Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

REMATIK

Oleh:

Suratun, S.Kep, Ns, M.Kep/ 0223037702/Ketua


Miranti F.I, S.Kep.,Ns.,M.Kep/ /Anggota
Sutrisno, S.Kep.,Ns/Anggota

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMDIYAH PALEMBANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

A. Latar Belakang
Kemajuan pelayanan kesehatan di Indonesia dan kesadaran masyarakat
untuk hidup sehat akan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat
Indonesia. Menurut data Departemen Kesehatan RI, umur harapan hidup di
Indonesia 68,2 tahun pada tahun 2005, pada tahun 2025 diperkirakan akan
meningkat menjadi 73,7 tahun, sehingga diperkirakan jumlah usia lanjut
meningkat mencapai 33 juta jiwa atau 9,9% jumlah penduduk Indonesia,
umumnya usia harapan hidup wanita lebih tinggi dari pada pria.
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2013).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan
dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban. Rematik terjadi pada 1–5 % orang dewasa di seluruh dunia
dan lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahun. Wanita 2 – 3 kali lipat menderita
rematik dibanding laki-laki. Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit
yang menyebabkan radang, dan kemudian mengakibatkan rasa nyeri, kaku, dan
bengkak pada sendi. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan autoimun. Yang
paling sering terkena yaitu tangan, pergelangan tangan, kaki dan lutut. Yang
lebih jarang terkena yaitu bagian tubuh lain, seperti paru-paru, mata, jantung,
pembuluh darah, kulit dan saraf. Rematik dapat mempengaruhi kemampuan
untuk melakukan aktivitas harian seperti menulis, membuka botol, memakai
baju, dan membawa barang. Arthritis yang mengenai pinggul, lutut atau kaki
dapat membuat sulit berjalan, membungkuk, atau berdiri.
Gejala rematik yang paling sering terjadi adalah nyeri sendi dan kekakuan
sendi yang memburuk pada pagi hari setelah bangun tidur dan setelah duduk
lama. Kekakuan biasanya membaik dengan gerakan. Gejala cenderung hilang
timbul. Gejala lain dapat berupa: mata gatal atau sensasi terbakar, lelah,
bisul kaki, penurunan nafsu makan, baal dan kesemutan, sesak, nodul kulit,
kelemahan dan demam. Sendi dapat memerah, bengkak, nyeri, berubah bentuk
dan terasa hangat.
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran
sendi dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali
berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang,
obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit ini, antara lain; Usia lebih
dari 40 tahun; Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis
bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan
berbeda dengan perubahan pada osteoartritis. Jenis kelamin wanita lebih
sering; Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan
laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi osteoartritis kurang lebih
sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diatas usia 50 tahun (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
Suku bangsa; Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masing-masing
suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
Kegemukan dan penyakit metabolik; Berat badan yang berlebih, nyata
berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada
wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dengan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karena itu disamping
faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga
terdapat faktor lain (metabolit) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut.
Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga; Pekerjaan berat maupun dengan
pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko
osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang
berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi. Kelainan
pertumbuhan; Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan
dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda. Kepadatan tulang;
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras)
tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan
sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dan perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.

B. Pengantar
Bidang studi : Ilmu Keperawatan
Topik : Rematik
Sub topik : Artritis Reumatoid
Sasaran : Warga dan Lansia Desa Sungsang III
Hari /tanggal : Kamis, 30 Agustus 2018
Jam : 13.00 WIB s/d selesai
Waktu : 45 menit
Tempat : Desa Sungsang III Kabupaten Banyuasin
Penyaji : Suratun, M.Kep
Notulen : Miranti Floremcia Iswari, M.Kep
Fasilitator : Ns.Sutrisno, S.Kep

C. Tujuan Intuksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan selama 45 menit,warga dan lansia dapat
mengetahui tentang rematik dan penanganan dini rematik.

D. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan selama 30 menit diharapkan Lansia Tn. M dapat
memahami tentang:
1. Pengertian rematik (Artritis reumatoid)
2. Mengetahui penyebab (Artritis reumatoid)
3. Mengetahui manifestasi klinik akibat Artritis reumatoid
4. Mengetahui bagaimana mencegah dan penatalaksanaan

E. Materi
Terlampir

F. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

G. Media
1. Leaflet

H. Kegiatan pembelajaran
No Waktu Kegiatan Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. Mendengarkan dan
2. Perkenalan memperhatikan
3. apersepsi
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran
5. Menyebutkan materi atau pokok
bahasan yang di sampaikan
2. 20 menit Penjelasan materi Menyimak dan
Pelaksanaan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan terartur
Materi:
1. Pengertian rematik (atritis
reumatoid
2. Mengetahui penyebab artritis
reumatoid
3. Faktor resiko & manifestasi klinik
4. Mengetahui bagaimana mencegah
dan penatalaksanaan mandiri
3. 15 menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab
1. Menyampaikan secara singkat pertanyaan
materi penyuluhan
2. Memberi kesempatan kepada
audience untuk bertanya
3. Memberikan kesempatan kepada
audience untuk menjawab
pertanyaan.
4. Menyimpulkan materi penyuluhan
4. 5 menit Penutup Menjawab salam
1. Menyampaikan terima kasih tas
waktu yang telah diberikan oleh
peserta
2. Mengucapkan salam

I. Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan rematik?
2. Sebutakan tanda dan gejala rematik?
3. Bagaimana Pengobatan dan perawatan rematik?

J. Referensi

Adelia, 2011. Libas dan Nyeri Otot dari Hidup Anda. Yogyakarta: Brilliant
Books
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius
FKUI,Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta

Lampiran materi

A. Pengertian Rematik
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik
cukup banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat
terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada
tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa
kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan
sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 2010)
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2013).

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai
usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan
reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Soenarto dan Wardoyo,
2010), lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan
Osteoartritis.
Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada
sendi sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat
sakitnya. Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya
kapsul sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan
ujung ujung tulang. Umumnya menyerang sendi sendi penopang tubuh seperti
lutut pinggul,tulang belakang.Osteoartritis umumnya menyerang usia
lanjut.Pada sebagian penderita tidak sampai parah.

B. Penyebab
Atritis reumatoid
Dapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu
yang dapat menybabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.
Osteoartritis
Degenerasi atau ausnya kartilago (jaringan elastis) yang seharusnya
melingkari ujung ujung tulang tulang pada persendian.
Pencegahaanya :
Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri,sebaiknya berat
badan diturunkan,sebab bila kegemukan mengakibatkan beban pada sendi lutut
atau tulang pinggul terlalu berat.

C. Faktor resiko
Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang sudah
berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang
mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.
Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan yang bagus
akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya
bagus maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.
Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada
jaringan tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering
dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang
mengangkut beban.

D. Manifestasi klinik
1. Osteoartitis
a. Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
b. Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
c. Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
d. Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
2. Artritus rematoid
a. Sendi terasa kaku di pagi hari
b. Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
c. Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
d. Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik
disiang hari.

E. Pencegah dan penatalaksanaan mandiri


1. Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai
dengan kemampuan fisik
2. Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan
sebelumnya
3. Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal

F. Penatalaksanaan
1. Konsultasi kan penyakit rematik anda dengan dokter ahli
reumatologi. Hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik
dan pengobatan mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah
mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai
dengan indikasi.
2. Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang
mengalami nyeri atau lainya.
3. Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang
penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda
menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel.
4. Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk
menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang
cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk
menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
5. Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang
cukup dapat mecegah kelelahan dan nyeri.
6. Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang
dikerjakan mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik).
Anda dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan
buah, sayuran dan gandum.
7. Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk
menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi
yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan
melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi
peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa
nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Adelia, 2011. Libas dan Nyeri Otot dari Hidup Anda. Yogyakarta: Brilliant
Books
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius
FKUI,Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai