Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PENDERITA

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

Oleh Kelompok 6 :

1. Komang Rahayu Widia Pangastuti (17089014068)


2. Kadek Parmiasih (18089014042)
3. Kadek Siska Damayanti (18089014049)
4. Nyoman Tamara Desy Andani (18089014056)
5. Ni Komang Winda Trisna Dewi (18089014064)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULEENG
2021
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karenaberkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga
dengan judul“Pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga Penderita ISPA “

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen pengampu


matakuliah Keperawatan Keluarga yaitu Bapak Ns. Mochamad Heri, S.Kep.,M.Kep
karena telah memberikan tugas ini sehingga kami mampu mengetahui pemberian
asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit ISPA. Makalah yang kami
buat tentu saja belum mencapai sempurna ,maka dari itu kami memerlukan kritik dan
saran dari pembaca makalah ini untuk menunjang kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.

Singaraja,10 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan ISPA ......................................................... 2
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27
3.1 Simpulan ................................................................................................. 27
3.2 Saran ....................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA

ii
BABI

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Infeksi saluran napas akut (ISPA), kanker paru dan penyakit paru kronik yang
merupakan 4 dari 10 penyakit penyebab kematian pada tahun 2020 (Proyeksi Global dari
Harvard & WHO). Tuberkulosis, infeksi saluran napas akut dan bronkitis sebagai 3
penyebabutama kematian di Indonesia (WHS, 2013).
Berdasarkan hasil utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, di
Indonesia prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan terdapat
sebanyak 2%. Dibandingkan dengan hasil RISKESDAS 2013 yang sebesar 1.6%, period
prevalence pneumonia pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak 0.4%
(RISKESDAS, 2018).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menjadi penyakit umum bagi
masyarakat. ISPA berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran
pernapasan atas dan infeksi saluran pernapasan bawah. Penyebab dari infeksi saluran
pernapasan pada umumnya yaitu dikarenakan adanya berbagai mikroorganisme, namun
yang terbanyak yakni karena adanya infeksi virus dan bakteri (Depkes RI, 2005). Penyakit
yang termasuk kedalam ISPA adalah influenza, campak, faringitis, trakeitis, bronchitis
akut, bronkiolitis dan pneumonia (Yuliastuti, 1992).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien ISPA ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Bagaimanakah Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien
ISPA ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit ISPA

2.1.1 Pengertian
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan ( Mutataqiq, 2008 ).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang
terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan
pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
2.1.2 Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus,
Pnemococcus,Hemofilus, Bordetella dan Corinebakterium. Virus penyebabnya antara
lain golongan Micsovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma,
Herpesvirus dan lain-lain.

Sedangkan menurut WHO, penelitian di negara berkembang menunjukkan


bahwa Strepptococcus Pneumoniae dan Haemofilus Influenzae merupakan bakteri yang
selalu ditemukan dari hasil isolasi aspirat paru dan darah. Di Indonesia, penelitian di
Pulau Lombok 1997-2003 usap tenggorok pada anak usia< 2 tahun yang menderita
pneumonia ditemukan Strepptococcus Pneumoniae (48%) dan Haemofilus Influenzae
(8%).
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk
kesalurannafas.SalahsatupenyebabISPAyanglainadalahasappembakaranbahanbakar
kayu yang biasanya digunakan untuk memasak. Asap bahan bakarkayu ini banyak
menyerang lingkungan masyarakat, karena masyarakatterutama ibu-ibu rumah
tangga selalu melakukan aktifitas memasak tiaphari menggunakan bahan bakar
kayu, gas maupun minyak. Timbulnyaasap tersebut tanpa disadarinya telah mereka
hirup sehari-hari,
sehinggabanyakmasyarakatmengeluhbatuk,sesaknafasdansulituntukbernafas.Polusi
dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti Drybasis, Ash, Carbon,
Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen yang
sangatberbahayabagikesehatan(DepkesRI,2002

2.1.3 Tanda dan gejala


ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrate peradangan dan edema mukosa,
kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mukus serta perubahan struktur fungsi siliare
(Muttaqin, 2008).
2
A. Gejala dari ISPA ringan
1. Batuk
2. Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (missal pada
wakti berbicara atau menangis
3. Pilek, yaitu pengeluaran lender atau ingus dari hidung
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 derajat Celsius atau jika dahi anak
diraba.
B. Gejala dari ISPA berat
1. Bibir atau kulit membiru
2. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas
3. Seseorang tidak sadar atau kesadaran menurun
4. Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah
5. Tulang iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas
6. Nadi cepat lebih dari 160x/menit atau tidak teraba
7. Tenggorokan berwarna merah
2.1.4 Cara Penularan ISPA
1. ISPA dapat ditularkan melalui air liur ,darah,bersin ,udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernafasannya .
2. Kuman yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah yang mempunyai
kurang ventilasi dan banyak asap
3. Orang bersin /batuk tanpa menutup mulut dan hidung akan mudah menularkan
kuman

2.1.5 Patofisiologi
Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus
streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemofilius, bordetella dan korinebakterium
serta virus dari golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus para influenza dan
virus campak), adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus ke dalam tubuh
manusia melalui partikel udara (droplet infection). Kuman ini akan melekat pada sel
epitel hidung dengan mengikuti proses pernafasan maka kuman tersebut bisa masuk ke
bronkus dan masuk ke saluran pernapasan, yang mengakibatkan demam, pilek, sakit
kepala dan sebagainya (Marni, 2014).
Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke
dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida
sebagai sisa oksidadi dari dalam tubuh.
Virus, bakteri dan mikroplasma terinspirasi melalui hidung terjadi edema dan
fasodilatasi pada mukosa, infiltrat sel monokuler menyertai, yang dalam 1-2 hari,
3
menjadi polimorfonuklear perubahan structural dan fungsional silia mengakibatkan
pembersihan mukus terganggu.Pada infeksi sedang sampai berat epitel superfisial
mengelupas.Ada produksi mukus yang banyak sekali, mula-mula encer, kemudian
mengental dan berupa prulen.Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran nafas atas,
termasuk oklusi dan kelainan rongga sinus.
Organisme streptokokus dan difteria merupakan agen bakteri utama yang mampu
menyebabkkan penyakit faring primer bahkan pada kasus tonsilofaringitis akut,
sebagian besar penyakit berasal dari nonbakteri. Walaupaun ada banyak hal yang
tumpang tindih, beberapa mikroorganisme lebih mungkin menimbulkan sindrom
system pernafasan tertentu daripada yang lain dan agen tertentu mempunyai
kecenderungan yang besar daripada yang lain untuk menimbulkan penyakit yang
berat. Beberapa virus (misalnya campak) dapat dihubungkan dengan banyak sekali
variasi gejala saluran pernafasan atas dan bawah sebagai bagian dari gambaran klinis
umum yang melibatkan organ lain. Virus sinisial pernafasan (VSP) merupakan
penyebab utama bronkielitis.Virus para influenza menyebabkan sindrom croup.
Adenovirus penyebab penyakit faringitis dan demam faringokonjungtifitis Dan
koksakivirus A dan B menyebabkan penyakit nasofaring, sedangkan mikroplasma
menyebabkan penyakit bronkiolitis, pnemoni, bronchitis, faringotosilitis, meningitis
dan atitis media (Wong’s et el 2001
WOC
Seseorang yang terkena ISPA
Virus, bakteri, atipikal
(mikoplasma) aspirasi
substansi asing

Penurunan daya tahan tubuh


Terhidup bersama udara
melalui hidung

Infeksi berlanjut
Proses imflamasi

Edema dan fasodilatasi


HIPERTERMI

Obstruksi jalan nafas

Muntah, sukar menelan

Resiko Ketidakseimbangan
Ketidakefektifan bersihan jalan
nutrisi kurang dari
nafas
kebutuhan 4tubuh
2.1.7 Komplikasi
Adapun komplikasi ISPA menurut Dedi Prasityao adalah :
1. Meningitis
2. OMA
3. Mastoiditis
4. Kematian

2.1.8 Pencegahan ISPA


Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain:
a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan
mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih,
olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga
badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita
akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang
akan masuk ke tubuh kita.
b. Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang
dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak
mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi
polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat
mencegahseseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena
penyakit ISPA.Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara agar
tetap segar dan sehat .

5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ISPA
PADA KELUARGA Tn M

I. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Tn. M
2. Alamat : Desa Banyuning
3. Usia : 42 Tahun
4. Pendidikan kepala keluarga : SD
5. Agama : Hindu
6. Pekerjaan : Buruh Harian
7. Suku Bangsa : Indonesia
8. Susunan Keluarga

Hub.dgn Pekerjaan Agama Kondisi


N
Nama JK kepala Umur Pendidikan Kesehatan
o
kluarga
1 Ny. M P Istri 40 Thn SMK Pedagang Hindu Baik

2 An . S P Anak 12 Thn SMP Siswa Hindu Baik

3 An . R L Anak 7Thn SD Siswa Hindu Baik

9. Genogram

Ket

: Kakek : Nenek

6
: Ayah : Ibu
: Klien
: Anak laki –laki : Anak Perempuan

10. Aktivitas dan Kebersihan Diri


Keluarga Tn. M tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dikarenakan kesibukan masing
masing. Keluarga mempunyai kebiasaan mandi 2x/hari menggunakan sabun, menyikat
gigi 2x/hari, mencuci rambut 1x/minggu, dan mengganti pakaian 1x/hari.
11. Spiritual Keluarga

Tn. M taat beribadah. Ny. M juga mengikuti kegiatan keagamaan seperti sembahyang
3x/hari. Tidak ada kegiatan atau nilai agama yang menurut keluarga bertentangan dengan
kesehatan. Kegiatan atau nilai agama yang menurut Tn. M mendukung kesehatan
diantaranya ialah makanan yang dikonsumsi.

12. Pendidikan

Tidak ada anggota keluarga yang sedang mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal
(kursus, pelatihan, dll). Semua anggota keluarga dapat membaca dan menulis. Anggota
keluarga tidak memiliki keterampilan khusus.

13. Tipe keluarga


Keluarga Tn. M termasuk keluarga inti, 1 istri dan mempunyai 2 orang anak, lelaki dan
perempuan
14. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. M yang mempunyai penghasilan sendiri dan menjadi sumber penghasilan keluarga
utama. Penghasilan tersebut digunakan untuk kepentingan keluarga dan belum
mencukupi untuk biaya hidup sehari hari. Sehingga Tn. M mempunyai pekerjaan
sampingan yaitu sebagai Kuli Serabutan . Tn. M juga menyiapkan dana khusus untuk
jaminan kesehatan
15. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Liburan keluarga tidak hanya keluarga pergi bersama-sama atau mengunjungi suatu
tempat rekreasi tetapi dengan berkumpul dirumah sembari menonton televisi dan
mendengarkan radio adalah sebagian dari aktivitas rekreasi
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga Tn. M mempunyai 2 orang anak yaitu 1 anak laki- laki dan 1 anak perempuan.
Anak tersebut berumur 7 dan 5 tahun. Maka keluarga Tn M berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak sekolah
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini Tn. M tetap pada tipe keluarga inti, belum mencapai keluarga besar. Tn.M
belum memnuhi kebutuhan dasar keluarga yang meningkat ,termasuk biaya kesehatan
anggota keluarganya

7
3. Riwayat keluarga inti
Saat ini penyakit yang sering diderita oleh keluarga Tn. M yaitu mempunyai penyakit
ISPA. Tn,M sudah batuk selama 1 minggu dan demam selama 5 hari dan sudah minum
obat dari puskesmas .Istri Tn.M mengatakan bila suaminya sakit akan langsung dibawa
ke puskesmas terdekat
Riwayat kesehatan keluarga Tn. M adalah sebagai berikut :
-Kepala keluarga : Tn. M memilki riwayat ISPA
-Istri Tn.M tidak memiliki riwayat penyakit
-Kedua anak Tn.M sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Tn .M pernah masuk ke rumah sakit karena mempunyai penyakit ISPA.

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah dan denah rumah
Luas tanah : m2 Luas Rumah : 150 m2
Tipe Rumah Tn. M adalah permanent, dengan status rumah milik pribadi. Rumah Tn.
M menggunakan atap genting, dan menggunkan lantai semen dan tanah. Memiliki
beberapa ruang yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar
mandi dan 1 WC dengan jenis jamban leher angsa, kondisinya tidak terurus. Jumlah
jendela ± 2 buah, memiliki ventilasi kurang baik , cahaya yang cukup, dan penerangan
dengan lampu listrik. Peletakan perabot rumah tangga kurang rapi. Keluarga mempunyai
tempat pembuangan sampah terbuka, dan saluran kotoran septictank, akan tetapi tidak
terlihat. Keluarga mempunyai sumber air sendiri, yaitu sumur,tidak berbau dan tawar.
Jarak antara septictank dan sumber air lebih dari 10 m. Sumber air minum yang
digunakan adalah dari sumur tersebut. Factor risiko yaitu kondisi lingkungan yang kurang
bagus dikarenakan rumah Tn M banyak debu dan sampah berserakan dimana mana
Denah Rumah :

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga klien yang di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah pedesaan,
jarak rumah satu dengan yang lain dekat.
3. Mobilitas geografis keluarga
Sejak Tn. M menikah dengan istrinya keluarga Tn. M tinggal didesa banyuning dan tidak
pernah pindah.

8
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Walaupun bekerja banting tulang namun Tn M selalu meluangkan waktunya untuk
bercerita dengan anak dan istrinya . Tn. M juga berinteraksi baik dengan masyarakat di
sekitar.

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan meliputi tempat tidur , sumber air bersih,
motor sebagai alat transportasi. Fasilitas layanan kesehatan di wilayah Tn. M berupa
Puskesmas dan klinik. Jarak fasilitas kesehatan terdekat kurang dari 600 m dan dapat
dijangkau dengan jalan kaki atau menggunakan motor. Keluarga Tn. M menggunakan
fasilitas kesehatan tersebut dan yang sering digunakan ialah puskesmas. Sedangkan
fasilitas sosialnya berupa mengikuti penyuluhan kesehatan misalnya penyuluhan tentang
Penatalaksanaan ISPA .

IV. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga


Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah
bahasa bali

2. Struktur kekuatan keluarga


Klien selalu memberi nasehat kepada anaknya bagaimana cara menjaga hubungan baik
dengan dengan tetangga dan bagaimana cara menyikapi masalah dengan baik. Untuk
kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn. M.

3. Struktur peran
Tn. M :
Peran Formal : Tn. M hanya menjadi anggota masyarakat.
Peran Informal : menjadi kepala keluarga, menantu, suami, ayah

4. Nilai dan norma keluarga


- Nilai nilai yang dianut oleh keluarga tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
- Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting.,
- Tn. M mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan .

V. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis
Jumlah anak yang dimiliki Tn. M ada 2 orang anak perempuan dan laki-laki .
2. Fungsi Psikologis
Tn . M merasa bahagia karena istri dan anaknya rukun dan tidak ada konflik dianatar
keluarga mereka
3. Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn. M dan anaknya terjalin dengan sangat baik, saling mendukung, bahu
membahu, dan saling ketergantungan Masing masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan sopan santun dalam berperilaku.
4. Fungsi Ekonomi
Tn. M mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari pendapatan yang diterima.
9
5. Fungsi Pendidikan
Klien hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMA/SMK.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stresor jangka pendek : Virus covid 19
Stresor jangka panjang : Tn. M mengatakan stress dengan situasi seperti ini karena
minim sekali untuknya mendapatkan pekerjaan tetap
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku cemas,dan gelisah karena takut tertular
virus covid19 . Selain itu kadang Tn. M merasa bingung ketika penghasilan tidak
mencukupi kebutuhan.Meskipun demikian Tn. M berusaha untuk tetap tenang. Strategi
koping yang digunakan
Bila ada permasalahan, Tn. M berusaha untuk selalu menyelesaikan sendiri..
3. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada anaknya dan
tidak memberikan ancaman ancaman dalam menyelesaikan masalah.
4. Harapan keluarga
Tn. M berharap keluarganya tetap sehat. Dan
Keluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat,
dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda bedakan seseorang
dalam memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.

VII. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


No Nama organ Tn. M
Tanda-Tanda Vital TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 25x/mnt
S : 38 °C
1 Kepala:
a.Rambut Lurus, hitam, pendek, halus, bersih

b. Mata Simetris, konjungtiva ananemis, pupil isokor,


sclera anikterik

c. Hidung Lubang hidung simetris, tidak ada secret, tidak


ada lesi

d. Mulut dan gigi Bibir lembab, bibir hitam


Gigi sedikit kuning, gigi berlubang.

10
e. Leher Warna coklat, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada distensi vena jugularis

Thorax
a. Paru Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris

Abdomen Warna kulit coklat, tidak ada acites, dinding


perut lebih rendah dari dinding dada

Anggota gerak lengkap, Tidak ada luka/bekas


Ekstremitas luka, tidak ada edema pada ekstremitas atas
dan bawah, kekuatan otot

5 5
5 5
Integumen Warna Kulit coklat, sedikit kering,

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


kesehatan (BCG/Polio/D kesehatan yang telah
PT/HB/Camp dilakukan
ak)

1. Tn.M 42 67 Tn.M Lengkap ISPA


Tn. M -Tn.M sudah
mengeluh pernah periksa
batuk dan ke
pilek,demam dokter.
selama 5 hari Tn. M juga
dan sesak saat sudah
bernafas mengkonsumsi
makanan yang
bergizi
.

11
VIII. ANALISA DATA
MASALAH
DATA Etiologi
KESEHATAN
DS : - Istri Tn .M mengatakan Ketidakefektifan Ketidakmampuan
sekarang sedang lemas dan Bersihan Jalan keluarga dalam merawat
batuk sejak 1 minggu yang Nafas anggota keluarga yang
lalu sakit
- Istri Tn. M mengatakan
suaminya sesak saat
bernafas

DO : Px Tampak Sesak saat


bernafas
RR : 25 x/menit
Nadi : 85x/menit
Suhu : 38 0C
DS : - Istri Tn. M mengatakan Peningkatan Suhu Ketidakmampuan
badan suaminya terasa Tubuh keluarga dalam merawat
panas anggota keluarga yang
- Istri Tn. M Mengatakan Tn. sakit
M demam selama 5 hari

DO : - Badan Tn. M teraba hangat


- Tn .M terlihat gelisah
- -Suhu 38 0C

DS : - Istri Tn. M mengatakan Resiko Ketidakmampuan


suaminya muntah dan tidak ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal
ada nafsu makan nutrisi kurang dari masalah
- Istri Tn .M mengatakan kebutuhan tubuh
suaminya tidak
menghabiskan makanan
nya

12
DO : - Konjungtiva tampak anemis
- Tn. M tampak tidak
menghabiskan
makanannya

BB : 67 Kg

IX. SKORING

1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


dalam merawat anggota keluarga yang sakit
No Kriteria Skor Pembenaran
Masalah bersihan jalan nafas pada Tn.M
SifatMasalah: telah terjadi dikarenakan pasien mengalami
1 3/3 x 1 = 1
Aktual batuk selama 1 minggu dan disertai dengan
sesak nafas .
Keluarga memiliki sumber daya yang cukup
kuat untuk mengatasi masalah yaitu:
Kemungkinanuntuk penghasilan keluarga cukup, sistem
2 diubah: 2/2 x 2 = 2 dukungan keluarga kuat, dan bantuan selalu
Tinggi tersedia utk dimanfaatkan oleh keluarga, Istri
Tn. M tidak bekerja sehingga ia mempunyai
waktu yang cukup untuk merawat Tn.M
Potensial Dicegah: Masalah sudah berlangsung cukup lama.
3 2/3 x 1 = 2/3
Cukup Jarak rumah ke faskes dekat
MenonjolnyaMasalah:
Keluarga merasakan adanya masalah yang
4 Masalah berat harus 2/1 x 1 = 2
segera ditangani berat pada Tn.M

Total 5 2/3

2. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat


anggota keluarga yang sakit
No Kriteria Skor Pembenaran
Masalah bersihan jalan nafas pada Tn.M
SifatMasalah: telah terjadi dikarenakan pasien mengalami
1 3/3 x 1 = 1
Aktual batuk selama 1 minggu dan disertai dengan
sesak nafas .
Keluarga memiliki sumber daya yang cukup
Kemungkinanuntuk
kuat untuk mengatasi masalah yaitu:
2 diubah: 2/2 x 2 = 2
penghasilan keluarga cukup, sistem
Tinggi
dukungan keluarga kuat, dan bantuan selalu

13
tersedia utk dimanfaatkan oleh keluarga, Istri
Tn. M tidak bekerja sehingga ia mempunyai
waktu yang cukup untuk merawat Tn.M
Potensial Dicegah: Masalah sudah berlangsung cukup lama.
3 2/3 x 1 = 2/3
Cukup Jarak rumah ke faskes dekat
MenonjolnyaMasalah:
Masalah berat harus Keluarga merasakan adanya masalah yang
4 2/1 x 1 = 2
segera ditangani berat pada Tn.M

Total 5 2/3

3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

No Kriteria Skor Pembenaran


Masalah resiko ketidakseimbangan nutrisi
SifatMasalah: pada Tn.M belum terjadi tetapi berisiko
1 2/3 x 1 = 2/3
Resiko terjadi apabila tidak mendapatkan
penanganan
Keluarga memiliki sumber daya yang cukup
kuat untuk mengatasi masalah yaitu:
Kemungkinanuntuk penghasilan keluarga cukup, sistem
2 diubah: 2/2 x 2 = 2 dukungan keluarga kuat, dan bantuan selalu
Tinggi tersedia utk dimanfaatkan oleh keluarga, Istri
Tn. M tidak bekerja sehingga ia mempunyai
waktu yang cukup untuk merawat Tn.M
Potensial Dicegah:
3 1/3 x 1 = 1/3 Masalah belum terjadi
Rendah
MenonjolnyaMasalah:
4 Masalah tidak 0/1 x 1 = 0 Keluarga tidak merasakan masalah
dirasakan
Total 3

X.PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
2. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

XI .DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
2. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit

14
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

15
XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa TUJUAN Evaluasi Rencana Intervensi


Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar

Ketidakefektifan Setelah
1 Setelah -Respon 1. Keluarga dapat 1. Diskusi pengambilan keputusan untuk mengatasi
1 Bersihan Jalan dilakukan verbal dan menjelaskan tentang ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus
dilakukan
Nafas tindakan redemonstras tindakan penyakit ISPA dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga,
berhubungan tindakan 2. Keluarga mampu
keperawatan i 2. Demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat untuk
dengan mendemonstrasikan
keperawatan selaa 3x 45 menit -Respon melegakan teggorokan
Ketidakmampua mengenai cara membuat
n keluarga selama 3 x 45 Keluarga mampu afektif jamu 3. Pantau dan control dalam pengobatan teratur
dalam merawat : merawat Tn.M (Adanya 3. Keluarga mampu dirumah
anggota keluarga menit, bersihan
yang menderita perubahan memantau pengobatan Tn 4. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan
yang sakit jalan nafas ISPA sikap pada .M minum yang banyak
keluarga Tn 4. Keluarga mampu 5. Demonstrasikan pada keluarga tentang cara
Tn.M menjadi
memodifikasi lingkungan
M) menggunakann inhalasi buatan
efektif yang sehat dan nyama
5 .Keluarga mampu
mendemontrasikan cara
membuat inhalasi buatan
a )Teknik inhalasi buatan
1)Persiapan alat
a. Koran
b. Minyak Kayu putih
c.Wadah baskom ata
ember
d.Air Panas secukupnya
2 )Prosedur tindakan :
a. Isi wadah dengan air
panas
b.Teteskan 4-6 tetes
16
minyak kayu putih
c. Anjurkan Tn .M untuk
menghirup uap melalui
corong dari koran

2 Peningkatan Setelah Setelah -Respon


1. Keluarga mampu
Suhu Tubuh dilakukan psikomotor mempraktekkkan 1. Demontrasikan kompres hanggat kepada keluarga
dilakukan
berhubungan tindakan (Keluarga kompres air hangat pasien
dengan keperawatan tindakan Tn.M 2. Keluarga memahami
Ketidakmampua sebanyak 3 x mengenai buah dan sayur 2. Diskusikan mengenai sayur dan buah yang banyak
keperawatan mampu
n keluarga 45 menit pennurun demam seperti mengandung air dengan media leaflet
dalam merawat ,Suhu tubuh selama 3x 45 mempraktek
kan semangka ,stroberi dan
anggota Tn.M 3. Anjurkan untuk minum lebih banyak
menit jeruk
keluarga yang menurun penjelasan
3. Keluarga mampu
sakit diharapkan perawat ) 4. Anjurkan untuk minum air kelapa muda
menurunkan demam
keluarga Tn.M 5. Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang
-Responverbal
mampu menyerap keringat
danredemonst
merawat rasi
Tn.M yang
menderita
ISPA

17
Resiko Setelah Setelah Respon 1. Keluarga megerti dengan 1. Berikan makanan variatif dengan media leaflet dan
ketidakseimban dilakukan verbal dan instruksi perawat booklet
dilakukan
3 gan nutrisi tindakan redemonstras 2.Keluarga mampu memenuhi 2. Lakukan konseling pada keluarga agar manajemen
kurang dari keperawatan tindakan asupan nutrisi dari anggota
i nutrisi bisa efektif
kebutuhan sebanyak 3 x keluarganya yang sakit
keperawatan 3. Motivasi keluarganya agar mampu merawat anggota
tubuh 45 menit 3.Keluarga mengenal makanan
berhubungan resiko selama 3x45 dan buahan yang harus keluarga yang sakit
dengan ketidakseimba diberikan 4. Berikan makanan bergizi dan buah –buahan
Ketidakmampua ngan nutrisi menit
5. Berikan makanan favorit untuk meningkattkan nafsu
n keluarga pada Tn.M diharapkan makan
dalam mengenal dapat dicegah
masalah keluarga
mampu
mengenal
masalah pada
Tn.M yang
menderita
ISPA

18
XIII. IMPLEMENTASI
Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Pelaksana

Jumat,19 Ketidakefektifan 1. Mendiskusikan pengambilan keputusan S : Keluarga Tn.M


Maret Bersihan Jalan untuk mengatasi ISPA dengan mengatakan mengerti
mendiskusikan tindakan yang harus
2021 Nafas berhubungan dengan cara membuat
dilakukan jika terjadi masalah dalam
,Pukul dengan keluarga, airjeruk nipis hangat
09.00 Ketidakmampuan 2. Mendemonstrasikan pembuatan air jeruk O : Keluarga tampak
nipis hangat untuk melegakan teggorokan
Wita . keluarga dalam memprktekkan cara
3. Memantau dan control dalam pengobatan
merawat anggota teratur dirumah membuat air jeruk
keluarga yang sakit 4. Menganjurkan kepada keluarga untuk nipis hangat
memberikan minum yang banyak
5. Mendemonstrasikan pada keluarga tentang
cara menggunakann inhalasi buatan

19
Jumat,19 Peningkatan Suhu 1. Mendemontrasikan kompres hanggat S : Keluarga Keluarga
Maret Tubuh kepada keluarga pasien pasien mengatakan
2021 berhubungan 2. Mendiskusikan mengenai sayur dan buah sudah mengerti cara
,Pukul dengan yang banyak mengandung air dengan media melakukan kompres
leaflet
09.30 Ketidakmampuan air hangat
Wita . keluarga dalam 3. Menganjurkan untuk minum lebih banyak O : Istri Tn M tampak
mempraktekkan cara
merawat anggota 4. Menganjurkan untuk minum air kelapa
kompres hangat
keluarga yang sakit muda
5. Menganjurkan untuk menggunakan pakaian
yang menyerap keringat

Jumat,19
Re Resiko 1. Memberikan makanan variatif dengan S:
ketidakseimbangan media leaflet dan booklet
Maret -Keluarga Tn.M
nutrisi kurang dari 2. Melakukan konseling pada keluarga agar
2021 kebutuhan tubuh manajemen nutrisi bisa efektif mengatakan sudah
berhubungan 3. Memotivasi keluarganya agar mampu
,Pukul mengerti mengenai
dengan
merawat anggota keluarga yang sakit
10.00 Ketidakmampuan manajemen nutrisi .
keluarga dalam 4. Memberikan makanan bergizi dan buah –
Wita . buahan O:
mengenal masalah
5. Memberikan makanan favorit untuk - Keluarga Tn.M
meningkattkan nafsu makan tampak sedang
memberikan sayur
20
dan buah kepada
Tn.M

Sabtu,20 Ketidakefektifan 1. Mendemonstrasikan pembuatan jeruk nipis S:


Maret Bersihan Jalan hangat untuk melegakan teggorokan -Keluarga Tn.M
2. Memantau dan control dalam pengobatan
2021 Nafas berhubungan mengatakan sudah
teratur dirumah
,Pukul dengan 3. Menganjurkan kepada keluarga untuk mengerti mengenai
09.00 Ketidakmampuan memberikan minum yang banyak cara membuat inhalasi
Wita keluarga dalam 4. Mendemonstrasikan pada keluarga tentang buatan
cara menggunakann inhalasi buatan
merawat anggota O:
keluarga yang sakit -Keluarga Tn.M
tampak
mempraktekkan cara
membuat inhalasi
buatan

21
Sabtu,20 Peningkatan Suhu 1. Menganjurkan untuk minum lebih banyak S: Keluarga Tn.M
Maret Tubuh 2. Menganjurkan untuk minum air kelapa mengatakan sudah
2021 berhubungan muda rutin diberikan air
,Pukul dengan 3. Menganjurkan untuk menggunakan pakaian kelapa muda
09.30 Ketidakmampuan yang menyerap keringat O : Keluarga tampak
Wita keluarga dalam sudah mulai mampu
merawat anggota merawat Tn.M
keluarga yang sakit

Sabtu,20
Re Resiko S:
1. Melakukan konseling pada keluarga agar
ketidakseimbangan
Maret manajemen nutrisi bisa efektif -Keluarga Tn.M
nutrisi kurang dari
2021 kebutuhan tubuh 2. Memotivasi keluarganya agar mampu mengatakan sudah
berhubungan merawat anggota keluarga yang sakit
,Pukul lebih paham
dengan 3. Memberikan makanan bergizi dan buah –
10.00 Ketidakmampuan buahan mengenai manajemen
keluarga dalam 4. Memberikan makanan favorit untuk
Wita nutrisi
mengenal masalah
meningkattkan nafsu makan
O:
-Keluarga Tn.M
tampak lebih
22
bertenaga

23
XIV. EVALUASI
No Hari /Tgl Diagnosa Catatan Perkembangan Pelaksana Paraf

1 Selasa ,23 Ketidakefektifan Bersihan S: .


Maret Jalan Nafas berhubungan -Pasien mengatakan batuknya sudah
2021,Pukul dengan Ketidakmampuan mulai reda karena rutin membuat jeruk
09.00 Wita keluarga dalam merawat nipis hangat dan rutin menerapkan
anggota keluarga yang sakit inhalasi buatan
- Istri Tn . M mengatakan sudah paham
dan mampu merawat suaminya
O:
-Klien tampak meminum air jeruk nipis
hangat
- Klien tampak rutin melakukan teknik
inhalasi buatan
A : Masalah teratasi
P : Pertahannkan Intervensi
2 Selasa ,23 Peningkatan Suhu Tubuh S :
Maret berhubungan dengan - Keluarga pasien mengatakan sudah
2021,Pukul Ketidakmampuan keluarga mengerti cara melakukan kompres air
09.30 Wita dalam merawat anggota hangat
keluarga yang sakit - Keluarga pasien mengatakan sudah
rutin diberikan buah-buahan dan sayur
24
seperti semangka dan seledri
O:
-Istri Tn M mampu mempraktekkan
cara kompres hangat
-Istri Tn.M mampu merawat Tn.M
-Istri Tn.M tampak memberikan buah
dan sayur
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
3 Selasa ,23ReResiko ketidakseimbangan S:
nutrisi kurang dari
Maret -Pasien mengatakan sudah ada nafsu
kebutuhan tubuh
2021,Pukul berhubungan dengan makan sedikit .
Ketidakmampuan keluarga
10.00 Wita -Keluarga Tn. M mengatakan sudah
dalam mengenal masalah
mengenal makanan yang harus
-Keluarga Tn.M mengatakan sudah
paham mengenai manajemen nutrisi
-Pasien mengatakan nafsu makannya
bertambah ketika melihat sayur-sayuran
O:
-Klien tampak sedang makan
-Keluarga Tn.M tampak memberikan
makanan favorit Tn.M
25
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

26
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring,
tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara
stimulan atau berurutan
3.1 SARAN
1. Perawat : hendaknya lebih memahami tentang hubungan terapeutik dalam tahap
tahap asuhan keperawatan keluarga, dapat bekerja sama dengan keluarga klien
dalam melakukan peeawatan anggota keluarga yang sakit, khususnya kepada
klien dengan masalah ISPA.
2. Diharapkan keluarga mampu memelihara dan merawat anggota keluarga yang
sakit, mampu meberikan dukungan, lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman,
serta mampu memberikan perhatian terhadap anggota keluarga yang sakit.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Nanda,2016. Diagnosa Nanda (NIC dan NOC). Jakarta : Perima Medika.


2. Nanda,2018. Diagnosa Nanda (NIC dan NOC). Jakarta : Perima Medika.
3. http://eprints.umpo.ac.id/5029/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 4 Maret
2021, pukul 19.00)
4. https://media.neliti.com/media/publications/160908-ID-kajian-
penatalaksanaanterapi-pada-pasie.pdf (Diakses pada tanggal 4 Maret 2021, pukul
19.30)
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52545/Appendix.pdf;jsessi
onid=2E0AB6CA7F4DCE2478E6BE015F6EC02D?sequence (Diakses pada
tanggal 5 Maret 2021, pukul 20.00)
6. http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=4143&bid=3759 (Diakses
pada tanggal 4 Maret 2021, pukul 19.00)
7. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://juke.kedokteran
.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1252&ved=2ahUKEwiZoMPHnpvvAhVv
gUsFHZJZCZQQFjABegQIExAC&usg=AOvVaw3CST7Jby6wnO4o1IdqdTfU
(Diakses pada tanggal 3 Maret 2021, pukul 15.20)
8. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://p2ptm.kemkes.g
o.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/04/Keputusan_Men
teri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengendalian_Asma1.pdf&ved=2ahUKEw
i0kNfdnpvvAhWEfH0KHbMqDgsQFjAAegQIAxAD&usg=AOvVaw1kB04s7H1
GxYdsnc_ZYEnp (Diakses pada tanggal 3 Maret 2021, pukul 15.55)
9. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://p2ptm.kemkes.g
o.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/04/Keputusan_Men
teri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengen (Diakses pada tanggal 5 Maret
2021, pukul 19.00)
10. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://sinta.unud.ac.id/
uploads/dokumen_dir/bd65a400ee26745b4bdbdcf5a8c3cf8c.pdf&ved=2ahUKEwj
dxrKgn5vvAhV173MBHZecAz4QFjABegQIBBAC&usg=AOvVaw1B38fujp6IHi
qr7Qeno-8E (Diakses pada tanggal 5 Maret 2021, pukul 17.00)
11. http://repository.pkr.ac.id/1169/1/KTI%20WIDI%20KUMPUL%20-%20Copy-
dikonversi.pdf (Diakses pada tanggal 5 Maret 2021, pukul 09.45)

28
Dokumentasi

29
30

Anda mungkin juga menyukai