Oleh Kelompok 6 :
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karenaberkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga
dengan judul“Pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga Penderita ISPA “
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BABI
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Infeksi saluran napas akut (ISPA), kanker paru dan penyakit paru kronik yang
merupakan 4 dari 10 penyakit penyebab kematian pada tahun 2020 (Proyeksi Global dari
Harvard & WHO). Tuberkulosis, infeksi saluran napas akut dan bronkitis sebagai 3
penyebabutama kematian di Indonesia (WHS, 2013).
Berdasarkan hasil utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, di
Indonesia prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan terdapat
sebanyak 2%. Dibandingkan dengan hasil RISKESDAS 2013 yang sebesar 1.6%, period
prevalence pneumonia pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak 0.4%
(RISKESDAS, 2018).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menjadi penyakit umum bagi
masyarakat. ISPA berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran
pernapasan atas dan infeksi saluran pernapasan bawah. Penyebab dari infeksi saluran
pernapasan pada umumnya yaitu dikarenakan adanya berbagai mikroorganisme, namun
yang terbanyak yakni karena adanya infeksi virus dan bakteri (Depkes RI, 2005). Penyakit
yang termasuk kedalam ISPA adalah influenza, campak, faringitis, trakeitis, bronchitis
akut, bronkiolitis dan pneumonia (Yuliastuti, 1992).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien ISPA ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Bagaimanakah Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien
ISPA ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan ( Mutataqiq, 2008 ).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang
terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan
pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
2.1.2 Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus,
Pnemococcus,Hemofilus, Bordetella dan Corinebakterium. Virus penyebabnya antara
lain golongan Micsovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma,
Herpesvirus dan lain-lain.
2.1.5 Patofisiologi
Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus
streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemofilius, bordetella dan korinebakterium
serta virus dari golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus para influenza dan
virus campak), adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus ke dalam tubuh
manusia melalui partikel udara (droplet infection). Kuman ini akan melekat pada sel
epitel hidung dengan mengikuti proses pernafasan maka kuman tersebut bisa masuk ke
bronkus dan masuk ke saluran pernapasan, yang mengakibatkan demam, pilek, sakit
kepala dan sebagainya (Marni, 2014).
Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke
dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida
sebagai sisa oksidadi dari dalam tubuh.
Virus, bakteri dan mikroplasma terinspirasi melalui hidung terjadi edema dan
fasodilatasi pada mukosa, infiltrat sel monokuler menyertai, yang dalam 1-2 hari,
3
menjadi polimorfonuklear perubahan structural dan fungsional silia mengakibatkan
pembersihan mukus terganggu.Pada infeksi sedang sampai berat epitel superfisial
mengelupas.Ada produksi mukus yang banyak sekali, mula-mula encer, kemudian
mengental dan berupa prulen.Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran nafas atas,
termasuk oklusi dan kelainan rongga sinus.
Organisme streptokokus dan difteria merupakan agen bakteri utama yang mampu
menyebabkkan penyakit faring primer bahkan pada kasus tonsilofaringitis akut,
sebagian besar penyakit berasal dari nonbakteri. Walaupaun ada banyak hal yang
tumpang tindih, beberapa mikroorganisme lebih mungkin menimbulkan sindrom
system pernafasan tertentu daripada yang lain dan agen tertentu mempunyai
kecenderungan yang besar daripada yang lain untuk menimbulkan penyakit yang
berat. Beberapa virus (misalnya campak) dapat dihubungkan dengan banyak sekali
variasi gejala saluran pernafasan atas dan bawah sebagai bagian dari gambaran klinis
umum yang melibatkan organ lain. Virus sinisial pernafasan (VSP) merupakan
penyebab utama bronkielitis.Virus para influenza menyebabkan sindrom croup.
Adenovirus penyebab penyakit faringitis dan demam faringokonjungtifitis Dan
koksakivirus A dan B menyebabkan penyakit nasofaring, sedangkan mikroplasma
menyebabkan penyakit bronkiolitis, pnemoni, bronchitis, faringotosilitis, meningitis
dan atitis media (Wong’s et el 2001
WOC
Seseorang yang terkena ISPA
Virus, bakteri, atipikal
(mikoplasma) aspirasi
substansi asing
Infeksi berlanjut
Proses imflamasi
Resiko Ketidakseimbangan
Ketidakefektifan bersihan jalan
nutrisi kurang dari
nafas
kebutuhan 4tubuh
2.1.7 Komplikasi
Adapun komplikasi ISPA menurut Dedi Prasityao adalah :
1. Meningitis
2. OMA
3. Mastoiditis
4. Kematian
5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ISPA
PADA KELUARGA Tn M
I. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Tn. M
2. Alamat : Desa Banyuning
3. Usia : 42 Tahun
4. Pendidikan kepala keluarga : SD
5. Agama : Hindu
6. Pekerjaan : Buruh Harian
7. Suku Bangsa : Indonesia
8. Susunan Keluarga
9. Genogram
Ket
: Kakek : Nenek
6
: Ayah : Ibu
: Klien
: Anak laki –laki : Anak Perempuan
Tn. M taat beribadah. Ny. M juga mengikuti kegiatan keagamaan seperti sembahyang
3x/hari. Tidak ada kegiatan atau nilai agama yang menurut keluarga bertentangan dengan
kesehatan. Kegiatan atau nilai agama yang menurut Tn. M mendukung kesehatan
diantaranya ialah makanan yang dikonsumsi.
12. Pendidikan
Tidak ada anggota keluarga yang sedang mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal
(kursus, pelatihan, dll). Semua anggota keluarga dapat membaca dan menulis. Anggota
keluarga tidak memiliki keterampilan khusus.
7
3. Riwayat keluarga inti
Saat ini penyakit yang sering diderita oleh keluarga Tn. M yaitu mempunyai penyakit
ISPA. Tn,M sudah batuk selama 1 minggu dan demam selama 5 hari dan sudah minum
obat dari puskesmas .Istri Tn.M mengatakan bila suaminya sakit akan langsung dibawa
ke puskesmas terdekat
Riwayat kesehatan keluarga Tn. M adalah sebagai berikut :
-Kepala keluarga : Tn. M memilki riwayat ISPA
-Istri Tn.M tidak memiliki riwayat penyakit
-Kedua anak Tn.M sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah dan denah rumah
Luas tanah : m2 Luas Rumah : 150 m2
Tipe Rumah Tn. M adalah permanent, dengan status rumah milik pribadi. Rumah Tn.
M menggunakan atap genting, dan menggunkan lantai semen dan tanah. Memiliki
beberapa ruang yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar
mandi dan 1 WC dengan jenis jamban leher angsa, kondisinya tidak terurus. Jumlah
jendela ± 2 buah, memiliki ventilasi kurang baik , cahaya yang cukup, dan penerangan
dengan lampu listrik. Peletakan perabot rumah tangga kurang rapi. Keluarga mempunyai
tempat pembuangan sampah terbuka, dan saluran kotoran septictank, akan tetapi tidak
terlihat. Keluarga mempunyai sumber air sendiri, yaitu sumur,tidak berbau dan tawar.
Jarak antara septictank dan sumber air lebih dari 10 m. Sumber air minum yang
digunakan adalah dari sumur tersebut. Factor risiko yaitu kondisi lingkungan yang kurang
bagus dikarenakan rumah Tn M banyak debu dan sampah berserakan dimana mana
Denah Rumah :
8
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Walaupun bekerja banting tulang namun Tn M selalu meluangkan waktunya untuk
bercerita dengan anak dan istrinya . Tn. M juga berinteraksi baik dengan masyarakat di
sekitar.
3. Struktur peran
Tn. M :
Peran Formal : Tn. M hanya menjadi anggota masyarakat.
Peran Informal : menjadi kepala keluarga, menantu, suami, ayah
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
Jumlah anak yang dimiliki Tn. M ada 2 orang anak perempuan dan laki-laki .
2. Fungsi Psikologis
Tn . M merasa bahagia karena istri dan anaknya rukun dan tidak ada konflik dianatar
keluarga mereka
3. Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn. M dan anaknya terjalin dengan sangat baik, saling mendukung, bahu
membahu, dan saling ketergantungan Masing masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan sopan santun dalam berperilaku.
4. Fungsi Ekonomi
Tn. M mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari pendapatan yang diterima.
9
5. Fungsi Pendidikan
Klien hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMA/SMK.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stresor jangka pendek : Virus covid 19
Stresor jangka panjang : Tn. M mengatakan stress dengan situasi seperti ini karena
minim sekali untuknya mendapatkan pekerjaan tetap
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku cemas,dan gelisah karena takut tertular
virus covid19 . Selain itu kadang Tn. M merasa bingung ketika penghasilan tidak
mencukupi kebutuhan.Meskipun demikian Tn. M berusaha untuk tetap tenang. Strategi
koping yang digunakan
Bila ada permasalahan, Tn. M berusaha untuk selalu menyelesaikan sendiri..
3. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada anaknya dan
tidak memberikan ancaman ancaman dalam menyelesaikan masalah.
4. Harapan keluarga
Tn. M berharap keluarganya tetap sehat. Dan
Keluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat,
dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda bedakan seseorang
dalam memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.
10
e. Leher Warna coklat, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada distensi vena jugularis
Thorax
a. Paru Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris
5 5
5 5
Integumen Warna Kulit coklat, sedikit kering,
11
VIII. ANALISA DATA
MASALAH
DATA Etiologi
KESEHATAN
DS : - Istri Tn .M mengatakan Ketidakefektifan Ketidakmampuan
sekarang sedang lemas dan Bersihan Jalan keluarga dalam merawat
batuk sejak 1 minggu yang Nafas anggota keluarga yang
lalu sakit
- Istri Tn. M mengatakan
suaminya sesak saat
bernafas
12
DO : - Konjungtiva tampak anemis
- Tn. M tampak tidak
menghabiskan
makanannya
BB : 67 Kg
IX. SKORING
Total 5 2/3
13
tersedia utk dimanfaatkan oleh keluarga, Istri
Tn. M tidak bekerja sehingga ia mempunyai
waktu yang cukup untuk merawat Tn.M
Potensial Dicegah: Masalah sudah berlangsung cukup lama.
3 2/3 x 1 = 2/3
Cukup Jarak rumah ke faskes dekat
MenonjolnyaMasalah:
Masalah berat harus Keluarga merasakan adanya masalah yang
4 2/1 x 1 = 2
segera ditangani berat pada Tn.M
Total 5 2/3
X.PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
2. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
XI .DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
2. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
14
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
15
XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Ketidakefektifan Setelah
1 Setelah -Respon 1. Keluarga dapat 1. Diskusi pengambilan keputusan untuk mengatasi
1 Bersihan Jalan dilakukan verbal dan menjelaskan tentang ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus
dilakukan
Nafas tindakan redemonstras tindakan penyakit ISPA dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga,
berhubungan tindakan 2. Keluarga mampu
keperawatan i 2. Demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat untuk
dengan mendemonstrasikan
keperawatan selaa 3x 45 menit -Respon melegakan teggorokan
Ketidakmampua mengenai cara membuat
n keluarga selama 3 x 45 Keluarga mampu afektif jamu 3. Pantau dan control dalam pengobatan teratur
dalam merawat : merawat Tn.M (Adanya 3. Keluarga mampu dirumah
anggota keluarga menit, bersihan
yang menderita perubahan memantau pengobatan Tn 4. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan
yang sakit jalan nafas ISPA sikap pada .M minum yang banyak
keluarga Tn 4. Keluarga mampu 5. Demonstrasikan pada keluarga tentang cara
Tn.M menjadi
memodifikasi lingkungan
M) menggunakann inhalasi buatan
efektif yang sehat dan nyama
5 .Keluarga mampu
mendemontrasikan cara
membuat inhalasi buatan
a )Teknik inhalasi buatan
1)Persiapan alat
a. Koran
b. Minyak Kayu putih
c.Wadah baskom ata
ember
d.Air Panas secukupnya
2 )Prosedur tindakan :
a. Isi wadah dengan air
panas
b.Teteskan 4-6 tetes
16
minyak kayu putih
c. Anjurkan Tn .M untuk
menghirup uap melalui
corong dari koran
17
Resiko Setelah Setelah Respon 1. Keluarga megerti dengan 1. Berikan makanan variatif dengan media leaflet dan
ketidakseimban dilakukan verbal dan instruksi perawat booklet
dilakukan
3 gan nutrisi tindakan redemonstras 2.Keluarga mampu memenuhi 2. Lakukan konseling pada keluarga agar manajemen
kurang dari keperawatan tindakan asupan nutrisi dari anggota
i nutrisi bisa efektif
kebutuhan sebanyak 3 x keluarganya yang sakit
keperawatan 3. Motivasi keluarganya agar mampu merawat anggota
tubuh 45 menit 3.Keluarga mengenal makanan
berhubungan resiko selama 3x45 dan buahan yang harus keluarga yang sakit
dengan ketidakseimba diberikan 4. Berikan makanan bergizi dan buah –buahan
Ketidakmampua ngan nutrisi menit
5. Berikan makanan favorit untuk meningkattkan nafsu
n keluarga pada Tn.M diharapkan makan
dalam mengenal dapat dicegah
masalah keluarga
mampu
mengenal
masalah pada
Tn.M yang
menderita
ISPA
18
XIII. IMPLEMENTASI
Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Pelaksana
19
Jumat,19 Peningkatan Suhu 1. Mendemontrasikan kompres hanggat S : Keluarga Keluarga
Maret Tubuh kepada keluarga pasien pasien mengatakan
2021 berhubungan 2. Mendiskusikan mengenai sayur dan buah sudah mengerti cara
,Pukul dengan yang banyak mengandung air dengan media melakukan kompres
leaflet
09.30 Ketidakmampuan air hangat
Wita . keluarga dalam 3. Menganjurkan untuk minum lebih banyak O : Istri Tn M tampak
mempraktekkan cara
merawat anggota 4. Menganjurkan untuk minum air kelapa
kompres hangat
keluarga yang sakit muda
5. Menganjurkan untuk menggunakan pakaian
yang menyerap keringat
Jumat,19
Re Resiko 1. Memberikan makanan variatif dengan S:
ketidakseimbangan media leaflet dan booklet
Maret -Keluarga Tn.M
nutrisi kurang dari 2. Melakukan konseling pada keluarga agar
2021 kebutuhan tubuh manajemen nutrisi bisa efektif mengatakan sudah
berhubungan 3. Memotivasi keluarganya agar mampu
,Pukul mengerti mengenai
dengan
merawat anggota keluarga yang sakit
10.00 Ketidakmampuan manajemen nutrisi .
keluarga dalam 4. Memberikan makanan bergizi dan buah –
Wita . buahan O:
mengenal masalah
5. Memberikan makanan favorit untuk - Keluarga Tn.M
meningkattkan nafsu makan tampak sedang
memberikan sayur
20
dan buah kepada
Tn.M
21
Sabtu,20 Peningkatan Suhu 1. Menganjurkan untuk minum lebih banyak S: Keluarga Tn.M
Maret Tubuh 2. Menganjurkan untuk minum air kelapa mengatakan sudah
2021 berhubungan muda rutin diberikan air
,Pukul dengan 3. Menganjurkan untuk menggunakan pakaian kelapa muda
09.30 Ketidakmampuan yang menyerap keringat O : Keluarga tampak
Wita keluarga dalam sudah mulai mampu
merawat anggota merawat Tn.M
keluarga yang sakit
Sabtu,20
Re Resiko S:
1. Melakukan konseling pada keluarga agar
ketidakseimbangan
Maret manajemen nutrisi bisa efektif -Keluarga Tn.M
nutrisi kurang dari
2021 kebutuhan tubuh 2. Memotivasi keluarganya agar mampu mengatakan sudah
berhubungan merawat anggota keluarga yang sakit
,Pukul lebih paham
dengan 3. Memberikan makanan bergizi dan buah –
10.00 Ketidakmampuan buahan mengenai manajemen
keluarga dalam 4. Memberikan makanan favorit untuk
Wita nutrisi
mengenal masalah
meningkattkan nafsu makan
O:
-Keluarga Tn.M
tampak lebih
22
bertenaga
23
XIV. EVALUASI
No Hari /Tgl Diagnosa Catatan Perkembangan Pelaksana Paraf
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring,
tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara
stimulan atau berurutan
3.1 SARAN
1. Perawat : hendaknya lebih memahami tentang hubungan terapeutik dalam tahap
tahap asuhan keperawatan keluarga, dapat bekerja sama dengan keluarga klien
dalam melakukan peeawatan anggota keluarga yang sakit, khususnya kepada
klien dengan masalah ISPA.
2. Diharapkan keluarga mampu memelihara dan merawat anggota keluarga yang
sakit, mampu meberikan dukungan, lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman,
serta mampu memberikan perhatian terhadap anggota keluarga yang sakit.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Dokumentasi
29
30