Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISA SINTESIS TINDAKAN PADA NY.

Y
DENGAN PNEUMONIADI RUANG MELATI 3

RSUD DR. MOEWARDI

Oleh :

Bangkit Utomo

SN191022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


ANALISIS SINTESIS TINDAKAN LATIHAN BATUK EFEKTIF
PADA NY. Y DENGAN PNEUMONIA DIRUANG MELATI 3
RSUD Dr. MOEWARDI

Hari : Kamis
Tanggal : 21 November 2019
Jam : 11.00 WIB

A. Keluhan Utama
Ny. Y mengatakan sesak nafas.
B. Diagnosis Medis
Pneumonia
C. Diagnosis Keperawatan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
D. Data Yang Mendukung Diagnosis Keperawatan
DS : Ny. Y mengatakan sesak nafas dan batuk disertai dahak
DO : pasien tampak sesekali batuk

- Ny. Y tampak batuk disertai dahak


- Ny. Y terpasang oksigen nassal kanul 4 Lpm
- Ny. Y tampak sesak
TTV :
TD 140/84 mmHg, S 37,1oC, N 78x/menit, RR 24x/menit

E. Dasar Pemikiran
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus
respiratorius dan alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga dapat
mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru. Proses infeksi
dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah dapat melewati
mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia, dan mukosa),
pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag,
limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru (
bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari
kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen
menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel
radang dan cairan , dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk membunuh
patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru menurun akan
mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik dan
kematian. Maka perlu adanya intervensi untuk dapat mengeluarkan dahak sehingga
jalan nafas kembali bersih / efektif.

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


Berikut Standar Operasional Prosedur (SOP)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
Jln. Jaya Wijaya No. 11 Kadipiro Surakarta
Telepon. (0271) 857723 / Fax. (0271) 857724

LATIHAN BATUK EFEKTIF


Nama : ________________________ Tanggal : ______________________
NIM : ________________________ Observer : ______________________

No Aspek yang Dinilai Bobot Ya Tidak


A. Fase Orientasi
1 Memberi salam/ menyapa klien 2
2 Memperkenalkan diri 2
3 Menjelaskan tujuan tindakan 2
4 Menjelaskan langkah prosedur 2
5 Menanyakan kesiapan pasien 2
B. Fase Kerja
Menanyakan klien apakah sudah tahu cara
1 5
melakukan batuk efektif
Menjelaskan prosedur batuk efektif dan
2
membimbing pasien
3 Mengatur posisi klien duduk 7
4 Meminta klien meletakkan 1 tangan di dada 5
dan 1 tangan di abdomen
Melatih klien melakukan nafas perut (menarik
5 nafas dalam melalui hidung selama 3 hitungan, 10
jaga mulut tetap tertutup
Meminta klien merasakan mengembangnya
6 7
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
Meminta klien menahan nafas hingga 3
7
hitungan 7
Meminta klien menghembuskan nafas perlahan
8 dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti 7
meniup)
Meminta klien merasakan mengempisnya
9 6
abdomen dan kontraksi dari otot abdomen
Memasang perlak pengalas dan bengkok di
10 3
pangkuan klien
Meminta klien untuk melakukan nafas dalam 2
11 kali, yang ketiga : inspirasi, tahan nafas dan 10
batukkan dengan kuat
12 Menampung lendir dalam sputum pot 3
C. Fase Terminasi
1 Mengevaluasi tindakan 4
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan 2
D. Penampilan Selama Tindakan
Melakukan komunikasi terapeutik selama
1 4
tindakan
2 Ketenangan selama melakukan tindakan 2
Menjaga keamanan pasien selama melakukan
3 4
tindakan
Total 100
G. Analisis Tindakan
Latihan batuk efektif dilaksanakan terutama pada pasien dengan masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas (Muttaqin, 2010). Teknik
batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif, tujuannya untuk membersihkan laring dan
trakea dari sekret. Adanya sputum di jalan napas inilah yang menyebabkan
respon batuk. Dampak lain akumulasi sputum adalah kesulitan bernafas dan
terjadi gangguan pertukaran gas di dalam paru yang mengakibatkan timbulnya
sianosis, kelelahan, apatis, serta merasa lemah (Somantri, 2011)
Batuk efektif merupakan satu upaya untuk mengeluarkan dahak dan
menjaga paru – paru agar tetap bersih, disamping dengan memberikan tindakan
nebulizer dan postural drainage. Batuk efektif dapat di berikan pada pasien
dengan cara diberikan posisi yang sesuai agar pengeluaran dahak dapat lancar.
Batuk efektif ini merupakan bagian tindakan keperawatan untuk pasien dengan
gangguan penapasan akut dan kronis (Kisner & Colby, 2010). Batuk efektif
yang baik dan benar dapat mempercepat pengeluaran dahak pada pasien
dengan gangguan saluran pernafasan. Diharapkan perawat dapat melatih pasien
dengan batuk efektif sehingga pasien dapat mengerti pentingnya batuk efektif
untuk mengeluarkan dahak.

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan


Fenomena yang terjadi di rumah sakit pasien selalu diberi obat untuk
mengatasi sesak napas dan mengencerkan dahak, tanpa mempertimbangkan
terapi non farmakologi. Medikamentosa (obat) yang diberikan banyak
memberikan efek samping, misalnya menimbulkan takikardi (Soemantri,
2012). Fisioterapi dada dan batuk efektif adalah tindakan mandiri perawat yang
bisa dilakukan mudah dan murah yang dapat dilakukan di rumah sakit. Kedua
tindakan tersebut tidak memiliki efek samping. Batuk efektif dan fisioterapi
dada baik dilakukan sebelum makan, karena untuk menghindari muntah, bisa
dilakukan pagi hari setelah bangun tidur, atau dapat dilakukan sebelum makan
siang apabila sputum masih sangat banyak, sehingga dapat keluar maksimal.
Keluar atau tidaknya sputum pada pasien dengan gangguan bersihan jalan
nafas tidak efektif setelah diberi intervensi saat pagi dan siang hari dapat
dipengaruhi oleh kekuatan responden saat membatukkan, karena terdorongnya
sputum keluar harus ada ekspirasi yang adekuat, kemudian kekuatan batuk
yang kuat dari dinding otot dada bukan dari belakang mulut atau tenggorokan,
karena sputum sangat kental dan lengket (Firdaus, 2010). Selain itu keadaan
responden seperti lemah, pusing karena tidak bisa tidur, keadaan lingkungan
yang ramai, cemas, sehingga pasien tidak berkonsentrasi, bisa memungkinkan
responden kesulitan mengeluarkan dahak (Smucny, 2009).

I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan


Monitor Status Pernafasan (3350)

1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas.


2. Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok dan mengi.
3. Monitor kemampuan batuk efektif pasien.
4. Monitor keluhan sesak nafas pasien termasuk kegiatan yang meningkatkan atau
memperburuk sesak nafas tersebut.

Monitor Tanda-tanda Vital (6680)

1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan dengan tepat.


2. Monitor warna kulit, suhu dan kelembaban.
3. Monitor sianosis sentral dan perifer.
4. Monitor oksimetri nadi.

Manajemen Jalan Nafas (3180)

1. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau menyedot
lender.
2. Instruksikan pasien bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif.
3. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada
dan adanya suara nafas tambahan.
4. Posisikan pasien untuk meringankan sesak nafas.
5. Monitor status pernafasan dan oksigenasi.
J. Hasil Yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan
S : Ty. Y mengatakan sesak sedikit berkurang dan pasien bisa melakukanya
dengan mandiri
O:
DS : Ny. Y mengatakan sesak nafas dan batuk disertai dahak
DO : pasien tampak sesekali batuk

- Ny. Y tampak batuk disertai dahak


- Ny. Y terpasang oksigen nasal kanul 4 Lpm
- Ny. Y tampak sesak
TTV :
TD 138/80 mmHg, S 36,8oC, N 80x/menit, RR 24x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi :
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas.
2. Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok dan mengi.
3. Monitor kemampuan batuk efektif pasien.
4. Monitor keluhan sesak nafas pasien termasuk kegiatan yang meningkatkan
atau memperburuk sesak nafas tersebut.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi medis

K. Evaluasi Diri
Pada saat melakukan latihan batuk efektif pada Ny. Y yang dilakukan
semua langkah tindakan sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) dari mencuci tangan hingga mendokumentasikan asuhan keperawatan
yang diberikan.
Mengetahui,
Mahasiswa Praktikan, Pembimbing Klinik/CI

(Bangkit Utomo) (..................................................)


L. Daftar Pustaka

Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C. 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. Missouri : Elsevier
Mosby

Danusantoso Halim. 2013. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran.
Herdman, T. Heather., 2018, NANDA-1 Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018 – 2020, Edisi 11. Jakarta : EGC

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Fifth Edition. Missouri : Elsevier Mosby

Muttaqin Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem

Pernapasan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika

Smucny, Jhon. (2009). 20 common problems respiratory disorder. Jakarta :EGC


Somantri Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai