Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMOROID

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah
Oleh :

Puguh Dadi Dwi Pantara


1611040098

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016

I. Pengertian
Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi
namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Literatur lain
menyebutkan bahwa hemorrhoid adalah varices vena eksternal dan / atau internal dari kanal anus
yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena-vena anorektal.
Haemoroid (Ambeyen) adalah pelebaran vena di dalam fleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik. Hanya apabila haemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit,
diperlukan tindakan.
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat
oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan
pelebaran vena hemoroidalis
II. Klasifikasi
A. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh
mukosa diatas spingter ani.
Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :
1. Derajad I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi.
Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.
2. Derajad II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk
kembali secara spontan.
3. Derajad III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.
4. Derajad IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.
B. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna

akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor nyeri.

Kronik
Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari
jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

III. Etiologi
Faktor penyebab hemoroid adalah :
o Mengejan pada waktu defekasi
o Konstipasi menahun
o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah
o Herediter
o Pembesaran prostat
o Peningkatan tekanan intra abdomen
-

Kehamilan

Konstipasi

Berdiri dan duduk terlalu lama

o Fibroma uteri
o Tumor rectum
o Diare
o Kongesti pelvis
IV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid
a.Tanda
1).Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces yang keras. Darah
yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces. Walaupun berasal dari vena,
darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya Akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
2)Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada
hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
b.Gejala

1)
2)

Anemia

dapat

terjadi

karena

perdarahan

hemoroid

yang

berulang.

Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi spontan. Pada

tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu
keadaan
3)

dimana

tidak

dimasukkan.

Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang

mengalami
4)

dapat

prolap

menetap.

Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan

V. Pathways
Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma uteri,
pembesaran prostat, tumor rectum.

Kongesti vena
(gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis)

HEMOROID

Eksternal

Akut

Pembengkakan
sekitar anus
Nyeri/ gatal

Pre operasi

Cemas/ takut

Internal

Kronik

DRJ I

Terdapat lipatan
kulit anus
Nyeri

DRJ II

Intake serat adekuat

DRJ III

DRJ IV

Hemoroidektomi

Sembuh

Intra operasi

Perdarahan

Gangguan volume cairan

Post operasi

Luka insisi
Anastesi
Saraf perifer
terputus
Resti injuri

VI. Diagnosa keperawatan


-

akut berhubungan dengan agen


RisikoNyeri
perdarahan
injuri fisik

Defisit self care : mandi, berpakaian b. D


nyeri

Cemas b.d krisis situasional

Resiko konstipasi berhubungan dengan


obstruksi post pembedahan

Resiko infeksi dengan faktor resiko


tindakan invasif (pembedahan di daerah anal)

Kurang pengetahuan tentang pengobatan


dan perawatan b.d. kurangnya sumber informasi

1.

Dx. Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada hemoroidektomy)
NOC dan indikator
NIC dan aktifitas
Rasional

NOC: Kontrol nyeri, setelah


dilkukan perawatan selama 3x24
jam nyeri ps berkurang dg:
Indikator:
Menggunakan skala nyeri
untuk mengidentifikasi tingkat
nyeri

Ps menyatakan nyeri
berkurang

Ps mampu istirahan/tidur

Menggunakan tekhnik non


farmakologi

NIC: Manajement nyeri


Aktifitas:
1. Lakukan penilaian terhadap nyeri,
lokasi, karakteristik dan faktorfaktor yang dapat menambah
nyeri
2. Amati isyarat non verbal tentang
kegelisaan
3. Fasilitasi linkungan nyaman
4. Berikan obat anti sakit
5. Bantu pasien menemukan posisi
nyaman
6. Berikan massage di punggung
7. Tekan dada saat latihan batuk

1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

2.

Diagnosa keperawatan: deficite self care b.d nyeri


NOC dan indikator
NIC dan aktifitas

NOC: Perawatan diri : (mandi,

NIC: Membantu perawatan diri pasien

untuk
menentukan
intervensi yang sesuai dan
keefektifan dari therapi yang
diberikan
Membantu
dalam
mengidentifikasi
derajat
ketidaknyamnan
Meningkatkan kenyamanan
Mengurangi nyeri
dan
memungkinkan pasien untuk
mobilisasi tampa nyeri
Peninggin
lengan
menyebabkan pasie rileks
Meningkatkan relaksasi dan
membantu untuk menfokuskan
perhatian
shg
dapat
meningkatkan sumber coping
Memudahkan
partisipasi
pada aktifitas tampa timbul rasa
tidak nyaman

Rasional

berpakaian), setelah diberi


motivasi perawatan
selama 2x24 jam, ps
mampu melakukan mandi
dan berpakaian sendiri dg:
Indikator:

Tubuh bebas dari bau


dan menjaga keutuhan kulit

Aktifitas:
1.
Tempatkan alat-alat mandi
disamping TT ps
2.
Libatkan keluarga dan ps
3.
Berikan bantuan selama ps
masih
mampu
mengerjakan
sendiri

1.

Mempermudah jangkauan

2.
3.

Melatih kemandirian
Meningkatkan kepercayaan

NIC: ADL berpakaian


Aktifitas:
1.
Informasikan pd ps dlm
memilih
pakaian
selama
1.
perawatan
2.
Sediakan pakaian di tempat
yg mudah dijangkau
2.
3.
Bantu berpakaian yg sesuai
4.
Jaga privcy ps
5.
Berikan pakaian pribadi yg
digemari dan sesuai
3.

Memudahkan
intervensi
Melatih
kemandirian
Menghindari nyeri
bertambah

4.

Memberikan
kenyamanan

5.

NOC dan indikator


NOC: kontrol kecemasan dan
coping, setelah dilakukan
perawatan selama 2x24 jam
cemas ps hilang atau
berkurang dg:
Indikator:
Ps mampu:

Mengungkapkan
cara mengatasi cemas

Mampu
menggunakan coping

Dapat tidur

Mengungkapkan
tidak ada penyebab fisik
yang dapat menyebabkn
cemas

NIC dan aktifitas


NIC: Penurunan kecemasan
Aktifitas:
1.
Bina Hub. Saling
percaya
2.
Libatkan keluarga
3.
Jelaskan semua
Prosedur

Rasional

1.
2.
3.
4.

4.
5.

Hargai pengetahuan ps
tentang penyakitnya
Bantu ps untuk
mengefektifkan sumber
support

Memberikan
kepercayaan diri ps

5.
6.

6.

Berikan reinfocement
untuk menggunakan Sumber
Coping yang efektif
x. keperawatan: Cemas b.d status kesehatan

Mempermudah intervensi
Mengurangi kecemasan
Membantu ps dlam meningkatkan
pengetahuan tentang status kes dan
meningkatkan kontrol kecemasan
Merasa dihargai
Dukungan
akan
memberikan
keyakinan thdp peryataan harapan untuk
sembuh/masa depan
Penggunaan Strategi adaptasi secara
bertahap ( dari mekanisme pertahan,
coping, samapi strategi penguasaan)
membantu ps cepat mengadaptasi
kecemsan

4. Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan


NOC dan indikator

NIC dan aktifitas

Rasional

3.
D

NOC: Bowel elimination, setelah


NIC: Konstipation atau impaction
dilakukan perawatan selama
management
4x24 jam pasien tidak
Aktifitas:
mengalami konstipasi
Monitor tanda dan
Indikator:
gejala
konstipasi
Pasien mampu:
Monitor pergerakan
*B.A.B lembek
usus,
frekuensi,
konsistensi
*Ps menyatakan B.A.B lembek
Anjurkan pada pasien
dan mampu mengontrol B.A.B untuk makan buah-buahan dan serat
*Mempertahankan pola eliminasi
tinggi
usus tanpa ilius
Mobilisasi bertahab
evaluasi intake
makanan dan minuman
Kolaborasi medis
5.

Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan invasif (pembedahan di daerah anal)
NOC dan indikator

NOC:
Kontrol infeksi dan kontrol resiko,
setelah diberikan perawatan selama
3x24 jam tidak terjadi infeksi
sekunder dg:
Indikator:

Bebas dari tanda-tanda


infeksi

Angka leukosit normal

Ps mengatakan tahu
tentang tanda-tanda dan gejala
infeksi

NIC dan aktifitas


NIC: Perawatan luka (incision site care)
Aktifitas:
1.
Amati luka dari tanda2 infeksi (flebitis)
2.
Lakukan perawatan area insersi dengan
tehnik aseptic dan gunakan kassa steril untuk
merawat dan menutup luka
3.
Anjurkan pada ps untuk melaporkan
dan mengenali tanda-tanda infeksi
4.
Kelola th/ sesuai program
NIC: proteksi infeksi:
a.
monitor tanda dan gejala
infeksi
b.
Pantau hasil laboratorium
c.
Amati faktor-faktor yang bisa
meningkatkan infeksi
d.
monitor VS
NIC: Kontrol infeksi
Aktifitas:
1.
Batasi pengunjung
2.
Cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat ps
3.
Tingkatkan masukan gizi yang cukup
4.
Anjurkan istirahat cukup
5.
Pastikan penanganan aseptic daerah IV
6.
Berikan PEN-KES tentang risk infeksi

Rasional
Daerah ini merupakan port de
entry kuman
1.
2.

Penanda proses infeksi


Menghindari infeksi

3.
4.

Mencegah infeksi
Mempercepat
penyembuhan

1.

Mencegah
infeksi
sekunder
Mencegah INOS
Meningkatkan
daya
tahan tubuh
Membantu relaksasi dan
membantu proteksi infeksi
Mencegah tjdnya infeksi
Meningkatkan
pengetahuan ps

2.
3.
4.
5.
6.

6.

Mempermudah dalam
intervensi
Menentukan gerakan
peristaltik usus sudah
berfungsi dengan
baik/belum

Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan b.d kurang paparan informasi

NOC: Pengetahuan tentang


pengobatan dan perawatan , setelah
diberikan penjelasan selama 2 x pasien
mengerti proses pengobatan dan
perawatan yg diberikan dg:
Indikator:
Pasien mampu:

Menjelaskan kembali tentang


penyakit,

Mengenal kebutuhan
perawatan dan pengobatan tanpa
cemas

NIC: Pengetahuan penyakit


Aktifitas:
1.
Kaji pengetahuan klien tentang
penyakitnya
2.
Jelaskan tentang program pengobatan
dan alternatif pengobantan
3.
Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin digunakan untuk mencegah
komplikasi
4.
Diskusikan tentang terapi dan
pilihannya
5.
Eksplorasi kemungkinan sumber yang
bisa digunakan/ mendukung
6.
instruksikan kapan harus ke pelayanan
7.
Tanyakan kembali pengetahuan klien
tentang penyakit, prosedur perawatan dan
pengobatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mempermuda
h dalam memberikan
penjelasan pada klien
Mempermuda
h intervensi
Mencegah
keparahan penyakit
Memberi
gambaran tentang pilihan
terapi yang bisa digunakan
.
Mereviw

DAFTAR PUSTAKA
Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC
Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah
Bruner & Suddarth
Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Alimul, H. A. A. 2007. Riset keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Ariyoni, D. 2011. Asuhan keperawatan hemoroid. Dikutip tanggal 15 Juni 2011 dari website
http://desiariyoni.wordpress.com/2011/03/23/.
Basuki, Ngudi. 2007. Pengaruh teknik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri
pada pasien fraktur ekstremitas bawah. Dikutip tanggal 15 juni 2011 dari
website
http:/www.poltekes-soeproen.ac.id/?
prm=artikel&yar=detail&id=27.

Anda mungkin juga menyukai