Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN CONGESTIVE


HEART FAILURE DI RUANG
BOUGENVILE RSUD BANYUMAS

RESLING YULION
(1811040022)

U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H P U R W O K E R T O
KASUS
Seorang perempuan usia 59 tahun masuk kerumah sakit dengan
keluhan sesak nafas. 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
mengatakan sesak dan pusing pada tanggal 20 november pasien di
bawa ke puskesmas jatilawang kemudian pada hari itu juga pasien
di rujuk ke IGD RSUD Banyumas dengan keluhan pusing lemas dan
sesak . Pasien dilakukan terapi oksigen dan pemeriksaan ro thorak
dengan hasil cardiomegali dengan oedema paru intertitial dan
effusi pleura. Kemudian pasien dipindah ke ruang bougenvile untuk
tindakan keperawatan.
KASUS
Dari data kasus di atas , etiologi terjadinya CHF pada pasien adalah
Hipertensi . Peningkatan beban kerja jantung yang mengakibatkan
hipertrofi serabut jantung. Dari hasil pengkajian riwayat keluarga,
keluarga pasien memiliki riwayat hipertensi. Dari tanda gejala di
dapatkan data abnormal yaitu pemeriksaan ro torak cardiomegali
dengan odem paru intertitial dan efusi pleura , data penunjang
laboratorium yang abnormal yaitu leukosit 15,51 , SGPT 54 , asam
urat 11,1 , mikroskopik urine leukosit 8 , eritrosit 956 dan bakteri +
. Dari pemeriksaan fisik kesadaran composmentis TD 140/100 N
97x/menit RR 25 x/menit S 36,8’c
PHATWAYS Hipertensi

afterload

Beban jantung

Hipertropi serabut otot jantung

Mekanisme kompensasi

Kontraktilitas

Gagal jantung

Gagal jantung kiri Gagal jantung kanan


LANJUTAN
Gagal jantung kiri Gagal jantung
kanan
Kegegalan memompa darah ke
sistemik Darah kembali ke atrium ventrikel
dan sirkulasi paru
Hipoksia
jantung kanan
hipertrofi
Kontraksilitas
jantung
Tekanan pulmonal
MK : Penurunan
Curah jantung Edema paru

Sesak nafas

MK : pola nafas
tidak efektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
Diagnosa ini ditegakkan atas dasar tekanan darah
pasien 140/100 hasil Ro torak Cardiomegali . Pasien
ada riwayat hipertensi
 Ketidakefektifan pola nafas b.d sesak nafas
Diagnosa ini ditegakkan atas dasar pasien mengatakan
sesak nafas , RR : 24 x/menit pasien terpasang nasal
kanul hasil ro thorax ada odem pulmo dan efusi pluera
INTERVENSI IMPLEMENTASI
Domain 4 aktivitas/Istirahat
Kelas 4. respon kardiovaskuler/pulmonal
Penurunan curah jantung
NOC NIC
Perfusi jaringan : kardiak (0405)
1. Tekanan darah sistolik Awal 2 Target 4
2. Tekanan darah diastol Awal 2 Target 4
keterangan :
1. Sangat menyimpang dr normal 1. Monitor tanda-
2. Banyak menyimpang dr normal tanda vital
3. Cukup menyimpang dr normal
4. Sedikit menyimpang dr normal
2. Adm Medikasi
5. Tidak menyimpang dr normal
 Monitor TTV
Rasional :
untuk mengetahui keadaan umum pasien sebagai standar dalam menentukan
intervensi yang tepat dan untuk mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat
kesadaran pasien. Mengetahui tekanan darah diastol dan sistole
 Memberikan injeksi ISDN 3x 5 mg , spironolakton 25 mg 1x1
Rasional :
pada pasien CHF diberikan injeksi spironakton untuk menuruntan tekanan darah
tinggi
Domain 4. Aktifitas/istirahat
Kelas 4. Respon Kardiovaskuler/
pulmonal
Ketidakefektifan pola nafas
Domain 4
NOC NIC

 Posisikan pasien untuk


Status pernafasan meringankan sesak nafas
Frekuensi Pernafasan A: 2 T: 5  Kelola nebulizer ultrasonik
Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi cukup dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran
normal
 Memposisikan pasien semi fowler
Rasional :
Pada penelitian Safitri,refi (2011) tentang Keefektifan pemberian posisi
semi fowler terhadap penurunan sesak nafas pada pasien asma diruang
rawat inap kelas 3 RSUD dr. Moewardi Surakarta di dapatkan hasil Terbukti
ada perbedaan sesak nafas antara sebelum dan sesudah pemberian posisi
semi fowler, dapat penelitian diperoleh hasil T-test sebesar -15,327 dengan
p = 0,006. Kesimpulan; Pemberian posisi semi fowler dapat efektif
mengurangi sesak nafas pada pasien asma.
 Melakukan nebulizer combivent
Rasional :
Nebulizer merupakan suatu alat pengobatan dengan cara pemberian obat
obatan dengan penghirupan, setelah obat-obatan tersebut terlebih dahulu
dipecahkan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil melalui cara aerosol
atau
humidifikasi. Tujuan dari pemberian nebulizer yaitu rileksasi dari
psasme bronchial, mengencerkan sekret melancarkan jalan nafas,
melembabkan
saluran pernafasan (Purnamadyawati, 2000)
KOMPLIKASI
komplikasi pasien CHF bisa menyebabkan stroke ,
karena jantung yang mempompa darah tidak adekuat
darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh jadi
berkurang , termasuk darah yang masuk ke otak ,
darah yag masuk ke otak kekurangan oksigen yang
menyebabkan otak menjadi iskemi
PROGNOSIS
CHF adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah . pada pasien Tn. P dengan
CHF mengeluh sesak , lemas dan pusing diakibatkan hipertensi
yang menyebabkan gagal jantung kemudian terjadi odem paru .
Setelah perawatan selama 3 hari diberikan obat penurun
sprironolaktone Pada hari ke tiga tensi 130/80 TD pasien sudah
menurun. Setelah dillakukan terapi oksigen dengan 2lpm pasien
sesaknya berkurang tanggal 22 november pasien sudah bisa
pulang karena Keadaan sudah membaik.
SOAL
Seorang wanita usia 59 tahun, di bawa ke RS dengan keluhan
sesak nafas. Setelah dilakukan pemeriksan hasil lab leukosit 15,51
, SGPT 54 , asam urat 11,1 , mikroskopik urine leukosit 8 , eritrosit
956 dan bakteri + . Dari pemeriksaan fisik kesadaran
composmentis TD 140/100 N 97x/menit RR 25 x/menit S 36,8’c .
pemeriksaan ro torak cardiomegali dengan odem paru intertitial dan
efusi pleura
Masalah Utama keperawatan pada kasus di atas adalah ?
a. Penurunan Curah jantung b,d perubahan kontraktilitas
b. Hambatan mobilisasi fisik b.d kelemahan sesak
c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
d. Ketidakefektifan pola nafas b.d sesak nafas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai