Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA

PENYULUHAN RHEUMATOID ARTHRITIS

Di Dusun Wedung Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten


Lamongan

Dosen Pembimbing :
Abdul Rokhman, S.Kep., Ns., M.Kep.
Oleh :
Alif Rahmawati, S.Kep.

NIM 2002031887

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
LAMONGAN
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“ Rheumatoid Arthritis “

Pokok Bahasan : Rheumatoid Arthritis


Sasaran : Penduduk Dsn Wedung Ds. Sedayulawas Kec. Brondong Kab.
Lamongan
Hari / tanggal :
Waktu : 20 menit
Tempat : Dsn Wedung Ds. Sedayulawas Kec. Brondong Kab. Lamongan

I. Latar Belakang
Rheumatoid Arthritis merupakan rasa nyeri pada bagian sinovial sendi, sarung
tendon, dan bursa akan mengalami penebalan akibat radang yang diikuti oleh erosi
tulang dan destruksi tulang disekitar sendi (Syamsuhidajat,2010) hingga dapat
menyebabkan kecacatan (Yazici& Simsek,2010)
Menurut Arthritis Foundation (2015), sebanyak 22% atau lebih dari 50 juta
orang dewasa di Amerika Serikat berusia 18 tahun atau lebih didiagnosa arthritis.
Dari data tersebut, sekitar 3% atau 1,5 juta orang dewasa mengalami RA. ( Arthritis
Foundation,2015).
Prevalensi RA di Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nainggolan (2010), jumlah penderita RA di Indonesia tahun 2009 adalah 23,6%
sampai 31,3%
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
masyarakat desa dapat memahami tentang penyakit Artritis Rheumatoid
III. Tujuan Instruksional Khusus
a. Masyarakat dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, komplikasi,
penatalaksanaan serta cara pencegahan penyakit Artritis Rheumatoid.
b. Masyarakat dapat berperan dalam melakukan perawatan masyarakat/ keluarga
yang menderita Artritis Rheumatoid.
IV. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Masyarakat dapat
mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.
V. Materi
Terlampir
VI. Media
Leaflet dan lembar balik.
VII. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Respon Klien Waktu
1 Pendahuluan
 Penyampaian  salam  Membalas salam
 Perkenalan  Memperhatikan
 Menjelaskan topik penyuluhan  Memperhatikan 5 menit
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan  Memperhatikan
waktu  pelaksanaan
2 Penyampaian  materi
1.    Materi  Mendengarkan
 Definisi Rheumatoid Arthritis   dan
 Penyebab Rheumatoid memahami materi
Arthritis   yang disampaikan
 Gejala Rheumatoid Arthritis  Mendengarkan 20 menit
  Pencegahan Rheumatoid dan memahami
Arthritis  Bertanya
 Memberikan kesempatan untuk  Memperhatikan
bertanya jawaban
 Menjawab pertanyaan peserta
3 Penutup
 Menyimpulkan hasil  Memperhatikan
5 menit
penyuluhan  Menjawab salam
 Mengakhiri dengan  salam

IX. Evaluasi
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet dan lembar balik
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir minimal 6 orang
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab.
b. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat mengerti dan
mengetahui :apa yang di maksud dengan penyakit Artritis Rheumatoid,
penyebab Artritis Rheumatoid, menyebutkan tanda dan gejala, komplikasi,
Penatalaksanaan serta pencegahan Artritis Rheumatoid.
Lampiran Materi
Rheumatoid Arthritis

A. Definisi Artritis Rheumatoid


Rheumatoid artritis atau rheumatik ialah adalah Penyakit dengan gejala yang
terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot gerak, leher, bahu
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun
keatas. (Singh et al., 2015)
Artritis Reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta
melibatkan semua kelompok ras dan etnik di dunia. Penyakit ini merupakan suatu
penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang
walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ
tubuh lainnya Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang
hilang timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan
persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan
kematian dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah
diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.hingga
etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti ( Lutfi, 2016)
B. Penyebab Artritis Rheumatoid
1. Umur, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin, Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi kurang lebih
sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi lebih banyak pada
wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormon.
3. Keturunan. Suku, prevalensi dan pola terkenanya lebih sering dijumpai pada
orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
4. Kegemukan : Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko.
5. Autoimun.
6. Endokrin.
7. Infeksi sterptococcus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
C. Tanda dan Gejala Artritis Rheumatoid
1. Nyeri pada sendi yang terkena
2. Rasa kaku
3. Hambatan pada pergerakan sendi
4. Kaku pagi
5. Pembesaran sendi
6. Perubahan gaya berjalan
7. Rasa tidak enak badan
8. Anoreksia dan penurunan berat badan
D. Patofisiologi Artritis Rheumatoid
Proses inflamasi di dalam persendian dapat terjadi dalam empat tahap:
1. Sinovitis yang terjadi karena kongesti dan edema pada membran synovial serta
kapsula sendi. Infiltrasi oleh limfosit, makrofa, dan neutrofil membuat respon
inflamasi local tersebut berlanjut. Sel-sel ini, di samping sel-sel sinovial mirip-
fibroblast, menghasilkan enzim yang membantu menguraikan tulang dan
kartilago.
2. Pannus-penebalan lapisan jaringan granulasi-menyelubungi serta menginvasi
kartilago dan pada akhirnya, menghancurkan kapsula sendi serta tulang.
3. Ankilosis fibrosa-invasi fibrosa pada pannus dan pembentukan peru- menyumbat
rongga sendi;atrofi tulang dan ketidaksejajaran yang menyebabkan deformitas
nyata dan disrupsi artikulasio tulang-tulang yang saling berhadapan sehingga terjadi
atropi otot serta ketikseimbangan dan mungkin pula, dislokasi parsial (subluksasio).
4. Kalsifikasi jaringan fibrosa yang mengakibatkan ankilosis tulang dan imobilitas
total.
E. Komplikasi Artritis Rheumatoid
1. Kelainan bentuk tulang
2. Kelumpuhan
3. Rasa nyeri
4. Deformitas sendi
F. Penatalaksaanaan Artritis Rheumatoid
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk rheumatic,
oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi
ketidakmampuan. Obat-obatan anti inflamasion steroid bekerja sebagai analgetik
dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tidak dapat memperbaiki atau
menghentikan proses patologis rheumatic.
2. Perlindungan sendi
Rheumatik mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang memperingan kerja sendi juga perlu
diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kaki yang tertekuk.
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien rheumatic yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan rheumatic. Penurunan berat badan seringkali
dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien rheumatik oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien rheunatik sering kali keberatan untuk memakai alat-
alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan rheumatic, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada
sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obatan gosok jangan dipakai
sebelum pemanasan.
6. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien rheumatic dengan kerusakan sendi
yang nyata dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang
dilakukan adalah osteomy untuk mengoreksi ketidak lurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulangrawan
sendi, pembersihan osteofit.
G. Pencegahan artritis Rheumatoid
1. Mengurangi konsumsi garam
2. Menghindari kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olah raga teratur
5. Makan banyak buah dan sayuran segar
6. Tidak boleh merokok dan minum alkohol
7. Latihan relaksasi
8. Berusaha dan membina hidup yang positif
9. Istirahat yang cukup
DAFTAR PUSTAKA

Arthritis Foundation, 2015 , Arthritis Foundation Scientific Strategy 2015-2020,


http:www.arthritis.org/Documents/arthritis-foundation-scientific-strategy.pdf

Chabib, Lutfi dkk. 2016 . Review Rheumatoid Arthritis : Terapi Farmakologi, Potensi
Kurkumin dan Analognya, serta pengembangan Sistem Nanopartikel

Nursalam. (2012). Pola Hidup Sehat. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Roni. (2010). Penyakit Rematik. Bandung : Humaniora

Singh, J ., Saag, K ., Bridges, L., Aki, E., Bannuru, R., 2015, 2015 American College
Of Rheumatology Guideline for the Treatment of Rheumatoid Arthritis,
Arthritis Care & Research, DOI 10.1002/acr.22783, VC 2015, American
College of Rheumatology

Sudrajat. (2007). Cara Penanganan Rematik . Jakarta : EGC

Yazici, Y & Simsek I. 2010. Treatment Options for Rhematoid Arthritis Beyond
TNF-Alpha Inibitors. Expert Rev Clin Pharmcol, 3:663-666

Anda mungkin juga menyukai