengan baik adalah 2000 mdpl (Warta Ekspor, 2018).
2. Jenis-jenis kopi
robusta dan arabika. Robusta merupakan jenis kopi yang lebih tahan iklim
panas, sehingga bisa ditanam di dataran yang lebih rendah, berbeda dengan
kopi Arabika yang menuntut dataran yang lebih tinggi, suhu di lokasi
Ekspor, 2018).
Dari segi bentuk, biji kopi jenis robusta lebih bulat dan arabika
Kopi Arabika memiliki aroma yang wangi seperti buah-buahan atau bunga-
Ada berbagai cara untuk mengolah biji kopi agar dapat memunculkan
rasa spesifik dari setiap kopi. Rasa spesifik yang dihasilkan kopi berbeda tidak
hanya berdasarkan cara pengolahan biji kopi, tetapi juga daerah dari mana
kondisi matang, ketika bijinya merah, serta melewati proses panen dan
Setelah melewati proses penilaian cupping score, maka sebuah kopi bisa
disebut specialty grade coffee, yang dapat meningkatkan harga jual kopi
kopi luwak yakni biji kopi yang telah melewati proses fermentasi melalui
system pencernaan hewan luwak. Selain kopi luwak, Indonesia juga memiliki
specialty coffee lainnya, yaitu Kopi Gayo, Kopi Java, Kopi Toraja, Kopi
Lintong, Kopi Bali Kintamani, Kopi Mandailing, Kopi Flores, dan Kopi
menggumpal; tidak berbau; rasa pahit, memiliki titik lebur pada 235-237◦C.
Kafein agak sukar larut dalam air, etanol dan eter. Akan tetapi kafein mudah
larut dalam kloroform dan lebih larut dalam asam encer (Soraya, 2018).
pada tubuh manusia dengan dosis rendah yaitu ≤400 mg seperti peningkatan
memberikan efek positif, kafein juga dapat memberikan efek negatif bagi
kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan rutin (Wilson, 2018).
kafein pada kopi arabika dan robusta, yaitu 0,97% Arabika dan 1,42%
Caracostea (2020) mendapatkan hasil kadar kafein 1,54% arabika dan 1,82%
kafein terendah sebesar 1,115% terdapat pada kopi arabika dengan tingkat
robusta, yakni 0,8-1,4%, sehingga tidak terlalu pahit namun memiliki tingkat
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis Penelitian
2022.
Tahun 2022.
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan metode Cross Sectional Study dengan maksud untuk melihat hubungan
Puskesmas Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu Tahun 2022 dimana variable
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
yang datang berobat ke Puskesmas Talise pada bulan Juli 2022 yang
2. Sampel
datang berobat ke Puskesmas Talise pada bulan Juli 2022. Dalam hal ini,
18
19
N
n=
1+ N (e)
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
125
n= 2
1+125(0,1)
125
n=
1+125(0,01)
125
n=
1+1,25
125
n=
2,25
1. Variabel Independen
Hasil ukur :
2. Variabel Dependen
a) Hipertensi
angka normal.
Hasil ukur :
normal
24
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
a) Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang di ukur (Polit & Beck, 2012). Validitas
apa yang diinginkan dengan hasil r hitung > r tabel dengan ketetapan r
tabel= 0,361 (Polit & Beck, 2012). Prinsip validitas adalah pengumpulan
b) Uji Reliabilitas
reliabel jika koefisien alpha lebih besar atau sama dengan 0,80. Maka
perlu dilihat nilai alpha yang diperoleh (Polit & Beck, 2012).
2. Data Sekunder
24
Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kota tentang distribusi dan
F. Pengolahan Data
2. Coding: pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang bersifat
kategori.
diteliti.
(Notoatmodjo, 2012)
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Pada rencana penelitian ini, analisis data yang dilakukan untuk melihat
dan jenis kelamin) dan pola perilaku konsumsi kopi yaitu analisis univariat.
2. Analisis Bivariat
24
bebas dan terikat dengan nilai kemaknaan 0,05, tingkat kepercayaan 95%.
Adapun uji yang akan digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi Square.
H. Penyajian Data
Penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi tentang segala
I. Etika Penelitian
bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela dan
apapun.
5. Setelah penelitian selesai, hasil penelitian dapat diakses oleh setiap subjek
Ansley, H. (2018, Desember 17). Healthline. Retrieved Juni 13, 2022, from How
Does Coffee Affect Your Blood Pressure?: http:/www.healthline.com
Aprilia, F. R. (2018). Analisis Kandungan Kafein dalam Kopi Tradisional Gayo dan
Kopi Lombok Menggunakan HPLC dan Spektrofotometri UV/Vis. Biotika,
16(2): 38-39.
Difran & Yanis. (2018). Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Kopi Dengan Tekanan
Darah Pada Dewasa Muda. Jurnal Kesehatan Vokasional, 3(1): 23-28.
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. (2021). Profil Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah.
Palu: Dinkes Sulteng.
Lestari, R., dkk. (2020). Pemberdayaan Kader Kesehatan Dalam Mencegah Penyakit
Tidak Menular Melalui Posbindu Ptm. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(1): 48.
Martiani, A. & Rosa, L. 2012. Faktor Risiko Hipertensi Ditinjau Dari Kebiasaan
Minum Kopi. Journal of Nutrition College. 1(1): 78-85.
Maryani. 2018. Hubungan Perilaku Merokok dan Pola Konsumsi Kopi Dengan
Terjadinya Hipertensi di Puskesmas Singgani Palu. Skripsi. Palu: Poltekkes
Kemenkes Palu.
Mullo, E., dkk. 2018. Hubungan Antara Kebiasaan Minum Kopi Dengan Kejadian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado. Jurnal
Kesmas. 7(5): 72-79
Polit & Beck. (2012). Nursing Researching: Generating and Accessing Evidence for
Nursing Practice: Seventh Edition Philadelphia: Lippincolt Williams &
Wilkins.
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Badan Litbangkes Kemenkes RI.
Salma. (2020). Tetap Sehat Setelah Usia 40. Jakarta: Gema Insani.
Setiawan, W. & Noviyanti. 2015. Hipertensi: Kenali, Cegah, dan Obati. Yogyakarta:
Note Book.
Weber, C. (2018). Does Caffeine Increase Bloos Pressure? Washington: Very Well
Health .
Wilson, C. (2018). The Clinical Toxicology of Caffeine: A Review and Case Study.
Elsivier (Toxicology Reports), 5: 1140-1152.
World Health Organization. (2021, August 25). More than 700 million people with
untreated hypertension. Retrieved June 22, 2022, from World Health
Organization: https://www.who.int/
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
sebagai responden setelah mendapat penjelasan dari saudari Siti Rahmadianti Efendi
Kota Palu Tahun 2022”. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian
ini saya lakukan dengan sukarela atau tanpa paksaan dari pihak manapun.
untuk digunakan sesuai kepentingan dan tujuan penelitian. Sebagai responden dalam
penelitian ini, saya menyetujui untuk bertemu dan melakukan wawancara pada waktu
dan tempat yang telah di sepakati antara peneliti dan responden maka dengan ini saya
menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dengan catatan
bila sewaktu-waktu saya dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan
persetujuan ini.
( )
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI KOPI DENGAN
TERJADINYA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TALISE KECAMATAN MANTIKULORE
KOTA PALU
No. Responden:
Hari/Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Bapak/Ibu/Saudara/I diharapkan:
1. Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberi tanda (√) pada tempat
yang disediakan.
4. Bila ada data yang kurang jelas dapat ditanya kepada peneliti.
Nama/Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
c. Selalu
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. ≥3 kali sehari
c. ≥5 cangkir sehari
a. 200-400 ml
b. 400-600 ml
c. >600 ml
a. 1-2 tahun
b. 3-4 tahun
c. ≥5 tahun
a. Pagi hari
b. Siang hari
c. Sore/malam hari
7. Jenis kopi yang biasa anda minum selama ini?
a. Kopi dekafeinasi
b. Kopi instan
c. Kopi murni
a. Selalu
b. Sering
a. Tidak pernah
b. Sering
c. Selalu
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
menggunakan uji Person Product Moment dengan nilai r hitung > r tabel dengan
ketetapan r tabel= 0,361 (Polit & Beck, 2012). Adapun hasil uji validitas dari setiap
(0,902). Dari hasil uji valid ditemukan sebanyak 11 pertanyaan valid dari 13
pertanyaan yang dilakukan uji valid dengan nilai r hitung > r tabel dengan ketetapan r
tabel= 0,361.
sphygmomanometer.
UJI RELIABILITAS KUESIONER PERILAKU KONSUMSI KOPI
kopi yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Instrumen ini telah di
orang responden. Hasil uji reliabel keseluruhan dari pertanyaan yang dilakukan
Sihotang diperoleh koefisien cronbach’s alpha pada kebiasaan minum kopi adalah
sphygmomanometer.