Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis Gastritis

Nama Kelompok:

Ni Kadek Ayu Desi Dian Wulandari (18089014008)

Ni Desak Ketut Ayu Indah Sari (18089014009)

I Gusti Ayu Dwi Wardani (18089014019)

Km. Fermia Koriana Dewi (18089014026)

Ni Luh Eka Dewi Agustini (18089014020)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadrat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah yang berjudul ‘’Asuhan Keperawatan Gastritis” ini dapat tersusun hingga
selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Singaraja, 6 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2

1.4 Manfaat..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit Gastritis.............................................................. 4

2.2 Asuhan Keperawatan............................................................................... 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................. 31

3.2 Saran........................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis
bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi
dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter
pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.
Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia
terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah
sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI)
tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah
terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter pylori
ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah
di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu
aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau
sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat
pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups).

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah
dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal
dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).
Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan
gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang
mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apakah definisi dari gastritis ?

2. Bagaimanakah epidemiologi dari gastritis ?

3. Bagaimanakah etiologi dari gastritis ?

4. Bagaimanakah patofisiologi dari gastritis ?

5. Bagaimanakah klasifikasi dari gastritis ?

6. Bagaimanakah gejala klinis dari gastritis ?

7. Bagaimanakah pemeriksaan fisik dari gastritis ?

8. Bagaimanakah pemeriksaan penunjang dari gastritis ?

9. Bagaimanakah penatalaksanaan dari gastritis ?

10. Apakah therapy dari gastritis ?

11. Bagaimanakah komplikasi dari gastritis?

12. Bagaimanakah asuhan keperawatan gastritis ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang diperoleh dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui definisi gastritis

2. Untuk mengetahui epidemiologi dari gastritis

3. Untuk mengetahui etiologi dari gastritis

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari gastritis

5. Untuk mengetahui klasifikasi dari gastritis

6. Untuk mengetahui gejala klinis dari gastritis

7. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dari gastritis

8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari gastritis

9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari gastritis

10. Untuk mengetahui therapy dari gastritis

11. Untuk mengetahui komplikasi dari gastritis

12. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gastritis


2
1.4 Manfaat Penulisan

Pembuatan makalah ini diharapkan memiliki manfaat kepada para pembaca


dalam pembelajaran mata kuliah keperawatan keluarga.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit Gastritis

1. Definisi

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet


yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunnee an suddarth 2001).

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa


lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-
sel radang pada daerah tersebuh (Suyono Slamet 2001).

Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala sementara


atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon yang baik
dengan antasid atau supresi asam (Grace, Pierce A.dkk 2006).

Dari beberapa pengertian tentang gastritis menurut para ahli, dapat


disimpulkan bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa
lambung ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang
disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan
mukosa lambung (seperti makanan asam atau pedas) atau bisa disebabkan
oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol.

2. Epidemiologi

Epidemiologi gastritis diduga cukup tinggi. Diperkirakan sekitar 50%


populasi dunia terinfeksi Helicobacter pylori. Data mengenai epidemiologi
gastritis di Indonesia masih belum begitu lengkap, namun dilaporkan bahwa
tren prevalensinya semakin menurun.

 Global

Sekitar 50% populasi dunia terinfeksi dengan Helicobacter pylori,


di mana data epidemiologi menunjukkan prevalensi yang tertinggi berada
di Asia dan negara-negara yang sedang berkembang lainnya. Dengan
demikian, hampir setengah populasi dunia menderita gastritis kronis. Di
negara-negara berkembang, sekitar 30%-50% infeksi Helicobacter pylori
ini terjadi pada ada anak-anak, dan mencapai 60% pada orang-orang usia
lanjut. Pada autoimun gastritis, penderita wanita diperkirakan lebih banyak
daripada pria dengan perbandingan 3:1.

4
 Indonesian

Data epidemiologi gastritis di Indonesia masih belum begitu jelas.


Namun, sebuah penelitian di RS Cikini yang melibatkan 2093 pasien
menunjukkan bahwa tren prevalensi Helicobacter pylori semakin
menurun. Pada 1998 prevalensi infeksi Helicobacter pylori adalah 12.8%,
sedangkan pada tahun 2005, prevalensi ini menurun drastis menjadi 2.9%.
[10] Di Jakarta, dilaporkan bahwa infeksi Helicobacter pylori yang
terbanyak ditemukan di Jakarta barat, dimana tidak didapatkan perbedaan
bermakna pada prevalensi di antara kelompok usia, konsumsi alkohol, dan
perokok.

3. Etiologi

a) Gastritis Akut
Penyebab gastritis akut adalah mengkonsumsi makanan dan
alkohol yang mengiritasi dalam waktu yang lama. Obat-obatan,
seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid lain (dalam dosis
tinggi ), agens sitotosik, kafein, kortikosteroid, anti metabolit,
fenilbutazon, dan indometasin. Menelan racun, khususnya dikloro-
difenil- trikloroetana (DDT), ammnonia, merkuri, karbon
tetraklrorida, atau zat korosif. Endotoksik dilepaskan oleh bakteri
yang menginfeksi, seperti stafilokokus, Escherichia coli, dan
salmonela dan komplikasi penyakit akut (Kluwer, 2011, hal.293).
b) Gastritis Kronik
Gastritis kronikdisebabkan oleh pemajanan berulang terhadap
zat iritan, seperti obat-obatan, alkohol, rokok, dan agens
lingkungan. Anemia pernisiosa, penyakit ginjal, atau diabetes
militus dan infeksi helicobacter pylori (penyebab gastritis
nonerosif paling sering) (Kluwer, 2011, hal. 293).

4. Patofisiologi

a. Gastritis akut

Penyebab yang paling umum gastritis akut adalah infeksi.


Patogen termasuk helicobacter pylori, Escherichia coli, proteus,
haemophilus, stresptokokus, dan stafilokokus. Infeksi bakteri
lambung normal melindunginya dari asam lambung, sementara
asamlambungmelindungi lambung dari infeksi, sehingga terdapat
luka pada mukosa. Ketika asam hidroklorida ( asam lambung )
menegenai mukosa lambung, maka terjadi luka pada pembulih

5
kecil yang di ikuti dengan edema, perdarahan, dan mungkin juga
terbentuk ulkus. Kerusakan yang berhubungan dengan gastritis
akut biasanya terbatas jika diobati dengan tepat (joycem, 2014, hal.
102).

b. Gastritis kronis

Perubahan patofisologis awal yang berhubungan dengan


gastritis kronis adalah sama dengan gastritis akut. Mulanya lapisan
lambung menebal dan eritematosa lalu kemudian menjadi tipis dan
atrofi. Deteriorasi dan atrofi yang berlanjut mengakibatkan
hilangnya fungsi kelenjar lambung yang berisi sel parietal. Ketika
sekresi asam menurun, sumber faktor intrinsik hilang. Kehilangan
ini mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyerap vitamin B12
dan perkembangan anemia pernisiosa. Atrofi lambung dengan
metaplasia telah diamati pada gastritis kronis dengan infeksi H
pylori. Perubahan ini mungkin mengakibatkan peningkatan risiko
adenokarsinoma lambung (joycem, 2014, hal. 103).

6
WOC

7
5. Klasifikasi

Gastritis menurut jenisanya terbagi menjadi dua yaitu (David


Overdorf 2002)

1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
,menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
1. Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor –
faktor dari luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol,
merokok, kafein lada, steroid, mekanis iritasi bakterial,
obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung).
2. Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan
oleh kelainan badan.
2. Gastritis kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus


benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri
Helicobacter Pylori. Gastritis kronik dikelompokkan dalam
dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik
tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan
penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisinosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih
lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi Helicobaxter pylori
yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

6. Gejala Klinis
a. Tanda Gejala Gastritis Secara Umum adalah:
 Perasaan mual dan muntah
 Nyeri perut

 Rasa sakit yang mungkin merasa seperti


nyeri terbakar diperut bagian atas

 Merasa sakit atau berat di dada bagian


bawah

8
 Nyeri meningkat pada perut kosong

 Cegukan yang mengganggu dan berulang

 Kehilangan selera makan

 Merasa kenyang meski baru makan


sedikit

 Berat badanmenurun

 Adanya gas yang berlebih atau perut terasa kembung

b. Tanda Gejala Gastritis Parah:

 Darah di tinja atau feses berwarna hitam

 Pendarahan reptum

 Ketika muntah, warna yang terlihat seperti bubuk kopi

 Lemah dan pucat

 Denyut nadi cepat, merasa pusing atau lelah

 Pingsan.

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung kaki dengan


menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Menurut doengoes (2014), data dasar pengkajian pasien
gastritis meliputi :

1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah mengalami hipotensi (termasuk postural)
b. Takikardia,disritmia(hipovolemia/hipoksemia),kelemah
an/nadi perifer lemah.
c. Pengisian kapiler lambat/perlahan (vasokonstriksi).
i. d. Pada respirasi tidak mengalami gangguan.
b. Kesadaran

Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cenderung


tidur, disorientasi/bingung, sampai koma (tergantung pada
volume sirkulasi/oksigenasi)

9
Pemeriksaan fisik head to toe

1. Kepala dan Muka

Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah


berkerut (sukarmin, 2013).

2. Mata

Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis


(penurunan oksigen ke jaringan), konjungtiva pucat dan
kering (sukarmin, 2013).

3. Mulut dan Faring

Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa),


bibir pecah- pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap
(penurunan hidrasi bibir dan personal hygiene)
(sukarmin,2013).

4. Abdomen
a) Inspeksi : keadaan kulit : warna, elastisitas, kering,
lembab, besar dan bentuk abdomen rata atau
menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada
sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
b). Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif
selama perdarahan, dan hipoaktif setelah
perdarahan.
c). Perkusi : Pada penderita gastritis suara
abdomen yang ditemukan hypertimpani
(bising usus meningkat)
d). Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen
tegang. Terdapat nyeri tekan pada regio epigastik
(terjadi karena distruksi asam lambung)
(Doengoes, 2014).
5. Integument

Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah


kehilangan darah), kelemahan kulit/membran
mukosa berkeringan (menunjukkan status syok,
nyeri akut, respon psikologik) (Doengoes, 2014).

10
8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges(


2000) sebagai berikut :

1. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas


2. Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
3. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci
untuk perdarahan gastritis dilakukan untuk melihat sisi
perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera
5. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena
erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.
6. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya
darah, mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh
peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam noktura
7. Feses: tes feses akan positifH. PyloryKreatinin : biasanya
tidak meningkat bila perfusi ginjal di pertahankan.
8. Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat
menganggu metabolisme dan eksresi urea atau transfusi
darah lengkap dan jumlah besar diberikan.
9. Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal
terhadap simpanan cairan tubuh.
10. Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan
gaster berat atau muntah atau diare berdarah. Peningkatan
kadar kalium dapat terjadi setelah trasfusi darah.
11. Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar
rendah diduga gastritis.

9. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi
pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida
serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan.

11
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat
jaringan perforasi. (Smeltzer dkk., 2001)

10. Therapy

1). Membiasakan makan dengan teratur.


2). Menghindari makanan yang dapat menyebabkan sekresi HCL yang
berlebihan (asam, pedas)
3). Menghindari minuman yang dapat menyebabkan sekresi HCl yang
berlebihan (kopi, minuman asam dan bersoda)
4). Pendidikan mengenai menghindarI alkohol dan kafein
5). Teknik relaksasi seperti dengan olahraga agar dapat menghindari stress
6). Hentikaan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alcohol
7). Istirahat yang cukup

11. Komplikasi

a) Gastritis Akut

 Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa


hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syok hemoragik

 Terjadi ulkus --> hebat

 Jarang terjadi perforasi

b) Gastritis Kronik

 Perdarahan saluran cerna bagian atas


 Ulkus
 Perforasi
 Anemia karena gangguan absorbsi vitamin B
 Penyempitan daerah antrum pilorus
 Dihubungkan dengan ca lambung

12
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. M dengan Gastritis

di Desa TIGAWASA

1. PENGKAJIAN

1. DATA UMUM

a. Nama KK : Tn. M

b. Umur : 60 tahun

c. Agama : Hindu

d. Suku Bangsa : Indonesia

e. Pendidikan : SD

f. Pekerjaan : Petani

g. Alamat : Br. Dinas Wanasari, Desa Tigawasa

h. Susunan keluarga

NO Nama J.K Hub. Umur Pendidikan Pekerjaan Kondisi


Keluarga Kesehatan

1. Tn. M L Suami 60 SD Petani Sakit

Thn

2. Ny. A P Istri 53 SD IRT Baik


Thn

3. An. D L Anak 18 SMA Pelajar Baik


Thn

13
i. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Klien

j. Aktivitas dan Kebersihan Diri

Keluarga Tn. M jarang melakukan kegiatan olahraga karena sibuk dengan


kegiatannya masing-masing. Untuk kebersihan keluarga memiliki kebiasaan
mandi 2x sehari dan menggunakan pakaian yang bersih dan rapi.

k. Spiritual Keluarga

Keluarga selalu melakukan sembahyang tiap harinya.

l. Pendidikan

Semua anggota keluarga dapat membaca dan menulis. Tidak ada anggota
keluarga yang sedang mengikuti Pendidikan diluar Pendidikan formal.

m. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. M mempunyai seorang 1 anak laki-laki

14
n. Status sosial ekonomi keluarga

Tn. M yang mempunyai penghasilan sendiri dan menjadi sumber penghasilan


keluarga utama. Penghasilan tersebut digunakan untuk kebutuhan keluarga.

o. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV


bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kadang-kadang pergi ke
taman, mall.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini

Keluarga Tn. M mempunyai satu anak laki-laki dan sekarang sedang berada
pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan sudah memenuhi tugas perkembangan anaknya yang


masih remaja.

c. Riwayat keluarga inti

Tn. M mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan
muntah. Tidak terdapat penyakit menular dan tidak ada yang mempunyai
penyakit menurun. Tn. M jika merasa sakit langsung membeli obat ke
Puskesmas.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orang tua
Tn. N dan Ny. A, tetapi kedua orang tua pernah menderita hipertensi.

3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik rumah Rumah yang ditinggali keluarga Tn. M adalah rumah milik
sendiri dengan luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak
rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga,
dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah cukup baik.

b. Karakteristik tetangga

Tetangga klien yang berada di sekitar rumah ramah. Klien tinggal di wilayah
pedesaan.

15
c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan pedesaan.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.H termasuk


masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif berkumpul
dengan keluarga besar.

e. Sistem pendukung keluarga

Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan dari


keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana keluarga
sering diberi subsidi oleh orang tua suami.

4. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Tn. M berbicara


lembut dengan istri maupun anaknya dan begitupun sebaliknya.

b. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Tn. M yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap


keputusan yang diambil oleh Tn. M sebagai kepala keluarga selalu
dimusyawarakan dengan Ny. A dan juga anaknya.

c. Struktur peran

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing Tn. M


mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. A mendidik anak,
memelihara rumah dan membantu suami dalam hal mencari nafkah.

d. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus melaksanakan
persembahyangan sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang sakit
keluarga langsung ke Puskesmas.

5. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan anak-
anak lebih diutamakan.

16
b. Fungsi sosialisasi

Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak nya.

c. Fungsi Ekonomi

Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Tn.M menjual hasil kebunnya berupa coklat, buah-buahan.

d. Fungsi Pendidikan

Klien hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi.

e. Fungsi perawatan keluarga

Tn. M saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,
muntah dan pusing.

6. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek

Tn. M mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.

b. Stresor jangka panjang

Tn. M merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname di rumah
sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak.

2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping

a. Respon keluarga terhadap stresor

Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang sakit.

b. Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah dicari
pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga

17
7. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

NO Nama Tn. M

1. Tanda-tanda Vital TD: 120/80 mmHg

N: 80 x/menit

RR: 20 x/menit

S: : 37 0 C

1. Kepala & Rambut Lurus, hitam, Panjang,


bersih

Konjungtiva pucat, tidak


2. Mata
ada luka dan penglihatan
masih normal

3. Hidung Tidak ada secret, tidak


ada lesi

4. Mulut dan gigi Bibir lembab, gigi


sedikit kuning, gigi
berlubang

5. Leher
Tidak ada kaku kuduk,
tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid

Simetris kiri dan kanan,


6. Dada
suara nafas vesikuler

Nyeri tekan didaerah


7. Abdomen
epigastrium, skala nyeri
6 Tidak ada

18
8. Ekstremitas Tidak ada luka/bekas
luka, kuku bersih dan
pendek

Warna Kulit coklat,


9. Integumen sedikit kering

NO Nama Ny. A

2. Tanda-tanda Vital TD: 120/70 mmHg

N: 82 x/menit

RR: 26 x/menit

S: : 36,2 0 C

1. Kepala & Rambut Lurus, hitam, Panjang,


bersih

Simetris, pupil isokor,


2. Mata
konjungtiva anemis

3. Hidung
Tidak ada secret, tidak
ada lesi

4. Mulut dan gigi Bibir lembab, gigi


sedikit kuning

5. Leher Tidak ada kaku kuduk,


tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid

19
6. Dada Simetris kiri dan kanan,
suara nafas vesikuler

Tidak ada luka/bekas


7. Ekstremitas
luka, kuku bersih dan
pendek

8. Integumen Warna Kulit cokelat,


sedikit kering

NO Nama An. D

3. Tanda-tanda Vital TD: 100/70 mmHg

N: 82 x/menit

RR: 26 x/menit

S: : 36,5 0 C

1. Kepala & Rambut Lurus, hitam, Panjang,


bersih

Simetris, pupil isokor,


2. Mata
konjungtiva anemis

Tidak ada secret, tidak


3. Hidung ada lesi

4. Mulut dan gigi Bibir lembab, gigi


tampak bersih

5. Leher Tidak ada kaku kuduk,


tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid

20
6. Dada Simetris kiri dan kanan,
suara nafas vesikuler

Tidak ada luka/bekas


7. Ekstremitas
luka, kuku bersih dan
pendek

8. Integumen Warna Kulit cokelat,


sedikit kering

8. ANALISA DATA

NO Data Etiologi Masalah

1. Data subjektif Ketidakmampuan Nyeri akut


keluarga dalam
Tn. M mengatakan
mengenal masalah
nyeri ulu hati bila
terlambat makan,
pusing, mual dan
muntah.

Data objektif

a. Tampak meringis

b. Skala nyeri 6

c. Terdapat obar
promag

2. Data subjektif Ketidakmampuan Resiko


keluarga merawat Ketidakseimbangan
Tn. M mengatakan
anggota keluarga yang nutrisi kurang dari
jarang sarapan pagi,
sakit kebutuhan tubuh
cukup kopi dan rokok
sudah terasa kenyang.

Data objektif

a. sakit ulu hati, mual

21
dan muntah

b. tampak lemah

9. Skoring Prioritas Masalah

1. Nyeri akut pada keluarga Tn. M khususnya Tn.M berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

NO Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : 3/3 X 1 = 1 Tn. M sakit maag


Aktual dan memerlukan
tindakan segera
untuk mencegah
komplikasi.

2. Kemungkinan 2/2 X 1 = 2 Fasilitas kesehatan


masalah diubah : (puskesmas) dapat
Mudah dijangkau dengan
mudah sehingga
keluarga dapat
memanfaatkan

3. Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Gastritis atau maag


untuk dicegah : dapat diobati dan
Cukup dicegah bila keluarga
mengetahui.

4. Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun


masalah : Ada, keluarga
tetapi tidak harus menganggap tidak
segera diatasi perlu segera
ditangani

Total 4 1/6

22
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.M
khususnya Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat


ancaman ancaman karena
belum terjadi

2. Kemungkinan 2/2 X 1 = 1 Masalah dapat


masalah diubah : diubah dengan
Mudah mudah dengan cara
memberikan
penyuluhan tentang
penyakit yang
dialami Tn. M

3. Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat


untuk dicegah : tetapi bila dibiarkan
Cukup dapat menjadi aktual.

4. Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun


masalah : Ada, keluarga
tetapi tidak harus menganggap tidak
segera diatasi perlu segera
ditangani

Total 2 5/6

10. PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


dalam mengenal masalah.

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.

23
2 . DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


dalam mengenal masalah.

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi


keperawatan

1 Gangguan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Kaji pengetahuan


aman nyeri Kunjungan sebanyak kunjungan 1x 4 tentang Gastritis
berhubungan 2 x45 menit menit keluarga
b. Diskusikan dengan
dengan keluarga mampu mampu mengenal
keluarga tentang
ketidakmampu mengenal masalah masalah Gastritis
pengertian Gastritis
an keluarga kesehatan tentang
dengan menggunakan
dalam Gastritis
leafleat/lembar balik
mengenal
masalah. c. Evaluasi kembali
pengertian Gastritis
pada keluarga

d. Berikan pujian pada


keluarga atas jawaban
yang benar

2 Resiko Setelah Setelah dilakukan


a. Gali pengetahuan
perubahan dilakukan kunjungan 1x 45 keluarga tentang diet
nutrisi kurang Kunjungan makanan gastritits
menit keluarga
dari kebutuhan sebanyak 3 x45 mampu mengenal, b. Diskusikan bersama
tubuh pada menit keluarga
memutuskan dan keluarga tentang
keluarga mampu merawat anggota pengertian diet
berhubungan mengenal, memu keluarga dengan
dengan tuskan, dan c. Jelaskan kepada
ketidakseimbang
ketidakmampu merawat anggota keluarga penyebab
an nutrisi : kurang
an keluarga keluarga dengan kurang nafsu makan
dari kebutuhan
merawat ketidakseimbang tubuh d. Jelaskan dampak yang
anggota an nutrisi : ditimbulkan akibat salah
keluarga yang kurang dari

24
sakit. kebutuhan tubuh diet

e. Beri kesempatan pada


keluarga untuk bertanya

f. Bantu keluarga untuk


mengulangi apa yang
telah dijelaskan

g. Beri pujian atas


prilaku yang benar

4. IMPLEMENTASI

Tanggal Diagnosa Implementasi TTD


Keperawatan

10 Gangguan rasa aman 1. Menanyakan pada keluarga tentang


Maret nyeri berhubungan gastritis atau maag

2021 dengan
2. Menjelaskan pada keluarga tentang
ketidakmampuan
apa itu gastritis atau maag,
keluarga dalam
penyebabnya, tanda dan gejalanya
mengenal masalah.
3. Memberikan kesempatan pada
keluarga untuk menanyakan kembali
hal-hal yang belum dimengerti

4. Menanyakan kembali pada keluarga


tentang pengertian gastritis,
penyebabnya, tanda dan gejalanya.

5. Memberikan pujian atas keberhasilan


keluarga menyebutkan kembali tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala
gastritis.

25
11 Resiko perubahan 1. Menanyakan pada keluarga tentang
Maret nutrisi kurang dari diet untuk penyakit maag

2021 kebutuhan tubuh pada 2. Menjelaskan pada keluarga tentang


keluarga berhubungan apa itu diet untuk sakit maag
dengan
3. Memberikan kesempatan pada
ketidakmampuan
keluarga untuk menanyakan kembali
keluarga merawat hal-hal yang belum dimengerti
anggota keluarga yang
4. Menanyakan kembali pada keluarga
sakit.
tentang pengertian diet dan makanan apa
saja yang boleh diberikan pada penyakit
maag dan makanan apa yang harus
dihindari.

5. Memberikan pujian atas keberhasilan


keluarga menyebutkan kembali tentang
makanan yang harus dihindari dan
makanan yang boleh dimakan.

26
5. EVALUASI

NO Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1 13 Maret Gangguan rasa aman nyeri S: Pasien mengatakan


2021 berhubungan dengan mengerti dengan apa yang
ketidakmampuan keluarga dalam dilakukan perawat
mengenal masalah. O: Klien nampak memahami
apa yang dijelaskan perawat

relaksasi

A: Masalah Teratasi

P: Pertahankan kondisi

S: Pasien mengatakan
13 Maret
2 Resiko perubahan nutrisi kurang mengerti dengan apa yang
2021
dari kebutuhan tubuh pada keluarga dilakukan perawat

berhubungan dengan O: Klien nampak memahami


ketidakmampuan keluarga merawat apa yang dijelaskan perawat
anggota keluarga yang sakit.
relaksasi

A: Masalah Teratasi

P: Pertahankan kondisi

27
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet


yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.

Gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung ditandai


dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena
mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan mukosa lambung (seperti
makanan asam atau pedas) atau bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan
minum alkohol.

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan


submucosa lambung secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.

3.2 SARAN

1. Bagi penulis: Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga yang


secara teori maupun mandiri dari penulis mampu menyusun strategi agar data
tentang keluarga dapat terkumpul sesuai dengan teori serta mampu
meningkatkan derajat kesehatan terhadap keluarga binaan.

2. Institusi Pendidikan: Untuk institusi pendidikan agar dapat melengkapi buku-


buku sebagai referensi yang berkaitan dengan masalah-masalah asuhan
keperawatan keluarga.

3. Klien dan Keluarga: Untuk klien beserta keluarganya diharapkan dapat


menjaga pola hidup yang sehat guna mencegah terjadinya kekambuhan
gastritis serta menghindari stress, dan jangan lupa agar selalu menjaga pola
makan dengan baik

28
DAFTAR PUSTAKA

Nanda,2018. Diagnosa Nanda (NIC dan NOC). Jakarta : Perima Medika

Johnson, (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.

Ns. Tantut Susanto, M. Kep. Kom. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga: aplikasi
pada praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: TIM.

https://media.neliti.com/media/publications/160908-ID-kajian-penatalaksanaan-
terapi-pada-pasie.pdf (diakses pada 6 Maret 2021 pukul 10.00 wita)

Anda mungkin juga menyukai