keperawatan
pada pasien
dengan Fraktur UMAMI BUDIARTI
1811040039
Cruris di ruang
Dahlia RSUD UNIVERSITAS
Banyumas MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
KASUS
Tn. P mengeluhkan nyeri pada kakinya
bagian luka. Nyeri yang dirasakan (senut-
senut), nyeri pada saat gerak, nyeri pada luka
di kaki kanannya dengan skala 6, dan terus
menerus
Riwayat penyakit sekarang, pasien
dibawa ke IGD RSUD Banyumas pada tanggal
16 Desember 2018 dengan keluhan post KLL
dengan luka terbuka, fraktur cruris atau patah
tulang yang terjadi pada tulang tibia dan fibula
yang terletak pada 1/3 bagian bawah sebelah
kanan. Panjang luka sekitar -+ 10 cm, nyeri
pada bagian luka dengan skala 6, pusing.
Riwayat kesehatan dahulu, pasien
mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah
Sakit sebelumnya. Riwayat penyakit keluarga
pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
di keluarganya
Dari data kasus di atas , etiologi terjadinya
Fraktur cruris pada pasien adalah post KLL.
Dari hasil pengkajian pasien mengatakan
jatuh dari motor terpeleset dijalan. Pasien
sadar saat terjatuh. Pusing sesaat, yang
dirasakan nyeri pada kaki yang terluka. Dari
hasil pengkajian didapatkan data
penunjang laboratorium yang abnormal
yaitu, Leukosit 28,39 (tinggi), MCV 73,8
(rendah), MCH 24,5 (rendah), Neutrofil 87,85
(tinggi), Limfosit 6,08 (rendah), Eusinofil 0,381
(rendah), Hb 14,2 (normal) , dari
pemeriksaan fisik kesadaran composmentis
TD 110/70 N 83x/menit RR 22 x/menit S
36,8’c
Pathways kasus
PATHWAY
Trauma langsung
Fraktur
Terbuka Diskontinuitas
tulang
Robeknya
jaringanlunak/ Pergeseran
terputusnya frakmen
pembuluh darah tulang
Tindakan
Nyeri
pembedahan
Laserasi Deformitas
kulit
Gangguan fungsi Ansietas
Kerusakan
integritas Hambatan
kulit mobilitas fisik
Diagnosa keperawatan
Domain 2 nutrisi
Kelas 4. metabolisme
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa
NOC
darah NIC
Dengan Skala :
1 : Mandiri
2 : Alat bantu
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu orang lain dan alat
5 : Tergantung total
Memotivasi pasien belajar duduk dan
turun dari tempat tidur
Rasional :
Bergerak merupakan obat yang paling
mujarab. Bila anggota gerak sisi yang
terkena terlalu lemah untuk
mampu bergerak sendiri, anjurkan pasien
untuk bergerak/beraktivitas menggunakan
sisi yang sehat, namun sedapat mungkin
juga mengikutsertakan sisi yang sakit.
(pradanasari, rosiana , 2009)
Komplikasi