Oleh Kelompok:
Inayah Ramdhayani (18089014028)
Ni Kadek Indra Wahyuni (18089014029)
Putu Krisnanda Ariani (18089014030)
Ni Kadek Maitri Dharmiyani (18089014032)
Ida Ayu Mas Santi Komala Dewi (18089014034)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah sederhana ini yang berjudul “Mengidentifikasi
Keperawatan Keluarga” Kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak
retak. Makalah yang kami susun ini tidak luput dari kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga di Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Keluarga
memiliki nilai dan norma yang dibangun berdasarkan budaya yang ada.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang akan ragam budaya sehingga
masing-masing keluarga memiliki nilai dan norma yang berbeda yang
diwujudkan dalam bentuk struktur dan fungsi keluarga. Karakteristik dalam
keluarga sangat berpengaruh terhadp pembentukan dan fungsi keluarga.
Perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
di Indonesia memerlukan suatu bentuk kerangka.
Model keperawatan keluarga yang sesuai dengan kondisi masyarakat di
Indonesia Model keperawatan keluarga tersebut akan membantu perawat
komunitas dalam menggali setiap permasalahan yang dihadapi keluarga
dalam bentuk suatu keluarga yang sehat dan sejahtera sesuai dengan
perkembangan keluarga tersebut. Model yang dikembangkan menggunakan
teori model Neuman yang dipadukan dengan teori model Friedman dengan
pendekatan proses keperawatan. Model pengembangan ini memiliki lima
tahap sesuai dengan proses keperawatan yaitu (1) pengkajian keperawatan
keluarga dan anggota keluarga, (2) perumusan diagnose keperawatan
keluarga, (3) perencanaan keperawatan keluarga dengan penekanan pada
prevensi primer, sekunder dan tersier, (4) implementasi keperawatan
keluarga dan (5) evaluasi keperawatan keluarga. Kelima tahap proses
keperawatan tersebut saling mempengaruhi dan merupakan suatu proses
yang siklik serta saling mempengaruhi sehingga perawat keluarga sebaiknya
memahami model Friedman dan model Neuman serta proses keperawatan
yang disesuaikan dengan perkembangan keluarga yang dibina.
1
1.2.4 Apa Sajakah Jenis Data Pengkajian?
1.2.5 Apakah Pengertian Diagnosa Keluarga?
1.2.6 Bagaimanakah Rumusan Diagnosa?
1.2.7 Apakah Macam Diagnosa?
1.2.8 Apakah Pengertian Rencana Intervensi Keluarga?
1.2.9 Bagaimanakah Langkah Menyusun Rencana Intervensi?
1.2.10 Bagaimanakah Pendekatan dan Strategi Rencana Intervensi?
1.2.11 Apakah Pengertian Implementasi Keluarga?
1.2.12 Bagaimanakah Langkah Implementasi?
1.2.13 Bagaimanakah Pendekatan dan Strategi Implementasi?
1.2.14 Apakah Pengertian Evaluasi Keluarga?
1.2.15 Apakah Jenis Evaluasi?
1.2.16 Bagaimanakah Langkah Evaluasi?
1.2.17 Bagaimakah Pendekatan dan Strategi Evaluasi?
2
1.3.17 Untuk Mengetahui Pendekatan dan Strategi Evaluasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
keluarga lebih bebas mengemukakan data kesehatan dan masalah- masalah
keperawatan yang dialaminya. Dengan demikian perawat dapat benar-benar
memahami data dan masalah keperawatan yang dialami oleh keluarga
untuk selanjutnya memberikan alternatif pemecahan masalah keperawatan
keluarga. Setelah data keperawatan dikumpulkan, selanjutnya dilakukan
proses analisa data. Dalam kegiatan analisa data perawat harus dapat
mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh keluarga. Power
dan Dell Orto (1988) dalam Fiedman (2010) mengemukakan beberapa hal
yang yang menjadi kekuatan keluarga :
1. Ketrampilan Komunikasi:
Kemampuan mendengar
Kemampuan anggota keluarga berdiskusi tentang masalah mereka,
2. Paradigma keluarga yang diungkapkan:
Pengungkapan persepsi-persepsi tentang realita hidup yang sama
dalam keluarga
Keinginan keluarga untuk memiliki harapan dan apresiasi bahwa
perubahan mungkin saja terjadi,
3. Dukungan dari dalam keluarga:
Kemampuan memberikan penguatan satu sama lain
Kemampuan anggota keluarga menciptakan suasana memiliki,
4. Kemampuan merawat diri:
Kemampuan anggota keluarga bertanggung jawab terhadap masalah-
masalah kesehatan dan
Kemampuan anggota keluarga menjaga kesehatan mereka sendiri,
5. Ketrampilan memecahkan masalah:
Kemampuan anggota keluarga menggunakan negosiasi dalam
memecahkan persoalan dalam keluarga
Kemampuan memusatkan perhatian pada kejadian-kejadian atau
kekecewaan sekarang, bukan pada kejadian-kejadian atau
kekecewaan yang lalu
Anggota keluarga memiliki kapasitas untuk menggunakan
pengalaman-pengalaman setiap hari sebagai sumber.
5
2.3 Macam Sumber Data Pengkajian
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari
klien dan keluarga, yang dapat memberikan informasi yang lengkap
tentang masalah kesehatan yang dihadapinya.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari orang terdekat
dari klien (keluarga), seperti orang tua, Anda, atau pihak lain yang
mengerti kondisi klien selama sakit. Data sekunder dapat pula didapatkan
dari catatan-catatan keperawatan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
pihak lain. Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data kesehatan keluarga adalah berikut ini.
a. Klien dan keluarga.
b. Orang terdekat.
c. Catatan klien.
d. Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan).
e. Konsultasi.
f. Hasil pemeriksaan diagnostik.
g. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.
h. Perawat lain.
i. Kepustakaan.
6
Informasi data objektif diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan fisik,
hasil pemeriksaan penunjang dan hasil laboratorium. Fokus dari
pengkajian data objektif berupa status kesehatan, pola koping, fungsi
status respons pasien terhadap terapi, risiko untuk masalah potensial dan
dukungan terhadap pasien. Karakteristik data yang diperoleh dari hasil
pengkajian seharusnya memiliki karakteristik yang lengkap, akurat, nyata
dan relevan. Data yang lengkap mampu mengidentifikasi semua masalah
keperawatan pada pasien.
7
2. Etiologi / Penyebab (E)
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah
kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.
Peyebabnya meliputi perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan
lingkungan.
3. Sign & Symptom / Tanda dan Gejala (S)
Merupakan ciri, tanda atau gejala yang merupakan informasi yang
diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.
Jadi, rumus diagnosis keperawatan adalah PE/PES
8
b. Gangguan pola napas
9
2.8 Pengertian Rencana Intervensi Keluarga
Ada beberapa definisi intervensi keperawatan dalam literature. ANA’s
social polyci statement (1995) mendefinisikan intervensi keperawatan
keluarga sebagai tindakan perawat untuk kepentingan pasien, keluarga atau
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi
fisik, emosional, psikososial, spiritual, budaya serta lungkungan tempat
mereka mencari bantuan. Selain itu, Bhuleck dan McCloskey
(1994)mendefinisikan intervensi keperawatan sebagai penanganan
perawatan langsung yang perawat lakukan untuk kepentingan klien.
Intervensi keperawatan meliputi tindakan yang di prakarsai oleh perawat
dan tindakan yang di prakarsai oleh dokter. Menurut Whrigt dan Bell
(1994), intervensi keperawatan adalah tindakan atau drespon dari perawat
yang meliputi hubungan tindakan terapeutik yang terjadi dalam konteks
hubungan – perawat klien untuk mempengaruhi individu, keluarga dan
fungsi komunitas yang merupakan tanggung jawab perawat.
Intervensi keperawatan keluarga atau perencanaan adalah proses
menetapkan tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber dalam keluarga
untuktindakan keperawatan , membuat alternative-alternatif pendekatan
kepada keluarga, merancang intervensi , dan menetapkan prioritas terapi
keperawatan. Tujuan jangka panjang dalam asuhan keperawatan keluraga
merupakan arah untuk menghilangkan penyebab atau etiologi. Tujuan
jangka pendek ditetapkan melalui pelaksanaan lima tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.
Tahap intervensi dan evaluasi keperawatan merupakan tahap lanjut dari
proses keperawatan keluarga. Setelah menyususn rencana keperawatan,
perawat mencoba untuk mengimplementasikannya dalam bentuk tindakan
secara nyata didalam keluarga dengan mengarahkan segala kemampuan
profesional yang dimiliki untuk mendapatkan perubahan kondisi kesehatan
keluarga yang lebih baik deri sebelumnya. Pada tahap intervensi, perawat
diharapkan dapat memobilisasi sumber-sumber yang ada didalam dan diluar
keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam rencana
10
keperawatan. Kemampuan perawat dalam mengimplementasikannya rencana
keperawatan keluarga dihadapkan dengan berbagai factor-faktor yang ada di
dalam keluarga, seperti keterbatasan pengetahuan keluarga, keterbatasan
sumber daya dan dana keluarga, serta pengaruh sosial budaya masyarakat.
Berbagai bentuk intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan mulai dari
intervensi yang sederhana sampai kompleks yang memerlukan kemampuan
khusus dalam berbagai tatanan kondisi kesehatan keluarga. Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam asuhan keperawatan keluarga,
perawat perlu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang dapat
dilaksanakan secara bertahap atau pada akhir asuhan keperawatan keluarga.
Hasil evaluasi ini sangat bermanfaat sebagai bahan untuk pengambilan
keputusan, apakah asuhan keperawatan keluarga perlu diakhiri atau di
modifikasi terhadap rencana keperawatan yang telah disusun.
11
tujuan, dan intervensi keperawatan. Sebagai mana disebutkan sebelumnya,
rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan
keperawatan kepada klien. Setiap klien memerlukan asuhan keperawatan
perlu suatu perencanaan yang baik.
12
yang mereka miliki untuk selanjutnya dimanfaaatkan dalam membantu
mengatasi masalah keperawatan keluarga. Setelah mengidentifikasi sumber
dan pendekatan dalam perencanaan keperawatan, selanjutnya dilakukan
penyusunan prioritas rencana tindakan. Dalam menyusun prioritas tindakan,
diharapkan perawat mengutamakan keterlibatan keluarga karena ada
beberapa faktor realita yang harus dipertimbangkan bersama keluarga antara
lain: Kebijakan-kebijakan lembaga, kesulitan uang dan waktu serta
ketersediaan tenaga dan sumber- sumber lain. Disamping itu, juga
hendaknya tindakan keperawatan keluarga dapat merangsang keluarga
untuk mengenal dan menerima masalah kesehatan, membantu keluarga
dalam menentukan tindakan keperawatan dan menumbuhkan kepercayaan
keluarga terhadap perawat kesehatan keluarga.
13
a. Review antisipasi tindakan keperawatan keluarga
b. Menganalisis pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan
c. Mengetahui yang mungkin timbul
d. Mempersiapkan peralatan yang di perlukan
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
f. Mengidentifikasi aspek aspek hukum dan etik
2. Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga di bedakan berdasarkan kewenangan
dan tanggung jawab perawat secara profesional antara lain adalah
3. Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga harus di ikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan keluarga.
14
sumber di lingkungan serta melakukan perubahan lingkungan seoptimal
mungkin untuk membuat lingkungan menjadi sehat. Tindakan keperawatan
selanjutnya adalah memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan tersebut.
15
2.15 Jenis Evaluasi
1. Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi
tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga
tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam
evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan,
pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan
form evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu
pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa
pusing.
16
2.17 Pendekatan dan Strategi Evaluasi
1. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Kontek (Family as
Contex).
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap
kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai kontek,
yakni :
Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan
keluarga yangkedua
Fokus pelayanan keperawatan: individu.
Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi.
Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.
2. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Klien (Family as
Client).
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap
kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien,
yakni:
Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua.
Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu
anggotakeluarga.
Perhatian dikonsentrasikan bagaimana
kesehatan individu berdampak pada keluarga secara
keseluruhan.
3. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Sistem (Family as
System).
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap
kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem,
yakni :
Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah
sistem yang berinteraksi.
17
Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan
keluarga secara bersamaan.
Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi
keperawatan (seperti: hubungan orang tua dan anak, antara
hirarki orang tua).
18
pendidikan. Taktik yang digunakan ialah : Health Education
Authority (HEA), seperti meningkatkan kepedulian resiko
merokok pada ibu hamil.
4) Pendekatan perubahan social.
Pendekatan ini harus menjamin bahwa sehat lebih mudah
dicapai dan mendukung perhatian kesehatan untuk semua.Fokus
tidak merubah perilaku individu tetapi pada pengaruh positif
kesehatan masyarakat.
5) Pendekatan berpusat pada klien
Pendekatan ini berdasar pada hubungan seimbang antara
profesi kesehatan dengan klien Profesi kesehatan memberi
bimbingan, dukungan dan dorongan agar klien dapat membuat
pilihan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998) adalah
tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh data
tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah
kesehatan. Dalam melakukan pengkajian, perawat diharapkan selalu
menciptakan hubungan saling percaya agar tercipta komunikasi yang efektif
dimana terdapat saling keterbukaan satu sama lain. Macam- macam sumber
data pengkajian terdapat sumber data primer dan sumber data sekunder.
Jenis data pengkajian yakni data subjektif dan data objektif. Diagnosis
keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien yang nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahnya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Rumusan
terdapat tiga komponen yaitu problem (P), Etiologi (E) dan Sign & Sympton
(S). Macam-macam diagnosa terdapat diagnosa keperawatan aktual,
diagnosa keperawatan risiko dan diagnosa keperawatan sejahtera. ANA’s
social polyci statement (1995) mendefinisikan intervensi keperawatan
keluarga sebagai tindakan perawat untuk kepentingan pasien, keluarga atau
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi
fisik, emosional, psikososial, spiritual, budaya serta lungkungan tempat
mereka mencari bantuan. Langkah-langkah perencanaan dalam proses
keperawatan yaitu, menentukan prioritas masalah, menuliskan tujuan dan
kriteria hasil, dan memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan.
Pendekatan yang digunakan diharapkan dapat meningkatkan kemandirian
pihak keluarga, ditunjang oleh sumber- sumber yang dimiliki keluarga,
memperkokoh kemampuan koping keluarga, mempertahankan motivasi dan
komitmen anggota keluarga. Implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan keluarga yang telah di susun pada
tahap perencanaan. Ada tiga langkah dalam tindakan keperawatan keluarga,
yaitu persiapan, intervensi dan dokumentasi. Tahap evalausi memungkinkan
perawat dalam memonitor apa yang terjadi selama pengkajian, analisis,
20
perencanaan dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008). Langkah awal
yang dilakukan perawat adalah menstimulasi kesadaran keluarga dalam
mengenal dan menerima masalah kesehatan. .Jenis evaluasi terdapat dua
yakni evaluasi formatif (proses) dan evaluasi sumatif (hasil). Langkah-
langkah evaluasi keperawatan keluarga sebagai berikut : Menentukan
kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi, Mengumpulkan data baru tentang
klien, Menafsirkan data baru, Membandingkan data baru dengan standar
yang berlaku, Merangkum hasil dan membuat kesimpulan dan
Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan. Pendekatan
dan strategi evaluasi yakni family as contex, family as client, family as
system, family as component of society dan lima pendekatan promkes.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, kami berharap semua pembaca dapat
memahami cara mengidentifikasi keperawatan keluarga dengan sebaik-
baiknya dalam melakukan proses keperawatan, sehingga proses
keperawatan yang dilakukan tersebut memperoleh keberhasilan.
21
DAFTAR PUSTAKA