(Makalah ini disusun untuk memnuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa dan
Psikososial)
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah
“Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikososial : “Asuhan Keperawatan Jiwa Klien
HIV AIDS” ini dalam waktu yang telah ditentukan.
Dengan adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam
pembelajaran kita dan bisa menyelesaikan masalah-masalah, yang khususnya
dalam ruang lingkup ilmu keperawatan. Disamping itu penulis menyadari bahwa
mungkin terdapat banyak kesalahan baik dari penulisan ataupun dalam
penyusunannya yang tidak penulis ketahui. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini
dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang masih
belum diungkapkan dalam membahas Keperawatan Kesehatan Jiwa dan
Psikososial: Asuhan Keperawatan Jiwa Klien HIV AIDS.
Penulis Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
2) Melalui donor darah. Orang yang menerima donor darah dari penderita
HIV/AIDS, maka dia otomatis akan tertular penyakit itu
3) Melakukan hubungan sex dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS
4) Bayi yang lahir dari ibu penderita HIV/AIDS otomatis akan mengidap
penyakit tersebut Acquired Immunodeficiency Syndrome
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan
gejala Minor (tidak umum terjadi):
A. Gejala Mayor :
1) Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
B. Gejala Minor :
1) Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2) Dermantitis generalisata
3) Adanya Harpes zostermultisegmental dan harpes zoster berulang
4) Kandidias orofaringeal
6) Limfadenopati generalisata
2.4 Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS
A. Tahap 1 : Periode Jendela
1. HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap
HIV dalam darah
2. Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
3. Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
4. Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6
bulan
2. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa
sehat
3. Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah
terbentuk antibody terhadap HIV
4. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan
tubuhnya (rata- rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
C. Tahap 3 : HIV Positif (Muncul Gejala)
1. Sistem kekebalan tubuh semakin turun
2. Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan
kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
3. Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya
tahan tubuhnya
D. Tahap 4 : AIDS
A. Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang
bisa menyerang paru-paru dan bagian tubuh lainnya. Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) lebih lemah terhadap adanya bakteri apapun dari luar
termasuk bakteri tuberculosis (TBC).
B. Sitomegalovirus
Herpes yang ditularkan melalui cairan tubuh. Jika kekebalan tubuh melemah
virus muncul kembali dan menyebabkan kerusakan pada mata, saluran
pencernaan, paru-paru, atau organ tubuh lainnya.
C. Kandidiasis
Infeksi yang berhubungan dengan HIV menyebabkan radang dan lapisan putih
tebal diselaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, dan vagina.
D. Meningitis kriptokokal
Pembengkakan selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang. Meningitis kriptokokal adalah infeksi sistem saraf pusat yang umum
yang terkait dengan HIV dan disebabkan oleh jamur.
E. Toksoplasmosis
Infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit Toxoplasma gondii (T.
gondii). Gejala yang muncul pada penderita gangguan sistem kekebalan
tubuh, gejala yang muncul adalah sakit kepala, kebingungan, kurangnya
koordinasi tubuh, kejang, kesulitan bernapas, dan gangguan penglihatan.
F. Kriptosporidiosis
Infeksi yang disebabkan oleh parasit usus yang biasa ditemukan pada hewan.
Kriptoporidiosis bisa masuk kedalam tubuh seseorang ketika menelan
makanan yang terkontaminasi. Parasit tumbuh di usus dan saluran empedu
yang dapat menyebabkan diare kronis yang parah pada pasien dengan AIDS.
G. Kanker
Kanker Sarcoma Kaposi adalah kanker yang menyebabkan lesi pada jaringan
lunak. Lesi tumbuh di kulit, kelenjar getah bening, organ internal, dan selaput
lendir yang melapisi mulut, hidung, dan tenggorokan. Ini sering memengaruhi
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti HIV/AIDS. Selain
itu, limfoma adalah kanker yang berasal dari sel darah putih dan biasanya
pertama kali muncul dikelenjar getah bening. Tanda yang awal yang paling
umum adalah pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak menyakitkan di
leher, ketiak, atau pangkal paha.
H. Komplikasi neurologis
AIDS tampak tidak menginfeksi sel-sel saraf, hal itu dapat menyebabkan
gejala neurologis seperti kebingungan, dimensia, depresi, kegelisahan, dan
kesulitan berjalan. Komplikasi neurologis yang umum adalah kompleks
dimensia. AIDS yang menyebabkan perubahan perilaku dan berkurangnya
fungsi mental.
I. Penyakit ginjal
HIV terkait nefropati adalah radang filter kecil di ginjal yang menghilangkan
kelebihan cairan dan limbah dari aliran darah serta meneruskannya ke urin.
Akibat predisposisi genetik, risiko pengembangan HIV/AIDS jauh lebih tinggi
pada orang dengan kulit hitam.
2.6 Cara Pencegahan HIV/AIDS
Pencegahan HIV/AIDS (Keller Dwiyanti, 2019) :
A. Hindari perilaku berisiko seperti melakukan hubungan seksual yang
berisiko atau menggunakan narkoba jarum suntik.
B. Bila sudah melakukan perilaku berisiko tersebut, segera lakukan tes HIV.
C. Bila tes HIV negatif, lakukan perilaku aman untuk mencegah tertular HIV.
2. Kemarahan (anger)
4. Depresi
a. Identitas Klien
1) Pola Nutrisi
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS mengalami
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri
menelan, dan juga pasien akan mengalami
penurunan BB yang cukup drastis dalam waktu
singkat (terkadang lebih dari 10% BB).
2) Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer, disertai mucus
berdarah.
3) Pola Istirahat dan tidur
4) Biasanya pasien dengan HIV/AIDS pola istirahat dan tidur
mengalami gangguan karena adanya gejala seperi demam dan
keringat pada malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung
oleh perasaan cemas dan depresi pasien terhadap penyakitnya.
5) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada pasien HIV/AIDS aktivitas dan latihan mengalami
perubahan. Ada beberapa orang tidak dapat melakukan aktifitasnya
seperti bekerja. Hal ini disebabkan mereka yang menarik diri dari
lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, karena depresi
terkait penyakitnya ataupun karena kondisi tubuh yang lemah.
6) Pola presepsi dan konsep diri
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan marah, cemas,
depresi, dan stres.
7) Pola sensori kognitif
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan pengecapan,
dan gangguan penglihatan. Pasien juga biasanya mengalami
penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan dalam
respon verbal. Gangguan kognitif lain yang terganggu yaitu bisa
mengalami halusinasi.
2. Pemeriksaan Fisik
Intervensi Keperawatan :
Observasi :
Edukasi :
1) Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep diri pasien
2) Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
Tabel 2.1
1) Verbalisasi 2) Tentukan
terhadap situasi
penerimaan perubahan fisik
saat ini (sebutkan)
diri saat ini apakah
2) Penerimaan berkontribusi
Batasan
terhadap pada cita diri
Karakteristik :
keterbatasan pasien
1) Evaluasi diri
diri 3) Bantu pasien
bahwa individu
3) Mempertaha untuk
tidak mampu
mendiskusika
menghadapi nkan posisi n perubahan -
peristiwa tegak perubahan
2) Evaluasi diri 4) Mempertaha (bagian tubuh)
bahwa nkan kontak disebabkan
individu tidak mata adanya
mampu 5) Komunikasi penyakit
menghadapi terbuka dengan cara
situasi yang tepat
3) Perilaku 4) Monitor
bimbang frekuensi dari
4) Perilaku tidak pernyataan
asertif mengkritisi
5) Secara verbal diri
melaporkan 5) Monitor
tentang pernyataan
situasional yang
saat ini mengidentifi
terhadap harga kasi citra
diri tubuh
6) Ekspresi mengenai
ketidakberdaya ukuran dan
an berat badan
7) Ekspresi
ketidak Peningkatan koping :
bergunaan
8) Verbalisas 1) Gunakan
i pendekatan
n diri dan
memberikan
Faktor jaminan
Berhubungan : 2) Berikan suasana
1) Perilaku tidak penerimaan
nilai informasi
2) Perubahan aktual
perkembangan mengenai
3) Gangguan diagnosis,
4) Kegagalan dan
5) Gangguan prognosis
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup
dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acguired Immuno– Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala
menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus
HIV pada awalpermulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang
khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung
daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum
maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab
penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.
3.2 SARAN
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun bahasanya. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa yang akan datang sehingga penyajian materi yang kami berikan bisa
menjadii lebih baik dan berguna oleh para pembaca serta menambah wawasan
kita mengenai konsep dan asuhan keperawatan jiwa klien HIV AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo aru, dkk 2017. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 1, 2, 3,
edisi keempat. Jakarta: Internal Publishing