REMATHOID ATRITIS
DISUSUN OLEH :
2016
SATUAN ACARA PEYULUHAN
Isi 10 mnt
6 Penutup 5 mnt
STRATEGI PENGAJARAN
Demontrasi dan Diskusi
MEDIA PENGAJARAN
Leaflet
DENAH
Perawat
Audience Audience
LAMPIRAN MATERI
Reumatoid Artritis
A. Pengertian
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh
organ tubuh.(Hidayat, 2006).
Penyakit RA ini merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan inflamasi sendi yang
berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima sendi (poliartritis) (Pradana, 2012).
Artritis reumatoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya, diakrekteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial yang
menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. (Kusharyadi, 2010)
B. Etiologi
Penyebab utama penyakit artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti. Ada
beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan faktor ini memiliki angka
kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60% (Suarjana, 2009).
2. Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Placental Corticotraonin
Releasing Hormone yang mensekresi dehidropiandrosteron (DHEA), yang merupakan
substrat penting dalam sintesis estrogen plasenta. Dan stimulasi esterogen dan
progesteron pada respon imun humoral (TH2) dan menghambat respon imun selular
(TH1). Pada RA respon TH1 lebih dominan sehingga estrogen dan progesteron
mempunyai efek yang berlawanan terhadap perkembangan penyakit ini (Suarjana, 2009).
3. Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk semang (host)
dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul timbulnya penyakit RA
(Suarjana, 2009).
4. Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang diproduksi sebagai respon terhadap
stres. Protein ini mengandung untaian (sequence) asam amino homolog. Diduga terjadi
fenomena kemiripan molekul dimana antibodi dan sel T mengenali epitop HSP pada agen
infeksi dan sel Host. Sehingga bisa menyebabkan terjadinya reaksi silang Limfosit
dengan sel Host sehingga mencetuskan reaksi imunologis (Suarjana, 2009).
5. Faktor lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok.
C. Anatomi Fisiologi
Persambungan tulang sendi (artikulasi) adalah pertemuan dua buah tulang atau beberapa
tulang dari kerangka, tetapi tidak semua pertemuan tersebut memungkinkan terjadinya
pergerakan.
Sendi dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Sendi fibrosa atau sendi mati
Terjadi bila batas dua buah tulang bertemu membentuk pasangan baji dan cekungan
yang dipisahkan oleh selapis tipis jaringan fibrosa. Sendi fibrosa yang lain terdapat pada
akar-akar gigi yang menyendi dengan rahang atas dan bawah.
2. Sendi kartigirosa atau sendi yang bergerak sedikit
Terjadi bila dua permukaan tulang dilapisi tulang rawan hialin dan dihubungkan oleh
dua bantalan fibrokartilago dan ligamen. Contohnya sendi antara badan-badan vertebra
dan antara manubrium dan badan sternum.
3. Sendi sinovial
Terjadi dari dua atau lebih tulang yang ujung-ujungnya dilapisi tulang rawan hialin
sendi. Terdapat rongga sendi yang mengandung cairan sinovial. Yang memberi nutrisi
pada tulang rawan sendi yang tidak mengandung pembuluh darah dan keseluruhan sendi
tersebut dikelilingi kapsul fibrosa yang dilapisi membran sinovual. Jenis sendi sinovial
yaitu sendi pelana dan sendi pirot.
F. Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. http://adiet-blogspotcom.blogspot.com/2012/01/laporan-pendahuluan-diabetes-
militus.html.diunduh 31 Oktober 2014 jam 20.18
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (terjemahan), Alih bahasa
: I Made Kariasa dan Ni Made Sumarwati, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Smeltzer, S.C. Bare, B.G. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Paran, Sangkan dan Yeni Novianti. 2008. Diabet Cookies; Kue Kering Sehat Bagi Penderita
Diabetes Mellitus. Jakarta: Agro Media Pustaka