Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

PELAKSANAAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI


DI RUANG PAVILIUN WIJAYAKUSUMA
RSUD BANYUMAS

Disusun oleh :

SITI NURHIKMAH

1611040046

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencegahan Pengendalilan infeksi dirumah sakit merupakan serangkaian aktifitas

kegiatan yang wajib dilakukan oleh team atau departemen instalasi pengendalian

pencagahan infeksi (PPI) rumah sakit yang merupakan tuntutan kulalitas sekaliigus

persyaratan administrasi rumah sakit dalam menuju akreditasi. Hal ini menjadikan

resiko bahaya infeksi dan kegiatan progam dapat berbeda antara rumah sakit yang satu

dengan rumah sakit lainnya, tergantung kegiatan dan pelayaan rumah sakit. Progam PPI

yang efektif umumnya telah memnentukan beberapa perancanaan yaitu: menujuk ketua

team progam PPI, melibatkan staf rumah sakit yang terlatih,menyiapkan metode dan

teknik yang tepat sasaran dalam identifakasi dan mengatasi resiko infeksi secara

proaktif.

B. Tujuan

Pengendalian infeksi bertujuan untuk melindungi masyarakat dari resiko bahaya

penularan wabah ,baik yang datang ditularakan dari pasien ke pasien ,dari tenaga rumah

sakit ke pasien lingkungan rumah sakit ke pasien atau pengunjung, yang sangat

mempunyai peran penting terhadap citra dan nama besar rumah sakit

C. Manfaat

Pengendalian pencegaha infeksi bermanfaat bagi :

1. Ruang Paviliun Wijayakusuma


Dapat membedakan dan menempatkan 9 pilar sesuai dengan fungsi dan tugas

masing-masing dari 9 pilar yang dapat bermanfaat baik bagi perawat maupun bagi

pengunjung atau pasien atau keluarga pasien

2. Mahasiswa

Untuk membedakan dan mengetahui makna dari 9 pilar yang telah ditetapkan

sebagai akreditasi rumah sakit.

BAB II

KAJIAN TEORI

PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI


A. Pengertian

Infeksi adalah proses dimana seseorang rentan (susceptible) terkena invasi

agen patogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan

sakit. Yang dimaksud agen bisa berupa bakteri, virus, ricketsia, jamur dan parasit.

Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit tertentu yangdapat berpindah

dari suatu orang ke orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Nosokomial berasal dari bahassa yunani, dari kata nosos yang artinya

penyakit dan comeo yang artinya merawat. Nosocomion berarti untuk mearawat

atau rumah sakit. Jadi, infeksi nosokomial adalah dapat diartikan infeksi yang

terjadi di rumah sakit.

B. Kriteria infeksi

Kriteri infeksi berasal dari rumah sakit yaitu :

1. Waktu yang dirawat tidak diadaptkan tanda klinik infeksi dan tidak sedang

dalam masa inkubasi infeksi tertentu.

2. Infeksi timbul sekurang-kurangnya 72 jam sejak dimulai dirawat

3. Infeksi terjadi pada pasien dengan masa lebih lama dari waktu inkubasi infeksi

tersebut.

4. Infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat dibuktikan bersal dari rumah

sakit

5. Sumber infeksi nosokomial berasal dari penderita sendiri

C. Cara penularan infeksi nosokomial

1. Penularan secara kontak

2. Penularan melalui common vehicle

3. Penularan melaui udara dan inhalasi

4. Penularan dengan perantara faktor

D. Cara pencegahan infeksi nosokomial

Dengan menggunkan standar kewaspadaan terhadap infeksi antara lain :


1. Cuci tangan

2. Sarung tangan

3. Masker, kaca mata

4. Baju pelindung

5. Peralatan perawatan pasien

6. Pembersihan lingkungan

7. Instrumen tajam

8. Resusitasi pasien

9. Penempatan pasien

E. Dampak infeksi nosokomial

Infeksi nosokomial memberikan dampak sebagi berikut :

1. Menyebabkan cacat fungsional, stres emosional dan dapat menyebabkan cacat

yang permanen serta kematian

2. Dampak tertinggi pada negara yang berkembang dengan prevalensi HIV/AIDS

yang tinggi.

3. Meningkatkan biaya kesehatan di berbagai negara yang tidak mampu dengan

meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan dengan obat-obat

mahal dan penggunaan pelayanan lainnya serta tuntutan hukum.

F. Pengertian Kebersihan Tangan

Kebersihan tangan adalah proses pembersihan kotoran dan mikroorganisme

pada tangan yang didapat melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain

dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan menggunakan sabun/antiseptic

dibawah air mengalir atau menggunakan hand rub berbasis alcohol.

G. Tujuan

Sebagai acuan langkah langkah untuk:

1. Meminimalkan atau menghilangkan mikroorganisme

2. Mencegah transmisi mikroorganisme dari petugas ke pasien dari pasien ke

petugas, dari pasien ke pasien serta dari pasien keluarga pasien.


3. Tindakan utama untuk pencegahan dan pengendalian infeksi

H. Prosedur

1. Pembersihan tangan dengan sabun dan air (Handwash)

Langkah langkah:

a. Buka perhiasan yang digunakan, basahi tangan dengan air mengalir

b. Tuangkan sabun ke telapak tangan 3 5 cc

c. Retakan dengan kedua telapak tangan

d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan

sebaliknya
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari

f. Jari jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan.

g. Gosok telapak tangan kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman

tangan kanan dan lakukan sebaliknya

h. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari jari kanan dan

sebaliknya

i. Bilas kedua tangan dengan air mengalir

j. Keringkan kedua tangan dengan tissue atau handuk kecil sekali pakai.

k. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran air

l. Sekarang tangan sudah aman (prosedur dilakukan (40 60 detik)

2. Pembersihan tangan dengan cairan antiseptic (handrub)

Langkah langkah :

a. Tuangkan larutan antiseptic berbasis alcohol ke telapak tangan sebanyak 3

5 cc

b. Gosok kedua telapak tangan hingga merata

c. Gosok punggung dan sela sel jari tangan kiri dengan tangan kanan dan

sebaliknya

d. Gosok kedua telapak tangan dan sela sela jari


e. Jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dan saling

digosokkan

f. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman tangan

kanan dan lakukan sebaliknya

g. Gosok telapak tanagan kiri dengan memutar ujung jari jari kanan dan

sebaliknya

h. Sekarang tangan sudah aman (prosedur dilakukan 20 30 detik).

I. Prosedur 5 moment kebersihan tangan

1. Lakukan sebelum kontak dengan pasien

2. Lakukan sebelum tindakan aseptic

3. Lakukan setelah terkena cairan tubuh pasien beresiko

4. Lakukan setelah kontak dengan pasien

5. Lakukan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien


BAB III

PERENCANAAN

A. INSTRUMENT PENILAIAN

Dari hasil pengkajian/observasi didapatkan :

Tabel 3.1
Penilaian Pelaksanaan Cuci Tangan Pengunjung
di Ruang Paviliun Wijayakusuma RSUD Banyumas
Tanggal 1-3 Februari 2017
Langkah Kebersihan Tangan
No. Pengunjung Sebelum Kontak Setelah Kontak
dengan Pasien dengan Pasien
1 P1 - -
2 P2 - -
3 P3 - -
4 P4 -
5 P5 -
6 P6 - -
7 P7 - -
8 P8 -
9 P9
10 P 10 -
11 P 11 -
12 P 12 - -
Jumlah 3 4
Prosentase 25% 33%
Sumber: Data Observasi Ruang Paviliun Wijayakusuma RSUD
Banyumas 2017
Analisis Data
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semua pengunjung di ruang Paviliun
Wijayakusuma dalam melakukan pelaksanaan cuci tangan dengan 5 moment
kurang baik, karena banyak pengunjung yang melakukan cuci tangan sebelum
kontak dengan pasien prosentasenya adalah 25% dan setelah kontak dengan
pasien prosentasenya adalah 33%
B. POA (PLAN OF ACTION)

Hasil POA kelompok kami didapatkan data masalah:

Plan Of Action (POA)

Praktek Manajemen Keperawatan Mahasiswa Ners UMP Di Ruang Paviliun Wijayakusuma


1 PPI 1 1. Belum Setelah dilakukan Koordinasi kepala ruang. Karu 9 Februari 2017 Ardita Pandu Rp. 100.000,00
optimalnya implementasi, diharapkan Cari literatur tentang Katim Widyana
perawat dalam pelaksanaaan five moment 9 Februari 2017
pencegahan pengendalian Perawat
melakukan pada perawat dan kepatuhan
infeksi tentang cuci Pelaksana
kewaspadaan cuci tangan pada keluarga
tangan 6 langkah. Keluarga
standar pada pasien dapat meningkat 50%
momen ke-1 (dari 25% dan 33% -100%): Konsultasi pada fasilitator pasien 9 Februari 2017
(42%) dan Kriteria hasil: dan perseptor.
momen ke-2 a. 5 momen dan 6 langkah Sosialisasikan dan 10 Februari 2017
(25%) dan cuci tangan pendidikan kesehatan cuci
pengunjung/ diaplikasikan dengan tangan kepada keluarga/
keluarga pasien baik diruangan pengunjung
dalam b. Mencuci tangan dengan Implementasi role play 13-15 Februari 2017
melakukan teknik yang benar, ada cuci tangan 6 langkah.
kewaspadaan pedoman mengenai cuci Evaluasi pelaksanaan cuci 20-22 Februari 2017
standar seperti tangan. tangan 6 langkah 20-22 Februari 2017
cuci tangan c. Keluarga pasien dapat Dokumentasi
sebelum kontak mengtahui bagaimana
dengan pasien cara cuci tangan yang
(25%) dan benar dan sesuai SOP
setelah kontak yang sudah ditentukan.
dengan pasien
sebesar (33%).
Berdasarkan tabel POA (Plan Of Action) tentang masalah PPI yaitu masalah 5 moment
cuci tangan didapatkan Belum optimalnya kepatuhan pengunjung terhadap 5 moment cuci
tangan (sebelum kontak dengan pasien) dengan prosentase 25%% dan setelah kontak dengan
pasien dengan prosentase 33%. Dari masalah tersebut kelompok kami menargetkan Setelah
dilakukan implementasi diharapkan 5 moment cuci tangan (sebelum dan setelah kontak
dengan pasien) bagi petugas meningkat 50% (dari 25% dan 33%-100%).

Kriteria hasil:
1. 5 momen dan 6 langkah cuci tangan diaplikasikan dengan baik diruangan
2. Mencuci tangan dengan teknik yang benar, ada pedoman mengenai cuci tangan.
3. Keluarga pasien dapat mengtahui bagaimana cara cuci tangan yang benar dan sesuai SOP
yang sudah ditentukan.

Adapun rencana yang akan kami lakukan untuk menaikkan prosentase, kami menyusun
rencana kegiatan sebagai berikut:
Koordinasi kepala ruang.
Cari literatur tentang pencegahan pengendalian infeksi tentang cuci tangan 6 langkah.
Konsultasi pada fasilitator dan perseptor.
Sosialisasikan dan pendidikan kesehatan cuci tangan kepada keluarga/ pengunjung
Implementasi role play cuci tangan 6 langkah.
Observasi pelaksanaannya kewaspadaan standar
Optimalkan penggunaan dan penempatan Hand scrub serta pemasangan poster cara 6
langkah cuci tangan yang benar dengan tampilan yang menarik dan lebih terlihat serta
membuat jadwal penkes dan leafleat cuci tangan.
Evaluasi pelaksanaan
Kami merencanakan kegiatan dan menyusun waktu kegiatan yang sudah
ditentukan oleh kami. Serta memberikan tugas ini kepada Aminatus Syarifah sebagai
penanggung jawab dari kegiatan. Yang pertama kami lakukan koordinasi dengan kepala
ruang tanggal 9 Februari 2017, kami koordinasi dengan Ibu Dewi Natalia di ruang
Paviliun Wijayakusuma, setelah kami koordinasi dengan kepala ruang, kami mencari
literature tentang 5 moment cuci tangan (sebelum kontak dengan pasien) di ruang
Paviliun Wijayakusuma tanggal 9 Februari 2017. Setelah literatur didapatkan kami
konsultasi materi tentang pelaksanaan 5 moment cuci tangan ( sebelum kontak dan
sesudah dengan pasien) dengan fasilitator dan preseptor waktu pelaksanaan tanggal 9
Februari 2017. Kemudian setelah materi terkumpul kami mengkonsultasikan kepada
kepala ruang dan pembimbing waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017. Setelah
konsultasi materi dan sudah benar kami mensosialisasikan dengan perawat di ruang
Paviliun Wijayakusuma waktu pelaksanaan tanggal 10 Februari 2017. Kemudian kami
melakukan implementasi 5 moment cuci tangan (sebelum kontak dengan pasien) dengan
perawat di Ruang Paviliun Wijayakusuma tanggal 15 Februari 2017. Setelah kami
melakukan implementasi kami mengobservasi pelaksanaan 5 cuci tangan (ebelum kontak
dengan pasien) kemudian kami mengevaluasi pelaksanaan 5 moment cuci tangan
(sebelum kontak dengan pasien) tanggal 20-22 Februari 2016.

C. PERENCANAAN
Berdasarkan hasil pengkajian hasil dari 5 moment cuci tangan (sebelum kontak
dengan pasien) di Ruang Paviliun Wijayakusuma 25% dan (setelah kontak dengan
pasien) di ruang Paviliun Wijayakusuma 33% Tujuan target pelaksanaan 5 moment
cuci tangan (sebelum kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan pasien) yang
diharapkan di Ruang Paviliun Wijayakusuma 100%. Adapun perencanaan yang akan
kami lakukan untuk menaikkan prosentase perencanaan kegiatan yang kami susun
hasil Plan Of Action (POA), berikut ini adalah laporan pelaksanaan kegiatan di Ruang
Paviliun Wijayakusuma RSUD Banyumas.

1. PPI (Pengendalian Pencegahan Infeksi)


a. Belum optimalnya :kepatuhan pengunjung terhadap 5 moment cuci tangan
( sebelum kontak dengan pasien)
1) Schedule

Tabel 3.2
Schedule Kegiatan Pelaksanaan Pengendalian Pencegahan Infeksi 5 moment
Cuci tangan (sebelum kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan pasien)
Di Ruang Paviliun Wijayakusuma RSUD Banyumas
Periode 9 22 Februari 2017
TANGGAL
NO. URAIAN KEGIATAN
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Koordinasi dengan kepala X
ruang
2. Mencari literatur tentang X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
3. Susun materi dan pedoman X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
4. Konsultasi kepada kepala X
ruang, perseptor dan
fasilitator
5. Sosialisasi kepada perawat X
6. Implementasi role play X X X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
7. Evaluasi pelaksanaan sasaran X X X
keselamatan pasien resiko
jatuh.
8. Dokumentasi pelaksanaan X X X
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh

Berdasarkan uraian kegiatan pelaksanaan 5 moment cuci tangan (sebelum kontak


dengan pasien dan setelah kontak dengan pasien) yang kami susun diantaranya koordinasi
dengan kepala ruang direncanakan 8 Februari 2017, mencari literature tentang kegiatan 5
moment cuci tangan(sebelum dan setelah kontak dengan pasien) direncanakan tanggal 8
Februari 2017. Konsultasi kepada kepala ruang, perseptor dan fasilitator direncanakan 9
Februari 2017. Mensosialisasikan dengan perawat direncanakan 9 Februari 2017.
Melaksanakan Implementasi 6 moment cuci tangan dilaksanaka 10 15 Februari 2017.
Mengobservasi pelaksanaan 5 moment cuci tangan (sebelum dan setelah kontak dengan
pasien) 11 Februari 2017. Optimalkan penggunaan dan penempatan Hand scrub serta
pemasangan poster cara 6 langkah cuci tangan yang benar dengan tampilan yang menarik dan
lebih terlihat serta membuat jadwal penkes dan leafleat cuci tangan di rencanakan pada
tanggal 11 Februari 2017. Evaluasi pelaksanaan di rencanakan 16 Februari.

BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN
Dari tabel diatas dapat disimpulkan untuk pelaksanaan PPI tentang kegiatan 5

moment cuci tangan (sebelum dan sesudah kontak dengan pasien) di ruang Paviliun

Wijayakusuma, berdasarkan POA yang sudah disusun ada beberapa perubahan

sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal yang ada di POA.

Untuk implemantasi yang seharusnya dimulai tanggal 10-15 Februari 2017 pada

pelaksanaan dimulai dari tanggal 11 sampai tanggal 16 Februari 2017. Untuk observasi

sendiri yang direncanakan pada tanggal 10-15 juni 2016 pada pelaksanaanya dimulai

tanggal 12 - 16 Februari 2017. Evaluasi kegiatan 5 moment cuci tangan (sebelum dan

setelah kontak dengan pasien) sudah dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2017.

Berdasarkan Plan Of Action (POA) yang telah disusun, berikut ini adalah laporan
pelaksanaan kegiatan di Ruang Paviliun Wijayakusuma RSUD Banyumas.

1. PPI (Pencegahan Pengendalian Infeksi)


a. Belum optimalnya :kepatuhan pengunjung terhadap 5 moment cuci tangan
( sebelum dan setelah kontak dengan pasien)
1) Schedule

Tabel 4.1
Schdule Kegiatan Pelaksanaan Pengendalian Pencegahan Infeksi5 moment Cuci
tangan (sebelum kontak dengan pasien) Di Ruang Paviliun Wijayakusuma
RSUD Banyumas 9 22 Februari 2017
TANGGAL
NO. URAIAN KEGIATAN
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Koordinasi dengan kepala X
ruang
2. Mencari literatur tentang X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
3. Susun materi dan pedoman X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
4. Konsultasi kepada kepala X
ruang, perseptor dan
fasilitator
5. Sosialisasi kepada perawat X
6. Implementasi role play X X X
patient safety pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh
7. Evaluasi pelaksanaan sasaran X X X
keselamatan pasien resiko
jatuh.
8. Dokumentasi pelaksanaan X X X
sasaran keselamatan pasien
resiko jatuh

2) Implementasi
Implementasi POA (Plan Of Action) 6 moment cuci tangan (sebelum dan
setelah kontak dengan pasien) dilakukan sesuai jadwal yang di buat. Adapun
tahap-tahap yang kelompok lalui yaitu:
POA 6 moment cuci tangan (sebelum dan setelah kontak dengan pasien) pada
tanggal 13 18 februari 2017 dilakukan sosilisasi 5 moment cuci tangan
(sebelum dan sesudah kontak dengan pasien) kepada pengunjung ruangan
Paviliun Wijayakusuma pada saat pendidikan kesehatan di Ruang Paviliun
Wijayakusuma. Saat pendidikan kesehatan pengunjungi dapat mengikuti
dengan baik.

B. EVALUASI
1) Evaluasi pelaksanaan
Pelaksanaan PPI yaitu 6 langkah dan 5 momen cuci tangan (sebelum dan
setelah kontak dengan pasien) sudah terlaksana dengan kategori baik.
Pengunjung dapat memahami dan melakukan 5 moment cuci tangan (sebelum
dan setelah kontak dengan pasien) yang benar dan tepat.

Tabel 4.2
Pelaksanaan Kewaspadaan Standar
Ruang Paviliun Wijayakusuma RSUD Banyumas
Periode 13-15 Februari 2017
Langkah Kebersihan Tangan
No. Perawat
1 2 3 4 5
1 P1
2 P2 - -
3 P3 - - -
4 P4
5 P5
Prosentase 60% 60% 100% 100% 80%

Keterangan:
1. Perawat mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien
2. Perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan aseptic
3. Perawat mencuci tangan setelah kontak dengan pasien
4. Perawat mencuci tangan setelah terkena cairan tubuh pasien
5. Perawat mencuci tangan setelah kontak dengan lingkungan pasien
Tabel 4.3
Penilaian Pelaksanaan Cuci Tangan Pengunjung
di Ruang Paviliun Wijayakusuma RSUD Banyumas
Tanggal 13-15 Februari 2016
Langkah Kebersihan Tangan
No. Pengunjung Sebelum Kontak Setelah Kontak
dengan Pasien dengan Pasien
1 P1
2 P2
3 P3
4 P4
5 P5
6 P6
7 P7 -
8 P8
9 P9
10 P 10 -
11 P 11
12 P 12
Jumlah 10 12
Prosentase 83,33% 100%
Sumber: Data Observasi Ruang Paviliun Wijayakusuma RSUD
Banyumas 2017

Berdasarkan tabel diatas ditunjukan bahwa di Ruang Paviliun Wijayakusuma


kepatuhan pengunjung terhadap 5 moment cuci tangan (sebelum dan setelah
kontak dengan pasien) setelah dilakukan sosialisasi termasuk kategori baik
dilihat dari presentase 100%.

2) Hasil
Pelaksanaan POA PPI yaitu sebelum dilakukan implementasi Pencegahan
Pengendalian infeksi belum optimalnya kepatuhan petugas dan pengunjung
terhadap 5 moment cuci tangan (sebelum dan setelah kontak dengan pasien)
prosentase awal kewaspadaan standar pada momen ke-1 (42%) dan momen ke-2
(25%) dan pengunjung/ keluarga pasien dalam melakukan kewaspadaan standar
seperti cuci tangan sebelum kontak dengan pasien (25%) dan setelah kontak dengan
pasien sebesar (33%). Hasil setelah dilakukan sosialisasi dan demonstrasi dapat
mengaplikasikan dengan optimal. Kepatuhan pengunjung terhadap 5 moment
cuci tangan (sebelum dan setelah kontak dengan pasien) semakin meningkat
dengan prosentase kewaspadaan standar pada momen ke-1 (75%) dan momen ke-2
(75%) dan pengunjung/ keluarga pasien dalam melakukan kewaspadaan standar
seperti cuci tangan sebelum kontak dengan pasien (83,33%) dan setelah kontak
dengan pasien sebesar (100%).

C. FAKTOR PENDUKUNG
1. Faktor pendukung PPI yaitu :
a. Adanya motivasi dari pihak KaRu untuk mengoptimalkan PPI
b. Adanya SOP 5 moment cuci tangan (sebelum kontak dengan pasien)
c. Komunikasi yang baik antara mahasiswa dan perawat ruang Paviliun
Wijayakusuma Fasilitas mengenai PPI 5 moment cuci tangan sudah tersedia
d. Sudah sering dilakukan sosialisasi cuci tangan pada perawat dan
mahasiswa
e. Tersedianya handcrub dan handwash yang memadai di Ruang Paviliun
Wijayakusuma untuk keluarga pasien dan perawat
2. Faktor Penghambat PPI
a. Kurangnya kesadaran petugas akan pengisian ulang handcrub.

D. KESINAMBUNGAN
1. Membuat jadwal penkes tentang kebersihan tangan.
2. Membuat Leafleat tentang kebersihan tangan serta memasangnya di tempat
yang sekiranya terlihat oleh pengunjung/ keluarga pasien.
3. Perlu adanya dukungan dari semua perawat, khususnya perawat unit stroke
untuk evaluasi tentang SOP kebersihan tangan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil implementasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan PPI yaitu 6 moment
cuci tangan (sebelum kontak dengan pasien) berjalan dengan lancer dan dilaksanakan
dengan optimal di Ruang Paviliun Wijayakusuma ini dibuktikan dengan terjadinya
peningkatan presentase pelaksanaanya dengan prosentase awal kewaspadaan standar
pada momen ke-1 (42%) dan momen ke-2 (25%) dan pengunjung/ keluarga pasien dalam
melakukan kewaspadaan standar seperti cuci tangan sebelum kontak dengan pasien (25%)
dan setelah kontak dengan pasien sebesar (33%). Hasil setelah dilakukan sosialisasi dan
demonstrasi dapat mengaplikasikan dengan optimal. Kepatuhan pengunjung terhadap
5 moment cuci tangan (sebelum dan setelah kontak dengan pasien) semakin
meningkat dengan prosentase kewaspadaan standar pada momen ke-1 (75%) dan momen
ke-2 (75%) dan pengunjung/ keluarga pasien dalam melakukan kewaspadaan standar seperti
cuci tangan sebelum kontak dengan pasien (83,33%) dan setelah kontak dengan pasien
sebesar (100%).

B. Saran
1. Diharapkan untuk petugas kesehatan yang ada di ruang Paviliun Wijayakusuma
untuk tetap melakukan sosialisasi kegiatan 5 moment cuci tangan kepada
pengunjung (sebelum dan setelah kontak dengan pasien) meskipun sudah tidak ada
mahasiswa praktek.
2. Cuci tangan untuk pengunjung harus selalu dilakukan pada setiap pagi di ingatkan
pada saat operan jaga.

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC: 220-234.

Brantas.2009.Dasar-dasar Manajemen.Bandung: Penerbit Alfabeta

Marr, H. danGiebing, H. 2001.PenjaminKualitasdalamKeperawatan.Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai