Nama Kelompok:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadrat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah yang berjudul ‘’Asuhan Keperawatan Gastritis” ini dapat tersusun hingga
selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 31
3.2 Saran........................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis
bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi
dan Chron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter
pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.
Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia
terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah
sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI)
tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah
terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter pylori
ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah
di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu
aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau
sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat
pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups).
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah
dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal
dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).
Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan
gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang
mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun tujuan penulisan yang diperoleh dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Epidemiologi
Global
4
Indonesian
3. Etiologi
a) Gastritis Akut
Penyebab gastritis akut adalah mengkonsumsi makanan dan
alkohol yang mengiritasi dalam waktu yang lama. Obat-obatan,
seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid lain (dalam dosis
tinggi ), agens sitotosik, kafein, kortikosteroid, anti metabolit,
fenilbutazon, dan indometasin. Menelan racun, khususnya dikloro-
difenil- trikloroetana (DDT), ammnonia, merkuri, karbon
tetraklrorida, atau zat korosif. Endotoksik dilepaskan oleh bakteri
yang menginfeksi, seperti stafilokokus, Escherichia coli, dan
salmonela dan komplikasi penyakit akut (Kluwer, 2011, hal.293).
b) Gastritis Kronik
Gastritis kronikdisebabkan oleh pemajanan berulang terhadap
zat iritan, seperti obat-obatan, alkohol, rokok, dan agens
lingkungan. Anemia pernisiosa, penyakit ginjal, atau diabetes
militus dan infeksi helicobacter pylori (penyebab gastritis
nonerosif paling sering) (Kluwer, 2011, hal. 293).
4. Patofisiologi
a. Gastritis akut
5
kecil yang di ikuti dengan edema, perdarahan, dan mungkin juga
terbentuk ulkus. Kerusakan yang berhubungan dengan gastritis
akut biasanya terbatas jika diobati dengan tepat (joycem, 2014, hal.
102).
b. Gastritis kronis
6
WOC
7
5. Klasifikasi
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
,menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
1. Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor –
faktor dari luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol,
merokok, kafein lada, steroid, mekanis iritasi bakterial,
obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung).
2. Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan
oleh kelainan badan.
2. Gastritis kronik
6. Gejala Klinis
a. Tanda Gejala Gastritis Secara Umum adalah:
Perasaan mual dan muntah
Nyeri perut
8
Nyeri meningkat pada perut kosong
Berat badanmenurun
Pendarahan reptum
Pingsan.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah mengalami hipotensi (termasuk postural)
b. Takikardia,disritmia(hipovolemia/hipoksemia),kelemah
an/nadi perifer lemah.
c. Pengisian kapiler lambat/perlahan (vasokonstriksi).
i. d. Pada respirasi tidak mengalami gangguan.
b. Kesadaran
9
Pemeriksaan fisik head to toe
2. Mata
4. Abdomen
a) Inspeksi : keadaan kulit : warna, elastisitas, kering,
lembab, besar dan bentuk abdomen rata atau
menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada
sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
b). Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif
selama perdarahan, dan hipoaktif setelah
perdarahan.
c). Perkusi : Pada penderita gastritis suara
abdomen yang ditemukan hypertimpani
(bising usus meningkat)
d). Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen
tegang. Terdapat nyeri tekan pada regio epigastik
(terjadi karena distruksi asam lambung)
(Doengoes, 2014).
5. Integument
10
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi
pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida
serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan.
11
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat
jaringan perforasi. (Smeltzer dkk., 2001)
10. Therapy
11. Komplikasi
a) Gastritis Akut
b) Gastritis Kronik
12
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. M dengan Gastritis
di Desa TIGAWASA
1. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Nama KK : Tn. M
b. Umur : 60 tahun
c. Agama : Hindu
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Petani
h. Susunan keluarga
Thn
13
i. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
k. Spiritual Keluarga
l. Pendidikan
Semua anggota keluarga dapat membaca dan menulis. Tidak ada anggota
keluarga yang sedang mengikuti Pendidikan diluar Pendidikan formal.
m. Tipe Keluarga
14
n. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. M mempunyai satu anak laki-laki dan sekarang sedang berada
pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja.
Tn. M mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan
muntah. Tidak terdapat penyakit menular dan tidak ada yang mempunyai
penyakit menurun. Tn. M jika merasa sakit langsung membeli obat ke
Puskesmas.
Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orang tua
Tn. N dan Ny. A, tetapi kedua orang tua pernah menderita hipertensi.
3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah Rumah yang ditinggali keluarga Tn. M adalah rumah milik
sendiri dengan luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak
rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga,
dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah cukup baik.
b. Karakteristik tetangga
Tetangga klien yang berada di sekitar rumah ramah. Klien tinggal di wilayah
pedesaan.
15
c. Mobilitas geografis keluarga
4. STRUKTUR KELUARGA
c. Struktur peran
Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus melaksanakan
persembahyangan sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang sakit
keluarga langsung ke Puskesmas.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan anak-
anak lebih diutamakan.
16
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak nya.
c. Fungsi Ekonomi
Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Tn.M menjual hasil kebunnya berupa coklat, buah-buahan.
d. Fungsi Pendidikan
Tn. M saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,
muntah dan pusing.
Tn. M merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname di rumah
sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak.
Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang sakit.
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah dicari
pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga
17
7. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
NO Nama Tn. M
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
S: : 37 0 C
5. Leher
Tidak ada kaku kuduk,
tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid
18
8. Ekstremitas Tidak ada luka/bekas
luka, kuku bersih dan
pendek
NO Nama Ny. A
N: 82 x/menit
RR: 26 x/menit
S: : 36,2 0 C
3. Hidung
Tidak ada secret, tidak
ada lesi
19
6. Dada Simetris kiri dan kanan,
suara nafas vesikuler
NO Nama An. D
N: 82 x/menit
RR: 26 x/menit
S: : 36,5 0 C
20
6. Dada Simetris kiri dan kanan,
suara nafas vesikuler
8. ANALISA DATA
Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obar
promag
Data objektif
21
dan muntah
b. tampak lemah
Total 4 1/6
22
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.M
khususnya Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
Total 2 5/6
23
2 . DIAGNOSA KEPERAWATAN
24
sakit. kebutuhan tubuh diet
4. IMPLEMENTASI
2021 dengan
2. Menjelaskan pada keluarga tentang
ketidakmampuan
apa itu gastritis atau maag,
keluarga dalam
penyebabnya, tanda dan gejalanya
mengenal masalah.
3. Memberikan kesempatan pada
keluarga untuk menanyakan kembali
hal-hal yang belum dimengerti
25
11 Resiko perubahan 1. Menanyakan pada keluarga tentang
Maret nutrisi kurang dari diet untuk penyakit maag
26
5. EVALUASI
relaksasi
A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan kondisi
S: Pasien mengatakan
13 Maret
2 Resiko perubahan nutrisi kurang mengerti dengan apa yang
2021
dari kebutuhan tubuh pada keluarga dilakukan perawat
A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan kondisi
27
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
28
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Tantut Susanto, M. Kep. Kom. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga: aplikasi
pada praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: TIM.
https://media.neliti.com/media/publications/160908-ID-kajian-penatalaksanaan-
terapi-pada-pasie.pdf (diakses pada 6 Maret 2021 pukul 10.00 wita)